TENTANG
PENETAPAN SISTEM PENGELOLAAN RUJUKAN
PADA UPTD PUSKESMAS MEPANGA
Menimbang:a. Bahwa dalam rangka pemantapan kinerja pada kegiatan/ program lingkup UPTD
Puskesmas Mepanga, Dinas Kesehatan Kabupaten Parigi Moutong
b. Bahwa untuk peningkatan pelayanan di tingkat puskesmas perlu adanya penetapan syistem
Pengeloaan Rujukan pada Puskesmas Mepanga
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b perlu
ditetapkan dengan keputusan Kepala UPTD Puskesmas Mepanga;
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal 02 Januari 2016 dan apabila terjadi
kekeliruan didalamnya maka akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya
KEPALA UPTD
PUSKESMAS MEPANGA
Made Parnita,A.Md.Kep
Nip : 19691113 199102 1 001
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
NOMOR :................................
TENTANG : SISTEM PELAYANAN RUJUKAN
A. Prosedur Klinis:
• Melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang medik untuk menentukan
diagnosis utama dan diagnosis banding.
Memberikan tindakan stabilisasi sesuai kasus berdasarkan Standar Prosedur Operasional (SPO).
• Memutuskan unit pelayanan tujuan rujukan dan memastikan bahwa unit pelayanan tujuan dapat
menerima pasien
• Untuk pasien gawat darurat harus didampingi tenaga kesehatan yang kompeten dibidangnya dan
mengetahui kondisi pasien.
• Pasien (pada point 4) diantar dengan kendaraan ambulans dan diserah terimakan oleh petugas, agar
petugas dan kendaraan pengantar tetap menunggu sampai pasien di IGD mendapat kepastian pelayanan,
apakah akan dirujuk atau ditangani di fasilitas pelayanan kesehatan setempat.
• Rujukan kasus yang memerlukan standart kompetensi tertentu (sub spesialis) Pemberi Pelayanan
Kesehatan tingkat I (Puskesmas,Dokter Praktek, Bidan Praktek, Klinik) dapat merujuk langsung ke
rumah
sakit rujukan yang memiliki kompetensi tersebut
B. Prosedur Administratif:
• Membuat surat rujukan pasien rangkap 3, lembar pertama dikirim ke tempat rujukan bersama pasien
yang bersangkutan. Lembar kedua untuk surat rujukan balik ke puskesmas, dan yang ke 3 untuk arsip
pasien.
• Menghubungi rumah sakit yang akan dituju dengan menggunakan sarana komunikasi dan menjelaskan
kondisi pasien.
Pengiriman dan penyerahan pasien disertai surat rujukan ke tempat rujukan yang dituju.
• Memperhatikan anjuran tindakan yang disampaikan oleh Rumah Sakit yang terakhir merawat pasien
tersebut.
• Melakukan tindak lanjut atau perawatan kesehatan masyarakat dan memantau kondisi klinis pasien
sampai sembuh.
2. Prosedur Administratif:
Meneliti isi surat balasan rujukan dan mencatat informasi tersebut di buku register pasien rujukan,
kemudian menyimpannya pada rekam medis pasien yang bersangkutan dan memberi tanda tanggal / jam
telah ditindaklanjuti.
3. Prosedur Pengelolaan pasien di ambulans
• Pasien yang dirujuk didampingi oleh petugas kesehatan yang mampu mengawasi dan antisipasi
kegawatdaruratan.
• Di dalam ambulan tersedia sarana prasarana life saving ( sesuai kondisi pasien ).
• Adanya komunikasi antar petugas yang ada di ambulan dengan rumah sakit perujuk.
• Perkembangan dan tindakan yang diberikan terhadap pasien di dalam ambulance dicatat dalam catatan
perkembangan pasien/surat rujukan
b. BalasanRujukan
Informasi balasan rujukan dibuat oleh dokter yang telah merawat pasien rujukan tulisan balasan
rujukan harus jelas dan dapat dibaca oleh petugas kesehatan di Puskesmas. Surat balasan rujukan
yang dikirimkan kepada pengirim pasien rujukan, memuat : nomor surat, tanggal, status jaminan
kesehatan yang dimiliki, tujuan rujukan penerima, nama dan identitas pasien, hasil diagnosa setelah
dirawat, kondisi pasien saat keluar dari perawatan dan tindak lanjut yang diperlukan. (format surat
balasan rujukan terlampir).
c. RujukanSpesimen
Informasi rujukan spesimen dibuat oleh pihak pengirim dengan mengisi surat rujukan spesimen, yang
berisikan antara lain : nomor surat, tanggal, status jaminan kesehatan yang dimiliki, tujuan rujukan
penerima, jenis/bahan/asal spesimen, nomor spesimen yang dikirim, tanggal pengambilan spesimen,
jenis pemeriksaan yang diminta, nama dan identitas pasien, serta diagnosis klinis. (Lihat format R/2,
Surat Rujukan Spesimen). Informasi balasan hasil pemeriksaan bahan / spesimen yang dirujuk dibuat
oleh pihak laboratorium penerima dan segera disampaikan pada pihak pengirim dengan menggunakan
format yang berlaku di laboratorium yang bersangkutan.
Rujukan pada kasus KIA sangatlah sensitif karena menyangkut dua nyawa, dimana pasien datang berdua dan haruslah kembali m
ANC baik bidan maupun dokter umum di puskesmas harus memberikan edukasi apakah ibu termasuk dalam kategori beresiko s
Hiperemesis Gravidarum
OPre-eklamsi
O Sesak
ODemam Tinggi
O dll
• Pertumbuhan janin terhambat (PJT) : tinggi fundus tidak sesuai usia kehamilan
O Gemelli
Apabila terdapat ibu hamil dengan kasus tersebut maka wajib bagi puskesmas untuk mengedukasi ibu agar
melakukan persalinan di Rumah Sakit PONEK terdekat dari lokasi tinggal, tidak di puskesmas, hal ini perlu
dilakukan agar penanganan kegawatan dapat segera diberikan.
O Abortus imminen
O Mola hidatidosa
O Kehamilan Ektopik
O Abortus kompletus
O Abrupsio Plasenta
O Atonia Uteri
O Retensi Plasenta
O Fetal Distress
O Distosia Bahu
O Presentasi Majemuk
O
Sesak ( Asma Serangan )
O Krisis Tiroid
Pada kasus-kasus gawat darurat tersebut puskesmas atau bidan dapat segera merujuk ke Rumah Sakit
• Jaminan kesehatan yang dapat digunakan, apabila RS PONEK tujuan bekerja sama dengan BPJS maka
lebih baik
7. Prosedur administratif Rujukan KIA pada ibu dengan kondisi Gawat Darurat
Puskesmas/bidan menerima ibu hamil yang akan bersalin
• Apabila ternyata ada penyulit pada persalinan, maka bidan/dokter penolong pertama harus
memutuskan secara cepat dan tepat untuk melakukan rujukan setelah dilakukan stabilisasi
• Pasien / ibu bersalin yang telah didiagnosis memiliki komplikasi pada persalinan segera dipersiapkan
untuk dirujuk ke rumah sakit PONEK
Pasien yang termasuk dalam kategori ini adalah pasien dengan kondisi sakit menetap sehingga
dikhawatirkan mobilisasi terlalu banyak dapat memperburuk kondisinya tersebut. Contoh kondisi pasien
yang masuk didalam kategori ini adalah
• Pasien dengan penyakit kanker yang memerlukan kemoterapi rutin
9. Prosedur Administratif:
• Mencatat di buku register hasil pemeriksaan untuk arsip sebagai pasien dengan kondisi tetap
• Untuk spesimen, perlu dikemas sesuai dengan kondisi bahan yang akan dikirim dengan
memperhatikan aspek sterilitas, kontaminasi penularan penyakit, keselamatan pasien dan orang lain
serta kelayakan untuk jenis pemeriksaan yang diinginkan.
• Memastikan bahwa pasien/spesimen yang dikirim tersebut sudah sesuai dengan kondisi yang
diinginkan dan identitas yang jelas (dilengkapi jam pengambilan).
• Mengisi format dan surat rujukan spesimen/penunjang diagnostik lainnya secara cermat dan jelas
termasuk nomor surat dan jaminan kesehatan baik pemerintah maupun swasta, informasi jenis
spesimen/penunjang diagnostik lainnya pemeriksaan yang diinginkan, identitas pasien dan
diagnosa sementara serta identitas pengirim.
• Mencacat informasi yang diperlukan di buku register yang telah ditentukan masing-masing
intansinya.
• Mengirim surat rujukan spesimen/penunjang diagnostik lainya ke alamat tujuan dan lembar kedua
disimpan sebagai arsip.
• Prosedur Klinis
O Memastikan bahwa spesimen yang diterima tersebut layak untuk diperiksa sesuai dengan
permintaan yang diinginkan.
O Mengerjakan pemeriksaan laboratoris atau patologis dan penunjang diagnostik lainnya dengan
mutu standar dan sesuai dengan jenis dan cara pemeriksaan yang diminta oleh pengirim.
Prosedur Administratif
O Meneliti isi surat rujukan spesimen dan penunjang diagnostik lainnya yang diterima secara
cermat dan jelas termasuk nomor surat dan jaminan kesehatan baik pemerintah maupun swasta, informasi pemeriksaa
Oapabila specimen yang diterima tidak layak, maka spesimen tersebut dikembalikan.
Mencacat informasi yang diperlukan di buku register / arsip yang telah ditentukan masing-
O
masing instansinya.
OMengirimkan hasil pemeriksaan tersebut secara tertulis dengan format standar masing-masing
sarana kepada pimpinan institusi pengirim.