Anda di halaman 1dari 4

SIMULASI Penulisan Berita Langsung Berformat Piramida Terbalik Di bawah ini ada dua bahan untuk latihan menulis

berita straight news, dengan format piramida terbalik (inverted pyramid). LATIHAN 1: Anda adalah mahasiswa yang juga wartawan sebuah harian di Kota Kendari. Suatu pagi, ketika menuju kampus Unhalu, Anda mengalami suatu peristiwa, yang kemudian Anda tuliskan sebagai sebuah berita (straight news). Kejadiannya sebagai berikut: Rabu pagi, 12 Desember 2012, cuaca agak mendung. Ketika naik mikrolet atau pete-pete (angkutan kota) dari Wuawua menuju kampus Unhalu di Anduonohu, Pete-pete Anda terhambat kemacetan parah di sekitar Pasar Baru. Karena penasaran, Anda turun dan berjalan ke depan untuk melihat penyebab kemacetan itu. Ternyata penyebabnya adalah sebuah kecelakaan, atau tepatnya insiden tabrak lari. Seorang gadis cantik, tampaknya mahasiswi, tergeletak di jalan bersimbah darah. Kepalanya tampak memar dan berdarah. Tas dan buku-bukunya bertebaran di jalan. Gadis berambut panjang sebahu itu mengenakan jeans biru dan T-shirt warna merah, bertulisan Turunkan SBY! Ganyang Rezim Neoliberal! Mungkin, gadis ini seorang aktivis mahasiswa yang agak radikal, pikir Anda. Orang berkerumun di sekitar korban, tetapi mereka tampak gugup. Tidak ada polisi di sekitar situ. Anda pun berinisiatif menolong. Anda pegang pergelangan tangan korban. Ternyata masih berdenyut. Anda setop sebuah taksi AGUNG, dan minta tolong warga yang berkerumun, untuk membantu menaikkan tubuh gadis itu di jok belakang. Anda minta sopir segera ngebut ke rumah sakit terdekat. Seorang mahasiswa, tampaknya teman gadis itu, ikut menemani Anda. Belakangan Anda tahu, mahasiswa itu bernama Aswin, sedangkan si korban bernama Nita. Keduanya mahasiswa FISIP, yang mengambil program studi Jurnalistik, angkatan 2009. Kami baru mau pergi untuk makan bakso di warung sebelah. Mendadak ada motor yang melaju cepat, dan menyerempet tubuh Nita. Wajah pengendaranya tidak jelas karena tertutup helm, tetapi dia memakai jaket kulit warna coklat berlogo Harley-Davidson, tutur Aswin. Karena kejadiannya cepat, saya juga nggak sempat mencatat plat nomor motornya.. Sesampai di RS Bahteramas, yang terletak di Lepolepo, korban segera dirawat. Dokter Andreas yang menangani korban mengatakan, korban masih mengalami trauma dan harus dirawat di RS. Meski cukup banyak kehilangan darah, lukanya tidak parah dan sekarang sudah mulai sadar. Dia akan sembuh. Tetapi, kami masih harus memeriksa lebih lanjut, karena mungkin ada komplikasi lain yang belum terpantau, ujar Andreas. Anda ingin mewawancarai Nita, tetapi dokter belum mengizinkan dengan alasan kondisi Nita masih butuh istirahat dan ketenangan. Anda minta Aswin segera menelepon orangtua Nita dan polisi. Orangtua Nita, Laode Darwis, yang ternyata anggota DPRD Provinsi Sultra dari PDI Perjuangan, menyatakan kaget karena Nita adalah putri satu-satunya dan sangat disayang. Nita punya dua kakak laki-laki yang kini kuliah di Universitas Sulawesi Tenggara dan STAIN Kendari. Belakangan datang petugas dari Polresta Kendari, Komisaris Polisi (Kompol) Martono, SH. Kami akan menyelidiki siapa pelaku tabrak lari itu, kata Kompol Martono. Karena sudah ditangani polisi, Anda merasa tenang dan langsung ke kantor untuk menulis berita.

Tugas Anda: Tulislah sebuah berita dengan format piramida terbalik, berdasarkan data, informasi, dan kejadian (hasil observasi) yang Anda alami tersebut! Jangan lupa beri judul dan lead yang kuat/menarik! Gunakan sebanyak mungkin informasi yang tersedia.

Selamat bekerja! NOTES: Semua nama dan peristiwa dalam soal latihan ini adalah fiktif, hasil karangan saya belaka, meski dibuat sangat mirip asli. Jadi, mohon maaf, jika ada yang tersinggung karena merasa ada kemiripan dengan tokoh atau peristiwa nyata.

LATIHAN 2: Latar Belakang: Windy Sawitri (22 tahun), mahasiswi Jurusan Manajemen Universitas Haluoleo. Anak tunggal, tinggal bersama ibunya di Perumahan Kendari Permai, Anduonohu. Ibunya, Ny. Marlia Hadi, punya bisnis jasaboga. Meski bisnis itu tidak terlalu besar, cukup untuk membiayai ibu dan anak. Ny. Marlia bercerai dari suaminya ketika Windy baru berusia 6 tahun, sehingga Windy seperti kehilangan figur ayah. Ayah Windy menikah dengan perempuan lain yang lebih muda, dan sejak saat itu putus kontak dengan Windy dan ibunya. Menurut teman-temannya, Windy termasuk gadis manis, tetapi agak tertutup. Di kampus FE Unhalu, dia juga tidak terlalu aktif dalam kegiatan mahasiswa. Herman Sapardi (40 tahun), dosen Windy dan mengajar mata kuliah Manajemen SDM di FE Unhalu. Sudah menikah selama enam tahun, tapi tak punya anak. Istrinya, Rina, bekerja sebagai akuntan di perusahaan asuransi. Menurut sejumlah mahasiswa, cara mengajarnya serius dan bergaya kebapakan. Suka memberi nasehat pada mahasiswa untuk segala hal. Windy sering berkonsultasi tentang berbagai hal padanya di luar jam mengajar.

Kronologi peristiwa: 12 Des 2012: Windy pamit pada ibunya, Ny. Marlia Hadi, dengan alasan belajar di rumah teman. Mungkin akan pulang agak malam. 13 Des 2012: Windy belum juga pulang. Ibunya mulai cemas. Ia mencoba menghubungi lewat HP, tetapi HP Windy tak aktif. Ibunya bertanya ke teman-teman Windy yang ia kenal, tetapi semua tak tahu keberadaan Windy. 14 Des 2012: Ny. Marlia melapor ke polisi tentang hilangnya anaknya. Ia juga menelepon temanteman Windy, minta dibantu mencari. Tetapi sejak saat itu Windy seperti hilang ditelan bumi. 17 Des 2012: Seorang gelandangan yang sedang mengorek sampah di sebuah kebun terpencil di daerah Puwatu, menemukan sesosok mayat perempuan. Ciri-ciri mayat itu mirip Windy. Pakaian yang dikenakan juga sama. Tetapi dompet dan barang berharga lain tidak ditemukan. Polisi dipanggil, mayat dievakuasi ke RS Bhayangkara Kendari, untuk diidentifikasi dan diperiksa sebab kematiannya. Kematian diduga akibat pukulan benda tumpul di tengkuk dan kepala. Ada bekas darah dan luka menganga di kepala. 18 Des 2012: Ny. Marlia datang ke RS untuk melihat mayat yang ditemukan itu dan meyakini, itu jenazah Windy. Polisi menyelidiki dan segera menangkap Herman, karena diduga terlibat kasus tewasnya Windy. 19 Des 2010: Jenazah Windy dimakamkan di TPU Ponggolaka, diiringi isak tangis ibunda dan temantemannya. Banyak dosen FE Unhalu dan wartawan menghadiri pemakaman itu. Pernyataan hasil wawancara: Ny. Marlia Hadi, ibunda Windy: Windy tidak pernah cerita apakah dia punya pacar atau tidak. Setahu saya sih dia belum pernah pacaran sejak jadi mahasiswa. Soal hubungan dengan dosennya, ia juga tak penah cerita. Tetapi Windy itu anak baik dan tidak macam-macam. Saya tidak percaya, jika ada yang bilang dia punya affair dengan dosen dan hal-hal buruk semacam itu. Itu berita ngawur! Diana Dewanti, teman kuliah dan sahabat Windy: Tampaknya Windy punya hubungan khusus dengan Pak Herman, malah Windy pernah bilang ia jatuh cinta. Kupikir, itu karena Windy haus akan kasih sayang dari seorang ayah, yang tak ia dapatkan sejak kecil. Saya khawatir, hubungan Windy dan Pak Herman sudah terlalu jauh, dan ini di luar sepengetahuan istri Pak Herman. La Ode Togu, SE, MM., staf Humas FE Unhalu: Penangkapan terhadap Pak HS tidak membuat proses belajar-mengajar di mata kuliah yang beliau ajar terganggu, karena kami segera mencarikan dosen pengganti sementara. Tolong media menghormati asas praduga tak bersalah, karena Pak HS baru berstatus tersangka, belum diadili dan belum divonis bersalah. Pihak FE Unhalu menghormati proses hukum, jadi kami belum melakukan apa-apa sampai kasus ini terungkap jelas.

Komisaris Polisi (Kompol) Ahmad Sudirwan, Kasat Reskrim Polresta Kendari: Windy tewas akibat pukulan benda tumpul. Kami menangkap seorang tersangka berinisial HS, dosen di sebuah PTN. Ada saksi mata yang melihat HS berdua bersama korban pada tanggal 2 Desember, tanggal terakhir dia masih terlihat hidup. Tetapi kami masih memeriksa dan belum bisa

memastikan motif pembunuhan itu. Apakah itu pembunuhan terencana atau akibat aksi spontan, juga belum diketahui. Tolong wartawan jangan berspekulasi. Dokter Bambang Ekalaya, staf RS Bhayangkara: Atas permintaan polisi, kami memang memeriksa, apakah ada indikasi serangan bersifat seksual terhadap korban. Tetapi tidak etis bagi kami untuk membeberkan ke media tentang hasil pemeriksaan itu tanpa seizin pihak keluarga. Silahkan tanya ke polisi atau ke keluarga. Dadang, gelandangan yang sering beroperasi di wilayah Puwatu: Saya hari Sabtu itu sedang mengorek sampah, terus mencium bau busuk di kebun. Ternyata sumbernya dari gundukan tanah yang sepertinya belum terlalu lama ditimbun. Iseng-iseng saya korek, ternyata menyembul ujung jari mayat. Saya takut dan langsung lapor polisi. Saya tidak mau kena urusan... Rina, istri Herman Sapardi: Saya tidak mau diwawancarai. Semua media terlalu memojokkan suami saya. Saya yakin, suami saya tidak bersalah! Tugas Anda: Tulislah sebuah berita dengan format piramida terbalik, berdasarkan latar belakang, informasi, kronologi dan hasil wawancara tersebut! Jangan lupa beri judul dan lead yang kuat/menarik! Gunakan sebanyak mungkin informasi yang tersedia. Selamat bekerja! NOTES: Semua nama dan peristiwa dalam soal latihan ini adalah fiktif, hasil karangan saya belaka, meski dibuat sangat mirip asli. Jadi, mohon maaf, jika ada yang tersinggung karena merasa ada kemiripan dengan tokoh atau peristiwa nyata.

Anda mungkin juga menyukai