Nomer : 05
Analisis Novel
I. Identitas Buku
Pengarang : Mira W.
Sejak kecil Maria diarahkan ayahnya, Pak Han-do-yo, untuk menjadi biarawati
dan dididik di ru-mah. Baru pada usianya yang menjelang 16 ta-hun, ia dibawa ke
sekolah khusus putri yang di-asuh biarawati. Pada mulanya Maria yang po-los dan
canggung sulit menyesuaikan diri de-ngan teman-teman sekelasnya yang no-ta-be-ne
remaja gaul metropolitan. Mereka suka meng-usili Maria sampai guru pun turun
ta-ngan. Lama-lama tumbuh simpati mereka pa-da Maria. Apalagi Maria tenyata
berbakat da-lam bermain voli dan menjadi bintang la-pang-an dalam pertandingan
melawan sekolah lain. Da-lam pertandingan tersebut, Maria bertemu de-ngan Guntur.
Guntur pemuda kaya namun be-randal yang terkenal suka mempermainkan
pe-rempuan. Pada mulanya Guntur mendekati Ma-ria hanya karena penasaran akan
sifatnya yang unik. Namun lama-lama Guntur pun ber-sim-pati pada Maria apalagi
karena gadis itu sa-ngat dikekang oleh ayahnya. Bersama te-man-teman sekelas Maria,
Guntur ingin me-na-rik gadis itu ke dalam pergaulan mereka. Saat Ma-ria ulang tahun,
teman-teman sekelasnya mem-beri hadiah berupa pakaian dalam dan bi-kini pada gadis
itu. Mereka mengundang Ma-ria ke pesta, lalu Guntur yang meng-an-tar-jem-put dan
berdansa dengan gadis itu. Bah-kan sewaktu Maria dirawat di rumah sakit dan ham-pir
sembuh, Guntur bersekongkol de-ngan te-man-teman sekelas Maria untuk me-la-ri-kan
ga-dis itu agar bisa dibawa jalan-jalan ke-li-ling ko-ta sejenak. Pak Handoyo rupanya
tidak bi-sa me-nerima maksud baik teman-teman se-ke-las Ma-ria dan Guntur. Maria
kembali di-pi-ngit dan di-larang bersekolah. Maria pun kabur dan ting-gal sementara di
rumah temannya. Se-men-tara itu, Pak Handoyo menemukan foto Ma-ria saat sedang
berdansa dengan Guntur di pes-ta. Ia marah lalu mencari Guntur karena me-nyangka
pemuda itu yang melarikan pu-tri-nya. Di rumah Guntur, teman-teman pemuda itu juga
sedang berkumpul. Keributan antara Pak Handoyo dan Guntur memancing salah
se-o--rang teman Guntur untuk menembakkan pis-tol yang dibawanya. Peluru mengenai
Guntur dan akibatnya pemuda itu mengalami koma. Ma-ria yang kemudian mengetahui
peristiwa itu kemudian berjanji kepada Tuhan. Apabila Gun-tur dapat diselamatkan, ia
akan meng-ab-di-kan segenap hidupnya kepada-Nya. Be-be-ra-pa belas tahun
kemudian, Maria telah men-jadi bi-arawati dan dipercaya untuk me-nge-lola se-bu-ah
rumah sakit di daerah ter-pen-cil. Di da-e-rah itu pula Guntur yang telah men-ja-di
in-si-nyur sedang bertugas.
Karena , dikisahkan seorang gadis yang polos. Ia didekati oleh seorang laki-laki ,lama
kelamaan mereka aling jatuh cinta namun diakhir novel mereka tidak bisa bersama karena suatu
hal.
B. Tokoh :
1. Tokoh Utama
b. Guntur : protagonis
e. Bu Harti : tritagonis
f. Bu Tari : tritagonis
g. Nurul : tritagonis
h. Tina : tritagonis
i. Endang : tritagonis
j. Rena : tritagonis
k. Rena : tritagonis
l. Luna : tritagonis
m. Johan : tritagonis
n. Dedi : tritagonis
o. Rusman : tritagonis
2. Tokoh Tambahan
a. Pak Zachrian
b. Suster Veronica
c. Pak Mathias
C. Penokohan
1. Maria Puspitasari
Dalam gambaran fisiknya, Maria sama seperti lainnya, tetapi penampilannya kuno,
sikapnya juga rikuh, tidak seperti kebanyakan anak perempuan lainnya. Hal itu terlihat jelas
Penampilannya teramat sederhana. Wajahnya tidak jelek. Tapi menampilkan kesan duka.
Tertekan. Depresi.
Matanya yang redup dan selalu bersorot resah, dibingkai kacamata yang minta ampun
kunonya. Sama purbanya dengan sepatu kets putih yang dipakainya. Sementara rambutnya
Sikapnya rikuh. Serba salah. Seolah-olah dia takut menggaruk hidungnya saja sudah
melanggar hukum. Dia melangkah seperti dayang di belakang ayahnya. Langkahnya tertatih-
tatih. Kepalanya tertunduk seperti mencari kutu di lantai. Dan semua gerakannya serbagugup.
Dalam hal perasaan, Maria mengalami apa yang namanya memikirkan lawan jenis. Ia
memikirkan Guntur, seorang anak laki-laki yang memegang kakinya waktu ia selesai
bertanding basket. Ia tidak bisa berhenti memikirkan Guntur, dan Guntur lah teman laki-laki
Ah, panas muka Maria membayangkannya. Inilah pertama kali ia membayangkan wajah
seorang laki-laki!
Dan kata Ayah itu dosa! Dia tidak boleh membayangkan wajah seorang laki-laki! Tidak boleh!
Tapi…. Mengapa wajah itu selalu muncul lagi di depan matanya? Senyumnya memang kurang
ajar. Tapi menarik. Matanya memang lancang. Tapi memikat. Lain dari yang lain. Diam-diam
Selain itu, dalam gambaran psikologi, Maria adalah seorang anak perempuan yang taat
pada agamanya, tidak pernah ia melakukan kesalahan yang tidak ia ikuti dengan memohon
ampunan tuhannya. Setiap kali ia merasa berbuat dosa atau sesuatu yang selama ini tidak pernah
ia lakukan maka ia akan langsung meminta ampun pada tuhannya. Hal lihat ini terlihat dalam
paparan berikut:
Dan tiba-tiba Maria merasa berdosa. Dia telah meraba-raba dada dan pahanya sendiri!
Tak tertahankan lagi Maria melompat dari tempat tidurnya. Berlutut dan berdoa. Minta ampun
pada Tuhan.
2. Pak Handoyo
Adapun penggambaran Pak Handoyo adalah menurut pikiran tokoh lain, yaitu Maria.
Menurut Maria, ayahnya selalu menyuruhnya untuk mempersembahkan hidupnya pada tuhan.
Ia tidak boleh berbuat dosa apapun. Ayahnya demikian karena dulu ia adalah mantan pastor
Pak Handoyo juga menakutkan ketika ia marah. Bahkan ia tidak segan-segan bermain
tangan terhadap Maria. Ia memang tidak pernah bersikap manis. Memanjakan hanya aka
merusak jiwa anak. Itu prinsipnya. Hal ini tercermin dalam paparan paragraf berikut:
Maria terpaksa membuka matanya dengan ketakutan. Dia ngeri sekali melihat mata ayahnya
yang membelalak marah. Betapa panasnya sorot matanya. Sepanas itukah neraka?
“Kurang ajar!” Pak Handoyo menampar muka anaknya dengan sengit. “Baru setengah tahun
Pak Handoyo mengoyakkan bikini itu dengan geram. Menginjak-injaknya seolah-olah benda
3. Guntur
Guntur anak tunggal. Kedua orang tuanya sibuk bekerja. Ayahnya eksekutif puncak di
sebuah perusahaan sekuritas. Ibunya wanita karier yang kreatif dalam mengelola barang sisa
yang tampaknya tidak berharga. Perusahaanya bergerak dalam daur ulang sampah plastik.
Sandal jepit dan aksesoris buatannya sudah merambah pasar dunia ketiga. Guntur diberi semua
Tidak heran kalau dalam usia yang terbilang muda, dia sudah menjelajahi aneka ragam corak
pergaulan remaja. Selain itu Guntur adalah seorang atheis, seorang yang tidak percaya akan
tuhan.
Hal itu ia warisi dari kedua orang tuanya yang juga tidak percaya ada tuhan. Hal ini bias
Menurut pendapatnya, itu diturunkan dari ayahnya, Tuhan itu cuma tempat pelarian buat
orang-orang lemah dan bodoh. Orang pintar seperti ayahnya, tidak percaya Tuhan. Tidak
percaya ada hidup kedua. Tidak percaya ada surge dan neraka.
4. Suster Cecilia
Suster Cecilia adalah guru Maria. Dia adalah guru yang sangat sabar dalam menjawab
pertanyaan dari Maria. Maria menanyakan hal apapun yang berhubungan dengan Tuhan atau
bahkan hanya hal sepele seperti menanyakan tentang petemanan dengan lawan jenis, suster
Cecilia menjawabnya dengan penuh kesabaran dan pengertian. Sehingga Maria tidak merasa
gundah lagi mengenai pertanyaan-pertanyaan yang mengganggu pikirannya. Selain itu, Suster
Cecilia juga sabar dalam menghadapi kemarahan Pak Handoyo dan menjelaskan hal yang
sebenarnya terjadi.
“Bikini itu hadiah ulang tahun dari teman-temannya.” Sepanjang perjalanan pulang
hanya kata-kata Suster Cecilia yang berdengung di telinga Pak Handoyo. “Maria tidak pernah
5. Bu Tari
Bu Tari adalah guru Maria. Ia memiliki sikap yang lembut. Ini tercermin ketika Maria
nakal?”
Selain lembut, Bu Tari juga memiliki sikap yang tegas. Ketika kelas gaduh, suara Bu
6. Bu Harti
Bu Harti adalah guru olahraga Maria. Ia baik hati. Pada waktu Maria shock karena ulah
teman-temannya di ruang ganti, Bu Hari mengizinkan Maria untuk tidak mengikuti kegiatan
olahraga.
“Maria! Kenapa nangis? Kamu sakit perut? Tidak bisa ikut oahraga? Tidak ada
jawaban. Sia-sia Bu Harti berusaha mengorek pengaduan Maria. …. Hari itu dia memang
Selain itu, Bu Harti juga gemas dan berhati-hati dalam menjawab pertanyaan-
pertanyaan Maria saat ia sedang bertanding basket. Ia sempat emosi menghadapi Maria, namun
memintta pertolongan Tuhan. Tetapi karena itu lah akhirnya Maria bertanya dan Bu Harti harus
“Hal-hal kecil katamu? SMA kita sudah diambang juara! Kamu anggap kecil
kegagalan jerih payah Ibu dan teman-temanmu hanya karena kepandiranmu? Tidak bisa
Nurul adalah teman Maria. Pada awal maria masuk sekolah, Nurul yang pertama
menyapanya dengan perkataan dan perilaku yang tidak mengenakkan. Berikut ini adalah
Dia sudah duduk di kursi kosong di samping Endang ketika seorang gadis cantik
Pada awalnya Nurul galak kepada Maria. Tetapi pada akhirnya Nurul menjadi teman
7. Tina
Tina adalah teman Maria. Ia mungkin bisa dikatkan usil juga. Karena pada saat di ruang
ganti, ia langsung menunjukkan adanya dadanya pada Maria setelah mendengar ide Luna.
“Nggak usah malu-malu deh!” sengaja tina mencopot baju olahraganya lagi.
Dbusungkannya dadanya ke depan Maria. Begitu dekatnya sampai Maria bias melihat betapa
bagusnya bra Tina. Dan betapa indahnya bukit yang terlindung di baliknya.
…. “Ah, dia cuma belom biasa aja!” dengan lancang Tina meraih tangan Maria. Dan
8. Endang
membaik, Endang sengaja bertanya kepada Maria, yang akhirnya dijawab dengan sekenanya
dan berbohong. Ia mengatakan pada Maria, “Tidak apa-apa, Mar, bergaul dengan cowok.
Tidak dosa.”
9. Rena
Rena adalah teman Maria. Sebelum ia mengenal Maria, ia tidak berbuat baik pada
Maria. Contohnya saja pada awal Maria masuk sekolah, ia menjegal kaki Maria sampai ia
…. Tetapi selangkah lagi sebelum sampai, gadis yang duduk di depannya tiba-tiba
menjulurkan kakinya dan menjegalnya. …. Dan gadis montok yang duduk di belakang meja itu
“Kalau mau jadi warga kelas ini, mesti kenalan dulu sama lantainya!”
10. Luna
Luna adalah teman Maria. Ia teman sebangku Maria saat Maria masuk sekolah hari
pertama. Ia tidak begitu suka dengan Maria. Hal ini terlihat jelas dalam paparan berikut:
“Halo!” sapa teman sebangkunya. Wajahnya cantik. Tapi senyumnya bengis seperti
…. “Kelas kita punya aturan baku. Kamu harus berlutut sambil menyebutkan namamu
di depan setiap temanmu. Baru kamu dibaptis menjadi salah seorang di antara kami.”
Ketika di ruang ganti, Luna malah mengusulkan ide gila yang akhirnya membuat Maria
“Ah, dia cuma kuper!” tukas Luna, yang paling gila di antara mereka. “Gue tahu cara
Selain itu Luna juga usil. Ini tercermin secara tersurat dalam kejadian yang dialami
oleh tokoh utama. Luna berpura-pura menraktir Maria bakso, tetapi dengan niat berbuat usil
Dan kata-katanya belum selesai. Maria yang sedang mengangkat bakso besar itu ke
permukaan itu memekik ngeri. Mukanya memucat. Dan terkulai lemas sebelum teman-
11. Elita
Elita adalah teman Maria. Ia tidak sejahat dan seusil teman-teman Maria yang lain.
Dalam hal ini watak Elita dijelaskan dengan pikiran orang lain terhadap tokoh, yaitu Maria,
sebagai berikut:
…. Agak menyesal karena mengecewakan Elita. Padahal selama ini dia yang paling
baik.
“nggak apa-apa. Ntar gue ajarin. Berenang melatih fisk kita sebelum pertandingan.”
Di lapangan, gadis ini tampak keras dan dingin. Tapi diluar itu sebenarnya hatinya
12. Johan
Johan hanya tokoh pelengkap saja. Dalam novel dia hanya muncul paling tidak beberapa
13. Dedi
Dedi juga sama seperti Johan. Dia hanya tokoh pelengkap saja. Dedi menyukai Elita,
“Dia mau main apa cuma jual tampang?” dedi ikut-ikutan kesal karena tim ceweknya
kalah.
D. Alur
Alur campuran
Alur mundur pada saat Pak Handoyo mengingat kembali kematian Ibu Maria
E. Setting
1. Wujud
Dari dalam novel Merpati Tak Pernah Ingkar Janji karya Mira W. setting tempat yang
digunakan banyak sekali. Setting tempat antara lain di rumah, kelas, toilet, sekolah, lapangan
basket, kolam renang, mall, gang sempit, depan rumah Guntur, rumah Elita, rumah sakit, dan
biara.
2) Setting Waktu
Setting waktu yang digunakan dalam novel ini juga beragam. Tak hanya pagi, siang,
dan sore, malam pun juga digunakan. Selain itu, setting waktu dalam novel ini berupa masa
kini dan masa depan yaitu masa ketika Maria sudah menjadi suster..
3) Setting Suasana
Suasana dalam cerita biasanya dibangun bersama pelukisan tokoh utama. Pembaca
mengikuti kejadian demi kejadian yang dialami tokoh utama dan bersama dia pembaca dibawa
larut dalam suasana cerita. Setting suasana berupa suasana sosiokultural tentang tata cara hidup
dan keyakinan yang dialami dalam cerita ini. Yang paling kental adalah keyakinan Maria, si
tokoh utama, yang akhirnya bisa membawa tokoh-tokoh dalam cerita menjadi terbiasa dengan
F. Point of view
Author obsevan
Karena dalam novel merpati tak pernah ingkar janji ini pengarang berada dalam luar
G. Amanat / pesan
Tidak semua yang kamu inginkan dapat terwujud kalua itu memang sudah takdir walau
seberapa keraspun kamu berusaha, tetapi tidak perlu khawatir karena tuhan pasti sudah
menyiapkan penggantinya .
H. Bahasa
A. Nilai Sosial
Toleransi
Terlihat dari teman-teman maria yang menghargai dia meskipun pada awalnya
sering mencemooh
Memaafkan
Terlihat dari maria yang perlahan lahan mulai melupakan serta memaafkan teman
B. Nilai edukasi
Terlihat dari maria yang sangat berprestasi pada bidang olahraga basket.
C. Nilai agama
Novel ini sangat kental dengan kegamaan karena pada dasarnya cerita ini mengisahkan
tentang seorang calon biarawati yang diserahkan pad Tuhan sejak kecil.
V. Penutup
Banyak sekali pengalaman yang didapat setelah membaca novel ini terutama
pengalaman tentang kehidupan dimana sifat egois dari manusia malah akan berdampak
buruk untuk kedepannya seperti yang diterima oleh pak Handoyo yang pada akhir novel
Ia dipenjara. Ditambah lagi novel ini kental akan unsur keagamaan yang sangat cocok
Saran
Menurut saya novel ini sudah sangat baik, namun ada sedikit hal yang yang
kurang pantas seperti pada saat bab 2 banyak ditemukan kalimat-kalimat yang hampir
menyentuh hal berbau pornografi meskipun hal tersebut sudah diganti dengan bahasa
yang lebih halus namun saya sebagia pembaca masih mengetahui maksud kalimat
tersebut.