Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ikhtiar Fauzi

No : 15

Kls : xi mipa 8

Akibat Tawuran

Merasakan dingin penjara merupakan hal yang tidak pernah aku bayangkan
sebelumnya. Bagaimana tidak. Merasakan dingin jeruji besi pertama kali untuk kasus
tawuran pelajar.
Yang aku alami ketika aku duduk di bangku kelas dua SMA di salah satu sekolah
swasta.

Aku merasa kaget mengapa aku sampai di penjara padahal waktu itu aku hanya ikut
ikutan saja tidak pernah sampai melukai orang lain.

Senin di bulan November tepatnya tahun lalu. Untuk pertama kalinya dalam sejarah
hidup ku aku merasakan jeruji penjara selama satu minggu.

Pada hari itu kami memang mempersiapkan penyerangan balasan dari SMA sebelah
karena telah melukai salah satu teman kami hingga babak belur.

Ferdi namanya teman kami yang saat pulang sekolah sendirian di serang oleh
segerombolan anak anak SMA sebelah.

Ketika ia pulang sekolah sore itu ia di serang dan di hajar habis habisan oleh anak
anak SMA sebelah padahal motif nya hanya sepele dari saling ejek hingga berakhir
perkelahian.

Aku sendiri tidak menyangka mengapa hal itu bisa terjadi pada hal antar sekolah ini
tidak, dari dulu selalu akrab tidak pernah yang namanya ada tawuran bahkan sampai
berujung pada perkelahian antar pelajar.

Dari pihak orang tua sendiri juga tidak menyangka mengapa hal itu bisa terjadi.
Bahkan yang membuat heran para orang tua.

Orang tua korban juga mengetahui dan sangat kenal dengan orang tua para pelaku
pengeroyokan.

Sangat di sayangkan memang seorang pelajar yang harusnya duduk di bangku


sekolah dan rajin belajar malah ia melakukan tindakan pengeroyokan yang sangat
tidak manusiawi.

Dari pihak keluarga sendiri akhirnya menyerahkan kasus ini kepada masing masing
sekolah. Dan kedua belah pihak dari sekolah akhirnya menyepakati untuk
menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan dan musyawarah secara damai.
Akhirnya dari pihak korban menerima semua keputusan dari kedua belah pihak karena
hal ini menyangkut dua institusi pendidikan yang sangat dibanggakan masyarakat
sekitar dan di percaya oleh masyarakat.

Setelah semua musyawarah selesai dari pihak korban menuntut untuk dari pihak
pelaku menanggung semua semua biaya pengobatan teman ku itu.

Tapi pada akhirnya pelaku dan pihak orang tua pelaku mau menanggung semua biaya
pengobatannya.

Syukurlah pada saat itu aku ucapkan akhirnya semua selesai tanpa ada kaitannya
dengan hukum. Pelaku sendiri dari berbagai sumber yang aku dapatkan berjumlah 10
orang dan jujur pada saat itu aku juga sangat kenal dengan para pelaku itu.

Akhirnya di lain kesempatan hari belajar aku membicarakan ini dengan teman teman
ku bahwa pelaku ada 10 orang.

Tapi tidak di sangka dari salah satu teman kami provokasi dan akan melakukan
penyerangan balasan kepada para pelaku pengeroyokan itu.

Aku sendiri sebenarnya tidak ingin terlibat dalam masalah ini tetapi karena aku di
paksa untuk ikut penyerangan balasan akhirnya aku mengikutinya.

Sabtu tepatnya hari itu di bulan November. Pagi hari berkumpul dan mempersiapkan
senjata yang akan kami gunakan. Untuk melakukan penyerangan balasan ke SMA
sebelah.

Membalaskan teman kami yang pada saat itu belum sembuh bahkan kakinya patah
karena pengeroyokan itu.

Setelah semua persiapan alat alat penyerangan itu selesai kami akhirnya
merencanakan penyerangan balasan itu tepat pukul 1 siang di mana pelajar pulang
pada umumnya.

Sebelum kami melakukan penyerangan itu aku sudah melaporkan kepada Polsek
bahwa akan ada tawuran pelajar selepas pulang sekolah.

Aku tidak menyertakan identitas asli ku bahwa aku yang melaporkan nya. Benar saja
pukul satu siang kami melakukan penyerangan balasan kepada pelajar SMA sebelah.

Tidak di sangka saat itu juga polisi datang dan menangkapi para pelajar yang
membawa senjata tajam dan aku sendiri membawa senjata tajam juga ikut di tangkap
padahal aku sama sekali tidak menyerang.

Aku sudah bilang pada pak polisi itu bahwa dia salah tangkap, bahkan aku bilang
bahwa aku yang melaporkan bahwa akan ada tawuran pelajar pada waktu pulang
sekolah tetapi polisi itu tidak percaya dan membawa ku ke kantor polisi.
Aku sendiri merasa salah telah membawa senjata tajam. Kenapa pada saat itu aku
tidak bersembunyi bahwa aku yang melaporkan kejadian itu.

Setelah kami diinterogasi aku dan teman teman ku dijebloskan ke penjara, karena di
anggap kami bersalah.

Sejak saat itu aku merasa menyesal telah ikut ikutan melakukan tawuran pelajar dan
aku janji pada diri sendiri tidak akan mengulangi lagi.

Orang tua kami pun bersedih karena kebetulan teman kami ada 30 orang yang masuk
bui karena melakukan tawuran itu.

Aku sangat menyesal dengan kejadian itu dan meminta maaf kepada kedua orang tua
ku dam berjanji tidak akan mengulangi lagi

Anda mungkin juga menyukai