Anda di halaman 1dari 3

Nama: Christoper

NIM: 0106012210213

Dosen: Bapak Agus Satmoko Adi

Perkenalkan saya Christoper, saya adalah salah satu mahasiswa Universitas


Ciputra. Saya ingin menceritakan pengalaman pribadi saya mengenai pergaulan saya
dengan salah satu pribadi yang diasingkan karena perbedaan ras dan warna kulit. Saya
memiliki teman yang berasal dari Papua bernama Manuel. Dia merupakan teman saya
dari saya SMA dan saya bertemu dia di salah satu tempat bimbingan belajar yang ada di
Surabaya. Pada awalnya saya bertemu Manuel karena saat hendak masuk ruangan
bimbingan belajar saya melihat Manuel yang duduk sendirian di ruang tunggu. Karena
saya juga merupakan murid yang tergolong baru di tempat bimbingan belajar tersebut
akhirnya saya berusaha untuk mencari teman dengan cara mengajak Manuel untuk
berkenalan. Awalnya Manuel terlihat tidak ingin berbicara dengan saya dan
mengabaikan perkataan saya dia juga mengabaikan perkenalan dari saya. Saya pun
terdiam dan berpikir Apakah ada perkataan saya yang telah menyakiti Manuel ketika
kita berkenalan. Tetapi sebelum selesai untuk berpikir Manuel menjawab sapaan dan
perkenalan saya, dan akhirnya pun kami berkenalan dan mengenal satu sama lain.
Selama di dalam ruangan pembelajaran saya melihat teman-teman di sekitar saya tidak
ada yang pernah berbicara dengan Manuel semua hanya fokus kepada teman-teman
lain tanpa menganggap Manuel ada. Saya berusaha untuk mengenalkan Manuel ke
dalam pertemanan saya yang ada di dalam kelas, Tetapi semua wajah teman saya
langsung berubah ketika saya membawa Manuel untuk mendekat dan memperkenalkan
mereka kepada teman-teman saya yang sedang bercengkrama satu dengan yang lain.
Lalu saya pun bertanya apa alasan mereka tidak berbicara dengan Manuel, padahal
Manuel merupakan teman satu kelas dalam bimbel. Lalu muncul ucapan yang tidak
pantas dan rasis terhadap Manuel, di sana saya sangat marah kepada teman saya yang
melakukan tindakan yang tidak terpuji tersebut saya menegur dia dan saya meminta dia
untuk meminta maaf kepada Manuel karena telah mengatakan hal yang tidak pantas
untuk dikatakan. Akhirnya teman saya meminta maaf kepada Manuel dan Manuel
memaafkan mereka. Saya mengatakan bahwa Manuel ada warga negara Indonesia yang
sah dan memiliki hak-hak yang harus dilindungi serta meskipun adanya perbedaan
dalam warna kulit maupun ras kita tetap harus bisa saling menghargai satu sama lain.
Setelah perkataan saya tersebut Akhirnya teman-teman saya mulai bisa menerima
Manuel dan akhirnya kami pun berteman sampai sekarang. Bahkan sekarang di tengah
kesibukan masa perkuliahan Kami masing-masing masih bisa meluangkan waktu untuk
bertemu satu sama lain dan masih sering pergi bersama untuk menjaga komunikasi dan
kekeluargaan. Perilaku membeda-bedakan berdasarkan ras dan warna kulit seperti
yang dilakukan oleh teman-teman saya terhadap Manuel sangat tidak sesuai dengan
nilai-nilai pancasila terutama sila ke-3 Persatuan Indonesia. Jika kita menganut dasar
negara pancasila, kita seharusnya tidak membeda-bedakan teman berdasarkan warna
kulit, ras, suku, etnik maupun agama. Kita seharusnya mengembangkan sifat saling
menghargai antar ras, suku, agama, dan antar golongan.

Saya juga pernah mengalami pengalaman buruk ketika merasakan korupsi yang
ada di dalam pemerintahan. Kenapa saya bisa menyebutkan hal ini merupakan
korupsikarena pada saat saya SMA dan saya mengendarai mobil saya melakukan
pelanggaran lalu lintas di mana saya salah menginjak jalur dalam lalu lintas Lalu ada
seorang polisi yang datang mendekati saya dan memberhentikan saya serta Beliau
mengatakan bahwa saya telah melakukan pelanggaran. Saya pun berhenti dan
mengatakan bahwa saya telah menyadari dan mengetahui kesalahan saya bahwa saya
telah melanggar garis rambu lalu lintas sehingga Saya bersedia untuk ditilang tetapi
polisi tersebut melihat saya dan berkata tidak perlu ditilang cukup memberikan uang
300.000 maka kamu akan saya lepaskan. Saya tetap mengatakan bahwa saya ditilang
saja tidak apa dan saya tidak bersedia untuk membayar uang karena saya akan
menjalani konsekuensi akibat dari pelanggaran yang saya lakukan. Tetapi salah satu
oknum polisi ini masih terus memaksa dan tidak menghargai keputusan saya untuk
lebih memilih ditilang daripada membayar uang sogokan. Setelah Kejadian ini saya pun
menelpon orang tua saya dan menceritakan apa yang terjadi lalu orang tua saya
berbicara dengan oknum polisi tersebut dan mengatakan bahwa orang tua saya
mengetahui kesalahan saya dan orang tua saya lebih memilih untuk Saya diberikan
surat tilang dan dijalankan sesuai prosedur dan hukum yang ada. Setelah mengetahui
jawaban orang tua saya seperti itu wajah oknum polisi tersebut langsung tidak enak dan
memberikan tatapan sinis kepada saya Dia memberikan surat tilang lalu pergi
meninggalkan saya. Saya merasa masih banyak oknum-oknum yang ada di Indonesia di
mana para oknum tersebut memanfaatkan uang dari masyarakat kecil maupun besar
untuk dijadikan sebagai ajang korupsi dan sebagai sarana untuk melakukan hal-hal
ilegal yang tidak sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia.

Tindakan korupsi tersebut sangat bertentangan dengan nilai-nilai yang


terkandung di dalam pancasila. Mulai dari sila pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Ketika melakukan tindakan korupsi berarti sama saja kita telah melakukan tindakan
yang dilarang oleh Tuhan Yang Maha Esa. Kemudian Sila kedua yang berbunyi
“Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab”. Sila kedua ini memiliki makna bahwa kita harus
memperlakukan sesama manusia sebagaimana mestinya dengan baik dan adil. Dengan
melakukan tindakan korupsi, berarti kita telah melakukan tindakan yang merugikan
orang lain dengan memanfaatkan jabatan dan kedudukan untuk kepentingan pribadi.

Sila keempat yang berbunyi “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat


kebijaksanaan dala permusyawaratan/perwakilan”. Dengan melakukan tindakan
korupsi berarti telah melanggar sila ini, karena sila ini memiliki makna untuk
mengedepankan musyawarah dalam pengambilan keputusan, sehingga tercapai
keputusan bersama yang bisa berdampak baik bagi Indonesia. Yang dilakukan oleh
polisi yang menilang saya sangat tidak sesuai dengan sila ini, oknum polisi tersebut
memaksa saya untuk membayar uang pungli daripada memberikan surat tilang kepada
saya.

Sila Kelima yang berbunyi “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”.
Tindakan korupsi telah melenceng dengan nilai-niali yang ada pada sila kelima, karena
sila ini memiliki makna bahwa kita harus adil terhadap sesama dan menghormati setiap
hak-hak yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia. Dengan melakukan tindakan korupsi
berarti telah menunjukkan suatu keadilan antara pemerintah dan masyarakat. Seperti
yang hendak dilakukan oleh oknum polisi yang saya ceritakan diatas. Oknum tersebut
bermaksud menggunakan sesuatu yang bukan haknya untuk kepentingan pribadi
dengan merugikan orang lain. Dari penjabaran tersebut, sudah jelas bahwa tindakan
korupsi berdampak fatal bagi negara dan juga telah melanggar dan melenceng dari
nilai-nilai luhur yang terkandung dalam pancasila.

Anda mungkin juga menyukai