Anda di halaman 1dari 9

Kelompok 1 XII IPS 4

Nama Anggota Kelompok:

- Fitri Cahya Lestari

- Cikal Kanahaya

- Annisa Ainur Rohma

- Alrahma Indi

- Daffa Ghifari Iskandar

-Muhammad Daffa Athalla

TUGAS SOSIOLOGI
KASUS KEKERASAN SEKSUAL NOVIA WIDYASARI
1. Bentuk :

Kekerasan Seksual

2. Siapa dengan siapa :

Novia widyasari sebagai korban dan Randy sebagai pelaku.

3. Sinopsis :

Kronologi awal kematian Novia, Bunda. Mulanya, Novia dibawa sang

pacar ke sebuah penginapan. Novia pun dipaksa meminum sebuah obat

hingga akhirnya tertidur.Setelah kejadian itu, empat bulan kemudian

Novia mengetahui kalau dirinya tengah mengandung. Ia pun

memberitahu sang pacar tentang apa yang terjadi. Mengetahui hal itu,

Randy membujuk Novia untuk menggugurkan kandungannya. Namun,

Novia enggan melakukan hal itu dan meminta pertanggungjawaban

Randy. "Korban akhirnya memberitahukan orang tua Randy. Akhirnya

korban diajak makan bersama kedua orang tua Randy," tulis akun

tersebut.Keluarga Randy mengatakan kalau pihaknya akan bertanggung

jawab, Bunda. Namun, kata-kata yang terlontar saat menemui orang tua

Novia justru berbanding terbalik. Orang tua Randy mengungkap kalau

Randy dan Novia belum bisa menikah karena Randy baru memulai

pendidikan polisinya.

4. Dimanakah kejadiannya :

Terjadi di depan makam ayahnya, tepatnya di dusun sugihan desa

japan, kecamatan sooko , mojokerto pada kamis 2 desember 2021.


5. Alasan Terjadinya :

Novia Widyasari mengalami depresi atas jalinan hubungannya

dengan Bripda Randy Bagus. Novia dua kali dipaksa melakukan aborsi

oleh pacarnya. Korban Novi diduga meminum racun jenis potasium dan

akhirnya meninggal dunia di dekat makam ayahnya di Mojokerto, Jawa

Timur, pada 2 Desember 2021.

6. Dampak:

Dampak kepada Novia Widyasari: korban mengalami gangguan

mental, dikarenakan kekerasan dalam pacaran dalam beragam bentuk

diantaranya kekerasan psikis, kekerasan seksual kondisi inilah yang

membuat korban tidak berdaya, dan korban merasakan disia2kan dan

dicampakan sehingga ia didiagnosis mengalami ketidaksehatan mental.

Dampak dari sang pelaku: Mencemarkan nama baik institusi

kepolisian yg seharusnya polisi itu sendiri mengusut kasus2 seperti ini

justru malah sebaliknya oknum polisi sendiri yg membuat kasus ini,

sehingga kepercayaan rakyat terhadap polisi turun.

Dampak Untuk pelaku :

- Randy dipecat secara tidak hormat dari jabatannya di kepolisian

- Randy menerima hukuman dari pihak kepolisian yang berupa

penjara selama 3,5 tahun.


7. Solusi Untuk Kekerasan Seksual

Solusi atau penanganan kekerasan seksual:

1. Pahami bahwa kekerasan terjadi bukan salah korban

masih banyak sekali ditemukan orang orang yang kerap menyalahkan

korban. pemikiran pemikiran seperti inilah yang membuat korban

berfikir bahwa kekerasan yang mereka dapat merupakan akibat ulah

mereka sendiri. tidak ada satupun orang yang berhak mendapat

kekerasan dan korban adalah orang yang paling dirugikan dan tidak

seharusnya korban merasa bersalah.

2. Pastikan keamanan dan keselamatan

segera jauhi tempat terjadinya kekerasan seksual, jika kekerasan

seksual terjadi di jalan raya yang sepi orang berlalu lalang segeralah

melarikan diri dan mencari keramaian.

3. Simpan bukti bukti

setelah merasa aman simpanlah bukti bukti kekerasan seksual,

seperti foto, vidio, pakaian, atau rekaman suara. bukti bukti ini bisa

membantu proses penanganan kasus.

4. Berusaha terbuka dan bercerita kepada orang yang dipercaya

sebisa mungkin hindari memendam masalah sendiri, atau itu justru

bisa memperburuk keadaan. berusahalah untuk bercerita kepada

orang yang paling dipercaya, agar mereka bisa membantu

mencarikan solusi untuk masalah kekerasan seksual yang dialami.


5. Cari informasi dari lembaga yang memberikan bantuan

penting untuk mencari tau informasi lembaga lembaga yang bisa

memberikan bantuan kepada korban kekerasan seksual. berikut

merupakan lembaga yang memberikan layanan, Pusat Pelayanan

Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A), Kementrian

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, dan sebagainya.

8. Langkah Pemerintah Dalam Upaya Menangani Kasus Kekerasan

Seksual

Yakni dengan menerapkan sanksi yang lebih keras kepada pelaku

sebaiknya diikuti dengan beberapa langkah strategis lainnya. Di

bidang pencegahan, pemerintah bisa secara aktif melakukan

kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Pemerintah

melalui Menteri Komunikasi dan Informatika serta kepolisian dapat

secara aktif melakukan patroli siber dan penindakan terhadap

konten-konten pornografi di dunia maya.

9. Cara Menghindari Kekerasan Seksual

i. Hindari obrolan berbau porno

ii. Berani bersikap tegas

iii. Membekali diri dengan Pendidikan seksual

iv. Jangan mudah percaya penuh

v. Kuasai beberapa metode melumpuhkan lawan

vi. Mempersiapkan alat pelindung diri


10. Undang Undang yang Berlaku Dalam Kasus Kekerasan Seksual

Dalam UU Nomor 23 Tahun 2004 tentang PKDRT maka terhadap

pelaku kekerasan seksual diberikan sanksi sebagaimana diatur

dalam Pasal 46, Pasal 47 dan Pasal 48 dengan hukuman penjara

paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh)

tahun serta hukuman denda paling sedikit Rp. 12.000.000,00 (dua

belas juta rupiah) dan paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima

ratus juta rupiah). Dan bagi pelaku kekerasan/pelecehan seksual

terhadap anak perempuan akan dikenakan ancaman pidana

sebagaimana diatur dalam Perpu No. 1 Tahun 2016 yaitu hukuman

mati, penjara seumur hidup, maksimal 20 tahun penjara dan

minimal 10 tahun penjara. Perpu ini juga mengatur tiga sanksi

tambahan, yakni kebiri kimiawi, pengumuman identitas ke publik,

serta pemasangan alat deteksi elektronik.

11. Lembaga-Lembaga yang Menangani Kasus Kekerasan Seksual

a. Komnas Perempuan

Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan adalah

lembaga negara yang independen untuk penegakan hak

asasi manusia perempuan Indonesia. Perannya yaitu

mengembangkan kondisi yang kondusif bagi penghapusan

segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan

penegakan hak-hak asasi manusia perempuan di Indonesia


dan meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan

segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan

perlindungan hak-hak asasi perempuan.

b. Samahita Bandung

Salah satu kegiatan Samahita adalah kampanye edukasi

tentang isu kejahatan seksual. Samahita juga aktif untuk

mengampanyekan isu kejahatan seksual di kampus, sekolah

dan komunitas.

c. Lentera Sintas Indonesia

Lentera Sintas Indonesia adalah kelompok dukungan untuk

penyintas kekerasan seksual dan perkosaan. Fokus kegiatan

Lentera Sintas Indonesia adalah proses pendampingan

melalui survivor anonymous support group, yaitu sesi

pertemuan kelompok dukungan tertutup, anonim, dan

tanpa ikatan.

d. Koalisi Perempuan Indonesia

Koalisi Perempuan Indonesia adalah organisasi perempuan

yang berjuang untuk mewujudkan keadilan dan demokrasi

dengan berpegang teguh kepada nilai-nilai dan prinsip

kejujuran, keterbukaan, persamaan, kesetaraan,

persaudarian (sisterhood), kebebasan, kerakyatan,

kemandirian, keberagaman, non- sektarian, non- partisan,


nir kekerasan, berwawasan lingkungan dan solidaritas pada

rakyat kecil dan yang tertindas. Disamping itu, Koalisi

Perempuan Indonesia juga menolak segala bentuk

diskriminasi berdasar jenis kelamin, kelas social, agama,

kepercayaan, ras, etnis, orientasi seksual, warna kulit,

bentuk tubuh, kemampuan fisik yang berbeda (diffable),

usia, status perkawinan, pekerjaan, pandangan politik, dan

perbedaan- perbedaan lainnya, serta merawat lingkungan

hidup.

e. Halloback Jakarta

Hollaback Jakarta hadir sebagai wadah yang menampung

cerita para korban pelecehan seksual. Sebagai ruang bagi

perempuan muda untuk bercerita tentang kekerasan

seksual yang dialaminya. Dalam perjalanannya, Hollaback

kemudian berkampanye untuk menghentikan stop

kekerasan terhadap perempuan, mengajak terutama

anak-anak muda perempuan bercerita tentang kekerasan

yang mereka alami hingga berkampanye bersama

perusahaan-perusahaan transportasi untuk stop kekerasan

terhadap perempuan di jalan.


f. LBH APIK

Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan (APIK)

didirikan oleh tujuh pengacara perempuan di Jakarta pada

1995. Lembaga ini mendampingi dan memberi bantuan

hukum bagi perempuan yang mengalami ketidakadilan,

kekerasan dan berbagai bentuk diskriminasi. Lembaga ini

juga berperan untuk membantu perempuan Indonesia agar

paham tentang hak-hak apa saja yang seharusnya

didapatkan sebagai warga negara Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai