Anda di halaman 1dari 1

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Perkenalkan nama saya Anari Nisa Muqarrabillah prodi perbankan syariah kelas 3C. Saya
ingin bercerita tentang kisah hidup saya. Saya anak pertama dari 3 bersaudara dan saya
adalah anak perempuan satu-satunya.. Pada umur 3 tahun, saya sudah terdaftar menjadi murid
di salah satu taman kanak-kanak, yang bernama TK Ananda. Saya berada di TK selama 2
tahun dan masuk SD pada usia 5 tahun. Dikarenakan usia saya yang masih sangat muda, saya
tidak diterima di sekolah dasar manapun dan memutuskan bersekolah ditempat mbah saya
mengajar. sejak awal bersekolah, saya merasa semua berjalan normal. Saya dapat merasakan
indahnya memiliki banyak teman dan senangnya bersekolah. Dari TK hingga kelas 1 SD saya
selalu mendapatkan juara pertama. Hingga pada akhirnya semua kesenangan yang saya
rasakan di sekolah musnah, pada saat saya pindah sekolah. Mengapa saya pindah sekolah?
jawabannya karena sekolah pertama saya terlalu jauh dengan rumahku. Di sekolah baru, saya
tidak merasakan hal yang saya rasakan di sekolah lama. Di sekolah baru, saya tidak memiliki
teman, dikucilkan, dan dibully yang menyebabkan prestasiku sedikit menurun. Teman? saya
hanya memilikinya satu orang, namun saya selalu dijadikan babu olehnya. Semua ini
memuncak pada saat kelas 6 SD, tidak hanya dibully, namun saya juga sering mendapat
kekerasan fisik, seperti ditendang, dicabut, dan dipukuli. Melapor? Saya rasa nyali saya tidak
cukup kuat untuk melaporkan mereka kepada guru bahkan untuk cerita ke orang tua saya
pun, saya tidak berani. Saya hanya berdiam diri sambal berharap semua ini akan segera
berakhir. Namun, hingga saya lulus pun semuanya tidak berakhir. Baiknya, prestasi saya
semakin hari semakin meningkat. Saya berfikir, saya akan melawan mereka dengan prestasi
saja, namun tetap saja saya masih kalah dengan salah satu dari mereka. Sejak saya mendapat
bullyan, saya merasa minder dan takut untuk untuk berbaur dengan orang. Teman – teman
saya hanya ingin berteman ketika saya melakukan yang mereka inginkan. Seperti,
memberikan contekan dan membelikan jajan mereka.  Semenjak hari itu, saya berfikir akan
mendapat banyak teman jika saya melakukan apa yang mereka mau, dan metode itu saya
lakukan ketika masuk SMP. Yaa, di SMP saya memiliki banyak teman, sangat banyak. Saya
tidak menyadari bahwa apa yang saya lakukan ini salah. Memang saya memiliki banyak
teman, namun mereka tidak tulus. Mereka sering memanfaatkan saya untuk menjemput dan
mengantar mereka. Tetapi, saya merasa mereka lah sahabat saya, karena mereka mengajari
saya banyak hal tentang fashion, make up dan cara bergaul. Hingga pada akhirnya saya tidak
merasa minder lagi, itu disebabkan mereka yang meyakinkan saya. Singkat cerita, tiba lah
saat kami untuk berpisah dan memilih SMA favorit kami masing-masing. Pada awal masa
SMA saya masih melakukan metode yang sama dan saya masih berkomunikasi dengan teman
SMP saya dengan baik. Hingga di SMA, saya menemukan teman yang benar-benar tulus
kepada saya. Meskipun begitu saya masih melakukan metode yang sebelumnya saya lakukan.
Hingga pada akhirnya, tibalah saya di masa terpuruk saya. Saya mengalami tekanan dirumah
saya, kehilangan sosok yang sangat berarti di hidupku dan dibuang oleh sahabat di masa
SMP. Saya juga tidak tau mengapa mereka membuang saya. Sejak saat itu, saya merasa lelah
untuk melakukan metode itu. Hingga sekarang saya merasa cuek dengan pertemanan, saya
tidak akan melakukan hal-hal yang mereka inginkan lagi, saya tidak ingin dimanfaatkan lagi.
Inilah saya apadanya, jika ada yang ingin berteman silahkan, jika tidak ya sudah. saya tidak
akan memaksa orang untuk terus menyukaiku dan berteman denganku.

Anda mungkin juga menyukai