Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, yang berakar dari nilai budaya bangsa
Indonesia, tentu diharapkan akan lebih mudah dalam mengamalkan didalam hidup
bermasyarakat dan akan terhindar dari konflik karena perbedaan. Untuk itu sangat
dibutuhkan kesadaran seluruh warga negara mengamalkan nilai-nilai Pancasila.
Tugas.
1. Amatilah perilaku masyarakat di sekitar anda. Buatlah daftar tentang contoh
perilaku masyarakat yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan contoh perilaku
masyarakat yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
2. Sesuai dengan yang anda amati pada tugas nomor 1 di atas, buatlah identifikasi
faktor-faktor penyebab dari masyarakat berperilaku tidak sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila. Buatlah dalam bentuk laporan.
3. Dengan hasil pengamatan pada tugas 1 di atas, diskusikan di kelompok anda,
kemudian buat laporan kelompok tentang upaya apa yang harus dilakukan agar
masyarakat senantiasa berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila untuk
menciptakan keharmonisan sosial.
JAWABAN
1. Amatilah perilaku masyarakat di sekitar anda. Buatlah daftar tentang contoh perilaku
masyarakat yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan contoh perilaku masyarakat
yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
Contoh perilaku sesuai nilai-nilai Pancasila yang berlaku dalam kehidupan keluarga
berperilaku sopan
mengerjakan pekerjaan rumah yang telah disepakati bersama (mengepel, mencuci, dan
sebagainya)
tidak membolos
menyayangi teman
tidak berjudi, tidak mabuk dan tidak menggunakan obat-obatan yang dilarang
(Narkoba)
Contoh perilaku sesuai nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan masyarakat dan negara
Pancasila Sebagaimana yang kita ketahui, Pancasila adalah dasar negara Republik
Indonesia.Tetapi Pancasila bukanlah sekedar dasar negara ,bukanlah sekedar sesuatu
yang harus dihafalkan di luar kepala.Pancasila, adalah sesuatu yang harus diamalkan
oleh kita sebagai Warga Negara Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.
Contohnya, pada sila pertama yaitu ketuhanan yang Maha Esa. Bangsa Indonesia
menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya pada Tuhan Yang Maha Esa. Dari sila
ini, menggambarkan bahwa kita harus mengembangkan sikap saling menghormati
kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaanya masing masing
juga membina kerukunan antar pemeluk umat beragama.contoh dalam kehidupan
kita,saya berteman dengan siapa saja dan tidak memandang dia beragama/bersuku/ber-
ras apa selama saya masih menghormati keyakinan dia,tidak harus berteman dengan
orang yang sesuku seras dan seagama.
Sila kedua yaitu, kemanusiaan yang adil dan beradab. Dari sila ini,
menggambarkan kalau kita harus memperlakukan manusia secara adil sesuai dengan
harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Kita harus
memperlakukan sesama manusia secara adil tanpa membeda-bedakan suku, ras, agama,
keturunan dan lain sebagainya.contoh dalam kehidupan kita,seperti halnya contoh pada
sila pertama kita tidak boleh membedakan seseorang dari suku ras dan agama tetapi kita
harus bersikap adil tanpa melihat hal tersebut ,contoh kita punya makanan kita harus
bagi rata dengan semua teman kita tidak memilah milah karena teman kita berbeda suku
ras atau agama.
Sila ketiga yaitu Persatuan Indonesia.Dari sila ini dapat digambarkan bahwa kita
ssebagai bangsa Indonesia harus bersatu tidak terpecah belah karena perbedaan suku,ras
dan agama,dan juga kita harus mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.contoh dalam kehidupan kita,ketika kita
mendapatkan masalah apa salahnya kita bersatu menuntaskan masalah tersebut tanpa
melihat seseorang yang akan dimintai bantuan dengan membedakan agama suku dan
ras,kita negara persatuan maka kita harus bersatu menjadi satu tidak adanya pembeda
diantara kita.
Sila keempat yaitu, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dan kebijaksaan
dalam permusyawaratan/perwakilan. Dari sila ini dapat digambarkan bahwa kita
sebagai warga negara indonesia mempunyai hak dan kewajiban yang sama tanpa beda
dan selalu mengambill keputusan dalam bermusyawarah.contoh dalam kehidupan
kita,orang kristen islam hindu budha mempunyai hak yang sama ketika dimintai suara
ketika pemilihan presiden ataupun pejabat daerah.
Sila kelima yaitu Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia,dari sila ini kita
dapat menggambarkan bahwa kita harus mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan
juga gotong royong serta mengembangkan sikap adil terhadap sesama manusia.contoh
dalam kehidupan kita,mengadakan kerja bakti di komplek perumahan tanpa meihat
status agama ras dan suku,karena warga negara indonesia semuanya mempunyai hak
dan kewajiban yang sama .
Contoh sikap dan perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
Contoh-Contoh Sikap dan Perilaku yang Bertentangan dengan Sila ke-1 (Pertama) Pancasila
Berikut ini beberapa contoh perbuatan yang melanggar sila pertama yang berbunyi “Ketuhanan
yang Maha Esa”.
1. Tidak mengakui adanya Tuhan
2. Tidak menjalankan kewajiban sebagai umat beragama
3. Memaksakan suatu agama kepada orang lain
4. Melakukan tindakan diskriminasi terhadap orang yang berbeda agama
5. Tidak mau beribadah
6. Menganggu orang yang sedang beribadah
7. Melakukan pelecehan terhadap simbol agama
8. Menghina agama lain
9. Memusuhi penganut agama lain
10. Menghalangi orang lain untuk beribadah
11. Tidak mau bekerjasama dengan pemeluk agama lain
12. Mengabaikan toleransi beragama dalam masyarakat
13. Menghalangi orang lain menjalankan kewajiban agama
14. Saling bermusuhan terhadap sesama penganut agama
15. Menyebarkan paham atheis
Contoh-Contoh Sikap dan Perilaku yang Bertentangan dengan Sila ke-2 (Kedua)
Pancasila
Berikut ini beberapa contoh perbuatan yang melanggar sila kedua yang berbunyi
“Kemanusiaan yang adil dan beradab”.
1. Melanggar hak asasi manusia
2. Tidak mau membantu korban bencana alam
3. Masa bodoh terhadap orang yang mengalami musibah
4. Melakukan penindasan terhadap orang lain
5. Berbuat semena-mena terhadap orang lain
6. Memusuhi bangsa lain
7. Menyebarkan kebencian terhadap bangsa lain
8. Merampas hak orang lain
9. Tidak mau membela yang benar
10. Membiarkan orang lain sengsara
11. Menindas orang yang lemah
12. Menghina orang miskin
13. Memfitnah orang lain
14. Tidak mengakui persamaan derajat
15. Merendahkan martabat orang lain
Contoh-Contoh Sikap dan Perilaku yang Bertentangan dengan Sila ke-3 (Ketiga)
Pancasila
Berikut ini beberapa contoh perbuatan yang melanggar sila ketiga yang berbunyi “Persatuan
Indonesia”.
1. Mengadu domba sesama teman
2. Membuat keributan antar golongan
3. Suka menuduh kelompok lain
4. Menyebarkan berita yang tidak benar
5. Membuat suasana saling mencurigai
6. Tidak bangga sebagai bangsa Indonesia
7. Tidak mau berkorban untuk kepentingan negara
8. Tidak bersedia membela negara
9. Menjelek-jelekkan bangsa sendiri
10. Merusak persatuan dalam masyarakat
11. Melecehkan simbol negara
12. Bersikap egois kedaerahan
13. Memilih jalan kekerasan dalam menyelesaikan perbedaan
14. Suka mencaci maki kelompok lain
15. Merendahkan martabat bangsa
Contoh-Contoh Sikap dan Perilaku yang Bertentangan Dengan Sila ke-4 (Keempat)
Pancasila
Berikut ini beberapa contoh perbuatan yang melanggar sila keempat yang berbunyi
“Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan”.
1. Memaksakan kehendak dalam musyawarah
2. Tidak mau bermusyawarah
3. Tidak menghargai pendapat orang lain
4. Menolak hadir saat diundang rapat
5. Bersikap tidak adil saat bermusyawarah
6. Menolak hasil musyawarah
7. Tidak menggunakan hal pilih dalam pemilihan umum
8. Memaksa pilihan orang lain dalam pemilihan umum
9. Tidak mengakui keputusan DPR
10. Melanggar undang-undang yang disahkan DPR
11. Mengabaikan hak politik orang lain
12. Menghalangi orang lain untuk menggunakan hak pilih dalam pemilihan umum
13. Bersekongkol untuk membuat keputusan yang tidak adil
14. Mengutamakan kepentingan pribadi dalam membuat keputusan musyawarah
15. Membuat keputusan secara sepihak dalam rapat
Contoh-Contoh Sikap dan Perilaku yang Bertentangan dengan Sila ke-5 (Kelima)
Pancasila
Berikut ini beberapa contoh perbuatan yang melanggar sila kelima yang berbunyi “Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
1. Bersikap tidak adil dalam lingkungan sosial
2. Tidak mau memenuhi kewajiban
3. Melanggar peraturan lalu lintas
4. Membuang sampah sembarangan
5. Tidak mau bergotong royong
6. Merusak fasilitas umum
7. Bersikap boros
8. Bergaya hidup mewah
9. Membuat suara bising yang mengganggu tetangga
10. Menerobos lampu merah saat berkendara
11. Membuang sampah di got
12. Menyerobot antrian
13. Melakukan tindakan korupsi uang negara
14. Melakukan pemerasan terhadap orang lain
15. Bersikap pilih kasih dalam pergaulan di masyarakat
2. Sesuai dengan yang anda amati pada tugas nomor 1 di atas, buatlah identifikasi faktor-
faktor penyebab dari masyarakat berperilaku tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Buatlah dalam bentuk laporan
Pendidikan moral juga sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan remaja menjadi
seorang dewasa yang akan lepas ke dunia yang lebih keras. Indonesia perlu membentuk para
remaja yang berkualitas, yang cinta pada tanah airnya sendiri dalam segala aspek kehidupan.
Maka dari itu diperlukannya pendidikan Pancasila untuk generasi muda bangsa dan hendaknya
diberikan sejak dini
Moral bukanlah suatu pelajaran yang dapat dicapai dengan mempelajari saja, tanpa
membiasakan hidup bermoral dari sejak kecil. Seperti halnya rumah tangga, sekolah pun dapat
mengambil peranan yang penting dalam pembinaan moral anak muda. Hendaknya dapat
diusahakan agar sekolah menjadi sarana yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan
mental dan moral anak muda. Di samping tempat pemberian pengetahuan, pengembangan
bakat dan kecerdasan. Dengan kata lain, supaya sekolah merupakan sarana sosial bagi generasi
muda, dimana pertumbuhan mental, moral dan sosial serta segala aspek kepribadian berjalan
dengan baik. Selanjutnya masyarakat juga harus mengambil peranan dalam pembinaan moral.
Masyarakat yang lebih rusak moralnya perlu segera diperbaiki dan dimulai dari diri sendiri,
keluarga dan orang-orang terdekat dengan kita. Karena kerusakan masyarakat itu sangat besar
pengaruhnya dalam pembinaan moral anak muda. Terjadinya kerusakan moral dikalangan
pelajar dan generasi muda sebagaimana disebutkan diatas, karena tidak efektifnnya keluarga,
sekolah dan masyarakat dalam pembinaan moral. Bahkan ketiga lembaga tersebut satu dan
lainnya saling bertolak belakang, tidak seirama, dan tidak kondusif bagi pembinaan moral.
5. Efek Globalisasi
Arus globalisasi sangat cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan remaja di
Indonesia. Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi
tersebut telah membuat banyak anak muda kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa
Indonesia. Hal tersebut ditunjukkan dengan gejala – gejala yang muncul dalam kehidupan
sehari – hari generasi muda jaman sekarang. Pertama, dari cara berpakaian banyak remaja –
remaja yang bergaya layaknya selebritis yang cenderung kebaratan. Mereka memakai pakaian
yang minim bahan. Padahal cara berpakaian tersebut jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita.
Kedua, teknologi internet bukanlah hal yang asing lagi di Indonesia. Teknologi internet dapat
memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses dengan mudah oleh siapa saja. Apalagi
bagi anak muda internet sudah menjadi santapan sehari – hari. Jika digunakan dengan
semestinya tentu akan memperoleh manfaat yang berguna. Namun jika disalahgunakan akan
membawa dampak buruk bagi kita. Rasa sosial terhadap masyarakat akan memudar karena
mereka lebih memilih berkicau di media sosial dan lebih sibuk memegang handphone masing –
masing.
Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan
cenderung cuek, tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Karena globalisasi
menganut kebebasan dan keterbukaan, sehingga banyak anak muda yang bertindak sesuka
hatinya. Contohnya, geng motor anak muda yang melakukan tindakan kekerasan yang
mengganggu ketentraman dan kenyamanan masyarakat. Maka dari itu perlu dilaksanakan
antisipasi untuk mengatasi menumbuhkan nilai – nilai Pancasila dan nasionalisme, antara lain:
Pada umumnya untuk membentuk suatu keluarga maka harus diawali dengan pernikahan, yang
mana pernikahan tersebut harus sah secara agama dan sah secara hukum (dicatat oleh
pemerintah). Dengan mematuhi norma agama dan norma hukum seperti di atas maka akan
mengakibatkan adanya status, hak maupun kewajiban yang jelas bagi semua pihak. Perlu
ditanamkan kepada anak-anak kita sedini mungkin perilaku-perilaku yang baik seperti rajin
beribadah, sopan santun, bertanggung jawab, suka memberi kepada sesama dan lai sebagainya.
Dalam lingkungan keluarga juga harus dibudayakan sikap kasih sayang, saling menghormati
antar sesama anggota keluarga, rukun, dan lain sebagainya. Untuk lebih jelasnya berikut
perilaku-perilaku yang menerapkan nilai-nilai pancasila dalam lingkungan keluarga :
Saling menghormati antar sesama anggota keluarga
Sebagai orang tua harus mendidik anak-anaknya agar selalu patuh terhadap agama dan
hukum
Sebagai orang tua juga harus menjadi teladan yang baik bagi anak-anaknya, dan
memberikan contoh perilaku yang sesuai dengan norma agama, norma kesusilaan,
norma kesopanan, norma hukum dan adat.
Sebagai orang tua bersikap adil terhadap anak-anaknya, tidak boleh pilih kasih
Dalam kehidupan masyaakat, setiap anggota masyarakat harus patuh dan taat pada norma-
norma dan aturan yang berlaku di dalam masyarakat tersebut. Sebagai masyarakat maka kita
harus saling menghormati, dan saling menghargai hak-hak asasi manusia, menghargai hak
miling orang lain dan selalu menjaga hak dan kewajiban kita sebagai masyarakat. Dan berikut
ini beberapa perilaku yang mencerminkan nilai-nilai yang terkandung di dalam pancasila dalam
lingkungan masyarakat :
Selalu aktif dalam kegiatan sosial seperti kerja bakti, ronda malam dll.
Contoh perilaku penerapan nilai-nilai Pancasila dalam lingkungan sekolah
Dalam lingkungan sekolah, semua warga sekolah baik siswa, guru dan juga karyawan harus
mematuhi semua peraturan dan tata tertib sekolah sesuai dengan fungsi dan kedudukan masing-
masing warga sekolah. Sekolah seharusnya menjadi tempat yang nyaman, dan menjadi suasana
kekeluargaan yang kedua setelah di rumah. Suasana aman dan tertib di sekolah, serta
kebersihan dari sekolah merupakan tanggung jawab bersama segenap warga sekolah. Dan
berikut adalah perilaku penerapan nilia-nilai pancasila dalam lingkungan sekolah :
Belajar yang giat agar mendapatkan prestasi dan mengharumkan nama sekolah
Tertib, taat dan patuh pada aturan yang berlaku di negara tersebut (tertib lalu lintas)
Memelihara dan menjaga lingkungan hidup dari kerusakan atau pencemaran lingkungan
Jika ada pemilihan umum, kita harus ikut serta (berpartisipasi) dalam pemilihan dan
turut mensukseskan pemilu
Perilaku warga negara yang tertib pada hukum yang berlaku akan membuat terciptanya
suasanya yang aman, tentaram dan damai. Perilaku yang merupakan penerapan nilai-nilai
pancasila di lingkungan berbangsa dan bernegara itu tidak hanya untuk warga negara saja tetapi
juga berlaku bagi segenap komponen bangsa dan segenap komponen penyelenggaraan
pemerintah negara. Dengan demikian aktualisasi pelaksanaan Pancasila sebagai usaha
mewujudkan tutujuan nasional sesuai dengan fungsi dan kedudukan kita masing-masing.