Anda di halaman 1dari 2

Bangkit dari Ketakutan

Setelah melaksanakan PUB kami siswa-siswi SMAN 1 LEULIANG diberi tugas untuk membuat
artikel. Setelah saya memikirkan hal apa yang harus saya tuliskan dalam artikel ini akhirnya saya
memutuskan untuk menuliskan pengalaman hidup saya dengan judul Bangkit dari Ketakutan.

Cerita ini di mulai pada saat saya berada di kelas 8 SMP, dimana saya mengkuti salah satu
ekstrakulikuler yang memang sudah saya inginkan sejak saya SD. Disini entah ekspetasi saya
yang terlalu tinggi tentang ekskul ini atau tidak karena saya merasa hal yang terjadi selama saya
mengikuti ekskul ini benar benar di luar dugaan saya, disini saya mendapatkan kekerasan yang
bisa dibilang ini termasuk pembullyan baik secara verbal maupun fisik oleh alumni dan teman
seangkatan saya.

Waktu itu pada saat saya sedang berbincang bincang dengan teman saya di depan kelas
datanglah teman ekskul saya entah mengapa tiba tiba dia memukul punggung saya dengan cukup
kencang sampai teman saya pun kaget dengan perilaku teman saya itu, disitu saya tidak melawan
karena saya juga cukup kaget setelah dipukul dan saya tidak tau mengapa saya dipukul, setelah
sepulang sekolah saya merasakan punggung saya sakit dan setelah di cek di rumah ternyata
punggung saya membiru dan sedikit bengkak sampai saya tidak bisa tidur terlentang. Disini saya
masih diam saja karena saya berfikir dia tidak sengaja tetapi pada saat ekskul selanjutnya hal ini
terjadi lagi dimana ketika saya disuruh oleh kaka kelas saya untuk memanggil mereka karena
ekskul bentar lagi dimulai, saya langsung memanggil mereka ditemani teman perempuan saya,
tetapi hal yang tak saya inginkan terjadi lagi setelah saya menyuruh mereka untuk kembali
ketempat ekskul disitu mereka malah memaki saya dengan bahasa kasar saya dan teman saya
tidak tinggal diam kami mencoba melawan mereka tetapi tetap saja mereka keras kepala tidak
mau mendengarkan saya bahkan disitu salah satu dari mereka mecoba menendang ke arah muka
saya untung saja saya menghindar lalu teman saya menyuruh saya untuk meninggalkan mereka,
pada saat ekskul dimulai saya dan teman yang lain sedang melatih ade kelas disitu mereka
datang tetapi bukannya membantu mereka malah membuat konflik dimana salah satu dari
mereka berbicara “Ga becus banget si ngajarin ade kelas kaya gitu” lantas saya langsung
menanggapi itu dengan berbicara “oh yauda kalo menurut kalian kami ga becus coba kalian aja
yang ngelatih ade kelas mumpung dari tadi kalian diem aja gada guna” bukannya mereka melatih
mereka malah memilih untuk bermain game online. Mengapa saya tidak melaporkan hal ini
kepihak sekolah? Ya karena dari hal yang sudah terjadi tidak ada tindakan dari sekolah.

Setelah saya lulus dari SMP dan masuk ke SMA disini saya merasakan ketakutan untuk
mengikuti suatu organisasi atau ekskul karena saya tidak ingin hal yang terjadi di SMP terulang
lagi tetapi berkat support dari keluarga yang memacu keberanian saya untuk mengikuti
organisasi lagi akhirnya saya berorganisasi lagi, saya tidak bisa menjadikan hal itu untuk
menyerah tetapi harus jadikan hal itu untuk terus berkembang dan maju.
Sekian saja cerita dari saya walaupun sebenarnya masih banyak yang ingin saya ceritakan, tapi
saya berharap cerita ini bisa menjadi pelajaran dan motivasi.

Anda mungkin juga menyukai