SANG PEMBANTAI
Tokoh:
-Kyotaka Eita sebagai tokoh utama
- Mashiro Arisu teman sekelas
- Isse Hasekawa teman sekelas
- Kirin sensei guru
-Ryuen Hachiman Musuh kemudian menjadi Rival
-Ichinose Shigatsu teman dari kelas B yang diselamatkan Eita dar pembulian geng
Ryuen
-Albert lawan Prosfair Eita
-Sakayanagi Arise lawan prosfair
Latar: Sekolah,Supermarket,Taman,Jepang.
Pendahuluan:
Tidak perlu kecewa bila orang lain menyembunyikan kebenaran dari kita,
sedangkan kita masih menyembunyikan kebenaran dari diri kita sendiri > Eita
Aku masih ingat pemandangan yang aku lihat di layar kaca pada hari pertama
sekolah seolah-olah baru terjadi kemarin. Hari ini adalah pekan ke-3 setelah aku
masuk sekolah Elite Gymnasium.
Sekolah Elite Gymanasium adalah sekolah terbaik diantara sekolah sekolah
pemerintah lainnya. Hanya beberapa diantara mereka yang dapat masuk kedalam
sekolah ini, di sekolah ini para siswa di tes kelayakan untuk masuk. Tentu saja tes
itu sangat sulit. Disekolah ini siswa dilarang untuk melakukan komunikasi dengan
orang tua dan dilarang untuk pergi ke luar sekolah,Siswa di wajibkan untuk tinggal
di asrama keunikan dari sekolah ini adalah bahwa penerimaan tidak bergantung
pada nilai yang diperoleh sewaktu SMP. Siswa yang dipilih sesuai dengan kriteria
seleksi unik sekolah memiliki berbagai karakteristik untuk laki-laki dan
perempuan. Ada yang pandai belajar tapi tidak pandai berkomunikasi . Ada yang
pandai berolahraga tapi tidak pandai belajar. Bahkan siswa yang tidak memiliki
apapun dapat dididik bersama. Ini adalah mekanisme yang tidak akan ada di SMA
biasa. Siswa dengan kepribadian yang beragam seperti itu dibuat untuk hidup
dalam kelompok dan bersaing antar kelas sebagai dasarnya. Tujuannya adalah
untuk dapat bertarung dalam masyarakat yang kompetitif dan untuk menciptakan
landasan yang diperlukan untuk bertahan hidup sebagai sebuah kelompok. Dan,
siswa yang dicap sebagai orang yang tidak memenuhi syarat akan menemui nasib
dropout tanpa pengampunan. Hanya dengan belajar atau berolahraga tidak akan
bisa bertahan di sekolah ini. Satu angkatan tahun sekolah dibagi menjadi empat
kelas, dari kelas A hingga kelas D. Pada saat masuk, sekitar 40 siswa dialokasikan
untuk setiap kelas. Total sebanyak 160 orang.
Sebelum aku pulang sekolah,guruku memberitahu semua siswa bahwa kami para
siswa akan tinggal di asrama, aku di beri kamar yang cukup luas dengan fasilitas
yang mumpuni kemudian aku mandi dan bersiap siap untuk tidur leih awal agar
tidak terlambat . Keesokan harinya kepala sekolah mengumumkan bahwa hari itu
akan diadakan lomba prosair fan matematika, kami semua mungkin sudah tidak
heran dengan adanya lomba prosfair dan matematika itu karena sekolah ini adalah
sekolah Elite yang para siswanya benar benar harus menggunakan otak mereka. Di
perlombaan ini dibutuhkan kekompakan nilai, sekolah ini membagi para siswa
menjadi 4 kelas. Kelas pertama adalah kelas A yang memiliki siswa dengan
kecerdasan yang luar biasa. Kemudia di posisi kedua ada kelas B yang memiliki
siswa yang cerdas di atas rata rata. Lalu di posisi ketiga ada C, kelas C memiliki
siswa yang kecerdasnya rata rata. Terakhir kelas D, kelas D memiliki siswa dengan
kemampuan biasa dan cenderung dibawah rata-rata, namun itu tidak menutup
kemungkinan kelas ini bisa menang walau terdengar agak mustahil. Aku berada di
kelas 10D, bukan karena malas tapi aku hanya tidak mau terlihat menonjol di
kepintaran dan akademis. Aku sengaja membuat nilai 50 di semua mata pelajaran
agar tidak menarik perhatian di kelas. “ aku benci lomba tapi aku tidak mau ada di
kelas ini” seorang perempuan berbicara entah kepada siapa dengan nada yang
kesal. “ kenapa kau tidak berdiskusi dengan orang orang itu dan malah menyendiri
disini ?” Tanya nya padaku, “ Aku hanya tidak suka, kau sendiri?” Tanya balikku.
“ Bukan urusanmu” jawabnya dengan nada tidak suka, “Hei siapa namamu ?”
Tanya ku pada perempuan itu. “Mashiro Arisu.” Jawabnya datar. “ Namaku
Kyotaka Eita.” Ucapku lalu kami pun menghening. Kemudia “ Para siswa
sekalian, silahkan mempersiapkan diri kalian dan pilih seorang pemimpin untuk
membimbing kalian.” Pengumuman dari wali kelas kami bernama Kirin sensei.
satu kelas menjadi sangat ribut, mereka sedang berdiskusi tentang masalah
tersebut. Beberapa dari mereka berdebat. Arisu yang duduk di sebelahku berkata
padaku “mengapa kau tidak bergabung saja dengan salah satu dari mereka?” . Aku
menjawab tidak,aku tidak terlalu suka keramaian,selain itu kenapa kau juga tidak
bergabung,tanyaku. Dia menjawab “Bila aku ikut dalam pembicaraan mereka,Itu
hanya membuang-buang waktu” . Hmmm.Sepertinya kau adalah orang yang tidak
mau menyianyiakan waktu jawabku.
Sepulang sekolah aku pergi ke toko market yang ada di sekolahku. Aku membeli
beberapa bahan makanan dan alat alat dapur, Sekolah ini sangat mewah bahkan
dalam asrama menyediakan dapur juga dilengkapi dengan kompor listrik. Aku
berpikir berapa banyak biaya yang di keluarkan dalam pembangunan sekolah ini.
Di sekolah ini juga ada yang namanya poin. Poin singkatnya semacam uang yang
ada di sekolah ini. Saat aku sedang berbelanja,aku melihat teman sekelasku sedang
membeli sesuatu. Dia membeli beberapa buah yang tersedia disana. Dia bernama
Isse Hasekawa. Dia adalah seorang murid dari klub basket. Dia menyapaku dan
mengobrol singkat denganku. Dia berkata padaku bahwa sekolah ini aneh ya,
fasilitas semewah ini bahkan setiap anak di beri poin untuk berbelanja. Dan aku
setuju dengan pendapatnya. Aku merasa bahwa tidak mungkin sekolah memberi
poin dalam jumlah yang sebegitu banyak jumlah nya dengan mudah pasti ada
beberapa syarat untuk mendapatkannya. Setelah pembicaraan tersebut aku pamit
kepada Isse dan berjalan pulang ke Asrama ku.
Di perjalanan aku melihat Ryuen dari kelas C berserta geng nya mengikuti
Ichinose,Ryuen dan geng nya Ichinose,aku yang melihatnya hanya mengamati dan
memikirkan suatu rencana yang dapat menghasilkan situasi yang untung
bagiku,karena bila aku melawannya sekarang Ryuen dan geng nya akan
menimbulkan kegaduhan dan keramaian secara luas sehingga aku berencana untuk
menghadapi Ryuen dan geng nya saat situasinya sepi dan tidak ada lawan. Disaat
Ryuen dan geng nya menghina dan mengancam Ichinose,aku datang dan
mengancam akan melaporkan hal ini ke sekolah,tentu mereka marah dan berencana
akan menyerangku agar aku tutup mulut,mereka menyerangku dengan beringas
namun aku berhasil membalikan keadaan,satu persatu mereka dikalahkan dan aku
membuat mereka pingsan, tersisa hanya Ryuen yang masih berdiri,dia memuji
karena sebelumnya dia menghina dan berpikir aku hanya lemah dan bodoh
kemudia dengan cepat dia menyerangku,pukulan nya cukup kuat,dia menghina ku
agar emosi labi. Namun sayang nya dia salah memilih lawan. Aku tidak memiliki
emosi. Ryuen menunjukkan ekspresi ketakutan,dan secepat kilat aku menghujami
dia dengan pukulan ku hingga pingsan,aku mendekati Ichinose dan bertanya
keadaan nya sekarang,dia terlihat begitu ketakutan. Dan memeluk ku dan
menangis. Aku berkata semua baik-baik saja