Anda di halaman 1dari 15

PAPER

PENGANTAR KRISIS KESEHATAN DAN KEBENCANAAN


Dosen Pengampu: Alifia Candra Puriastuti, S.Keb., Bd., M.Kes

Disusun Oleh:
Bagus Dwi Styowahyudi (171141043)
Khusnul Khotimah (191104123)
Dhea Anggraeni Syahputri (191104136)
Alfandy Siswono Nugroho (191104138)
Rifqi Amrullah (191104145)
Muhammad Hasan (191104146)
Achmad Richie Sambora (191104150)
Ismiatul Fauziah (191104159)
Dessy Ramadhani (191104167)
M. Fikki Firmansyah (191104169)

ITKS WIDYA CIPTA HUSADA


PROGRAM STUDI D-III RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI TAHUN
AKADEMIK 2020/2021
ABSTRAK

Indonesia merupakan negara yang rawan bencana mulai dari gunung berapi,
banjir, tsunami, tanah longsor dan lain sebagainya. Untuk menangani sebuah
bencana harus adanya hubungan antara Lembaga Pemerintahan, Lembaga Usaha
dan Masyarakat. Tiga pilar ini mempunyai peranannya masing masing salah satunya
ada yang berperan sebagai fasilitator. Fasilitator adalah petugas yang melakukan
fasilitasi dan pendampingan penyusun dokumen perencanaan untuk pencapaian
yang sudah ditargetkan. Agar mampu mejalankan perannya, fasilitator diwajibkan
memiliki 3 sifat dasar. Yakni, mau belajar, selalu memperbaiki diri dan tidak mudah
menyerah pada keadaan. Dengan adanya fasilitator kebencanaan, diharapkan tingkat
risiko bencana bisa diminimalisasi sedini mungkin. Termasuk membantu
masyarakat memahami bencana yang sewaktu-waktu mengancam keselamatan
mereka. Karena itu, dibutuhkan para ahli bencana yang mempunyai latar belakang
ilmu kebumian dan kebencanaan di tingkat kecamatan untuk selalu memantau dan
mengawasi kondisi kebencanaan di wilayah rawan bencana. Fasilitator ini juga
dapat bertanggung jawab memetakan dan memantau kondisi bencana alam dan
memberikan saran mitigasi struktural. Ada banyak target yang mesti dicapai oleh
fasilitator. Tentu saja hal ini membutuhkan pengetahuan dan ketrampilan yang tidak
sedikit dari para fasilitator. Peningkatan kapasitas kepada para fasilitator terpilih
perlu dilakukan oleh Direktorat Pemberdayaan Masyarakat BNPB agar para
fasilitator itu dapat mengerjakan tugas dan fungsinya dengan baik dan lancar..

Kata kunci: Bencana, Fasilitator, Kebencanaan


PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang rawan bencana mulai dari gunung
berapi, banjir, tsunami, tanah longsor dan lain sebagainya. Hal tersebut
dikarenakan Indonesia berada di zona pertemuan antar lempeng bumi dan
memiliki banyak gunung berapi yang aktif mengelilingi Samudra Pasifik. Untuk
menangani sebuah bencana harus adanya hubungan antara Lembaga
Pemerintahan, Lembaga Usaha dan Masyarakat. Tiga pilar ini mempunyai
peranannya masing masing salah satunya ada yang berperan sebagai fasilitator.
Fasilitator adalah petugas yang melakukan fasilitasi dan pendampingan
penyusun dokumen perencanaan untuk pencapaian yang sudah ditargetkan.
Tujuan fasillitator adalah melakukan fasilitasi dan pendampingan kepada
masyarakat untuk mencapai target melalui perspektif pendidikan orang dewasa
dan proses pendidikan yang kritis. Pokok proses pendidikan kritis ini antara lain
belajar dari pengalaman, tidak menggururi dan dialogis.
Pemahaman yang baik tentang sebuah desa atau lokasi bencana adalah
kunci bagi fasilitator. Kegiatan ini dilakukan agar fasilitator memahami seluk
beluk kondisi dan karakter lingkungan desa dan penduduknya. Selain itu
fasilitator melakukan kegiatan pengumpulan data informasi dapat dilakukan
secara informal seperti observasi, wawancara, maupun mengumpulkan dokumen
yang terkait. Data informasi yang telah dikumpulkan akan menjadi bahan
pengembangan basis data, sehingga diharapkan pada akhir program basis data
ini untuk mengukur pencapaian dari pelaksanaan program tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa itu bencana alam?
1.2.2 Apa tugas,wewenang,dan tujuan dari fasilitator itu?
1.2.3 Bagaimana peran fasilitator dalam masyarakat?
1.2.4 Bagaimana peran fasilitator dalam kebencanaan?
1.2.5 Kelebihan dan kekurangan fasilitator?
1.2.6 Apa saja yang harus dihindari oleh fasilitator?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan dibuatnya paper ini adalah mahasiswa mampu menganalisa
peran serta kewajiban Fasilitator tenaga kesehatan dalam menangani
bencana alam yang ada di sekitar masyarakat.
1.3.2 Tujuan Khusus
a) Mengetahui Definisi bencana alam
b) Mengetahui tugas,wewenang dan kewajiban fasilitator
c) Memahami peran fasilitator dalam masyarakat
d) Memahami peran fasilitator dalam kebencanaan
e) Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan tenaga kesehatan
sebagai fasilitator
f) Mengetahui pasti apa saja yang harus di hindari oleh fasilitator
ISI
2.1 Definisi bencana
Definisi Bencana Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang
Penanggulangan Bencana menyebutkan definisi bencana sebagai berikut:
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
harta benda, dan dampak psikologis.
Definisi tersebut menyebutkan bahwa bencana disebabkan oleh faktor alam, non
alam, dan manusia.
 Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami,
gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
 Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal
modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.
 Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial
antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan teror.
 Kejadian Bencana adalah peristiwa bencana yang terjadi dan dicatat berdasarkan
tanggal kejadian, lokasi, jenis bencana, korban dan/ataupun kerusakan. Jika
terjadi bencana pada tanggal yang sama dan melanda lebih dari satu wilayah,
maka dihitung sebagai satu kejadian.
Menurut The World Confederation for Physical Therapy (WCPT), bencana
dapat dibedakan menjadi empat jenis yaitu:
 Bencana alam (natural disaster)
Bencana alam termasuk banjir, angin topan, gempa bumi dan letusan gunung
berapi yang berdampak langsung pada kesehatan manusia dan dampak sekunder
yang menyebabkan kematian lebih lanjut dan menderita dari misalnya banjir,
tanah longsor, kebakaran, tsunami.
 Keadaan darurat lingkungan (environmental emergencies)
Keadaan darurat lingkungan termasuk kecelakaan teknologi atau industri,
biasanya melibatkan produksi, penggunaan atau transportasi material berbahaya
dan terjadi di mana material ini diproduksi, digunakan atau diangkut dan
kebakaran hutan yang disebabkan manusia.
 Keadaan darurat kompleks (complex emergencies)
Keadaan darurat kompleks melibatkan perusakan otoritas, penjarahan dan
serangan terhadap instalasi strategis, termasuk situasi konflik dan perang.
 Kedaruratan pandemik (pandemic emergencies)
Kedaruratan pandemik adalah kondisi tiba-tiba timbul penyakit menular yang
memengaruhi kesejatan, mengganggu layanan dan bisnis, membawa biaya
ekonomi dan sosial.
Contoh bencana yaitu:
 Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi
yang disebabkan oleh tumbukan antar lempeng bumi, patahan aktif, akitivitas
gunung api atau runtuhan batuan.
 Letusan gunung api merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang dikenal
dengan istilah "erupsi". Bahaya letusan gunung api dapat berupa awan panas,
lontaran material (pijar), hujan abu lebat, lava, gas racun, tsunami dan banjir
lahar.
 Tsunami berasal dari bahasa Jepang yang berarti gelombang ombak lautan ("tsu"
berarti lautan, "nami" berarti gelombang ombak). Tsunami adalah serangkaian
gelombang ombak laut raksasa yang timbul karena adanya pergeseran di dasar
laut akibat gempa bumi.
 Tanah longsor merupakan salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan,
ataupun percampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng akibat
terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng.
 Banjir adalah peristiwa atau keadaan dimana terendamnya suatu daerah atau
daratan karena volume air yang meningkat.
 Banjir bandang adalah banjir yang datang secara tiba-tiba dengan debit air yang
besar yang disebabkan terbendungnya aliran sungai pada alur sungai.
 Kekeringan adalah ketersediaan air yang jauh di bawah kebutuhan air untuk
kebutuhan hidup, pertanian, kegiatan ekonomi dan lingkungan. Adapun yang
dimaksud kekeringan di bidang pertanian adalah kekeringan yang terjadi di
lahan pertanian yang ada tanaman (padi, jagung, kedelai dan lain-lain) yang
sedang dibudidayakan.
 Kebakaran adalah situasi dimana bangunan pada suatu tempat seperti
rumah/pemukiman, pabrik, pasar, gedung dan lain-lain dilanda api yang
menimbulkan korban dan/atau kerugian.
 Kebakaran hutan dan lahan adalah suatu keadaan di mana hutan dan lahan
dilanda api, sehingga mengakibatkan kerusakan hutan dan lahan yang
menimbulkan kerugian ekonomis dan atau nilai lingkungan. Kebakaran hutan
dan lahan seringkali menyebabkan bencana asap yang dapat mengganggu
aktivitas dan kesehatan masyarakat sekitar.
 Angin puting beliung adalah angin kencang yang datang secara tiba-tiba,
mempunyai pusat, bergerak melingkar menyerupai spiral dengan kecepatan 40-
50 km/jam hingga menyentuh permukaan bumi dan akan hilang dalam waktu
singkat (3-5 menit).
 Gelombang pasang atau badai adalah gelombang tinggi yang ditimbulkan karena
efek terjadinya siklon tropis di sekitar wilayah Indonesia dan berpotensi kuat
menimbulkan bencana alam. Indonesia bukan daerah lintasan siklon tropis tetapi
keberadaan siklon tropis akan memberikan pengaruh kuat terjadinya angin
kencang, gelombang tinggi disertai hujan deras.
 Abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan arus laut
yang bersifat merusak. Abrasi biasanya disebut juga erosi pantai. Kerusakan
garis pantai akibat abrasi ini dipicu oleh terganggunya keseimbangan alam
daerah pantai tersebut. Walaupun abrasi bisa disebabkan oleh gejala alami,
namun manusia sering disebut sebagai penyebab utama abrasi.
 Kecelakaan transportasi adalah kecelakaan moda transportasi yang terjadi di
darat, laut dan udara.
 Kecelakaan industri adalah kecelakaan yang disebabkan oleh dua faktor, yaitu
perilaku kerja yang berbahaya (unsafe human act) dan kondisi yang berbahaya
(unsafe conditions). Adapun jenis kecelakaan yang terjadi sangat bergantung
pada macam industrinya, misalnya bahan dan peralatan kerja yang
dipergunakan, proses kerja, kondisi tempat kerja, bahkan pekerja yang terlibat di
dalamnya.
 Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian
kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah
dalam kurun waktu tertentu. Status Kejadian Luar Biasa diatur oleh Peraturan
Menteri Kesehatan RI No. 949/MENKES/SK/VII/2004.
 Konflik Sosial atau kerusuhan sosial atau huru hara adalah suatu gerakan massal
yang bersifat merusak tatanan dan tata tertib sosial yang ada, yang dipicu oleh
kecemburuan sosial, budaya dan ekonomi yang biasanya dikemas sebagai
pertentangan antar suku, agama, ras (SARA).
 Aksi Teror adalah aksi yang dilakukan oleh setiap orang yang dengan sengaja
menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan sehingga menimbulkan
suasana teror atau rasa takut terhadap orang secara meluas atau menimbulkan
korban yang bersifat masal, dengan cara merampas kemerdekaan sehingga
mengakibatkan hilangnya nyawa dan harta benda, mengakibatkan kerusakan
atau kehancuran terhadap obyek-obyek vital yang strategis atau lingkungan
hidup atau fasilitas publik internasional.
 Sabotase adalah tindakan yang dilakukan untuk melemahkan musuh melalui
subversi, penghambatan, pengacauan dan/ atau penghancuran. Dalam perang,
istilah ini digunakan untuk mendiskripsikan aktivitas individu atau grup yang
tidak berhubungan dengan militer, tetapi dengan spionase. Sabotase dapat
dilakukan terhadap beberapa sruktur penting, seperti infrastruktur, struktur
ekonomi, dan lain-lain.
2.2 Tugas, Wewenang dan tujuan fasilitator
Fasilitator adalah seseorang atau sekelompok orang yang menempatkan diri
sebagai pemerlancar atau bertugas mempermudah proses mempelajari-memahami
persoalan kemudian memutuskan tindakan. Agar mampu mejalankan perannya,
fasilitator diwajibkan memiliki 3 sifat dasar. Yakni, mau belajar, selalu
memperbaiki diri dan tidak mudah menyerah pada keadaan.

Adapun Tujuan fasilitator:

1. Melakukan fasilitasi dan pendampingan kepada masyarakat dalam


mengidentifikasi ancaman , kerentanan serta kapasitas mereka untuk
menghadapi bencana
2. Melakukan fasilitasi dan pendampingan kepada masyarakat dalam menyusun
dokumen penanggulangan bencana
3. Melakukan fasilitasi dan pendampingan untuk berkoordinasi dengan para
pihak dalam rangka internalisasi dokumen penanggulangan bencana.

Selain mempunyai tujuan, fasilitator juga tentunya memiliki peran dan


fungsi dalam menjalankan tugasnya atau dalam melayani masyarakat. Berikut
adalah peran dan tugas Fasilitator dalam menjalankan tugasnya:

1. Fasilitator berperan sebagai pengelola kelancaran diskusi


Karena persoalan yang rumit biasanya membutuhkan diskusi yang
panjang dengan beragam sudut pandang. Tugas fasilitator disini memastikan
semua pihak aktif menyampaikan pendapat, memastikan semua pendapat
dihargai, memastikan arah diskusi tidak melenceng dari persoalan, dan
memastikan hasil diskusi mengerucut pada satu kesimpulan Bersama.
2. Fasilitator berperan sebagai jembatan agar kepentingan semua pihak
dihargai dan dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan
bersama.
3. Fasilitator berperan meyakinkan semua pihak agar mau semua pihak agar
mau bertemu, mengatur kesepakatan jadwal, menyediakan atau menyiapkan
tempat dan perlengkapannya.
4. Fasilitator berperan sebagai pembawa pesan tentang adanya persoalan baru.
Terkadang ada beberapa persoalan baru yang belum dipahami
menyeluruh oleh para pihak. Sehingga fungsi fasilitator disini adalah
menyampaikan tentang persoalan-persoalan baru tersebut kepada pihak
yang bersangkutan. Apabila fasilitator itu masih belum menguasai persoalan
tersebut, fasilitator dapat menghadirkan pihak yang berkompeten untuk
menyampaikan persoalan baru tersebut kepada para pihak yang
bersangkutan.
2.3 Peran fasilitator dalam masyarakat
Dengan adanya fasilitator kebencanaan, diharapkan tingkat risiko bencana bisa
diminimalisasi sedini mungkin untuk menekan jumlah korban yang terkena dampak
bencana. Termasuk membantu masyarakat mengenalkan bagaimana cara
pertolongan pertama untuk menangani korban jika sewaktu-waktu ada bencana
datang yang mengancam keselamatan mereka. Karena itu, dibutuhkan para petugas
kesehatan dalam fasilitator kebencanaan di tingkat kecamatan untuk selalu siap
siaga di wilayah rawan bencana. Fasilitator ini juga dapat bertanggung jawab
membantu memetakan jalur evakuasi korban bencana.

Peningkatan kapasitas untuk sadar dan tangguh bencana harus mengakar ke


semua lapisan masyarakat dan harus dijadikan bagian dari karakter bangsa. Dalam
hal ini, budaya menjaga alam dan sadar bencana harus dijadikan gaya hidup di
tengah masyarakat.

Fasilitator Fasilitasi Ketangguhan Masyarakat dapat diketahui mengenai maksud


dan tujuan penempatan fasilitator. Maksud penempatan fasilitator adalah untuk
melakukan fasilitasi dan pendampingan penyusunan dokumen perencanaan untuk
pencapaian indikator-indikator desa tangguh
2.4 Peran fasilitator dalam kebencanaan
Dengan adanya fasilitator kebencanaan, diharapkan tingkat risiko bencana bisa
diminimalisasi sedini mungkin. Termasuk membantu masyarakat memahami
bencana yang sewaktu-waktu mengancam keselamatan mereka. Karena itu,
dibutuhkan para ahli bencana yang mempunyai latar belakang ilmu kebumian dan
kebencanaan di tingkat kecamatan untuk selalu memantau dan mengawasi kondisi
kebencanaan di wilayah rawan bencana. Fasilitator ini juga dapat bertanggung
jawab memetakan dan memantau kondisi bencana alam dan memberikan saran
mitigasi struktural.
Peningkatan kapasitas untuk sadar dan tangguh bencana harus mengakar ke
semua lapisan masyarakat dan harus dijadikan bagian dari karakter bangsa. Dalam
hal ini, budaya menjaga alam dan sadar bencana harus dijadikan gaya hidup di
tengah masyarakat.
Fasilitator Fasilitasi Ketangguhan Masyarakat dapat diketahui mengenai maksud
dan tujuan penempatan fasilitator. Maksud penempatan fasilitator adalah untuk
melakukan fasilitasi dan pendampingan penyusunan dokumen perencanaan untuk
pencapaian indikator-indikator desa tangguh. Adapun tujuan penempatan fasilitator,
antara lain:

1. Melakukan fasilitasi dan pendampingan kepada masyarakat desa dalam


mengidentifikasi ancaman, kerentanan serta kapasitas mereka untuk
menghadapi bencana
2. Melakukan fasilitasi dan pendampingan kepada masyarakat desa dalam
menyusun dokumen penanggulangan bencana
3. Melakukan fasilitasi dan pendampingan untuk berkoordinasi dengan para
pihak dalam rangka internalisasi dokumen penanggulangan bencana dalam
rencana pembangunan desa

Ada banyak target yang mesti dicapai oleh fasilitator. Tentu saja hal ini
membutuhkan pengetahuan dan ketrampilan yang tidak sedikit dari para fasilitator.
Peningkatan kapasitas kepada para fasilitator terpilih perlu dilakukan oleh
Direktorat Pemberdayaan Masyarakat BNPB agar para fasilitator itu dapat
mengerjakan tugas dan fungsinya dengan baik dan lancar. Hal-hal yang perlu
dipahami dan dikuasai oleh para fasilitator destana antara lain menyangkut peraturan
perundang-undangan mengenai kebencanaan dan desa, teknik fasilitasi dengan
perspektif pendidikan orang dewasa, analisa risiko bencana, teknik pengkajian desa
secara partisipatif, sosial budaya dan bahasa masyakarat setempat, kepemimpinan
dan pendampingan, gender, dan lain-lain.

Satu hal yang paling mendasar adalah para fasilitator harus sudah membaca dan
memahami peraturan perundang-undangan di bidang kebencanaan antara lain:
1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan PB.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan
Pengelolaan Bantuan Bencana.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2008 tentang Peran Serta Lembaga
Internasional dan Lembaga Asing Nonpemerintah dalam PB.
5. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang BNPB.
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2008 tentang Pedoman
Organisasi dan Tata Kerja BPBD.
7. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 3 Tahun
2008 tentang Pedoman Pembentukan BPBD.
8. Perka BNPB No. 1/2012.

2.5 Kelebihan dan kekurangan fasilitator


a) Kemampuan Seorang Fasilitator

1. Berkomunikasi dengan baik


2. Fasilitator harus mendengarkan pendapat setiap anggota kelompok,
setuju dengan mereka, hapus keterangan lebih lanjut dan membuat
suasana akrab dengan peserta diskusi kelompok.
3. Menghormati sesama anggota kelompok
4. Fasilitator harus menghargai sikap, dan perasaan dari setiap anggota
kelompok.
5. Berpengetahuan
6. Fasilitator harus memiliki pengetahuan yang cukup terhadap setiap
masalah yang akan dibahas. Ia harus memiliki minat yang besar terhadap
berbagai masalah yang ada.
7. Memiliki Sifat
8. Fasilitator harus dapat menerima pendapat atau sikap yang mungkin
kurang sesuai yang disampaikan oleh anggota kelompok. Fasilitator
harus melupakan hal tersebut di atas dengan sikap terbuka, sambil
tertawa atau bergurau

b) Kekurangan fasilitator

1. *Kurangnya kerjasama antar anggota fasilitator sebagai falisitator,dalam


setiap fasilitator tidak ada kata salah ,dalam mrnangani bencana pasti ada
kelalian dari setiap pihak.
2. *Anggota fasilitator yang kurang
3. Dalam mengatasi bencana falititaor harus siap sedia dengan rincian misal
korban bencana 50 lebih jadi sebagai fasilitator kita harus
mempertimbangkan jumlah tenkes.
4. *Alat yang kurang mrmadai
Sering kali alat yg digunakan kurang memadai dan juga kehabisan, jadi fasilitator
harus tanggal dalam hal tersebut
2.6 Beberapa hal yang harus dihindari oleh fasilitator
Sebagai fasilitator, ada beberapa hal yang harus dihindari dalam

menjalankan tugas sebagai fasilitator, yaitu sikap inferior, yang berpikir

bahwa “saya ini hanya fasilitator”, merasa lebih rendah dari profesi

dengansebutan konsultan dan tidak percaya diri. Selanjutnya, memiliki

anggapan salah bahwa fasilitator itu hanya berhubungan dengan

pendampingan masyarakat. Sikap yang harus dihindari lainnya, yaitu sikap

merasa cukup dan tidak termotivasi untuk belajar mengembangkan diri

untuk menguasai substansi program yang difasilitasi. Jika ingin dikatakan

sebagai fasilitator yang handal, maka fasilitator harus dapat membuktikan

bahwa mereka mampu melampaui target yang harus dipenuhi, mampu

berbagi ilmu keberhasilan dan ide solusi, serta berpikiran out of the

box terhadap pencapaian target supaya lebih efisien dan efektif.


KESIMPULAN

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan


mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor
alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak psikologis. Dan Fasilitator adalah seseorang atau sekelompok orang yang
menempatkan diri sebagai pemerlancar atau bertugas mempermudah proses
mempelajari-memahami persoalan kemudian memutuskan tindakan. Dan Adapun
Tujuan fasilitator :
1. Melakukan fasilitasi dan pendampingan kepada masyarakat dalam
mengidentifikasi ancaman , kerentanan serta kapasitas mereka untuk menghadapi
bencana
2. Melakukan fasilitasi dan pendampingan kepada masyarakat dalam menyusun
dokumen penanggulangan bencana
3. Melakukan fasilitasi dan pendampingan untuk berkoordinasi dengan para pihak
dalam rangka internalisasi dokumen penanggulangan bencana.

Jadi dengan adanya fasilitator kebencanaan, diharapkan tingkat risiko bencana


bisa diminimalisasi sedini mungkin untuk menekan jumlah korban yang terkena
dampak bencana. Termasuk membantu masyarakat mengenalkan bagaimana cara
pertolongan pertama untuk menangani korban jika sewaktu-waktu ada bencana datang
yang mengancam keselamatan mereka. Karena itu, dibutuhkan para petugas kesehatan
dalam fasilitator kebencanaan di tingkat kecamatan untuk selalu siap siaga di wilayah
rawan bencana. Fasilitator ini juga dapat bertanggung jawab membantu memetakan
jalur evakuasi korban bencana.
REFERENSI
Agustina, M. D. (2017). Peran Fasilitator Dalam Menumbuhkan Partisipasi Masyarakat Untuk
Pengurangan Risiko Bencana Melalui Destana Di Desa Tegalrejo. Dipetik April 17,
2021, dari Repository Universitas Jember:
https://repository.unej.ac.id/handle/123456789/79165

Anonim. (2020). Dipetik April 19, 2021, dari https://www.caritra.org/2020/08/24/menjadi-


fasilitator-perkim-yang-handal/

Bencana, B. N. (2016). Panduan Teknis Fasilitator. Dipetik April 17, 2021

Editorial, B. (2016). Peran Fasilitator Desa/Kelurahan Tangguh Bencana. Dipetik April 17,
2021, dari https://bnpb.go.id/berita/peran-fasilitator-desa-kelurahan-tangguh-bencana

Nama, T. (tanpa tahun). Definisi Bencana. Dipetik April 16, 2021, dari
https://www.bnpb.go.id/definisi-bencana

Putri, A. S. (2020). Pengertian Bencana dan Jenis-jenisnya. Dipetik April 17, 2021, dari
https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/05/200000569/pengertian-bencana-dan-
jenis-jenisnya?page=all#page2

Anda mungkin juga menyukai