Disusun Oleh:
Bagus Dwi Styowahyudi (171141043)
Khusnul Khotimah (191104123)
Dhea Anggraeni Syahputri (191104136)
Alfandy Siswono Nugroho (191104138)
Rifqi Amrullah (191104145)
Muhammad Hasan (191104146)
Achmad Richie Sambora (191104150)
Ismiatul Fauziah (191104159)
Dessy Ramadhani (191104167)
M. Fikki Firmansyah (191104169)
Indonesia merupakan negara yang rawan bencana mulai dari gunung berapi,
banjir, tsunami, tanah longsor dan lain sebagainya. Untuk menangani sebuah
bencana harus adanya hubungan antara Lembaga Pemerintahan, Lembaga Usaha
dan Masyarakat. Tiga pilar ini mempunyai peranannya masing masing salah satunya
ada yang berperan sebagai fasilitator. Fasilitator adalah petugas yang melakukan
fasilitasi dan pendampingan penyusun dokumen perencanaan untuk pencapaian
yang sudah ditargetkan. Agar mampu mejalankan perannya, fasilitator diwajibkan
memiliki 3 sifat dasar. Yakni, mau belajar, selalu memperbaiki diri dan tidak mudah
menyerah pada keadaan. Dengan adanya fasilitator kebencanaan, diharapkan tingkat
risiko bencana bisa diminimalisasi sedini mungkin. Termasuk membantu
masyarakat memahami bencana yang sewaktu-waktu mengancam keselamatan
mereka. Karena itu, dibutuhkan para ahli bencana yang mempunyai latar belakang
ilmu kebumian dan kebencanaan di tingkat kecamatan untuk selalu memantau dan
mengawasi kondisi kebencanaan di wilayah rawan bencana. Fasilitator ini juga
dapat bertanggung jawab memetakan dan memantau kondisi bencana alam dan
memberikan saran mitigasi struktural. Ada banyak target yang mesti dicapai oleh
fasilitator. Tentu saja hal ini membutuhkan pengetahuan dan ketrampilan yang tidak
sedikit dari para fasilitator. Peningkatan kapasitas kepada para fasilitator terpilih
perlu dilakukan oleh Direktorat Pemberdayaan Masyarakat BNPB agar para
fasilitator itu dapat mengerjakan tugas dan fungsinya dengan baik dan lancar..
Ada banyak target yang mesti dicapai oleh fasilitator. Tentu saja hal ini
membutuhkan pengetahuan dan ketrampilan yang tidak sedikit dari para fasilitator.
Peningkatan kapasitas kepada para fasilitator terpilih perlu dilakukan oleh
Direktorat Pemberdayaan Masyarakat BNPB agar para fasilitator itu dapat
mengerjakan tugas dan fungsinya dengan baik dan lancar. Hal-hal yang perlu
dipahami dan dikuasai oleh para fasilitator destana antara lain menyangkut peraturan
perundang-undangan mengenai kebencanaan dan desa, teknik fasilitasi dengan
perspektif pendidikan orang dewasa, analisa risiko bencana, teknik pengkajian desa
secara partisipatif, sosial budaya dan bahasa masyakarat setempat, kepemimpinan
dan pendampingan, gender, dan lain-lain.
Satu hal yang paling mendasar adalah para fasilitator harus sudah membaca dan
memahami peraturan perundang-undangan di bidang kebencanaan antara lain:
1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan PB.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan
Pengelolaan Bantuan Bencana.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2008 tentang Peran Serta Lembaga
Internasional dan Lembaga Asing Nonpemerintah dalam PB.
5. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang BNPB.
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2008 tentang Pedoman
Organisasi dan Tata Kerja BPBD.
7. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 3 Tahun
2008 tentang Pedoman Pembentukan BPBD.
8. Perka BNPB No. 1/2012.
b) Kekurangan fasilitator
bahwa “saya ini hanya fasilitator”, merasa lebih rendah dari profesi
Editorial, B. (2016). Peran Fasilitator Desa/Kelurahan Tangguh Bencana. Dipetik April 17,
2021, dari https://bnpb.go.id/berita/peran-fasilitator-desa-kelurahan-tangguh-bencana
Nama, T. (tanpa tahun). Definisi Bencana. Dipetik April 16, 2021, dari
https://www.bnpb.go.id/definisi-bencana
Putri, A. S. (2020). Pengertian Bencana dan Jenis-jenisnya. Dipetik April 17, 2021, dari
https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/05/200000569/pengertian-bencana-dan-
jenis-jenisnya?page=all#page2