Oleh Kelompok :
TAHUN 2020/2021
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN PADA PEREMPUAN
A. Konsep Teori
1. Konsep Bencana
a. Pengertian Bencana
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat
yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam
maupun factor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban
jiwa manusia, kerusakan lingkungan,kerugian harta benda, dan
dampak psikologis (Dan et al., 2007)
Bencana selalu memberikan dampak multi dimensi.Salah satu
aspek yang banyak terkena dampak bencana adalah kesehatan.
Beberapa dampak tersebut diantaranya lumpuhnya pelayanan
kesehatan, korban mati, korban luka, pengungsi, masalah gizi, masalah
kesehatan air bersih, masalah sanitasi lingkungan, penyakit menular,
gangguan kejiwaan dan gangguan pelayanan kesehatan
reproduksi(Oktari & Kurniawan, 2016).Selain masalah kesehatan
kejadian bencana juga menimbulkan situasi yang kacau dan membuat
panik, banyak sarana prasarana yang rusak, hilangnya pekerjaan dan
sumber penghasilan, rusaknya tempat tinggal, dan terpisahnya dengan
keluarga maupun orang terdekat, keadaan ini dapat menyebabkan
masyarakat yang terkena bencana tidak sanggup untuk mengatasi
dirinya (Budi Anna, 2018). Untuk menanggulangi kondisi tersebut
perlu dilakukan penanganan korban bencana secara tepat dan cepat
sehingga dapat memberikan peluang untuk meminimalisasi jumlah
korban akibat keterlambatan tindakan penyelamatan masyarakat,
terutama pada kelompok rentan.
b. Kelompok Rentan Dalam Bencana
Kelompok rentan adalah kelompok masyarakat berisiko tinggi,
karena berada dalam situasi dan kondisi yang kurang memiliki
kemampuan mempersiapkan diri dalam menghadapi risiko bencana
atau ancaman bencana, pada kelompok rentan menanggung dampak
lebih besar dari munculnya risiko bencana atau akan terdampak oleh
sebuah ancaman bencana dibandingkan kelompok masyarakat lainnya,
ini terjadi karena kelompok rentan memiliki keterbatasan sehingga
dalam situasi darurat bencana memerlukan perhatian dan perlakuan
khusus supaya bisa bertahan menghadapi situasi pasca-bencana.
Kondisi pengungsian yang penuh sesak tanpa tenda dan fasilitas
memadai, ditambah rasa trauma dan cuaca buruk, membuat korban
terutama perempuan dan anak-anak mulai terkena penyakit baik secara
fisik maupun secara psikologi yang dapat berdampak buruk bagi
Kesehatan (Teja, 2018). Dalam UU no 24 tahun 2007 kelompok rentan
terdiri dari: bayi, balita, dan anak-anak, ibu yang sedang mengandung
atau menyusui, penyandang cacat, dan orang lanjut usia (Budi Anna,
2018).
A. Pengkajian
Tanggal pengkajian :
1. Identitas Pasien
Nama :
Usia :
No register :
Agama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
3. Riwayat Keperawatan
a. Riwayat Kesehatan Saat Ini
Melakukan pengkajian dengan mengajikan pertanyaan perasaannya saat
ini, keluhan yang dirasakan
b. Riwayat Kesehatan Terdahulu
Melakukan pengkajian terkait riwayat kesehatan terdahulu
1) Riwayat pengobatan sekarang
Melakukan pengkajian, terkait obat-obatan yang sedang
dikonsumsi (nama, lama penggunaan, sendiri/resep).
2) Riwayat medis
Melakukan pengkajian, terkait penyakit keturunan yang dimiliki,
riwayat alergi yang dimiliki.
3) Riwayat medis keluarga
Melakukan pengkajian, terkait penyakit keturunan yang dimiliki
oleh keluarga.
4. Pengkajian Psikosial
a. Harapan
Ketika dihadapi dengan bencana biasanya perempuan akan merasakan
ketakutan dan kecemasan dan stress yang berlebihan akan kondisi dan
harapan kehidupannya ini bisa terjadi dikarenakan adanya perasaan
kehilangan hal yang bermakna dalam kehidupannya, kehilangan objek
pelindung dalam kehidupannya akibat insiden bencana yang dialami
serta perempuan rentan mengalami kekerasan. Oleh karena itu perawat
harus melakukan pengkajian, terkait hal apa yang sedang dipikirkan.
b. Sistem pendukung
Ketika sedang dihadapi dengan bencana pada kondisi ini maka
perempuan akan merasakan kecemasan karena hancurnya system
pelayanan kesehatan yang tersedia sebelumnya akibat bencana, belum
lagi jika terpisah dengan keluarga maka mereka akan semakin cemas
akan keadaannnya, oleh karena itu perawat melakukan pengkajian,
terkait akses pelayanan kesehatan yang masih ada di daerah tempat
pengungsian atau tempat tinggal, serta bagaimana dukungan dari
keluarga mauun sumber daya yang tersedia.
c. Kepercayaan, keagamaan, dan praktik budaya
Melakukan pengkajian terkait kepercayaan, keagamaan, dan praktik
kebudayaan yang dianut.
6. Pengkajian Kebutuhan Dasar Manusia
a. Oksigenasi
Melakukan penghitungan frekuensi pernafasan, napas normal orang
dewasa adalah 16-20 kali/menit. Bila mengalami peningkatan frekuensi
napas, mudah lelah atau kemungkinan dicurigai mempunyai penyakit
jantung.
b. Nutrisi
Melakukan pengkajian berapa porsi yang biasanya dihabiskan dalam
sehari.
c. Cairan dan eliminasi
Melakukan pengkajian berapa kali BAB dan BAK dalam sehari
d. Kenyamanan
Melakukan pengkajian apakah mereka mengalami perasaan tidak
nyaman
e. Istirahat dan tidur
Melakukan pengkajian apakah istirahatnya terganggu saat ini.
f. Aktivitas dan latihan
Melakukan pengkajian aktivitas yang sering dilakukan.
g. Interaksi sosial
Melakukan pengkajian hubungan dengan keluarga maupun masyarakat
sekitar.
h. Persepsi kesehatan
Melakukan pengkajian terkait sumber informasi kesehatan.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas berhubungan ancaman pada status terkini ditandai dengan gelisah
2. Sindrom pasca trauma berhubungan dengan respon maladaptif berulang
terhadapperistiwa traumatik yang penuh tekanan.
3. Ketidakberdayaan berhubungan dengan ketidakmampuan untuk
melaksanakan aktifitas sebelumnya.
C. Intervensi
NO DIAGNOSA TUJUAN & KRITERIA INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN HASIL
1 Ansietas berhubungan Setelah dilakukan asuhan NIC LABEL PENGURANGAN 1. Untuk meningkatkan
dengan ancaman pada keperawatan 3x24 jam KECEMASAN kenyamanan pasien dan
status terkini ditandai diharapkan pasien tidan merasa pasien merasa tenang dan
1. Dorong keluarga untuk
dengan gelisah dan khawatir dengan aman serta merasa
mendampingi klien dengan cara
keadaannya saat ini dengan dianggap
- Gelisah yang tepat
kriteria hasil: 2. Untuk memudahkan
- Sangat khawatir 2. Gunakan pendekatan yang
membina hubungan
- Cemas NOC LABEL TINGKAT tenang dan meyakinkan
dengan pasien
KECEMASAN 3. Berikan objek yang menunjukan
3. Untuk meningkatkan
perasaan nyaman
1. Perasaan gelisah kenyamana pasien
4. Dengarkan klien
dipertahankan pada skala 3 4. Untuk mengetahui
ditingkatkan ke skala 5 permasalahan dan
2. Wajah tegang dipertahankan perasaan yang sedang
pada skala 3 ditingkatkan ke dialami oleh pasien
skala 5 1. Untuk meningkatkan
kenyamanan yang
NOC LABEL TANDA – dirasakan pasien pada
TANDA VITAL NIC LABEL TERAPI lingkungan
RELAKSASI 2. Agar pasien merasa
1. Suhu tubuh, tingkat
nyaman dengan posisinya
pernafasan, tekanan darah 1. Ciptakan lingkungan yang
3. Untuk mengurangi rasa
sistolik dan diastolik, tenang dan tanpa distraksi, serta
cemas dan meningkatkan
denyutnadi dipertahankan kondisi lingkungan yang nyaman
ketenangan pada pasien.
pada skala 4 ditingkatkan ke bagi klien
skala 5 2. Drong klien untuk mengambil
1. Untuk mengetahui apaka
posisi yang nyaman
dapat menimbulkan
3. Terapkan relaksasi musik dan
terjadinya perubahan pada
bernafas pada klien.
tanda – tanda vital
2. Untuk mengetahui rentang
NIC LABEL MONITOR TTV nilai tanda- tanda vital
pasien
1. Identifikasi kemungkinan
penyebab perubahan tanda –
tanda vital
2. Monitor tekanan darah, nadi,
suhu dan status pernafasan
dengan tepat
2 Sindrom pasca trauma Setelah dilakukan asuhan NIC LABEL
berhubungan dengan keperawatan 3x24 jam
Konseling : penggunaan proses
respon maladaptif diharapkan pasien klien mampu
bantuan interaktif yang
berulang terhadap merespon adaptif
memfokuskan pada
peristiwa traumatik yang terhadapperistiwa trauma yang ia
kebutuhan,masalah, atau
penuh tekanan. alami.
perasaan pasien dengan orang
NOC : yang berarti bagi pasien
untukmeningkatkan atau
a. Pemulihan dari trauma.
mendukung koping, pnyelesaian
b. Pengendalian impuls:
masalah dan hubunganm
kemampuan untuk
interpersonal.
menahan diri dari perilaku
impulsive. Aktivitas keperawatan:
a. BHSP
b. Tunjukkan empati, kehangatan
dan kesejatian
c. Gunakan teknik refleksi
dan klarifikasi untuk
memfasilitasi pengungkapan
perasaan.
d. Hindari membuat keputusan
pada saat pasien berada dalam
keadaan stress.
Dan, P., Saing, D., Lara-subiabre, B. A., Chacón, M., Chacón, A., Díaz Larenas, C.,
Bastías Díaz, C., Reflexiva, I. I., Práctica, D. E. S. U., Sañudo, L., Escobar, N.,
Helena, S., Galindo, C., Esperanza, R., Escobar, Y., Ferra, P., López Calva, M.,
Baz, D., Gonz, L., … La, H. D. E. (2007). UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG PENANGGULANGAN
BENCANA. Estudios Pedagógicos (Valdivia), 3(1), 1–17.