Oleh :
Kelompok 12
Kelas VII B
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat dan rahmat-Nya makalah Keperawatan Gerontik II ini dapat terselesaikan.
Dalam penulisan makalah ini kami berusaha menyajikan bahan dan bahasa yang
sederhana sehingga mudah dicerna isinya oleh pembaca.
Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dan kekeliruan dalam
penulisan makalah ini. Maka dari itu, kami berharap adanya masukan dari
berbagai pihak untuk perbaikan dimasa yang akan mendatang.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dipergunakan
dengan layak sebagaimana mestinya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan.............................................................................................
1.4 Manfaat...........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.3.1 Definisi..................................................................................
2.3.2 Klasifikasi.............................................................................
2.3.4 Etiologi..................................................................................
3.1 Kesimpulan.....................................................................................
3.2 Saran...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang, dimana merupakan
puncak dari rentang kehidupan manusia melalui adanya penuaan yang muncul
secara alami pada setiap individu (Dewi & Rhosma,2014). Seiring bertambahnya
usia, lansia dapat mengalami berbagai macam perubahan dan penurunan fungsi
tubuh. Perubahan yang dialami oleh lansia sebagai akibat dari proses penuaan
adalah adanya perubahan fisik yaitu pada sistem integument , respirasi,
kardiovaskuler , pencernaan , musculoskeletal, neurologis, sensori, urinaria,
endokrin imunitas dan reproduksi , perubahan psikologis, maupun perubahan ada
psikososial yang akan menimbulkan masalah baru pada lansia . (Maryam, 2012).
Penurunan yang dialami disertai penyakit lain akan mengakibatkan keadaan lansia
semakin parah, salah satu masalah yang dialami lansia pada sistem urinaria yaitu
inkontensia urine dan terjadi penyakit gagal ginjal kronis dimana ginjal sudah
tidak dapat berfungsi dengan baik.
Gagal ginjal kronis merupakan gangguan fungsi ginjal yang progresif dan
irreversible yang menyebabkan kemampuan tubuh gagal mempertahankan
metabolisme dan keseimbangan cairan maupun elektrolit, sehingga timbul gejala
uremia yaitu retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah .
(Smeltzer,2011). Penyakit ginjal menyebabkan terjadinya gangguan pembuangan
kelebihan zat gizi yang diperoleh dari makanan .
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep gizi
2. Untuk mengetahui pengaruh penuaan terhadap gizi lansia
3. Untuk mengetahui konsep penyakit gagal ginjal kronis pada lansia
4. Untuk mengetahui Penatalaksanaan gizi pada lansia dengan gagal ginjal
kronis
1.4 Manfaat
1. Memahami tentang konsep gizi
2. Memahami tentang pengaruh penuaan terhadap gizi lansia
3. Memberikan informasi tentang pengertian, etiologi, epidemiologi,
klasifikasi, patofisiologi, komplikasi gagal ginjal kronis pada lansia
4. Sebagai salah satu referensi mengenai penatalaksanaan gizi pada lansia
dengan gagal ginjal kronis
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1 Definisi
b. Protein
c. Lemak
a. Vitamin
b. Mineral
c. Air
Seiring bertambahnya usia atau proses menua terjadi perubahan yang tak
terhindarkan yaitu penurunan fungsi tubuh. Perubahan fisiologis ini memengaruhi
status gizi pada lansia. Akibat yang timbul adalah hilangnya sel-sel yang
berdampak dalam bentuk penurunan efisiensi dan gangguan fungsi organ .
Dengan demikian menua ditandai dengan kehilangan secara progresif lean body
mass (jaringan aktif tubuh) dan perubahan-perubahan di semua system di dalam
tubuh manusia ( Ebersole, 2017),
a) Alat indera
b) Saluran cerna/digestif
c) Metabolisme
d) Ginjal
e) Fungsi jaringan
2. Gagal ginjal, yang terjadi apabila GFR kurang dari 20% normal.
Semakin banyak nefron yang mati.
3. Penyakit ginjal stadium-akhir, yang terjadi apabila GFR menjadi
kurang dari 5% dari normal. Hanya sedikit nefron fungsional yang
tersisa. Di seluruh ginjal ditemukan jaringan parut dan atrofi tubulus.
2.1.3 Epidemiologi
2.1.4 Etiologi
2.1.5 Patofisiologi
2. Muntah.
6. Lebih sering ingin buang air kecil, terutama di malam hari atau bila
tahap lebih lanjut lagi urine semakin sedikit.
14. Pucat.
15. Pusing.
2. Ultrasonografi
Menunjukkan adanya massa, obstruksi pada saluran perkemihan
bagian atas
3. EKG
Mungkin abnormal yang menunjukan ketidakseimbangan
elektrolit dan asam atau basa.
2.1.8 Terapi / Penanganan
Terdapat dua tahap dalam pengobatan gagal ginjal kronis yaitu terapi
nonfarmakologis dan farmakologis ( Brunner & Suddarth, 2016) :
1. Terapi nonfarmakologis terdiri dari:
7) Mengkoreksi hiperkalemia
2.1.9 Komplikasi
3. Gangguan kardiovaskular
Tabel. 2 Pola Konsumsi Makanan Bagi Lansia Dengan Gagal ginjal Kronis
(Almatsier,2011)
Tabel 3. Bahan Makanan yang dianjurkan dan tidak Dianjurkan Untuk Lansia
dengan Gagal Ginjal Kronis (Muhith & Siyoto,2016)
2. Protein Hewani :
Daging kambing,
ayam,ikan,hati,keju,uda
ng, telur ( dibatasi)
Nabati :
Kacang-kacangan dan
hasil olahannya seperti
tempe, tahu, oncom,
kacang merah, kacang
tolo, kacang hijau,
kacang kedelai
(dihindari)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang, dimana
merupakan puncak dari rentang kehidupan manusia melalui adanya penuaan yang
muncul secara alami pada setiap individu (Bagus & Indah , 2018). Seiring
bertambahnya usia, lansia dapat mengalami berbagai macam perubahan dan
penurunan fungsi tubuh. Perubahan yang dialami oleh lansia sebagai akibat dari
proses penuaan adalah adanya perubahan fisik yaitu pada sistem integument ,
respirasi, kardiovaskuler , pencernaan , musculoskeletal, neurologis, sensori,
urinaria, endokrin imunitas dan reproduksi , perubahan psikologis, maupun
perubahan ada psikososial yang akan menimbulkan masalah baru pada lansia.
Gagal ginjal kronis merupakan salah satu penyakit yang diderita oleh
lansia baik karena factor internal maupun factor eksternal dan akan
mempengaruhi masalah gizi pada lansia karena pengobatan yang dijalani maupun
karena dari proses penuaan yang dialami dan salah satu penalataksanaannya yaitu
intervensi gizi, dengan diet. Diet intervensi pada lansia penderita gagal ginjal
kronis meliputi pengaturan asupan protein, energi, phosphate, sodium, potassium,
kalsium, pengaturan intake cairan, vitamin dan mineral. Gizi memiliki peranan
penting dalam proses penuaan yang berkaitan dengan penurunan resiko
morbiditas dan mortalitas.
3.2 Saran
Daftar Pustaka
Dwi . Sarbini , Siti . Zulaekah, Farida Nur Isnaeni. 2019. Gizi Geriatri. Surakarta :
Muhammadiyah University Press
Maryam, R.Siti & dkk .2012. Mengenal Lanjut Usia dan Perawatannya.Jakarta :
Salemba Medika
Pura, L., Supriyadi, R., Nugraha G. I., dkk .2017. Hubungan Laju Filtrasi
Glomerulus Dengan Status Nutrisi Pada Penderita Penyakit Ginjal
Kronik Predialisis. Jurnal MKB Volume 41, No. 1 Oktober 2013, ISSN
2338-6223
Smeltzer, S. C., Bare, B. G., Hinkle, J, L., & Cheever, K. H. (2011). textbook of
medical surgical nursing. (12 th edition ed.). Philadelpia: Lippincott.
Williams & Wilkins.
Hagita, Dwi; dkk. (2016). Studi Fenomenologi Kualitas Hidup Pasien Gagal
Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisis di Rsud Arifin Achmad Pekanbaru.
JOM.2(2):1034-1036.