Anda di halaman 1dari 4

Tugas Keperawatan Bencana

Analisis perbedaan defusing dan debriefing serta roleplay tentang


defusing

Nama Kelompok :

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BINA USADA BALI


2020

1. Analisis perbedaan Defusing dan Debriefing:


A. Defusing
Media Curhat (Defusing) Kegiatan awal untuk membantu mengatasi masalah
psikologis korban adalah mengurangi stress dan trauma. Caranya adalah memberikan
layanan untuk mendengarkan keluh kesah para korban dan mengajak korban untuk
mengekpresikan perasaannya. Kegiatan ini berlangsung kurang lebih selama 45 menit
secara bersama-sama dengan dukungan suasana yang nyaman, aman dan bebas
gangguan.
Tujuan Defusing:

1. Mencegah munculya secondary trauma

2. Memberikan informasi tentang stress.

3. Memberikan dukungan.

4. Memberikan kesempatan kepada penyintas untuk mengekspresikan perasaan


mereka.

5. Untuk menyiapkan atau menetapkan kebutuhan untuk debriefing yang bersifat


lebih formal.

B. Debriefing
Motivasi (debriefing) yaitu memberi motivasi atau dukungan. Kegiatan ini dilakukan
bersama-sama dengan memberi semangat dan hiburan bagi para korban dan juga
memberi pengetahuan terkait kebencanaan dan penanganannya. Debriefing berfungsi
untuk meringankan dampak stress dengan memberikan kesempatan kepada penyintas
ataupun pekerja kemanusiaan untuk mengeluarkan perasaan mereka dan
menyediakan dukungan serta informasi. Proses ini dilakukan dalam pertemuan
kelompok orang-orang yang terlibat langsung dalam insiden traumatis itu. Pertemuan
dilakukan secara terstruktur. Penting sekali dijelaskan di awal pertemuan supaya
semua orang yang terlibat memahami dengan pasti bahwa pertemuan ini menjamin
kerahasiaan, diskusi yang tidak menghakimi (mencari-cari kesalahan) tentang
terjadinya insiden dan reaksi-reaksi yang muncul, pikiran dan berbagai perasaan yang
disebabkan oleh trauma tersebut.

Tujuan debriefing:

1. Untuk memberikan informasi tentang traumatik stress.

2. Untuk memberikan kesempatan mengeluarkan perasaan sebelum perasaan-


perasaan tersebut mendatangkan masalah/gangguan dalam diri mereka.

3. Untuk menanamkan keyakinan bahawa apa yang mereka lakukan sudah tepat
dan apa yang mereka rasakan itu normal dan kemungkinan besar mereka akan
pulih dari semua ini.

4. Memberikan peringatan dini kepada mereka yang belum merasakan terkena


gejala stress, bahwa ada kemungkinan belakangan nanti mereka akan merasakan
dampaknya dan memberikan kepada mereka jalan untuk menghadapi
kemungkinan tersebut.

5. Untuk memberitahu kepada penyintas bahwa mereka tidak harus menghadapi


pengalaman ini sendirian.

6. Untuk meyakinkan ulang kepada mereka bahwa reaksi yang muncul dalam diri
mereka adalah normal.

7. Untuk membantu terciptanya kesatuan kelompok (cohesiveness).

8. Untuk memberikan informasi tentang sumberdaya yang tersedia jika mereka


merasa tidak mampu mengatasinya.

9. Untuk membicarakan/menyampaikan pelayanan tambahan/lanjutan yang


tersedia jika mereka memerlukan dan meminta

Anda mungkin juga menyukai