Anda di halaman 1dari 2

MENJADI PEMENANG ATAS PERSOALAN/MASALAH HIDUP

(1 Samuel 30:1-10)

PENGANTAR
Setiap manusia tidak terlepas dari masalah dan persoalan dalam hidupnya. Sejak kita lahir sampai kita
meninggal hidup kita dipenuhi dengan masalah dan persoalan hidup.

Kita tidak bisa menghindar dari masalah atau persoalan. Kita dituntut untuk menghadapi persoalan
dan masalah hidup kita. Namun tidak semua orang mampu menghadapi masalah atau persoalan
hidupnya. Ada dua tipe orang yang menghadapi masalah dan persoalan. Tipe pertama adalah mereka
yang berusaha lari atau menghindar dari masalah dan persoalan hidupnya. Orang tipe ini akan mudah
menyerah dan putus asa ketika menghadapi persoalan. Sedangkan tipe yang kedua adalah mereka
yang berani menghadapi persoalan atau masalah hidup mereka.

Dalam 1 Samuel 30:1-10 kita menemukan seorang yang bernama Daud yang mampu mengatasi
persoalan hidupnya dan menjadi pemenang atas persoalan/masalah hidupnya. Dalam kisah Ziklag
yang diceritakan dalam 1 Samuel 30 adalah peristiwa dimana kediaman Daud dan prajuritnya diserbu
oleh bangsa Amalek ketika Daud dan prajuritnya sedang membantu Akhis raja Filistin untuk berperang
melawan orang Israel. Namun Daud dan prajuritnya tidak diizinkan untuk membantu Akhis. Saat
mereka Kembali ke perkemahaan mereka di Ziklag, mereka mendapati bahwa perkemahan itu telah
dibakar dan semua orang telah ditawan. Dan pada saat itu prajurit Daud berusaha untuk membunuh
Daud karena ia dianggap bertanggung jawab atas peristiwa Ziklag ini.

Bagaimana cara Daud mengatasi persoalan atau masalah ini? Dari cerita ini kita belajar dua kebenaran
tentang menjadi pemenang atas persoalan/masalah hidup.

1. TIDAK PANIK KETIKA MENGHADAPI PERSOALAN/MASALAH.


Raja Daud tidak panik ketika menghadapi persoalan atau masalah yang sedang menerpa hidupnya. Ia
tahu bahwa isteri dan anak-anaknya diangkut menjadi tawanan bangsa Amalek. Bukan hanya itu
bahkan semua isteri dan anak-anak dari para prajuritnya pun ikut diangkut oleh bangsa Amalek.

Di sini kita melihat ketenangan Daud saat menghadapi masalah. Dalam ayat 6 dalam terjemahan
Bahasa Inggris disebutkan “greatly distressed” (Sangat tertekan). Dalam terjemahan Bahasa Indonesia
disebutkan “sangat terjepit”. Tetapi Daud dapat menguasai hati dan pikirannya.

Kepanikan menyebabkan seseorang tidak dapat berpikir jernih untuk mencari solusi atas masalah yang
dihadapinya. Jika saja Daud panik saat itu maka tentulah akan terjadi hal-hal yang buruk baik kepada
dirinya maupun prajuritnya.

Kita belajar dari raja Daud bagaimana cara menang atas persoalan atau masalah hidup.

1) Tetap tenang dan menjaga pikiran tetap fokus. Pikiran adalah medan pertempuran batin.
Persoalan atas masalah dapat mempengaruhi pikiran sehingga tidak terfokus untuk menangani
persoalan.
2) Menjaga perasaan agar tidak dipengaruhi situasi dan kondisi di sekitarnya. Perasaan atau
intuisi merupakan pusat pengambilan keputusan. Perasaan yang dipengaruhi oleh situasi atau
kondisi di sekitarnya akan membuat keputusan yang keliru atau salah.
3) Mampu Menguasai situasi atau keadaan. Dalam menghadapi persoalan atau masalah maka
kita harus mampu menguasai situasi atau keadaan bukan kita kalut atau bingung dalam
mengatasi keadaan atau situasi persoalan di sekitar kita.
2. MENARUH IMAN DAN HARAPAN KEPADA TUHAN
Raja Daud menaruh iman dan pengharapannya kepada Tuhan bahwa semua peristiwa yang terjadi
dalam hidupnya masih dalam control atau kendalinya Tuhan. Dalam ayat 6 dikatakan, “…Tetapi Daud
menguatkan kepercayaannya kepada TUHAN, Allahnya.” Kata “Menguatkan kepercayaaannya”
dalam

Raja Daud meminta petunjuk kepada Tuhan mengenai persoalan yang sedang dihadapinya. Dalam
ayat 7 dikatakan, “Lalu Daud memberi perintah kepada imam Abyatar bin Ahimelekh: "Bawalah efod
itu kepadaku." Maka Abyatar membawa efod itu kepada Daud.”

Baju Efod adalah baju yang digunakan oleh oleh para imam dan merupakan symbol dari keagamaan.
Baju Efod biasanya dikenakan Bersama-sama dengan penutup dada dan menggunakan urim dan
tumim. Urim dan tumim digunakan untuk bertanya kepada Tuhan.

Dalam bilangan 27:21 dikatakan, “Ia harus berdiri di depan imam Eleazar, supaya Eleazar
menanyakan keputusan Urim bagi dia di hadapan TUHAN; atas titahnya mereka akan keluar dan atas
titahnya mereka akan masuk, ia beserta semua orang Israel, segenap umat itu.”

Dalam situasi yang sangat terdesak, Raja Daud tetap mencari Tuhan dan meminta petunjuk dari Tuhan
atas persoalan atau masalah yang sedang ia hadapi. Dari peristiwa Ziklag di point ini kita belajar
beberapa kebenaran:

1) Belajar mempercayai Tuhan dalam hidup kita. Tuhan bukan hanya dipercayai melalui
perkataan tetapi juga melalui Tindakan. Dalam situasi yang sangat sulit kita harus belajar untuk
tetapi percaya bahwa hidup kita dalam perlindungan Tuhan. Dan Dia tahu semua yang terjadi
di dalam hidup kita.
2) Belajar menaruh hidup kita sepenuhnya kepada Tuhan. Memahami Tuhan bukan sekadar
pengetahuan tetapi bagaimana kita menaruh hidup kita sepenuhnya kepada Tuhan.
3) Belajar untuk selalu meminta petunjuk kepada Tuhan. Meminta petunjuk Tuhan adalah
kebiasaan yang selalu dilakukan oleh raja Daud. Kita belajar untuk meminta petunjuk Tuhan
ketika menghadapi persoalan atau masalah dalam kehidupan kita.

KESIMPULAN
Hanya orang-orang yang berani menghadapi persoalan atau masalah hidup yang menjadi pemenang
atas persoalan tersebut. Raja Daud telah menunjukkan cara dia mengatasi masalah yang besar yang
begitu menekan hidupnya. Dan prinsip yang sama dapat kita terapkan dalam kehidupan kita di masa
sekarang ini.

Kita dilahirkan untuk menjadi penakluk masalah bukan pecundang atas masalah kita. Sejak kita keluar
dari Rahim ibu, kita telah bertarung melawan maut untuk hadir di dunia ini. Jadi jangan takut untuk
menghadapi masalahmu. Tuhan masih berkuasa untuk menolongmu. Amin

Anda mungkin juga menyukai