Anda di halaman 1dari 3

ESENSI DARI BERIBADAH KEPADA TUHAN

Tetapi kamu harus beribadah kepada TUHAN, Allahmu; maka Ia akan memberkati roti makananmu dan air
minumanmu dan Aku akan menjauhkan penyakit dari tengah-tengahmu. (Keluaran 23:25)

PENGANTAR
• Kita sering mendengar kata “Beribadah” namun kita kehilangan pemahaman mengenai arti
ibadah yang sesungguhnya.
• Apakah sesungguhnya ibadah itu? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti dari kata
“Ibadah” adalah “perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah, yang didasari ketaatan
mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.”1
• Dari pengertian ini kita menemukan arti bahwa Ibadah adalah sebuah perbuatan. Perbuatan
yang dilakukan oleh manusia untuk menyatakan baktinya kepada Allah. Perbuatan bakti ini
harus disasari atas ketaatan di mana ketaatan untuk melakukan perintahNya dan ketaatan untuk
menjauhi laranganNya.
• Kata “ibadah” dalam Alkitab sangat luas, tetapi konsep asasinya baik dalam PL maupun PB
ialah “pelayanan”. Kata Ibrani ‘avoda’dan Yunani ‘latreia’ pada mulanya menyatakan
pekerjaan budak atau hamba upahan. Dalam rangka mempersembahkan “ibadat”’ kepada
Allah, maka para hamba-Nya harus meniarap – Ibrani “hisytakhawa”, atau Yunani
“proskuneo”, dan dengan demikian mengungkapkan rasa takut penuh hormat, kekaguman dan
ketakjuban penuh puja.2
• Makna ibadah ini yang sedang hilang dalam ibadah-ibadah Kristen saat ini. Saat ini kita akan
membahas tentang “Esensi Beribadah kepada TUHAN.” Esensi diartikan sebagai, “hakikat;
inti; hal yang pokok.”3 Jadi apakah Esensi dari beribadah kepada TUHAN?
• ADA DUA KEBENARAN mengenai Esensi Beribadah kepada TUHAN.

1. PENGABDIAN KEPADA TUHAN


a. Teks: Yosua 24:15, “Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN,
pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek
moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya
kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!”
• Sefaria, “Or, if you are loath to serve the LORD, choose this day which ones you are going
to serve—the gods that your forefathers served beyond the Euphrates, or those of the
Amorites in whose land you are settled; but I and my household will serve the LORD.”4
• Pengertian Ibadah dalam ayat ini mengacu kepada pelayanan, melayani atau mengabdi.
Kata ini juga digunakan dalam Keluaran 23:25, yaitu kata Avad (‫)עָבַ ד‬. Variasi dari akar
kata ini juga menunjuk kepada pelayan atau hamba.
• Jadi beribadah kepada TUHAN dapat diartikan sebagai “mengabdi kepada TUHAN. Suatu
pekerjaan yang dilakukan oleh manusia kepada TUHAN.
• Esensi atau inti dari ibadah adalah pengabdian manusia kepada TUHAN seperti seorang
hamba yang mengabdi seumur hidup kepada tuannya dan melayani tuannya. Jadi ibadah
bukan sekadar ritual agama yang kita lakukan di dalam gedung gereja.

1
Arti kata ibadah - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online
2
J. D. Douglas, Ensiklopedia Alkitab Masa Kini (Jakarta: YKBK/OMF, 2014), 409.
3
Arti kata esensi - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online
4
Joshua 24:15 with Lexicon (sefaria.org)
b. Pengabdian Versus Penyembahan.
• Pengertian ibadah saat ini telah mengalami pergeseran makna dari pengabdian menjadi
penyembahan.
• Jika kita mempelajari ibadah kuno Israel, maka kita akan menemukan bahwa tata ibadah
Israel setelah keluar dari Mesir tidak ada orang-orang khusus yang menyanyi di dalam
kemah suci.
• Adanya pujian di depan tabut baru dicetuskan oleh Raja Daud Ketika memindahkan tabut
perjanjian dari rumah Obed-Edom ke Yerusalem (1 Tawarikh 15-16). Tabut itu tidak
diletakan di Kemah Suci yang ada di Gibeon tetapi diletakan di kemah yang dipasangkan
Daud di Yerusalem.
c. Dua Dasar dari Pengabdian.
1) Ketaatan. Pengabdian kepada TUHAN tanpa ketaatan bukanlah suatu pengabdian. Jika
kita mengabdi kepada TUHAN tanpa ketaatan kepada TUHAN maka pengabdian kita
tidaklah menjadi murni.
2) Kerelaan. Selain ketaatan pengabdian kepada TUHAN juga harus dibarengi dengan
kerelaan. Jika kita mengabdi kepada TUHAN tanpa kerelaan maka pengabdian kita
hanyalah suatu kewajiban semata.
d. Perubahan pikiran dalam memahami esensi beribadah kepada TUHAN.
Sudah saatnya kita untuk meninggalkan cara berpikir yang keliru mengenai makna beribadah
kepada TUHAN. Kita dipanggil untuk mengabdikan hidup kita kepada TUHAN karena itulah
cara kita beribadah kepada TUHAN.

2. PENYERAHAN TOTAL KEPADA TUHAN


a. Teks: Roma 12:1, “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku
menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan
yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang
sejati.”
• Aramaic-English New Testament : “I plead to you, therefore, my brothers, by the mercies
of Elohim, that you present your bodies a living sacrifice, Set Apart and acceptable to
Elohim by a reasonable service (of him).”
• Kata “mempersembahkan” berasal dari kata παρίστημι (paristēmi) yang memiliki arti:
menyediakan; mempersembahkan, memberikan persembahan.
• Sedangkan kata “Ibadahmu yang sejati” dipahami sebagai melayani dengan hati. Ketika
orang-orang yahudi mendengar istilah reasonable service itu sama dengan kata ha’avodah
sheba’lev,” (the service of the heart).
• Jadi esensi dari ibadah adalah penyerahan diri total kepada TUHAN.
b. Penyerahan diri Total Versus Liturgi.
• Ibadah bukanlah sebuah liturgi gereja yang hanya terjadi jika kita berkumpul di suatu
tempat yang dinamakan gedung gereja.
• Ibadah adalah penyerahan diri kita secara totalitas kepada TUHAN sampai tidak tersisa
sedikitpun. Ini yang disebut sebagai kepenuhan Kristus. Seperti yang dikatakan oleh rasul
Paulus dalam Efesus 4:13, “sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan
pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat
pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus(pleromatos tou kristou).”
• Ibadah liturgi harus dibarengi dengan penyerahan diri total kepada TUHAN. Rasul Paulus
tidak mengunakan kata hidupmu tetapi menggunakan kata tubuhmu. Mengapa harus
“present your bodies”.
✓ Ini berkaitan dengan Roma 1:24-27 dan Roma 6:12,13,19.
• Bagaimana kita dapat beribadah kepada TUHAN Ketika tubuh kita dicemari dengan dosa.
Oleh karena itu rasul Paulus menggunakan kata “kudus” atau “hagios” dalam Bahasa asli,
untuk menunjukkan bahwa beribadah kepada TUHAN harus benar-benar penyerahan
seluruh hidup kepada TUHAN.
c. Beribadah kepada TUHAN tanpa penyerahan diri total, tidak berkenan kepada
TUHAN.
• Contoh Kain yang beribadah kepada TUHAN. Dalam Kejadian 4:3-5 dikatakan,
“Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil
tanah itu kepada TUHAN sebagai korban persembahan; Habel juga
mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni
lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya
itu, tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain
menjadi sangat panas, dan mukanya muram.”
• Contoh bangsa Israel yang beribadah kepada TUHAN. Dikatakan dalam Yesaya 1:11-
16 dikatakan, “Untuk apa itu korbanmu yang banyak-banyak?" firman TUHAN; "Aku
sudah jemu akan korban-korban bakaran berupa domba jantan dan akan lemak dari
anak lembu gemukan; darah lembu jantan dan domba-domba dan kambing jantan
tidak Kusukai. Apabila kamu datang untuk menghadap di hadirat-Ku, siapakah yang
menuntut itu dari padamu, bahwa kamu menginjak-injak pelataran Bait Suci-Ku?
Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab baunya adalah
kejijikan bagi-Ku. Kalau kamu merayakan bulan baru dan sabat atau mengadakan
pertemuan-pertemuan, Aku tidak tahan melihatnya, karena perayaanmu itu penuh
kejahatan. Perayaan-perayaan bulan barumu dan pertemuan-pertemuanmu yang
tetap, Aku benci melihatnya; semuanya itu menjadi beban bagi-Ku, Aku telah payah
menanggungnya. Apabila kamu menadahkan tanganmu untuk berdoa, Aku akan
memalingkan muka-Ku, bahkan sekalipun kamu berkali-kali berdoa, Aku tidak akan
mendengarkannya, sebab tanganmu penuh dengan darah. Basuhlah, bersihkanlah
dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku.
Berhentilah berbuat jahat,”
• TUHAN menolak ibadah bangsa Israel karena mereka tidak menyerahkan hidup
mereka secara total kepada TUHAN. Mereka datang beribadah kepada TUHAN hanya
bersifat liturgi dan bukan dengan membawa keseluruhan hidup mereka kepada
TUHAN.

PENUTUP
Hari ini kita belajar tentang esensi dari beribadah kepada TUHAN dimana esensi dari beribadah
kepada TUHAN adalah: pengabdian dan penyerahan diri secara totalitas. Jika hal ini tidak ada
dalam konsep berpikir kita maka ibadah yang kita lakukan kepada TUHAN hanyalah sebuah
ceremonial saja. Tidak akan memiliki dampak yang besar di dalam kehidupan kita.
TUHAN tidak menginginkan cara beribadah seperti itu kepada TUHAN. Oleh sebab itu mari kita
tinggalkan konsep berpikir yang lama dan dangkal tentang beribadah kepada TUHAN dan mulai
dengan pola pikir yang baru tentang arti ibadah yang sesungguhnya. Amin.

Anda mungkin juga menyukai