Anda di halaman 1dari 15

IMAN YANG BERTUMBUH DALAM KEBERSAMAAN

SIKAP HATI : KEBERSAMAAN/ TOGETHERNESS

(GEROMBOLAN PENJAHAT MENJADI PASUKAN TENTARA

- judul dari saya)

BACAAN GURU

Khotbah di Doa Puasa, Jumat, 16 Maret 2007

Grj Bethany Madiun

Daud Seorang Pemimpin yang Menitikberatkan pada Proses untuk Mencapai Output yang
Bagus

Input ………………..> proses…………………> output

Banyak orang berpikir seperti ini:

Pemasukan/ modal/ input itu penting, kalau pemasukan bagus, pasti hasilnya juga bagus.
Dalam hal membuat kue memang hal ini berlaku, bahan baku yang bagus akan menghasilkan
kue yang enak dan bermutu tinggi. Tetapi tidak demikian dengan perlakuan Tuhan atas hidup
kita:

Ayat Inspirator:

Roma 5:6-8

Misalnya sebuah sekolah SMP, ingin menerima hanya anak-anak lulusan SD yang yang nilai-
nilainya baik, supaya juga menghasilkan lulusan SMP yang terbaik.

Tidak demikian dengan prinsip Daud di dalam memimpin:

Tokoh ke dua yang ingin kita soroti kali ini adalah Daud.

 Input yang buruk. Daud di Gua Adulam (I Samuel 22:1-2). Orang-orang yang
dipimpin Daud, adalah:
o Orang-orang yang ada dalam kesukaran,
o Setiap orang yang dikejar-kejar tukang piutang
o Setiap orang yang sakit hati
 Keadaan yang tidak mendukung. Dalam keadaan sebagai buronan raja, Daud
harus memimpin saudara-saudaranya dan seluruh keluarganya , ditambah
dengan orang-orang berlatar belakang tidak baik itu, semuanya berjumlah kira-
kira 400 orang banyaknya. Jumlah ini bertambah menjadi 600 orang di I Sam
25:13 c)
 Proses yang dipakai Daud, proses membagi hidup. Dalam proses ketika Daud
memimpin mereka, mereka melihat keseharian hidup Daud, bagaimana ia hidup
takut akan Tuhan, bagaimana ia bergaul karib dengan Tuhan, bagaimana ia
mengalami pertolongan Tuhan, dan bagaimana cara Daud mengambil
keputusan:
o Daud selalu bertanya kepada Tuhan setiap akan mengambil keputusan (I
Sam 23:9-14)
o Daud mengalami pertolongan Tuhan, diluputkan dari musuh (I Sam
23:25-28)
o Daud tidak mau menjamah orang yang diurapi Tuhan (I Sam 24:5)
Sekalipun Daud punya 2 kali kesempatan untuk membunuh Saul, Daud
tidak melakukannya
o Daud tidak jadi menghakimi Nabal, karena mau mendengar nasehat
orang lain, nasehat Abigail si wanita bijak) I Sam 25. Pada jaman itu,
wanita kurang mendapat penghargaan, tetapi Daud mau dilembutkan
hatinya oleh nasehat seorang wanita.
o Dalam keadaan krisis di I Sam 30:1-31. Daud menguatkan
kepercayaannya kepada Tuhan, dan berhasil membawa 600 orang yang
dipimpinnya untuk maju berperang, dan merebut kembali apa yang
sudah dirampas dan ditawan dari mereka, akhirnya mereka pun menang,
sesuai dengan petunjuk Tuhan.
o I Sam 30:1-31 Daud bijaksana, membagi hasil peperangan antara yang
lelah dan hanya menjaga barang, dengan yang pergi berperang. Daud
punya hati yang lembut dan bijaksana.
o Daud melatih orang-orang yang dipimpinnya dengan membagi hidup
kesehariannya, dia mengajarkan, menuliskan nyanyian, dan mengambil
keputusan, semuanya dari apa yang dia alami bersama dengan Tuhan
(selidikilah kitab-kitab Mazmur yang sebagian besar ditulis oleh Daud)
Istilah yang paling tepat adalah Membagi Hidup. Sudahkah kita membagi
hidup pada orang-orang di sekitar kita? Suami membagi hidup pada
keluarga, Istri membagi hidup pada keluarga, hamba Tuhan membagi
hidup pada jemaat, siswa/pelajar membagi hidup pada teman-teman
kelasnya, dll
 Out Put yang mencengangkan. Orang-orang yang dipimpin Daud berubah
menjadi:
o orang yang berintegritas tinggi, I Sam 25:15 (pengakuan dari pegawai
Abigail)
o pahlawan-pahlawan yang gagah perkasa I Sam 23: 1-12
o prajurit yang siap mati, punya penundukan pada pemimpin, sangat suka
menyenangkan hati pemimpin (I Sam 23:13-17)

Penerapan praktis:

1. jangan menyalahkan input yang ada dalam dirimu, mungkin itu keluargamu, bakatmu,
kesempatanmu, keadaanmu, gerejamu , dll
2. jangan menyesalkan input dari orang orang di sekitarmu, misalnya anakmu, pegawaimu,
muridmu, jemaatmu, dll
3. jangan sesali input, vokuskan diri pada proses, capailah output terbaik
4. gunakan membagi hidupmu untuk menjalani proses yang paling efektif LAKUKAN APA
YANG KAU AJARKAN, AJARKAN APA YANG KAU LAKUKAN. Mulailah dari diri sendiri.
Perubahan adalah dari dalam diri. Perubahan individu akan merubah keluarga,
perubahan keluarga akan merubah komunitas, perubahan komunitas akan merubah
kota, perubahan kota akan merubah propensi, bangsa dan akhirnya dunia, mulailah dari
Yerusalem, Yudea, Samaria dan sampai ke ujung bumi.
5. capailah output/ hasil yang maksimal. Percayalah bahwa dalam Tuhan jerih payah kita
tidak akan sia-sia
6. seperti Tuhan telah menyelamatkan kita yang dulu hidup dalam dosa, demikian juga
Tuhan ingin memakai kita untuk terlibat dalam pemuridan, membagi hidup ktia pada
orang lain
Selamat melayani ! Vokus pada Proses !!

MATERI UNTUK ANAK

THEMA:
Iman yang Bertumbuh dalam Kebersamaan

Ide naskah kotbah di atas akan memberi inspirasi pada kita untuk membuat materi ini. Thema
yang diminta adalah IMAN YANG BERTUMBUH DALAM KEBERSAMAAN, sedangkan naskah
kotbah di atas lebih menitikberatkan pada PROSES, jadi yang akan kita lakukan adalah
mengambil hal-hal yang bisa diambil dari naskah kotbah tersebut untuk kita selaraskan dengan
thema kita.

Keterangan: walau naskah khotbah di atas themanya berbeda tetap saya cantumkan secara
utuh di sini, karna thema tersebut tetap dapat disampaikan pada lain kesempatan/ acara lain/
khotbah untuk orang dewasa, jika anda menghendakinya.

Bentuk Kelas:
Pesta Anak, dihadiri 300 anak. Anak-anak duduk di karpet/ di bawah tanpa kursi.

Inti Pembelajaran
 Tokoh Daud sering sekali dibahas secara individu, akan tetapi bagaimana orang-orang
disekeliling Daud kurang sering diceritakan pada anak-anak.
 Bagaimanakah orang-orang di sekeliling Daud ternyata tanpa kita sadari, juga
bertumbuh dalam iman mereka kepada Tuhan, ketika mereka bergaul dengan Daud
setiap hari, sebagaimana perjalanan iman Daud. Dari yang awalnya para penjahat,
melewati proses bertumbuh dalam kebersamaan, mereka menjadi pahlawan-pahlawan
yang hebat.
 Pembahasan iman dalam Ibrani pasal 11 ternyata tidak meliputi sebuah lingkup sempit
yang mendifinisikan iman hanya sebagai PERCAYA, tetapi dalam lingkup yang lebih luas,
yaitu ekspresi iman yang meliputi banyak hal , seperti:
o Dengar-dengaran akan petunjuk Tuhan, taat
o Ketenangan sebagai lawan dari ketakutan
o Pengampunan pada orang yang menyakiti kita
o Punya kerendahan hati untuk mendengar nasehat orang lain yang dipakai Tuhan
untuk menyampaikan isi hati-Nya
o Tetap berharap pada Tuhan di tengah-tengah situasi yang seakan-akan
melegalkan keputusasaan menghinggapi kehidupan
o Membagi berkat pada orang lain

Sebenarnya masih banyak ekspresi lain yang diungkap dalam Ibrani pasal 11 ini, tetapi
hanya 6 hal ini yang kita soroti, karna terkait dengan teladan Daud pada orang-orang
yang mengikuti dia. Jika anda ingin memakai metode ini untuk tokoh lain, tentunya anda
dapat menggali kembali ekspresi iman yang lainnya dalam Ibrani pasal 11 ini.
 Ternyata ke-enam hal inilah yang diteladankan oleh Daud pada orang-orang
disekelilingnya, sehingga mereka yang tadinya hidup dalam masa lalu yang kelam ( I Sam
22: 1-2) , sebagai orang-orang yang hidup dalam kesukaran, dikejar-kejar tukang
piutang, dan sakit hati , melalui pergaulannya setiap hari dengan Daud, iman mereka
bertumbuh bersama dari yang awalnya....................... menjadi yang akhirnya ................,
sbb:
o Berbuat semau-maunya/sembrono – taat dan dengar-dengaran akan petunjuk
Tuhan, mau mencari petunjuk Tuhan
o Takut, panik, - menjadi orang yang tenang
o Sakit hati, tidak mau mengampuni – menjadi orang yang mau mengampuni,
punya hati yang lembut
o Sombong, gengsi yang tinggi, hidup mengandalkan diri sendiri- mau menjadi
orang-orang yang mau mendengar nasehat orang lain
o Putus asa, merasa diri gagal, tidak punya pengharapan lagi – menjadi orang-
orang yang tetap berharap pada Tuhan
o Egoistis yang tinggi , merasa diri paling berjasa– diubahkan menjadi orang-orang
yang mau berbagi dengan orang lain.
 Kita ingin mengarahkan anak-anak agar mereka itu dapat bergabung dalam komunitas
yang dapat membuat mereka bertumbuh bersama dalam iman, misalnya di sekolah
minggu, di gereja, di persekutuan, di ibadah keluarga, dan agar anak-anak dapat
mencontoh orang-orang di sekeliling mereka yang juga hidup dalam iman. (Ibrani 13:7, II
Tim 1: 13). Dan lebih rajin lagi dalam ibadah, sehingga semakin sering bertemu dengan
orang-orang yang dapat membangun iman mereka.

Oct
23

KELUARGA YANG BERTUMBUH


DALAM TUHAN

Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di
dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam
dirimu.(2 Timotius 1:5)

Kita mengenal Timotius dari 2 surat yang dikirimkan Paulus kepadanya. Dari surat2 itu kita tahu
Timotius muda, adalah salah satu saudara seiman, murid, kawan sekerja andalan Paulus,
sehingga dipercaya  menggembalakan beberapa jemaat. Dari surat Paulus kepada Timotius kita
melihat banyak pengajaran, motivasi dan nasihat dan kepada Timotius dalam pelayanannya.
Paulus juga menyebut Timotius sebagai anak yang kekasih di dalam Injil, yang menggambarkan
kedekatan pribadi antara Paulus dan Timotius
Dalam suratnya di 1 Tim 1:5, Paulus menganggap penting untuk menyebut ibu dan nenek
Timotius sbb : Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-
tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga
di dalam dirimu. Melalui ayat ini kita melihat, buah pelayanan Timotius, bahkan dibentuk jauh
sebelum Timotius belajar pada Paulus. Sungguh indah saat kita melihat, iman yang besar
dipelihara dari generasi ke generasi, pertama-tama dari neneknya Lois, ibunya Enike, dan
akhirnya membentuk iman Timotius. Keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam
pembentukan iman. Keluarga dapat menjadi tempat persemaian benih iman yang baik, menjadi
sarana bertumbuh paling efektif dan mendasar. Iman yang disemaikan dalam keluarga akan
dipupuk dan bertumbuh subur dalam pertumbuhan rohani pribadi, dan pada akhirnya iman
keluarga-keluarga itu menjadi dasar iman gereja.

Tema bertumbuh dalam Tuhan, ingin mengajak kita semua mengingat keluarga sebagai salah
satu sarana atau tempat bertumbuhnya iman setiap anggotanya. Iman yang kokoh dalam keluarga
akan menjadi dasar pertumbuhan pribadi-pribadi di dalamnya. Pertumbuhan ke arah Kristus
dapat dibangun jika sebagai keluarga kita menanamkan disiplin rohani dalam keluarga melalui
waktu teduh dalam doa dan perenungan firman Tuhan. Disiplin rohani yang terus menerus akan
membentuk iman kepada Kristus dan hidup yang berkarakter Kristus. Sebagai keluarga yang
bertumbuh dalam Tuhan, pada akhirnya kita menjadi keluarga yang melayani Tuhan, bersaksi
bagi Tuhan, menjadi penatalayan yang baik atas waktu, harta dan kehidupan yang dianugerahkan
Tuhan agar melaluinya setiap keluarga dapat memuliakan Tuhan.

 
Untuk mencapai maksud tersebut maka pendidikan dalam keluarga Kristen dan SekolahKristen
harus dilandaskan pada amanat Tuhan Yesus: “ Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenaphatimu dan dengan
segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan pertama. Dan hukumyang kedua yang
sama dengan itu ialah : Kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri. Sebab padakedua hukum
inilah tergantung seluruh hukum taurat dan kitab para Nabi” ( Matius 22:37-40 ).
3
Dan kemudian tidak kalah penting tanggung jawab guru sebagai pendidik dan Pembina anak
diluar rumah, sebab setiap anak pasti mengalami pendidikan formal di Sekolah.S e b a b p a d a m a s a
anak-anak merupakan masa yang paling peka dalam kehidupanseseorang.
Di mana anak pada masa ini masih berada pada periode ketergantungan
d a n  pertumbuhan sebagai persiapan untuk menerima rangsangan dari lingkungannya. Kamus
Besar Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa : “ Masa anak-anak adalah masa kehidupan antara dua tahunsampai
pubertas.”
4
 Pada masa ini anak mulai mengembangkan kepribadiannya dan membentuk dirinya dan sifat-sifat
yang akan ia miliki seumur hidupnya.Singgih Gunarsa mengutip apa yang dikatakan oleh Sigmund
Freud dan Erik H. Erikson bagaimana pentingnya pendidikan anak usia dini sebagai berikut :Pentingnya
sejak dini anak memperoleh dasar-dasar yang baik pada masa-masa permulaandari kehidupan anak, supaya
kelak setelah mereka dewasa tidak mengalami gangguan-gangguanemosi atau gangguan
kepribadian yang berarti. Dan menurut Erikson tahun-tahun pertama darikehidupan anak penting
sekali untuk menanamkan dasar kepercayaan orang lain. Sebab seoranga n a k y a n g t i d a k
mengalami dan mendapatkan kasih sayang dan kepuasan dari kebutuhan-
kebutuhannya, akan mengalami kegagalan dalam memperkembangkan kepercayaan kepada
orang
3
.M. Paranoan, Psikologi Pendidikan Keluarga ( Rantepao : Sulo, 1995 ), 11
4
Kamus Besar Bahasa Indonesia, S.V. “Masa. “

 
lain dan oleh karena akan mengganggu hubungan-hubungan sosialnya di kemudian hari.
5
Yang penting sebagai seorang guru kita harus mengetahui bahwa sebahagian besar kehidupan
anak  berada di Sekolah seperti yang dikatakan oleh Singgih D Gunarsa sebagai berikut :Empat sampai lima
tahun pertama permulaan hidupnya lebih banyak ia habiskan di rumah bersama-sama dengan
keluarganya. Tetapi sejak ia mulai menginjak bangku Sekolah Taman kanak-kanak,
maka dunianya bertambah luas. Ia bertemu dengan teman-teman dan gurunya. DiSekolah guru
menjadi tokoh utama dalam mengembangkan keseluruhan eksistensi seorang murid.M y e r P e a r l m a n
mengatakan bahwa : “Dalam masa ini seorang mudah berubah,
s a n g g u p memahami hal-hal yang serius dari kehidupan, dan mudah menerima Injil. Sebab itu,
masa iniadalah masa yang tepat untuk mempersiapkan anak itu untuk menerima Kristus.”
6
Jadi pembinaankerohanian yang diberikan kepada anak sejak usia dini, dapat mempengarui
pertumbuhan imanmereka, dan ini juga merupakan suatu tindakan yang preventif
untuk mencegah terjadinyakenakalan remaja. Karena anak-anak sudah dibekali dengan
pendidikan Kristen mempunyai dasar kerohanian yang kuat, sehingga tidak mudah lagi
diombang-ambingkan oleh pengaruh yang negatif yang akan ia hadapi pada masa remajanya
nanti.D e n g a n m e l i h a t l a t a r b e l a k a n g d i a t a s , m a k a p e n u l i s s a n g a t
m e n g h a r a p k a n s u p a y a  pendidikan Agama Kristen dapat mempengarui pertumbuhan iman anak sejak
anak tersebut masihdalam usia dini dan sedang berada dalam lembaga pendidikan Taman
kanak-kanak FiladelfiaMakasaar. Oleh sebab itu melalui penulisan karya ilmiah ini
penulis mengangkat Judul:
“PENGARUH PENDIDIKAN KRISTEN TERHADAP PERTUMBUHAN IMAN ANAK USIA
DINIDITAMANKANAK-KANAKFILADELFIAMAKASSAR.”
5
Singgih D. Gunarsa Psikologi perkembangan Anak Dan Remaja, ( Jakarta : BPK GunungMulia, 1991), 26
6
Myer Pearlman, Penyelidikan Anak, ( Malang : Gandum Mas 1986 ), 53.

 
 Pokok Masalah
Dalam pembinaan kerohanian murid Taman Kanak-kanak Filadelfia ada banyak hal yangdapat
menjadi faktor penunjang pada pertumbuhan iman anak dari sejak usia dini. Dalam hal ini,maka
penulis akan menyelidiki dari segi pengaruh pendidikan Kristen pada pertumbuhan imananak
usia dini di Taman Kanak-kanak Filadelfia. Apakah pendidikan Kristen dapat
menunjang pertumbuhan iman murid Taman kanak-kanak Filadelfia? untuk menjawab pertanyaan tersebut
diatas, maka penulis akan bahas pada bab selanjutnya.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan skripsi ini sebagai berikut :Pertama : untuk mengetahui sejauh mana Pengaruh
pendidikan Kristen pada pertumbuhan imananak Sekolah Taman Kanak-kanak Filadelfia.
kedua : untuk memberikan motivasi bagi para  pendidik di Sekolah Taman Kanak-
kanak Filadelfia agar lebih meningkatkan kualitas dari  pendidikan Kristen supaya terjadi
pertumbuhan iman anak dari usia dini di murid Taman Kanak-kanak Filadelfia Makassar.
 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan karya ilmiah ini sebagaimana yang diharapkan oleh
penulisYaitu :Pertama, agar dapat dipergunakan dalam mengembangkan Pendidikan pengajaran PAK di
Sekolah,khususnya bagi pertumbuhan iman Kristen pada anak Sekolah Taman Kanak-kanak.K e d u a ,
sebagai bahan masukan bagi guru-guru PAK bahwa betapa pentingnya
p e n g a r u h  pendidikan Kristen terhadap pertumbuhan iman anak dari sejak usia dini di Taman kanak-Kanak.

 TANGGUNG JAWAB ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK Secara umum,


peranan orang tua dalam pendidikan memiliki pengaruh yangsangat besar dalam pembentukan
watak dan kepribadian anak. Jika dipersentase, makaperan orang tua akan mencapai 60%,
sedangkan pengaruh lingkungan bergaul (bermain)20%, dan lingkungan sekolah (sekolah regular
atau non pesantren, sekolah pergi pulang)juga 20%. Apabila peran orang tua tidak diperankan
secara baik dan benar makapengaruh pendidikan 60% tersebut akan ditelan habis oleh
lingkungannya. Lingkunganyang paling besar berpengaruh kepada anak adalah lingkungan
bergaulnya, bukanlingkungan sekolahnya. Sedangkan pengaruh pendidikan anak pada pondok
pesantren sebagai tempatmengenyam pendidikan dan tempat bergaul selama 24 jam adalah 80%,
sedangkanpengaruh bawaan dari lingkungan keluarga adalah 20%. Apabila pesantren
mampumempersentasekan perannya dengan baik, maka keberhasilan pendidikan anak akanlebih
menjanjikan daripada sekolah regular. Oleh karena itu, hendaknya para orang tua memperhatikan
dengan sungguh-sungguh perannya dalam pendidikan anak, termasuk memilih lembaga
pendidikan yangtepat bagi anaknya. Penulis telah melakukan observasi di banyak tempat,
terhadapsejumlah alumni lembaga pendidikan, baik yang regular maupun pesantren, makatingkat
kesuksesan yang hakiki, yakni ketaatan kepada Allah Subhaanahu wa ta’aala dankepatuhan
kepada kedua orang tua, lebih besar diraih oleh sejumlah besar alumnipondok pesantren daripada
sekolah reguler walaupun berlabel Islam. Oleh karenanya,apabila anak-anak sudah mencapai
usia mandiri, yaitu 10 tahun ke atas atau paling tidaktelah tamat sekolah dasar, hendaklah orang
tua tidak ragu-ragu untuk menyerahkanpendidikan anaknya kepada pesantren, tentunya
bermanhaj salaf, jika orang tua tidakmemiliki kemampuan lebih dibandingkan dengan pesantren.
Anak merupakan karunia sekaligus ujian bagi manusia. Anak merupakan amanahyang menjadi
tanggung jawab orang tuanya. Ketika pertama kali dilahirkan ke dunia,seorang anak dalam
keadaan fitrah dan berhati suci lagi bersih. Lalu kedua orangtuanyalah yang memegang peranan
penting pada perkembangan berikutnya, apakah
 2. keduanya akan mempertahankan fitrah dan kesucian hatinya, ataukah malah merusakdan
mengotorinya. Pendidikan terhadap anak merupakan bagian terpenting dalam kehidupanberumah
tangga. Sebab salah satu tujuan utama pernikahan adalah lahirnya keturunanyang nantinya akan
menjadi generasi penerus. Generasi penerus yang tumbuh tanpadidampingi pendidikan agama
yang memadai justru akan menjadi mangsa dan korbanpenjajahan peradaban lain. Namun
ironisnya hal itu tidak disadari oleh kebanyakanpasangan suami istri, sehingga pendidikan agama
kurang mendapatkan perhatian darimereka. Dalam pandangan kebanyakan orang tua di
masyarakat kita, pendidikan yanglayak dan baik adalah dengan menyekolahkan anak di sekolah
“favorit”, dengan harapananak tersebut akan dapat berprestasi, sehingga nantinya memiliki masa
depan yang“sukses dan mapan”. Tidak peduli apakah sekolah tersebut mengajarkan nilai-nilai
Islamataukah tidak. Bahkan lebih dari itu, mereka tidak peduli meskipun sekolah
tersebutdikelola oleh pendidikan sekuler atau non Islam. Malah mereka berpandangan bahwajika
ingin mendapatkan kualitas “pendidikan yang berkelas”, maka harusmenyekolahkan anak-anak
mereka di lembaga-lembaga pendidikan non Islam. Arenalembaga-lembaga tersebut mengelola
dan menyelenggarakan pendidikan secara“profesional”, sementara sekolah-sekolah yang
diselenggarakan oleh lembaga-lembagaIslam “dikelola dengan apa adanya dan jauh dari
profesionalisme.” Itulah anggapanmereka secara umum. Ukuran kesuksesan dalam pandangan
mereka adalah ketika seseorang suksessecara materi, atau sukses meraih kedudukan tinggi.
Mereka akan sangat bangga danmerasa berhasil mendidik dan membesarkan anak-anak mereka,
manakala anak-anaktersebut sukses menduduki suatu jabatan tinggi, atau berprofesi dengan
profesi bergengsiatau menjadi pebisnis besar. Mereka tidak peduli apakah anak-anak mereka
mengertidan mematuhi tuntunan agamanya, ataukah malah menjauh dari itu semua dan
tidakmempedulikannya. Mereka hanya mengenal Islam pada momen-momen tertentu
saja,setelah itu mereka kembali melupakan dan tidak mempedulikannya.
 3. Seseorang tidak mustahil akan digugat oleh anak yang dikasihinya kelak dihadapan Allah.
Anak yang selama hidup di dunia sangat dia kasihi dan dia banggakan,dia sekolahkan di sekolah
terbaik, dia sediakan baginya segala fasilitas dan dia penuhisegala kebutuhan materinya, berubah
menjadi musuh yang menggugatnya. Segalakebutuhannya secara materi memang telah dia
penuhi, namun pendidikan agamanyatidak pernah dia pedulikan, sehingga anak tersebut tumbuh
dalam kebodohan dan jauhdari agamanya. Dia tidak mengerti bagaimana seharusnya berakidah,
dan tidak dapatmembedakan mana tauhid dan mana syirik. Dia tidak tahu tata cara dan
kewajiban shalatserta berbagai jenis ketaatan lainnya, sehingga dia meremehkannya. Dia tidak
dapatmembedakan mana yang halal dan mana yang haram, sehingga semuanya diraup habistanpa
memilih dan memilah, apakah ini sesuatu yang dibolehkan ataukah dilarang. Makahancurlah
agamanya, rusaklah perilakunya, dan suramlah masa depannya di akhirat.Karenanya, tidak heran
jika anak tersebut nantinya akan menggugat orang tuanya,karena kelalaian orang tuanyalah yang
membuatnya terjerumus dalam kesengsaraan. Karenanya, sudah menjadi kewajiban dan
tanggung jawab orang tua untukmemberikan perhatian lebih pada pendidikan agama anak-
anaknya, melebihiperhatiannya terhadap hal lain, bahkan terhadap makan, minum dan
kesehatannya.Karena kelalaian terhadap kebutuhan gizi dan kondisi kesehatan anak hanya
akanberdampak pada memburuknya kesehatan anak tersebut, atau maksimalmengantarkannya
pada kematian. Namun kelalaian terhadap pendidikan agamanya akansangat fatal akibatnya,
karena akan membuatnya sengsara selama-lamanya dalamkehidupan akhirat. Sungguh sangat
mengherankan sikap sebagian orang tua, yang hanyabersedih dan menangis ketika tubuh
anaknya sakit atau mati, namun tidak demikianhalnya ketika hati dan jiwanya yang sakit atau
mati.

Pacaran Menurut Kristen - Berbicara tentang pacaran menurut Kristen, tentu tidak akan
terlepas dari apa yang tertulis dalam Alkitab. Pacaran menurut agama Kristen atau pacaran
menurut Alkitab juga sangat berkaitan erat dengan cinta menurut Alkitab.

Untuk memperjelas pemahaman kita mengenai kesemuanya yang berhubungan dengan pacaran
ala Kristen atau pacaran Kristiani, maka ada baiknya kita menyimak arti dari pacaran itu sendiri,
seperti penjelasan berikut ini:

Berpacaran adalah konsep masyarakat modern, artinya baru beberapa puluh tahun inilah kita
mengenal konsep tersebut. Di masa lampau hal ini tidak di kenal karena perkawinan biasanya
diatur oleh pihak keluarga atau orang tua kedua belah pihak. Dengan pengertian sederhana ini,
sehingga dapat dipetik kesimpulan, bahwa pacaran adalah dampak dari pergaulan sehingga
munculah hubungan (muda-mudi), dua orang yang tidak sejenis, berdasarkan rasa cinta.

Lebih lanjut pengembangan pengertian berpacaran diatas masih dapat dikembangkan dalam
pengertian lain, yaitu bahwa berpacaran adalah suatu proses di mana seorang laki-laki dan
perempuan menjajaki kemungkinan adanya kesepadanan di antara mereka berdua yang dapat
dilanjutkan ke dalam perkawinan.

Intinya menelisik pengertian di atas, maka berpacaran itu bukanlah sekedar bersenang-senang
melampiaskan nafsu, mengisi kekosongan, tetapi di dalam berpacaran itu ada suatu keseriusan
dan kesungguhan untuk menjalin hubungan kedua belah pihak, yang menuju kepada suatu
pertunangan.

Pada paragaraf diatas sudah dijelaskan bahwa pacaran itu adalah konsep masyarakat modern, dan
secara tertulis Alkitab tidak pernah menyinggung soal kata pacaran ini, tetapi ada kisah-kisah
dalam Alkitab yang menceritakan kisah hidup seorang pemuda yang begitu sangat mencintai
seorang wanita, namanya Yakub (Kej. 29:18). Kisah ini memang tidak dicatat secara terperinci
bagaimana sikap kedua insan ini, tetapi yang jelas Yakub mendapatkan Rahel, setelah ia bekerja
dengan penuh kesungguhan selama tujuh tahun tujuh hari, tetapi ia harus menambah selama
tujuh tahun lagi.

Dalam perjanjian baru mengenai pacaran ini hanya tersirat yaitu bagaimana sikap seorang
Kristen misalnya (Roma 12:20) dimana sistim pacaran dunia tidak dapat dipakai oleh seorang
Kristen ketika ia ada pada masa-masa pacaran. Dipihak lain Paulus menasihatkan anak didiknya
Timotius yang masih muda itu supaya bisa jadi teladan dari hal percaya, perkataan, tingkah laku,
kasih, kesetiaan dan kesucian agar orang tidak melihat atau menganggap rendah Timotius masih
muda itu.

Selain itu perlu diketahui bahwa standar Alkitab tentang pacaran tersurat pada I Tesalonika 4:3,
yaitu Allah berkehendak supaya kita ada dalam kekudusan. Jangan merusak Bait Allah yang di
dalamnya Roh Allah bertahta. Mat. 5:27-28; Kid. 2:7; 3:5 ;8:4. Efesus 4:27 mengatakan
janganlah beri kesempatan pada iblis sebab dengan kita membuka celah berarti kita telah
memberi kesempatan untuk melakukan sesuatu yang tidak Allah kehendaki.

Dalam surat Paulus kepada jemaat di Efesus (Ef. 4:17-21) memperingatkan supaya anak Tuhan
jangan jatuh pada hal berciuman dan lain-lain yang merangsang dalam masa berpacaran karena
itu bertentangan dengan Alkitab. Dengan demikian orang-orang Kristen harus menghindari
percumbuan dalam masa berpacaran, sebab tindakan tersebut merupakan penyerahan diri kepada
seksualitas, membiarkan hawa nafsu berperan, yang nantinya akan membawa kepada kecemaran
dan pelanggaran kehendak Allah.

Lebih jauh lagi pengajaran-pengajaran moral Paulus kepada anak muda Kristen di mana saja. I
Timotius 5:22 bagian akhir "jagalah kemurnian dirimu". Yesaya 5:20 celakalah yang
mengatakan kejahatan itu baik dan kebaikan itu jahat. Wahyu 18:2-3 keindahan tubuh telah
dipakai setan untuk menghancurkan nilai-nilai iman Kristen.

Setelah membedah beberapa ayat dalam Alkitab diatas, maka kesimpulan mengenai pacaran
menurut Kristen dapat disimpulan sebagai berikut:

1. Berdoalah senantiasa, I Tes. 5:17; khususnya pada waktu pacaran

2. Ucapkanlah syukur senantiasa atas segala sesuatu, Ef. 5:20; apakah semua pengalaman pada
waktu berpacaran menimbulkan ucapan syukur?

3. Lakukanlah segala sesuatu berdasarkan iman, Roma 14:23 setiap langkah dalam hubungan
pacaran mempunyai dimensi ke atas yaitu tanggung jawab kepada Tuhan.

4. Pandanglah tubuhmu dan tubuhnya adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu. Kamu
bukanlah milik kamu sendiri, kamu sudah dibeli! Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu
( I Korintus 6:19-20)

Demikianlah artikel singkat mengenai pacaran menurut Kristen ini. Semoga kiranya dapat
membawa dampak positif dan media pembelajaran bagi teman-teman semuanya, khususnya bagi
kamu yang saat ini sedang menjalin hubungan dengan pasangan yang seiman. Salam ^_^

BAB I

PENDAHULUAN

Harfiahnya, manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sediri. Ahli sosiologi
merumuskan bahwa “seseorang” tidak akan bisa hidup dan tinggal sendiri tanpa suatu
“kelompok”. Jadi, bagaimanapun kesombongan seseorang, tidak akan kekal dirinya tanpa hidup
didampingi orang lain.

Pacaran? Ya.. biasanya orang-orang yang cenderung ‘religius’ mengatakan hal ini adalah sesuatu
yang HARAM, TABU, dan SEHARUSNYA TIDAK DILAKUKAN karena sia-sia. Benar, itu
hanyalah merupakan suatu pendapat. Bisa dinalar dengan persepsi kita, bisa juga sebaliknya.
Maka dari itu kami menyusun ‘Apa sih pacaran itu?’, ‘Bagaimana sih pendapat dan opini perihal
pacaran?’, ‘Benarkah Al-qur’an menuliskan bahwa pacaran itu haram?’ dan hal-hal yang masih
diragukan lainnya.

1.1Latar Belakang

Di kalangan remaja, seperti yang sedang kami alami saat ini, dorongan untuk mencari jati diri
dengan mencoba hal-hal baru amatlah kuat. Dan terkadang jika ‘kelewatan’ bisa merusak akal
sehat. Tekanan untuk menjalani masa ‘pacaran’, iming-iming dari orang-orang sekitar, dan siaran
media masa-pun turut andil dalam keinginan remaja untuk menjalani sebuah masa ‘pacaran’.

Masa remaja adalah masa yang indah. Banyak hal yang terjadi pada masa transisi remaja dari
masa kanak-kanak menuju dewasa. Satu proses masa yang semua anak manusia telah, sedang
dan akan teradi dalam sebuah proses tumbuh kembang remaja. Dunia remaja memang unik,
sejuta peristiwa terjadi dan sering diciptakan dengan ide-ide cemerlang dan positif.

Namun demikian tidak sedikit juga hal-hal negatif yang terjadi. Salah satu hal yang menarik dan
terjadi dalam dunia remaja adalah trend pacaran yang digemari sebagian remaja walau tidak
sedikit juga orang dewasa gemar melakukannya. Bahkan ada rumor yang menarik, bahwasanya
bila ada remaja yang belum punya pacar berarti belum mempunyai identitas diri yang lengkap.

Memang tidak dapat dipungkiri bila pacaran merupakan fenomena tersendiri dikalangan remaja.
Dan kalaupun dicari satu definisi tersendiri pacaran maka akan sulit. Sebagian ada yang
mendifinisikan pacaran adalah ajang dari untuk mendapatkan kepuasan libido seksual, atau
pacaran hanya sebagai label ”saya punya pacar dan dapat mendongkrak percaya diri”. Ataukah
pacaran adalah suatu hal yang penting karena dengan pacaran kita punya seseorang yang bisa
membantu kita dalam mengatasi persoalan hidup dan untuk definisi pacaran tentu akan ada
banyak yang lainnya.

1.2Tujuan dan Kegunaan

Sebenarnya tujuan hal ini sederhana saja. Yaitu meyakinkan para remaja untuk tidak sampai
terjerumus dalam lingkaran yang merusak masa depan. Banyak yang menyalah-artikan
pengertian dari definisi pacaran. Para ahli muslim banyak juga yang memiliki persepsi berbeda
tentang pacaran ini. Tetapi semuanya tetaplah berpegang teguh pada pedoman umat manusia,
yaitu Alquran atau Kalamullah. Dan seharusnya umat manusia tidak usah berbelit-belit dalam
mengartikan dan menerapkan pacaran tersebut. Karena seluruh aturan-aturan dan wahyu Allah,
tertera jelas dalam Alquran. Hanya bagaimana mengartikan hal itu saja.

Kami berharap karya tulis ini dapat membantu para remaja untuk lebih mengenal dan
mengetahui makna dan dampak dari pacaran itu sendiri.

1.3Sistematika

Banyak yang salah mengartikan definisi pacaran. Hal itu mengakibatkan banyaknya remaja yang
saat ini terjerumus dalam ‘pacaran secara tidak sehat’. Karena sebagian besar mereka memiliki
persepsi lain mengenai pacaran.

Metode yang kami gunakan dalam merumus karya tulis ini adalah dengan mewawancara
beberapa kalangan remaja putra maupun putri di SMPN 3.  Dan juga melakukan pengamatan
serta studi pustaka di berbagai media. Langkah utama yang kami ambil adalah mengumpulkan
berbagai pendapat dari kelompok remaja di SMPN 3, menyusunnya dalam berbagai kelompok–
antara yang lebih memihak dengan pacaran maupun sebaliknya.

~~~

BAB II

PEMBAHASAN

Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kekanakan menuju masa kedewasaan. Saat ini,
pacaran sudah menjadi kebiasaan yang menjadi tradisi pada kalangan remaja. Bahkan terkadang
remaja yang belum pernah berpacaran dikatakan ketinggalan zaman. Sebenarnya, pacaran itu
bukanlah  sesuatu yang membuat remaja yang tidak berpacaran menjadi terbelakang. Karena
pacaran secara harfiah sebenarnya bukanlah ditujukan untuk remaja. Melainkan untuk orang
dewasa yang sudah mulai menuju ke jenjang pernikahan. Dengan melihat kenyataan ini, kami
menanyakan beberapa pendapat dari teman-teman di sekolah, tentang definisi pacaran pada
remaja menurut pandangan mereka masing-masing. Berikut beberapa diantaranya :

Pacaran adalah salah satu hubungan antara 2 sijoli, pria dan wanita dimana mereka berdua
menjalin hubungan yang lebih dari sekedar pertemanan dan juga lebih dari sebuah
persahabatan. Diantara mereka berdua saling mencintai dan melengkapi satu sama lain. -
Farras Athiyah -

Pacaran itu adalah perasaan orang yang menempatkan lawan jenis (baik laki-laki maupun
perempuan) di tempat yang spesial, yaitu dalam hati. - Achmad Rivaldi -

Pacaran itu adalah bagaimana seseorang belajar untuk bisa menghargai sikap dan menerima
kekurangan orang lain. - Atlantiana Damayanti -

Pacaran adalah sebuah proses yang saling melengkapi dan saling memenuhi kekurangan
masing-masing individu dengan kelebihan pasangannya serta proses saling introspeksi diri dan
saling mengkoreksi kesalahan pasangan secara detail dan mendalam. - Muhammad Hafis -

Pacaran itu merupakan sesuatu yang sia-sia bagi remaja. Karena pacaran dapat menurunkan
nilai bagi pelajar dan dapat membuat orang sakit hati. - Muhammad Nur Firdaus I. -
Pacaran itu adalah sebuah dosa, karena pacaran adalah hubungan yang dilarang dalam
Islam. - Putri Khairusa’diah -

Berdasarkan pengamatan yang telah kami lakukan, definisi dari pacaran pada remaja saat ini
adalah sebuah hubungan yang diawali dengan perdekatan dan ketertarikan diantara dua insan
yang berlawanan jenis, yang dimulai dengan adanya kesepakatan antara kedua belah pihak.

Dari banyaknya pendapat tentang definisi pacaran, sehingga muncullah dua golongan
masyarakat, yang mengatakan bahwa pacaran merupakan hal yang dilarang, atau merupakan hal
yang boleh-boleh saja dilakukan. Bagi remaja Islam, terkadang terjadi pertentangan mengenai
pacaran tersebut.

Definisi pacaran yang sebenar-benarnya adalah “persiapan menikah”. Mengingat bahwa menikah


merupakan langkah besar dalam kehidupan, kita pada umumnya takkan mungkin siap nikah
tanpa mempersiapkannya. Sebagian ummat muslim menyangka bahwa kita bisa siap menikah
tanpa pacaran lebih dahulu.

Ada juga yang mengharamkan pacaran sebelum menikah karena menyangka bahwa “bentuk
pacaran pasti tidak lepas dari perkara-perkara haram, khususnya zina”. Persangkaan
mereka ini adalah keliru !

1)      Katanya, “Pacaran adalah jalan menuju zina”. Mereka menunjukkan ayat “Dan janganlah
kamu mendekati zina…” (QS Al Isra’: 32). Namun, mereka sama sekali tidak menyodorkan bukti
yang meyakinkan bahwa pacaran itu identik dengan “jalan menuju zina”. Padahal, hasil
penelitian ilmiah justru menunjukkan bahwa pacaran itu TIDAK identik dengan
“mendekati zina”.

2)      Katanya, “Pacaran melanggar perintah Allah untuk menundukkan pandangan.” Kita bisa
menanggapi pernyataan mereka ini dengan dua pernyataan. Pertama, pacaran tidak harus
dengan pandang-memandang. Jangankan cuma menundukkan pandangan. Tidak memandang
sama sekali pun bisa diwujudkan dalam pacaran. Kedua, perintah menundukkan pandangan itu
berlaku untuk yang disertai dengan nafsu birahi. Bila tidak disertai dengan nafsu birahi, maka
memandang lawan-jenis nonmuhrim (termasuk pacar) TIDAK haram.

3)       Katanya, “Pacaran seringnya berdua-duaan.” Lagi, kita bisa menanggapi pernyataan ini
dengan dua pernyataan. Pertama, pacaran tidak harus dengan berdua-duaan. Pacaran bisa
dilakukan bersama-sama dengan orang lain. Kedua, berduaan dengan lawan-jenis nonmuhrim
tidak selalu terlarang. Ada kalanya berduaan itu diperbolehkan, yaitu bila dalam keadaan
terawasi.

4)      Katanya, “Dalam pacaran, tangan pun ikut berzina [karena bersentuhan]“. Mereka
menunjukkan dalil “… zina tangan adalah menyentuh …”. Padahal, yang dimaksudkan dalam
dalil tersebut adalah yang disertai dengan nafsu birahi. Jadi, menyentuh tanpa disertai dengan
nafsu birahi itu TIDAK tergolong zina tangan. Selain itu, tanpa bersentuhan pun pacaran
bisa dilakukan.

Dengan demikian, argumentasi mereka yang mengharamkan segala jenis pacaran tidak bisa
menjadi pegangan. Bagaimanapun, ada jenis pacaran yang yang terlarang (yang jahiliyah),
tetapi ada juga jenis pacaran yang dibolehkan (yang islami).

Awal dari pacaran bermula ketika remaja masuk dalam tahap pubertas. Bila dilihat dari sudut
pandang biologis. Pubertas diawali dengan adanya tanda-tanda perubahan baik secara primer,
sekunder, maupun tersier. Dari tanda-tanda inilah yang menyebabkan seorang remaja tertarik
dengan lawan jenisnya.

Bila ditinjau secara umum remaja jatuh cinta kepada lawan jenis karena beberapa hal antara lain:

a)      Karakter

b)      Fisik

c)      Agama
d)      Harta

e)      Perhatian yang diberikan

Kelley dalam Burhan Shadiq membagi cinta menjadi tiga macam yaitu :

a)            Cinta nafsu

> Cinta jenis ini cenderumg tak terkontrol karena hubungan antara dua orang yang dikuasai oleh
emosi.

b)            Cinta pragmatis

> Cinta jenis ini cenderung dapat mengontrol perasaan.

c) Cinta atruistik

> Cinta yang disertai kasih sayang yang tak terbatas. Misalnya cinta seorang ibu kepada anaknya.

Satu sisi kenyataan dalam gaya pacaran remaja menjadikan kasus seksualitas semakin
meningkat. Adanya libido seksualitas yang diberikan Allah SWT yang tidak mampu di kelola
remaja secara benar dan pada saat yang seharusnya dilakukan, hal ini sering menyebabkan
kekeliruan yang fatal. Gaya pacaran kearah yang negatif menjadi beberapa gaya pacaran remaja
awal, pertengahan dan remaja dewasa sekarang ini.

Sebagaian remaja tidak tahu dari efek yang dilakukannya karena minimnya informasi tentang
pendidikan seksualitas sesuai dengan kultur budaya dan religius. Tapi, ada juga remaja yang tahu
efek dari gaya pacaran yang negatif dan kurang peduli dengan akibat yang akan terjadi. Kalau
boleh diistilahkan dengan kata pacaran tidak sehat.

Hal ini tentu banyak efek negatifnya. Misalnya saja saat pacaran, tentunya remaja punya banyak
keinginan yang belum boleh dilakukan dimasa remaja. Keinginan itu bisa berbentuk
berpegangan tangan, mencium dahi dan sebagainya, yang katanya sebagai tanda kasih sayang.
Tapi kadang kala ciuman di dahi bisa berlanjut kearah yang lebih jauh. Bagaikan berenang di air
yang deras lama-lama juga terseret arus.

Sama halnya dengan ciuman-ciuman yang dilakukan oleh remaja. Dari dahi menuju ke pipi dari
pipi berlanjut ke bibir dari bibir berlanjut ke leher dari leher berlanjut ke sekwilda (sekitar
wilayah dada) dan ini yang disebut dengan pacaran foto close up dan selanjutnya bisa terjadi
aktifitas yang lebih jauh, bahkan bisa jadi sampai ke gaya pacaran foto post card (melakukan
hubungan seksualitas) dikalangan remaja.

Gaya pacaran para remaja zaman sekarang yang cenderung tidak sehat, memiliki banyak sekali
dampak negatif antara lain:

a)      Meningkatnya tingkat aborsi

> Bila seorang remaja putri pacaran dan dia terlanjur hamil akan teteapi kekasihnya tidak mau
bertanggung jawab maka jalan yang ia tempuh adalah aborsi (menggugurkan kandungan).
Zinanya saja sudah dosa besar, sekarang dia malah membunuh nyawa yang tidak berdosa.

b)      Meningkatnya tingkat kematian wanita.

> Hasil dari gaya pacaran yang tidak sehat salah satunya adalah kematian. Karena aborsi yang
dilakukan oleh para remaja biasanya bersifat sembarang. Konon lagi dengan bantuan dukunyang
tidak mendapatkan pengetahuan medis.

c)      Adanya Free sex.

> Hal yang lebih mengerikan lagi akibat dari pacaran yang tidak sehat adalah seks bebas
(freesex). Mereka pertama melakukan hal yang terlarang itu tetapi kemudian mereka cenderung
ketagihan.
d)      Menyebarkan penyakit.

> Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa dampak dari seks bebas adalah mewabahnya berbagai jenis
penyakit kelamin seperti HIV/ AIDS, sipilis dan penyakit kelamin lainnya.

e)      Meningkatnya penggunaan narkoba

> Pada usia remaja adalah usia di saat dimana seseorang mencari jati diri. Pada usia ini akan
sangat rentan akan berbagai hal salah satunya adalah lingkungan. Pacar adalah salah satunya,
bila pacarnya adalah pengguna narkoba maka kemungkinan besar dia juga akan terseret.

f)       Meningkatnya kriminalitas.

> Akan tetapi dilain pihak pacaran juga dapat memberikan dampak positif bagi kehidupan kita
antara lain :

1. Problema cinta seperti patah hati, naksir dan perselingkuhan bisa menjadi sebuah
pengalaman yang mendukung kita menjadi lebih dewasa dan matang.
2. Pacar bisa memberikan motivasi kepada kita agar dapat berpikir kedepan.
3. Dengan cinta dapat mengubah perilaku seseorang menjadi lebih progresif. Misalnya
seseorang yang tadinya malas belajar mendadak jadi rajin belajar karena dorongan dari
sang pacar.
4. Belajar mengenal dan menerima orang lain dalam kehidupan pribadi.

Orang yang berpacaran biasanya akan menghabiskan banyak waktu dengan pacarnya, terlebih
momen-momen liburan. Tahukah bahwa sebenarnya orangtua pun menginginkan kebersamaan
dengan anaknya? Entah dengan berekreasi bersama, berkebun bersama, membuat kerajinan atau
yang lain-lain. Namun disisi lain kita malah menghabiskan waktu dengan oranglain.

Tak jarang orangtua menjadi sedih dan merasa dianggap tidak penting. Tapi kalau tidak mau
pergi bersama pacar, nanti pacar marah. Coba kalau ditanya balik kepada para remaja yang
berpacaran, lebih berdosa yang mana, membuat orangtua sedih dan marah atau membuat pacar
marah ? Bagaimanapun juga akal sehat akan lebih memilih untuk tidak membuat orangtua sedih
dan marah. Namun terkadang setan lebih lihai dalam menjerumuskan manusia.

Ada beberapa tahapan dalam berpacaran;

 Tahap ketertarikan

Dalam tahap ini tantangannya adalah bagaimana mendapatkan kesempatan untuk menyatakan
ketertarikan dan menilai orang lain. Munculnya ketertarikan kita sama

seseorang, misalnya, karena penampilan fisik (dia ganteng/cantik, tinggi, dsb), kemampuan
(pintar), karakteristik atau sifat (sabar, cool, periang) dan lain-lain. Menurut para ahli, umumnya
cowok pada pandangan pertama lebih tertarik pada penampilan fisik. Sedangkan cewek lebih
kepada karakteristik atau kemampuan yang dimiliki cowok.

 Tahap ketidakpastian

Pada masa ini sedang terjadi peralihan dari rasa tertarik ke arah rasa tidak pasti. Maksudnya, kita
mulai bertanya-tanya apakah dia benar-benar tertarik sama kita atau sebaliknya apakah kita
benar-benar tertarik sama dia. Pada tahap ini kita mendadak ragu apakah mau melanjutkan
hubungan atau tidak. Kalau kita tidak mampu memahami tahapan ini, kita akan mudah berpindah
dari satu orang ke orang lainnya.

 Tahap komitmen dan keterikatan

Pada tahap ini yang timbul adalah keinginan kita kencan dengan seseorang secara eksklusif. Kita
menginginkan kesempatan memberi dan menerima cinta dalam suatu hubungan yang khusus
tanpa harus bersaing dengan orang lain. Kita juga ingin lebih rileks dan punya banyak waktu
untuk dilewatkan bersamanya. Seluruh energi digunakan untuk menciptakan saling cinta dan
hubungan yang harmonis.
 Tahap keintiman

Dalam tahap ini mulai dirasakan keintiman yang sebenarnya, merasa lebih rileks untuk berbagi
lebih mendalam dibandingkan dengan masa sebelumnya, dan merupakan kesempatan untuk lebih
mengungkapkan diri kita. Tantangannya adalah menghadapi sisi yang kurang baik dari diri kita.
Tanpa pemahaman yang baik bahwa cowok dan cewek mempunyai reaksi yang berbeda terhadap
keintiman, kita akan mudah mengambil kesimpulan yang salah bahwa terlalu banyak perbedaan
antara kita dan dia untuk melanjutkan hubungan.

Untuk mengantisipasi persoalan-persoalan dalam pacaran agar dampaknya tidak lebih buruk lagi
diperlukan suatu penanganan, antara lain :

 Mensosialisasikan gaya pacaran sehat.

Gaya pacaran sehat mengambil konsep yang positif, dimana remaja akan sehat fisik, tidak
meruasak diri sendiri dan orang lain.

 Memberikan informasi yang cukup mengenai seks.

Pendidikan seks adalah suatu hal yang penting agar remaja sejak dini mengetahui tentang
pendidikan seks.

 Menggunakan aspek agama.

Dalam hal ini remaja harus mempertimbangkan aspek agama, yang melarang tindakan
seksualitas diluar nikah.

 Menggunakan aspek budaya.

Budaya yang ketimuran perlu diajarkan pada remaja.

1. Menggunakan pendekatan, tindakan represif, kuratif dan rehabilitasi.


2. Menyediakan sarana-sarana tempat remaja mengaktualisasikan bakat dan potensi.

Pacaran yang sehat dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Saling terbuka, mau berbagi pikiran dan perasaan secara terbuka, jujur, mau berterus
terang dengan perasan kita terhadap tingkah laku pacar. Siap nerima kritik dan
kompromi.
2. Menerima pacar apa adanya yang dilandasi oleh perasaan sayang. Tidak menuntut
sesuatu yang berada di luar kemampuannya.
3. Saling menyesuaikan. Kalau dalam proses ini terlalu sering ribut, maka sangat
perlu mempertimbangkan kemungkinan berpisah karena mungkin memang tidak cocok.
4. Tidak melibatkan aktivitas seksual karena dapat mengaburkan proses saling mengenal
dan memahami satu sama lain.
5. Mutual dependensi, masing-masing merasakan adanya saling ketergantungan satu sama
lain. Oleh karena itu, diharapkan kita dan pacar mampu melengkapi kekurangan,
sedangkan kelebihan yang dimiliki diharapkan mampu menutupi kekurangan pasangan.
6. Mutual respect, saling menghargai satu sama lain dalam posisi yang setara.

~~~

BAB III

PENUTUP

3.1      Simpulan

Menurut pandangan beberapa golongan, pacaran adalah haram dalam Islam. Namun,
setelah dikaji lebih mendalam, argumentasi yang mengharamkan segala jenis pacaran tidak
bisa menjadi pegangan. Ada jenis pacaran yang yang terlarang, tetapi ada juga jenis
pacaran yang diperbolehkan.
Pacaran adalah sesuatu yang khas dengan dunia remaja. Mereka mulai mengenal cinta setelah
pubertas. Tetapi pacaran pada anak remaja harus bersifat sehat dan positif, karena dengan
pacaran yang sehat mereka tidak akan tersesat dalam gaya hidup bebas.

Pacaran dapat memberikan dampak yang positif bagi remaja, akan tetapi dilain pihak sisi
negatifnya juga banyak. Maka untuk itu kita harus mengkondisikan agar remaja berpacaran yang
sehat agak menghindari dampak negatif tadi.

Untuk itu diperlukan kerja sama dari berbagai pihak agar remaja tidak terjerumus kedalam
pacaran yang tidak sehat yang mengarah pada freeseks.

3.2      Kritik dan Saran

Tidak sedikit remaja yang terjerumus kedalam pacaran yang tidak sehat. Mereka yang terjebak
dalam freeseks menghancurkan masa depannya sendiri. Ini dikarenakan minimnya informasi
pendidikan seksualitas diantara kalangan remaja. Orangtua punya tanggungjawab besar untuk
mengawasi putra-putrinya yang sudah remaja agar tidak menjadi korban.

Sebagai remaja yang baik dan berpendidikan, kita harus dapat membedakan yang mana yang
baik dan buruk, yang betul dan salah, serta yang positif dan negatif. Ini semua demi diri kita dan
masa depan kita nanti. Jangan pernah coba-coba sesuatu yang belum tentu baik, apalagi yang
sudah jelas tidak baik.

~~~

DAFTAR PUSTAKA

Pontoh, Rudi S. 2006. Pacaran Sehat Tips & Trik Buat Remaja. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.

http://pacaranislami.wordpress.com/

Anda mungkin juga menyukai