Anda di halaman 1dari 21

CERITA ALKITAB PERJANJIAN

LAMA ADAM DAN PERJANJIAN


BARU RAJA HERODES
LATAR BELAKANG ADAM

Adam adalah manusia pertama yang


diciptakan oleh Tuhan dalam Kitab Kejadian.
Dia diciptakan oleh Tuhan dari debu tanah dan
ditiupkan nafas kehidupan ke dalam
hidungnya. Adam juga diberi tanggung jawab
untuk merawat dan mengelola Taman Eden,
sebuah tempat yang dijadikan oleh Tuhan
sebagai tempat tinggal bagi Adam.
Adam hidup di dalam Taman Eden bersama
dengan istrinya, Hawa. Mereka hidup dalam
keadaan yang sempurna dan damai, di mana
tidak ada kejahatan atau penderitaan. Namun,
Tuhan memberikan satu peringatan kepada
Adam dan Hawa untuk tidak makan buah dari
pohon pengetahuan tentang yang baik dan
yang jahat.
Namun, Hawa kemudian tergoda oleh ular yang cerdik
dan akhirnya memakan buah dari pohon tersebut.
Hawa kemudian memberikan buah tersebut kepada
Adam, yang juga memakannya. Akibatnya, mereka
segera menyadari bahwa mereka telanjang dan merasa
malu. Mereka juga merasakan rasa bersalah dan takut,
dan akhirnya diusir dari Taman Eden oleh Tuhan.
Adam dan Hawa kemudian hidup di dunia yang penuh
dengan kesulitan dan tantangan. Mereka harus bekerja
keras untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dan
membangun sebuah keluarga. Namun, mereka juga
berjuang dengan kecenderungan berdosa dan
menghadapi konsekuensi dari dosa mereka di dalam
Taman Eden.
Meskipun begitu Adam diberkahi 3 tiga anak laki-laki,
Kain, Abel, dan Set. Kain membunuh Abel dalam
kecemburuan dan kemudian diusir oleh Allah. Setelah
itu, Adam hidup selama lebih dari
900 tahun dan menjadi ayah bagi banyak keturunan
manusia.
Adam dianggap sebagai tokoh penting dalam agama-
agama Abrahamik, termasuk agama
Kristen, Islam, dan Yahudi, karena dianggap sebagai
leluhur manusia dan sebagai orang
pertama yang diciptakan oleh Allah.
Adam hidup selama 930 tahun, dan selama hidupnya dia memainkan peran penting
dalam sejarah manusia. Dia menjadi saksi dari kejatuhan manusia ke dalam dosa
dan juga menjadi saksi dari janji Tuhan untuk membawa keselamatan melalui
keturunannya. Adam meninggal dan dimakamkan di tanah yang sama yang dia
dibuat dari, menandakan akhir dari kehidupan manusia pertama di bumi.

Dalam Alkitab, latar belakang Adam digambarkan sebagai manusia pertama yang
diciptakan oleh Tuhan dan diberi tanggung jawab untuk merawat dan mengelola
Taman Eden. Namun, Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa dan diusir dari Taman
Eden, membawa konsekuensi bagi seluruh umat manusia. Meskipun begitu, Adam
tetap menjadi sosok penting dalam sejarah manusia sebagai leluhur dari seluruh
umat manusia dan saksi dari janji Tuhan untuk membawa keselamatan bagi dunia.
ADAM DAN HAWA DI TAMAN EDEN

Pada awalnya, Allah menciptakan Adam dari tanah dan


menempatkannya di taman Eden. Taman Eden dipenuhi
dengan berbagai macam tanaman dan buah-buahan yang
lezat. Allah memberikan perintah kepada Adam untuk
merawat dan mengelola taman tersebut. Namun, Allah juga
memberikan peringatan bahwa Adam tidak boleh memakan
buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang
jahat.

Allah merasa bahwa Adam kesepian, sehingga Ia


menciptakan hewan-hewan dan burung-burung untuk
ditemani Adam. Namun, Adam tetap merasa kesepian dan
Allah kemudian menciptakan seorang wanita yang diberi
nama Hawa. Adam dan Hawa hidup bersama di taman Eden
dan menjalani kehidupan yang bahagia.
Namun, satu hari Hawa tergoda oleh ular yang licik untuk memakan buah dari pohon
pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Hawa lalu memberikan buah tersebut kepada
Adam dan keduanya memakannya. Setelah memakan buah tersebut, mata mereka terbuka dan
mereka merasa malu karena mereka telanjang. Mereka kemudian menyembunyikan diri dari
Allah.

Allah memanggil Adam dan Hawa dan menanyakan mengapa mereka menyembunyikan diri.
Adam dan Hawa mengakui bahwa mereka telah memakan buah dari pohon pengetahuan
tentang yang baik dan yang jahat. Allah kemudian memberikan hukuman kepada mereka.

Adam harus bekerja keras untuk mendapatkan makanan dan Hawa harus merasakan sakit saat
melahirkan anak. Mereka juga harus meninggalkan taman Eden dan hidup di luar taman. Allah juga
mengutuk ular tersebut dan memberikan janji bahwa seorang keturunan Hawa akan
menghancurkan ular tersebut.
Cerita Adam dan Hawa mengajarkan bahwa manusia adalah makhluk yang penuh dengan dosa.
Namun, Allah masih menyayangi manusia dan memberikan kesempatan untuk bertobat dan
memperbaiki diri.
POSITIF

Taat pada Allah: Sebelum jatuh ke dalam dosa, Adam dikenal sebagai makhluk yang taat pada
perintah-perintah Allah. Ia tinggal di dalam Taman Eden dan diberi tugas untuk menjaganya serta
dilarang memakan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan jahat. Adam taat pada
perintah tersebut, namun sayangnya Iblis menggodanya hingga akhirnya Adam dan istrinya, Hawa,
memutuskan untuk memakan buah tersebut.

Diberkati oleh Allah: Sebelum jatuh ke dalam dosa, Adam diberkati oleh Allah dengan berbagai
keistimewaan, seperti ditempatkan di Taman Eden yang indah, diberi tugas untuk menjaga taman
tersebut, dan diberikan kepercayaan untuk memberi nama pada semua binatang yang diciptakan
Allah.

Kreatif: Allah menciptakan Adam sebagai makhluk yang kreatif dan memiliki kemampuan untuk
berpikir, merenung, dan mengambil keputusan. Ia juga diberikan kepercayaan untuk menjalankan
tugas penting dalam menciptakan dan mengelola kehidupan di Bumi.
Bertanggung jawab: Meskipun akhirnya jatuh ke dalam dosa, Adam
bertanggung jawab atas perbuatannya dan menerima hukuman dari
Allah. Ia tidak mencoba menyalahkan orang lain atau alasan lain
untuk perbuatannya, melainkan menerima konsekuensi dari pilihan
yang diambilnya.

Mengakui kesalahan: Setelah jatuh ke dalam dosa, Adam mengakui


kesalahannya dan memohon ampun kepada Allah. Ia juga mengakui
bahwa Hawa juga terlibat dalam perbuatan tersebut dan bersama-
sama menerima konsekuensi dari dosa yang dilakukan.
NEGATIF
Kebanggaan (Kejadian 3:5-6) - Ketika Iblis membujuk Hawa untuk memakan buah dari pohon pengetahuan,
ia menjanjikan bahwa mereka akan menjadi seperti Allah. Adam dan Hawa mempercayai janji itu dan memilih
untuk berdosa karena mereka ingin menjadi seperti Allah.

Penolakan terhadap tanggung jawab (Kejadian 3:12-13) - Setelah berdosa, Adam dan Hawa saling
menyalahkan dan menolak untuk mengakui kesalahan masing-masing. Adam bahkan menyalahkan Hawa
dan bahkan Allah karena memberikannya sebagai pasangannya.

Pemberontakan terhadap kehendak Allah (Kejadian 3:6) - Adam dan Hawa menentang perintah langsung
Allah untuk tidak memakan buah dari pohon pengetahuan. Mereka memilih untuk mempercayai janji iblis dan
mengambil risiko mengabaikan kehendak Allah.

Kelemahan iman (Kejadian 3:8-10) - Setelah berdosa, Adam dan Hawa merasa malu dan takut saat
mendengar suara Allah di taman Eden. Mereka merasa tidak layak untuk berada di hadapan Allah dan
mencoba bersembunyi darinya.

Mengalami konsekuensi dosa (Kejadian 3:16-19) - Karena Adam dan Hawa memilih untuk berdosa, mereka
harus mengalami konsekuensi dari dosa mereka. Adam harus bekerja keras untuk mencari makanan dan
Hawa harus melahirkan anak-anak dengan rasa sakit. Kedua manusia ini akhirnya mati karena dosa mereka.
KESIMPULAN

Manusia memiliki kebebasan untuk memilih antara kebaikan dan kejahatan. Namun,
setiap tindakan yang dilakukan akan berdampak pada konsekuensi yang harus
ditanggung. Meskipun manusia telah berdosa, namun Allah memberikan
pengampunan dan kesempatan untuk memperbaiki diri. Dalam hal ini, Adam dan
Hawa menerima hukuman atas perbuatannya, namun Allah tetap memberikan
kesempatan untuk kehidupan yang baru. Hal ini mengajarkan bahwa kesalahan
dapat diakui dan diperbaiki, sehingga manusia bisa kembali dekat dengan Allah.
LATAR BELAKANG RAJA HERODES

Raja Herodes adalah seorang raja di Israel pada zaman


Yesus Kristus. Ia memiliki reputasi yang sangat buruk
karena kekejamannya dan sifatnya yang licik.
Dia adalah raja di Yudea dan wilayah sekitarnya dari tahun
37 SM hingga 4 SM. Herodes Agung bukanlah orang
Yahudi asli, tetapi seorang Idumea (sekarang wilayah
selatan Yordania dan Israel). Dia mengambil alih
kekuasaan dari dinasti Hasmonean Yahudi yang telah
berkuasa selama beberapa abad sebelumnya.
Herodes lahir dari keluarga Herodian yang terkenal, dan mulai
berkuasa sebagai raja atas wilayah Palestina pada tahun 37
SM. Ia sangat ambisius dan ingin memperluas wilayah
kekuasaannya, sehingga ia mengejar kekuasaan dan
kekayaan dengan segala cara.

Salah satu tindakan terkenal Herodes adalah pembunuhan


terhadap putra-putranya sendiri karena ia takut bahwa mereka
akan menggulingkan dirinya dari takhta. Ia juga dikenal
sebagai pembunuh orang-orang yang dianggap sebagai
ancaman bagi kekuasaannya, termasuk para pembangkang
politik dan keluarga-keluarga yang terkait dengan penguasa
sebelumnya.
Herodes juga memerintahkan pembantaian terhadap semua bayi
laki-laki yang lahir di Bethlehem pada saat kelahiran Yesus
Kristus, karena ia takut bahwa Yesus akan menjadi ancaman bagi
kekuasaannya. Namun, keluarga Yesus berhasil melarikan diri ke
Mesir dan selamat dari kekejaman Herodes.
Meskipun kekejamannya, Herodes dikenal sebagai raja yang
sangat pintar dan membangun banyak bangunan dan proyek
besar, termasuk benteng-benteng dan istana-istana. 
Ia juga berusaha untuk mendapatkan dukungan dari orang Yahudi
dengan memberikan bantuan keuangan dan membangun Bait
Allah yang baru di Yerusalem.
Namun, pada akhirnya Herodes meninggal pada tahun 4 SM
karena sakit yang parah. Ia digantikan oleh putranya yang juga
berkuasa dengan kejam, namun kekuasaan Herodes sendiri terus
dikenang dalam sejarah karena kebrutalannya dan sifatnya yang
licik.
RAJA HERODES

Ketika para majus datang mencari bayi yang baru lahir yang
dianggap sebagai raja orang Yahudi, mereka bertanya pada
Herodes di mana bayi itu bisa ditemukan. Herodes merasa
terancam oleh keberadaan bayi tersebut dan memerintahkan
pembunuhan semua bayi laki-laki di wilayah Betlehem.

Namun, keluarga Yesus berhasil melarikan diri ke Mesir sebelum


pembantaian itu terjadi. Herodes sangat marah ketika mengetahui
bahwa bayi yang dicarinya berhasil melarikan diri dan akhirnya dia
meninggal beberapa tahun kemudian.
Herodes juga terkenal karena membunuh Yohanes Pembaptis,
yang dianggap sebagai nabi oleh orang Yahudi pada saat itu.
Herodes menangkap Yohanes karena dia merasa terancam
oleh pengaruh Yohanes dan kekuasaannya atas rakyat.
Yohanes dibawa ke penjara dan akhirnya dipenggal atas
permintaan Herodes setelah ia menjanjikan hadiah kepada
putrinya yang meminta kepala Yohanes sebagai hadiah
ulang tahunnya.

Herodes adalah seorang penguasa yang sangat ambisius


dan berkuasa. Namun, kisah-kisah dalam Alkitab
menunjukkan bahwa dia juga sangat kejam dan tidak
berperikemanusiaan. Dia diingat sebagai seorang penguasa
yang memerintahkan pembunuhan bayi-bayi dan seorang
nabi serta melakukan banyak kejahatan lainnya selama
masa pemerintahannya.
POSITIF

Meskipun terkenal sebagai seorang penguasa yang


kejam, ada satu sifat positif yang dapat diidentifikasi
dalam kisah-kisah yang menceritakan tentang dirinya,
yaitu:

Kecerdasan politik: Raja Herodes memiliki kecerdasan


politik yang tinggi. Dia membangun hubungan baik
dengan penguasa Romawi, yang pada saat itu
menguasai Palestina, dan memperoleh dukungan
mereka. Selain itu, dia memperbaiki infrastruktur dan
membangun beberapa bangunan besar seperti Istana
Herodes dan Bait Allah Kedua, yang merupakan wujud
kebijaksanaannya sebagai seorang penguasa.

Namun, meskipun ada sifat positif dalam diri Raja


Herodes, perbuatan kejam dan kebijakan-kebijakan
yang buruk yang dilakukannya mengakibatkan ia
dikenang sebagai seorang penguasa yang kejam dan
tidak disukai oleh rakyatnya.
NEGATIF

Kejam: Raja Herodes sangat kejam, terutama dalam


cara dia memperlakukan orang-orang Yahudi dan
lawan-lawannya. Sebagai contoh, dalam Injil Matius,
Herodes memerintahkan pembantaian semua bayi laki-
laki di Betlehem yang berusia dua tahun ke bawah,
dalam upaya untuk membunuh Yesus, sang Mesias
yang dia dengar akan lahir di sana.

Licik: Herodes juga terkenal akan kecerdikannya dan


licik dalam berbagai situasi. Dia selalu mencari cara
untuk mempertahankan kekuasaannya dan
menghilangkan lawan-lawannya, bahkan jika itu berarti
berbohong atau mengambil tindakan yang tidak etis. 
Egois: Herodes juga sangat egois dan hanya peduli dengan
kepentingan dan kesenangan dirinya sendiri.

Takut akan kehilangan kekuasaan: Raja Herodes sangat takut


akan kehilangan kekuasaannya dan selalu mencari cara untuk
mempertahankannya. Sebagai contoh, ketika para majus datang
mencari Yesus, Herodes takut akan ancaman terhadap tahtanya
dan mencoba memanipulasi mereka agar melaporkan keberadaan
Yesus kepadanya, dengan maksud untuk membunuh-Nya.
KESIMPULAN
Kesimpulan dari cerita Raja Herodes adalah tentang Kekuasaan dan keinginan manusia
untuk mempertahankan kekuasaannya, bahkan jika itu berarti melakukan tindakan yang
kejam dan tidak adil.

Raja Herodes digambarkan sebagai seorang penguasa yang sangat ingin mempertahankan
kekuasaannya dan berusaha untuk memastikan bahwa tidak ada yang mengancam
tahtanya. Dia melakukan tindakan kejam seperti membunuh anak-anak di Bethlehem untuk
mencegah kelahiran Yesus Kristus, yang diceritakan sebagai Raja dari orang Yahudi yang
baru lahir.

Namun, kesombongan dan ketidakadilan Raja Herodes akhirnya berakhir dengan


kematiannya yang tragis. Kesimpulan dari kisah Raja Herodes dalam Alkitab adalah bahwa
kekuasaan manusia dan keinginan untuk mempertahankan kekuasaannya tidak dapat
melampaui keadilan dan kehendak Tuhan. Tuhan memegang kendali atas segala sesuatu
dan akhirnya kebenaran akan terungkap dan keadilan akan ditegakkan.

Dalam kesimpulannya, kisah Raja Herodes dalam Alkitab menggambarkan betapa


mudahnya manusia tergoda oleh kekuasaan dan kekayaan, sehingga seringkali melanggar
nilai-nilai moral dan etika yang lebih tinggi. Namun, cerita ini juga menunjukkan bahwa
dalam akhirnya, kekuasaan yang dibangun di atas kekejaman dan penindasan tidak akan
bertahan lama.

Anda mungkin juga menyukai