Dalam Alkitab, latar belakang Adam digambarkan sebagai manusia pertama yang
diciptakan oleh Tuhan dan diberi tanggung jawab untuk merawat dan mengelola
Taman Eden. Namun, Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa dan diusir dari Taman
Eden, membawa konsekuensi bagi seluruh umat manusia. Meskipun begitu, Adam
tetap menjadi sosok penting dalam sejarah manusia sebagai leluhur dari seluruh
umat manusia dan saksi dari janji Tuhan untuk membawa keselamatan bagi dunia.
ADAM DAN HAWA DI TAMAN EDEN
Allah memanggil Adam dan Hawa dan menanyakan mengapa mereka menyembunyikan diri.
Adam dan Hawa mengakui bahwa mereka telah memakan buah dari pohon pengetahuan
tentang yang baik dan yang jahat. Allah kemudian memberikan hukuman kepada mereka.
Adam harus bekerja keras untuk mendapatkan makanan dan Hawa harus merasakan sakit saat
melahirkan anak. Mereka juga harus meninggalkan taman Eden dan hidup di luar taman. Allah juga
mengutuk ular tersebut dan memberikan janji bahwa seorang keturunan Hawa akan
menghancurkan ular tersebut.
Cerita Adam dan Hawa mengajarkan bahwa manusia adalah makhluk yang penuh dengan dosa.
Namun, Allah masih menyayangi manusia dan memberikan kesempatan untuk bertobat dan
memperbaiki diri.
POSITIF
Taat pada Allah: Sebelum jatuh ke dalam dosa, Adam dikenal sebagai makhluk yang taat pada
perintah-perintah Allah. Ia tinggal di dalam Taman Eden dan diberi tugas untuk menjaganya serta
dilarang memakan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan jahat. Adam taat pada
perintah tersebut, namun sayangnya Iblis menggodanya hingga akhirnya Adam dan istrinya, Hawa,
memutuskan untuk memakan buah tersebut.
Diberkati oleh Allah: Sebelum jatuh ke dalam dosa, Adam diberkati oleh Allah dengan berbagai
keistimewaan, seperti ditempatkan di Taman Eden yang indah, diberi tugas untuk menjaga taman
tersebut, dan diberikan kepercayaan untuk memberi nama pada semua binatang yang diciptakan
Allah.
Kreatif: Allah menciptakan Adam sebagai makhluk yang kreatif dan memiliki kemampuan untuk
berpikir, merenung, dan mengambil keputusan. Ia juga diberikan kepercayaan untuk menjalankan
tugas penting dalam menciptakan dan mengelola kehidupan di Bumi.
Bertanggung jawab: Meskipun akhirnya jatuh ke dalam dosa, Adam
bertanggung jawab atas perbuatannya dan menerima hukuman dari
Allah. Ia tidak mencoba menyalahkan orang lain atau alasan lain
untuk perbuatannya, melainkan menerima konsekuensi dari pilihan
yang diambilnya.
Penolakan terhadap tanggung jawab (Kejadian 3:12-13) - Setelah berdosa, Adam dan Hawa saling
menyalahkan dan menolak untuk mengakui kesalahan masing-masing. Adam bahkan menyalahkan Hawa
dan bahkan Allah karena memberikannya sebagai pasangannya.
Pemberontakan terhadap kehendak Allah (Kejadian 3:6) - Adam dan Hawa menentang perintah langsung
Allah untuk tidak memakan buah dari pohon pengetahuan. Mereka memilih untuk mempercayai janji iblis dan
mengambil risiko mengabaikan kehendak Allah.
Kelemahan iman (Kejadian 3:8-10) - Setelah berdosa, Adam dan Hawa merasa malu dan takut saat
mendengar suara Allah di taman Eden. Mereka merasa tidak layak untuk berada di hadapan Allah dan
mencoba bersembunyi darinya.
Mengalami konsekuensi dosa (Kejadian 3:16-19) - Karena Adam dan Hawa memilih untuk berdosa, mereka
harus mengalami konsekuensi dari dosa mereka. Adam harus bekerja keras untuk mencari makanan dan
Hawa harus melahirkan anak-anak dengan rasa sakit. Kedua manusia ini akhirnya mati karena dosa mereka.
KESIMPULAN
Manusia memiliki kebebasan untuk memilih antara kebaikan dan kejahatan. Namun,
setiap tindakan yang dilakukan akan berdampak pada konsekuensi yang harus
ditanggung. Meskipun manusia telah berdosa, namun Allah memberikan
pengampunan dan kesempatan untuk memperbaiki diri. Dalam hal ini, Adam dan
Hawa menerima hukuman atas perbuatannya, namun Allah tetap memberikan
kesempatan untuk kehidupan yang baru. Hal ini mengajarkan bahwa kesalahan
dapat diakui dan diperbaiki, sehingga manusia bisa kembali dekat dengan Allah.
LATAR BELAKANG RAJA HERODES
Ketika para majus datang mencari bayi yang baru lahir yang
dianggap sebagai raja orang Yahudi, mereka bertanya pada
Herodes di mana bayi itu bisa ditemukan. Herodes merasa
terancam oleh keberadaan bayi tersebut dan memerintahkan
pembunuhan semua bayi laki-laki di wilayah Betlehem.
Raja Herodes digambarkan sebagai seorang penguasa yang sangat ingin mempertahankan
kekuasaannya dan berusaha untuk memastikan bahwa tidak ada yang mengancam
tahtanya. Dia melakukan tindakan kejam seperti membunuh anak-anak di Bethlehem untuk
mencegah kelahiran Yesus Kristus, yang diceritakan sebagai Raja dari orang Yahudi yang
baru lahir.