Anda di halaman 1dari 29

Semester 1

Pembelajaran I

NABI ADAM Alaihi Salam


Nama Adam
Usia 930 tahun
Periode sejarah 5872 - 4942 SM
India, (ada yang berpendapat di
Tempat turunnya di bumi
Jazirah Arab)
Jumlah keturunannya (anak) 40 (laki-laki dan perempuan)
India, (ada yang berpendapat di
Tempat wafat
Mekah)
di Al-Quran namanya disebutkan
25 kali
sebanyak

1. Awal Penciptaan Nabi Adam alaihi salam


Setelah Allah SWT. menciptakan bumi, langit, dan malaikat, Allah
berkehendak untuk menciptakan makhluk lain yang nantinya akan
dipercaya menghuni, mengisi, serta memelihara bumi tempat
tinggalnya.Suatu ketika, Allah berbicara di hadapan para malaikat. Isi
pembicaraan berkisar tentang penciptaan Adam, leluhur manusia. Adam
dan keturunannya ini kelak akan menjadi khalifah (wakil) Allah di
bumi. Tugas mereka memakmurkan bumi. Mendengar penjelasan itu,
para malaikat heran. Kenapa harus Adam dan anak cucunya yang
menjadi khalifah? Mestinya, malaikat yang diberi kehormatan seperti
itu. Bukankah malaikat senantiasa bertasbih kepada Allah? Bumi akan
aman bila dihuni malaikat. Tak akan ada kerusakan dan pertumpahan
darah. Di dalam al-Qur’an dinyatakan

"Mengapa engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan
membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" (Q.S. Al-Baqarah
[2]:30)

Para malaikat merasa penasaran. Mungkinkah selama ini Allah kurang


berkenan dengan peribadatan mereka? Oleh karena itu, Allah
berkehendak menciptakan makhluk yang lebih baik. Mereka khawatir
kalau Allah menciptakan Adam itu lantaran kelalaian mereka. Atau ada
kesalahan yang mereka lakukan tanpa disadari. Muncul juga keraguan
di kalangan malaikat. Mampukah manusia mengemban tugas berat itu?
Sebab, sebelumnya bumi pernah dihuni oleh kalangan jin. Ternyata,
mereka sering berbuat keonaran. Banyak terjadi pertumpahan darah,
kemaksiatan, dan kerusakan di sana. Bukan tidak mungkin Adam dan
anak cucunya juga akan melakukan hal sama. Allah menjawab
keraguan malaikat dengan firmannya,
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (Q.S. Al-Baqarah
[2]:30)

Keraguan para malaikat sebenarnya tidak beralasan. Sebab, Adam


mempunyai beberapa keistimewaan. Adam diciptakan langsung oleh
tangan Allah. Ruhnya juga langsung ditiupkan oleh Allah. Selain itu,
Adam juga dikaruniai akal. Berkat akal inilah Adam bisa mengamati,
mempelajari, dan memahami benda-benda. Akal inilah yang
memungkinkan Adam dan anak cucunya bisa menjalankan tugas
sebagai khalifah di bumi. Keistimewaan ini benar-benar terbukti. Adam
mampu mengungkapkan nama benda-benda. Kemampuan ini ternyata
tidak dimiliki para malaikat. Mereka bungkam ketika disuruh untuk
melakukan hal sama. Akhirnya, para malaikat pun mengakui
keistimewaan Adam.

A. Nabi Adam Berasal dari Tanah

Kata Adam berasal dari adim. Adimul Ardli berarti permukaan bumi.
Nama Adam erat kaitannya dengan bahan penciptaan. Adam diciptakan
dari tanah yang ada di permukaan bumi. Setelah mati, Adam dan anak
cucunya juga akan dikuburkan di dalam tanah.

Akhirnya, wujud Adam menjadi sempurna. Allah kemudian meniupkan


ruh kepadanya. Setelah ruh ditiupkan, Allah menyampaikan sebuah
perintah kepada para malaikat. perintah itu juga berlaku bagi makhluk
lain yang saat itu berada dekat dengan para malaikat. Isi perintah itu
menyebutkan agar para malaikat bersujud kepada Adam. Suatu
penghormatan yang tak diberikan kepada makhluk selainnya. Alhasil,
para malaikat patuh kepada perintah sang pencipta. Mereka bersujud
kepada Adam. Namun, ada makhluk yang membangkang. Dialah si
Sombong Iblis. Makhluk dari kalangan bangsa jin ini merasa sok hebat.
Dia merasa lebih mulia ketimbang Adam. Alasannya, iblis diciptakan
dari api, sedangkan Adam dari tanah. Api lebih baik daripada tanah?
Nabi Adam a.s. disebut juga dengan Abu al-Basyar, artinya
bapak ummat manusia atau nenek moyang semua manusia. Kini
keturunan nabi Adam a.s. terdiri atas berbagai ras dan suku
dengan warna kulit dan bahasa yang beraneka ragam.

B. Iblis yang Sok Hebat

Sifat sombong iblis terlihat dari dua sikap. Pertama, iblis memandang
rendah Adam. Di mata iblis, Adam hanyalah makhluk kemarin sore,
sedangkan dia sudah ada jauh sebelum Adam ada. Lalu, Adam pun
diciptakan dari tanah, sedangkan dia diciptakan dari api. Masa, dia
harus hormat kepada makhluk seperti Adam itu. Kedua, iblis menolak
kebenaran. Iblis menolak untuk bersujud kepad Adam. Padahal, dia
tahu bahwa yang memberi perintah itu adalah Allah.

Penolakan iblis jelas merupakan kedurhakaan. Allah murka kepadanya.


Akibatnya, dia diusir dari surga. Tak hanya itu, iblis juga mendapat
laknat Allah sampai hari kiamat. Ciri orang yang mendapat laknat Allah
ialah tak bisa keluar dari kesesatan. Itulah sebabnya, iblis selamanya
berada dalam kesesatan. Bermula dari kesombongan, selanjutnya
muncul kedengkian. Iblis merasa tidak nyaman lagi. Pasalnya, ada
makhluk yang mendapat kemuliaan lebih darinya. Dia tak terima. Tidak
boleh ada makhluk lain yang mengunggulinya. Oleh karena itu, dia
ingin membuktikan kalau Adam itu tidak ada apa-apanya. Caranya, dia
akan berusaha menyesatkan Adam dan anak-cucunya.
Maka, karena sudah mendapat laknat, iblis meminta waktu. Dia
meminta umur panjang. Tak tanggung-tanggung, sampai hari kiamat.
Umur selama itu akan dipergunakannya untuk membalas dendam. Iblis
tidak ingin sendirian berada di neraka. Dia ingin membawa Adam dan
keturunannya turut serta masuk ke dalam neraka.

C. Penciptaan Hawa

Suatu saat. Adam sedang tidur lelap, lalu Allah SWT mengambil dari
tulang rusuknya sebelah kiri dan menciptakan pendampingnya Hawa,
walaupun diambil dari tulang rusaknya, Adam tidak merasakan sakit
sedikitpun, Sekiranya merasa sakit, tentu Adam tidak akan sayang
kepada Hawa.
karena Allah SWT Maha Mampu melakukan apapun. Allah SWT
menciptakan Hawa sebagai pendamping Adam karena ia merasakan
kesepian.
Setelah Hawa tercipta, para malaikat bertanya, "Adam, siapa yang ada
di samping kau?"
"Seorang perempuan" jawab Adam
"Siapa namanya?" tanya Malaikat
"Hawa" jawab Adam
"Untuk apa Allah menciptakan Hawa?" tanya Malaikat
Adam menjawab "Untuk mendampingi saya, memberi saya
kebahagiaan, dan memenuhi keperluan hidup saya sesuai dengan
kehendak Allah."
Kebahagiaan semakin lengkap. Allah menyuruh Adam dan Hawa
tinggal di surga. Kehidupan di sana serba enak. Apa saja boleh
dilakukan. Mereka bebas mencicipi apa saja sepuasnya. Namun, ada
satu pantangan yang tidak boleh dilakukan Adam dah Hawa. Adam dan
Hawa tidak boleh mendekati pohon larangan. Larangan ini harus
dipatuhi. Jika tidak, mereka bisa celaka. Di surga, Adam tidak perlu
mencari nafkah/bekerja. Segala keperluan sudah tersedia. Pendek kata,
Adam dan Hawa tidak akan kelaparan, kehausan, dan kelelahan.
Sungguh menyenangkan. Semua boleh dilakukan. Yang penting tidak
dekat-dekat dengan pohon larangan. Mudah, bukan?

D. Kesalahan Pertama Nabi Adam dan Hawa

Sejak membangkang, iblis tidak diperkenankan lagi tinggal di surga.


Perasaan dendam dan dengki iblis semakin menjadi-jadi. Iblis tidak
senang melihat Adam dan Hawa bahagia. Oleh karena itu, iblis lalu
mencari-cari kesempatan. Dia ingin memperdaya mereka. Pokoknya,
Adam juga harus keluar dari surga. Kesempatan itu kini ada. Pohon
larangan! Adam dan Hawa dilarang mendekati pohon itu. Ini peluang
emas, tidak boleh disia-siakan. Iblis merasa sangat senang. Inilah saat
untuk membuktikan. Adam dan Hawa akan diusir juga dari surga. Apa
pun caranya, Adam dan Hawa harus berhasil dijebak agar diusir dari
surga. Segala cara mesti dilakukan. Berbaga tipu muslihat
direncanakan. Pertama-tama, iblis harus mendapat kepercayaan. Dia
pun melakukan pendekatan. Dia berpura-pura menganggap Adam dan
Hawa sebagai teman. Tutur katanya sangat lebut dan menggiurkan.
Bermacam rayuan dibisikkan iblis. Dikatakan bahwa dia ingin memberi
nasihat. Ada rahasia besar yang ingin disampaikan. Rahasia supaya
Adam dan Hawa bisa hidup kekal.

Akhinya, Hawa tak kuasa menahan diri. Hawa memakan buah pohon
larangan. Hawa pulang dengan perasaan senang. Diceritakannya
pengalaman tadi kepada Adam. Adam begitu tertarik. Ia juga ingin
mencicipi. Pohon itu kemudian didekati. Buahnya dipetik. Dan...Adam
memakan buahnya.

Lengkap sudah. Adam dan Hawa melabrak larangan. Tak hanya


mendekati pohon larangan, tetapi juga memakan buahnya. Tak lama
kemudian, Adam dan Hawa merasakan akibatnya. Aurat mereka
terbuka. Mereka merasa malu luar biasa. Mereka berusaha mencari-cari
dedaunan. Maksudnya, untuk menutupi aurat mereka. Namun, pohon-
pohon surga menjauh. Untungnya, ada satu pohon yang merasa kasihan.
Pohon Tin mau memberikan daun-daunnya. Aurat mereka pun bisa
tertutupi.

Adam dan Hawa sangat malu. Tak hanya karena aurat mereka terbuka.
Tetapi juga, karena teguran Allah kepada mereka. Adam dan Hawa
sangat menyesal. Mereka telah bebuat kesalahan. Sambil menitikkan air
mata, mereka memanjatkan doa.

"Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami. Sekiranya, Engkau tidak
berkenan mengampuni dan menyayangi kami, niscaya kami termasuk
orang-orang yang merugi." (QS. Al-A’raf : 23)
E. Nabi Adam Diturunkan ke Bumi

Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Tobat Adam dan Hawa
diterima. Kesalahan mereka diampuni. Adam dan Hawa merasa tenang.
Ampunan Allah membuat hati mereka terasa lega. Pengalaman itu
menjadi pelajaran berharga. Adam dan Hawa sadar. Iblis benar-benar
musuh. Musuh yang harus senantiasa diwaspadai. Segala bujuk rayunya
mesti dijauhi. Hidup kekal ternyata muslihat iblis. Akibat terperdaya,
kini Adam dan Hawa harus pindah. Mereka tak bisa lagi tinggal di
Surga. Allah menyuruh mereka turun ke bumi. Sekarang, Adam dan
Hawa tinggal di bumi. Mengemban tugas menjadi khalifah. Namun,
perseteruan iblis dan Adam terus berlanjut. Iblis akan terus berusaha
mewujudkan janjinya. Janji untuk menyesatkan Adam.

Demikian, Adam dan Iblis menjadi musuh bebuyutan. Permusuhan ini


juga berlaku untuk keturunan Adam dan iblis. Permusuhan akan terus
berlangsung sampai hari kiamat. Kenikmatan surga tinggal kenangan.
Dulu, di surga serbaada. Mau makan tinggal makan, mau minum
tinggal minum. Namun di bumi, Adam dan Hawa tak bisa berpangku
tangan. Mencari sesuap nasi menjadi tugas. Mereka harus bekerja keras.

Saat diturunkan ke bumi,


Adam dan Hawa
terpisah. Hawa
diturunkan di daerah
Jeddah, Saudi Arabia.
Kata Jeddah berarti
nenek. Hawa adalah
nenek seluruh umat
manusia. Sementara itu,
Adam diturunkan di
daerah Hindustan. Keduanya bertemu di Jabal Rahmah di dataran
Arafah. Oleh karena itu, Jabal Rahmah kerap dijadikan simbol “cinta”
oleh para peziarah. Perasaan bahagia begitu membuncah. Betapa tidak,
sekian lama berpisah akhirnya bertemu jua. Hidup menjadi lebih
bersemangat. Sekarang, keduanya bisa berkumpul lagi. Berjuang
bersama lebih mudah daripada sendiri-sendiri. Bisa saling menjaga, dan
saling menasihati.

F. Anak-anak Nabi Adam dan Hawa


Adam dan Hawa hidup bersama lagi. Mereka adalah pasangan suami-
istri pertama. Keduanya beranak-pinak. Setiap kelahiran selalu kembar,
laki-laki dan perempuan. Persalinan pertama, lahirlah Qabil dan Iklima.
Lalu, persalinan kedua, lahirlah Habil dan Labuda. Adam dan Hawa
sangat bahagia. Kehangatan keluarga semakin bertambah. Semua ini
berkat kehadiran anak-anak. Anak-anak menumbuhkan harapan. Ada
penerus perjuangan. Selanjutnya, anak-anak berketurunan lagi. Mereka
melahirkan cucu dan seterusnya. Jumlah keturunan Adam terus
bertambah. Semakin lama semakin banyak.

Qabil, Habil, Iklima, dan Labuda beranjak remaja. Mereka tumbuh di


bawah asuhan orang tua. Sifat-sifat mereka mulai kelihatan. Qabil
berperangai kasar, sedangkan Habil berperangai santun. Iklima tumbuh
menjadi gadis yang cantik, sedang Labuda biasa-biasa saja. Tugas-tugas
Adam dan Hawa mulai berkurang. Anak-anak mereka sudah bisa
diandalkan. Labuda dan Iklima membantu urusan rumah tangga,
sedangkan Qabil dan Habil menekuni bidang pertanian, sedangkan
Habil di bidang peternakan.

G. Dosa Anak Nabi Adam


Keempat putra-putri Adam tumbuh dewasa. Masing-masing sudah
memiliki ketertarikan terhadap lawan jenis. Allah kemudian memberi
Adam petunjuk. Putra-putri Adam harus segera dinikahkan. Dengan
ketentuan, masing-masing tidak boleh dinikahkan dengan saudara
kembarnya. Artinya, Qabil harus menikahi Labuda, sedangkan Habil
harus menikahi Iklima.

Ketentuan itu kemudian disampaikan. Adam berharap putra-putrinya


tak keberatan sebab ini merupakan ketentuan Allah. Tak boleh ada yang
menolak. Semua pihak harus setuju. Demikian, Adam memberi
penegasan. Tak disangka, Qabil menolak ketentuan itu. Ia bersikeras
untuk menikah dengan Iklima, adik kembarnya. Iklima memang gadis
yang cantik. Qabil sangat tertarik. Dengan kata lain, Qabil menolak
dinikahkan dengan Labuda. Alasannya, Labuda tidak cantik. Qabil
merasa lebih berhak untuk menikahi Iklima. Toh, Iklima adalah adiknya
sendiri. Qabil tidak rela kalau Iklima dinikahi Habil.

Qabil bersikukuh. Tegas-tegas, ia menolak dinikahkan dengan Iklima.


Melihat gelagat kurang baik ini, Adam berusaha mencari jalan keluar.
Jalan keluar yang disepakati oleh semua pihak. Tidak boleh ada pihak
yang dikecewakan. Perselisihan harus dihindarkan. Sebab, perselisihan
akan mengusik ketenangan.
Akhirnya, Adam mendapatkan jalan keluar. Menurut Adam, persoalan
jodoh harus diserahkan kepada Allah. Apa pun keputusan-Nya, semua
harus pasrah. Adam mengusulkan agar Qabil dan Habil berkurban.
Siapa yang kurbannya diterima, ia berhak menikahi si cantik, Iklima.
Qabil dan Habil setuju. Mereka sepakat, yang menang itulah yang
berhak mendapatkan Iklima. Kemudian, masing-masing
mempersiapkan diri. Qabil semakin rajin. Setiap hari, ia mengurus
ladangnya. Habil juga tak mau kalah. Ia bertambah giat. Setiap hari, ia
menggembalakan ternak-ternaknya.

Hari yang ditentukan pun tiba. Qabil bergegas menuju ladang. Ladang
gandumnya sangat lebat. Hasil jerih payahnya selama ini. Timbullah
sifat kikir dalam hati Qabil. Ia memilih-milih gandum yang akan
dijadikan kurban. Ia sengaja memilih gandum yang kurang baik.
Setelah karung terisi, Qabil membawanya ke sebuah bukit. Gandum itu
kemudian diletakkan di atas bukit itu. Di tempat yang berbeda, Habil
juga sedang sibuk. Ia berjalan ke sana kemari. Memilih-milih kambing
yang paling baik. kambing yang paling gemuk dan sehat. Setelah di
dapat, Habil membawanya ke bukit yang sama.

Qabil dan Habil sudah meletakkan kurbannya. Dari tempat yang jauh,
mereka memandangi bukit itu. Mata mereka terus tertuju ke arah bukit.
Anggota keluarga yang lain juga turut menyaksikan. Hati mereka
berdebar-debar. Kurban siapa gerangan yang akan diterima?

Selang beberapa saat, terlihat api besar turun dari langit. Api itu
kemudian menyambar kambing. Habil bersyukur, kurbannya diterima.
Dalam tempo singkat kambing Habil pun lenyap. Si jago merah
melalapnya. Sementara itu, gandum Qabil masih utuh. Sedikit pun tidak
berkurang. Walhasil, Habil menjadi pemenang. Kurbannya diterima.
Sesuai dengan kesepakatan, ia berhak mempersunting si cantik Iklima.
Hati Habil berbunga-bunga, Ia sangat bahagia. Lain halnya dengan sang
kakak. Qabil merasa sangat kecewa. Kurbannya tak diterima, Ia gagal
menikahi Iklima.

Qabil tidak bisa menolak. Dengan perasaan kecewa, Ia menerima


keputusan Habil dinikahkan dengan Iklima. Qabil benar-benar kecewa,
harapannya pupus. Dia tak bisa menikah dengan Iklima.
Kekecewaannya semakin menjadi-jadi. Lambat laun tumbuhlah
perasaan dengki. Dengki melahirkan dendam. Dendam memunculkan
niat jahat. Akhirnya, Qabil bertekad menghabisi Habil.

H. Pembunuhan Pertama di Dunia


Suatu ketika, Adam hendak bepergian. Sebelum berangkat, Adam
menyampaikan amanat kepada Qabil untuk menjaga semua anggota
keluarga. Kerukunan harus dipelihara. Qabil mengangguk-angguk. Ia
berjanji untuk menjalankan amanat itu dengan sebaik-baiknya. Dalam
hati, Qabil tertawa. Ia merasa senang. Senang bukan karena mendapat
kepercayaan dari sang ayah. Tetapi, ia merasa mendapat kesempatan.
Ya, kesempatan untuk membalas dendam.

Adam berangkat dengan hati tenang. Dengan sepenuh hati, ia percaya


kepada Qabil. Bagaimanapun Qabil adalah anak sulung. Qabil yang
dituakan. Tak lama setelah Adam berangkat, Qabil bersiap-siap. Ia akan
menyatroni peternakan. Sesampainya di sana, Qabil segera
menghampiri Habil.
"Aku datang untuk membunuh kau!" Qabil menghardik penuh
kebencian.
"Apa salah saya? Mengapa kakak hendak membunuh saya?"
"Karena kau telah merampas harapanku. Kau telah merebut Iklima."
"Allah yang menentukan. Saya hanya berusaha."
"Saya juga berusaha!" bentak Qabil.
"Ketahuilah kakak, Allah hanya menerima kurban dari orang berhati
tulus. Orang yang berhati tulus akan memilih kurban yang paling baik.
Kenapa kakak memilih gandum yang busuk. Jelas saja, kurban kakak
tidak diterima."
"Sudahlah! Kau jangan nyerocos! Tidak usah repot-repot memberi
nasihat. Aku tetap akan membunuh kau!" kata Qabil berang.
"Bukannya kakak juga telah setuju dengan penyelesaian seperti itu?
Sadarlah, Kak. Kakak jangan terperdaya oleh setan. Ingat, setan adalah
musuh kita. Setan yang telah mengakibatkan ayahanda dan ibunda
keluar dari surga. Berpikirlah sebelum bertindak, jangan sampai kakak
menyesal kelak."
"Diam! Aku akan membunuh kau!"
"Jika kakak bersikeras, saya tidak akan membalas. Saya takut kepada
Allah. Saya tidak akan melakukan perbuatan zalim. Semua saya
serahkan kepada Allah."
Masuk telinga kiri, keluar telinga kanan. Nasihat Habil sama sekali tak
ada artinya. Yang terjadi malah Qabil semakin marah. Dendam semakin
tak tertahan. Rasanya, ia ingin segera menghabisi nyawa adiknya itu.
Iblis tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia terus-menerus
membisikkan kejahatan. Sebenarnya, Qabil sendiri kebingungan. Tak
tahu apa yang harus dilakukan. Belum terpikirkan bagaimana
membunuh habil.

Saat Qabil kebingungan, Iblis menjelma. Di hadapan Qabil, Iblis


mencontohkan. Iblis menghantam kepala seekor burung dengan batu.
Darah segar muncrat. Kepala burung itu pecah. Sesaat burung itu
menggelepar-gelepar, lalu mati. Qabil mendapat ide. Sekarang, ia tahu
apa yang harus dilakukan. Tinggal menunggu saat yang tepat. Saat itu,
Habil sedang terlelap tidur. Qabil berjalan. Ia menghampiri sang adik.
Batu besar menghantam kepala Habil. Saking kerasnya hantaman batu
besar, tak lama kemudian Habil menghembuskan napas terakhir.
Peristiwa ini merupakan pembunuhan yang pertama kali dilakukan
manusia di bumi ini.

I. Belajar dari Burung Gagak


Bingung. Demikian, yang dialami Qabil setelah membunuh sang adik.
Tak tahu apa yang harus dilakukan. Mayat Habil lama tergeletak.
Sampai-sampai, mengeluarkan bau busuk. Qabil hanya bisa mondar-
mandir. Beberapa lama kemudian, datanglah dua ekor burung gagak.
Kedua burung ini berkelahi. Salah satunya, kemudian mati. Lalu, si
pemenang menggali tanah dengan cakarnya. Setelah cukup, bangkai
burung gagak itu dimasukkan. Bangkai burung gagak itu dikuburkan ke
dalam lubang. Melihat kejadian itu, Qabil termenung. Ia baru
menyadari kedunguannya.

"Bodoh sekali aku ini! Masa aku kalah pintar sama burung gagak itu,"
ia bicara pada dirinya sendiri.
Burung gagak telah mengajari Qabil. Hal yang sama kemudian
dilakukan oleh Qabil. Sebuah lubang digali. Setelah cukup dalam, ia
memasukkan mayat Habil ke dalamnya.

Beberapa hari kemudian, Adam pulang. Ia ingin segera bertemu dengan


keluarganya. Terbayang keluarganya hidup rukun. Tak ada perselisihan.
Sampai di rumah, Adam beristirahat sejenak. Anggota keluarga
berkumpul di dekatnya. Usai melepas lelah, Adam menanyakan perihal
Habil. Dari tadi Habil tak kelihatan. "Dimana Habil?" tanyanya.
"Saya tidak tahu."
"Kamu yang diberi amanat untuk menjaga semua anggota keluarga,
kan? Ke mana Habil?"
"Saya tidak tahu. Saya nggak mungkin menjaga Habil setiap saat."
jawab Qabil ketus.

Pasti telah terjadi sesuatu, pikir Adam. Tapi, ke mana gerangan harus
mencari Habil? Akhirnya, Adam pun tahu. Habil telah dibunuh.
Pelakunya siapa lagi kalau bukan Qabil. Adam sangat berduka.
Terbayang bagaimana Habil dianiaya. Tega nian sang kakak. Disuruh
menjaga, malah membunuh. Gara-gara dengki, hubungan keluarga jadi
rusak. Seorang kakak bahkan tega membunuh adik kandungnya sendiri.
Sungguh menyedihkan. Setan telah memanfaatkan kesempatan. Adam
hanya berserah diri kepada Allah. Semua ia terima sebagai kehendak-
Nya. Kepedihan ia hadapi dengan kesabaran. Bahkan, ia tetap
memohonkan ampunan untuk anaknya, Qabil.

J. Nabi Adam Wafat


Nabi Adam terus berdakwah di kalangan anak cucunya, mengajak
mereka mengamalkan ajaran Allah untuk menyembah-Nya, berbuat
baik kepada sesama, jujur, dan saling menolong. Dalam riwayat, Nabi
Adam wafat dalam usia seribu tahun setelah sebelumnya menderita
sakit selama 11 hari. Setahun kemudian Hawa meninggal. Sebagian
riwayat menyatakan Nabi Adam dimakamkan di kota Mekah di tepi
Jabal Abu Qubais dan Hawa dimakamkan di kota Jedah.
2. Meneladani Tobatnya Nabi Adam a.s.

Setelah mempelajari kisah Nabi Adam a.s, banyak hikmah yang dapat
kita petik. Hikmah yang dapat kita petik dari kisah Nabi Adam tersebut
di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Nabi Adam pernah tergoda oleh godaan setan. Sebagai umat
manusia, kita harus senantiasa berlindung dari godaan setan yang
terkutuk. Setan akan menggoda anak cucu Adam agar menjauh
dari Allah hingga hari kiamat datang. Oleh karena itu,
berlindunglah kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk.
2. Segala sesuatu yang dilarang oleh Allah harus kita hindari.
Melakukan perbuatan yang dilarang oleh Allah hanya akan
mendatangkan murka Allah. Melaksanakan perbuatan maksiat
tidak akan mendatangkan rahmat dari Allah.
3. Nabi Adam merupakan manusia pertama. Manusia adalah
makhluk paling sempurna, utama, dan mulia. Namun,
kemuliaanya akan redup jika kita tidak melaksanakan perintah
Allah dan menjauhi larangannya.
4. Kesombongan adalah sifat iblis. Oleh karena itu, kita sebagai
manusia tidak diperkenankan untuk bersombong.
5. Allah sangat mencintai orang-orang yang beriman. Allah tidak
akan menerima suatu amal ibadah dan perbuatan kecuali dari
yang baik. Hal ini sesuai kisah Qabil dan Habil. Kurban Habil
diterima oleh Allah karena Habil mengurbankan sesuatu yang
baik dan Habil merupakan orang yang baik. Berbeda dengan
Qabil, kurban Qabil tidak diterima oleh Allah karena keburukan
niat Qabil.
6. Jika kita telah melakukan suatu dosa, segeralah bertobat. Tobat
adalah menyesali perbuatan dosa yang telah dilakukan dan
berjanji untuk tidak melaksanakan dosa itu lagi. Nabi Adam telah
melakukan dosa karena memakan buah Khuldi. Setelah itu, Nabi
Adam bertobat dengan sungguh-sungguh kepada Allah. Nabi
Adam sangat menyesali perbuatannya.
7. Sebagai manusia kita hendaknya selalu bertakwa kepada Allah
Swt.
Beberapa hikmah dapat diambil dari kisah Nabi Adam a.s.. Salah satu
sikap yang patut kita teladani dari kisah Nabi Adam tersebut adalah
perilaku tobatnya Nabi Adam. Nabi Adam tidak henti-hentinya
menyesali perbuatan
dosanya. Nabi Adam pun tidak henti-hentinya bertobat kepada Allah
Swt. atas dosanya itu.
Dosa Nabi Adam adalah memakan buah khuldi. Walaupun hanya satu
dosa yang beliau lakukan, namun hal tersebut dapat membuat beliau
terusir dari surga. Sekarang, bayangkan dengan dosa-dosa kita yang
jauh lebih banyak.
Pantaskah kita untuk menghuni surga Allah kelak? Nah, dengan
demikian, kita harus bertobat dengan sungguh-sungguh atas dosa yang
telah kita lakukan. Kita harus tobat untuk dosa yang kita sadari maupun
yang tidak kita sadari.

LATIHAN
1. Manusia pertama yang diciptakan Allah adalah ....
a. Nabi Ibrahim AS b. Nabi Adam AS c. Nabi Muhammad SAW

2 . Qabil, Iqlima, Habil dan Labuda adalah putra-putri Nabi ....


a. Ibrahim AS b. Muhammad SAW c. Adam AS

3. Nabi Adam disebut sebagai "Abul Basyar" artinya ....


a. anak manusia b. cucu manusia c. bapak manusia

4. Nabi Adam dilarang oleh Allah Swt. memakan buah ....


a. kurma b. khuldi c. ubi

5. Yang mebujuk Nabi Adam dan Hawa melanggar larangan Allah Swt.
adalah ....
a. Iblis b. Jibril b. malaikat

6. Nabi Adam dan Hawa terusir dari ....


a. dunia b. surga c. langit
7. Yang dilakukan Nabi Adam a.s. dan Hawa setelah melanggar
larangan Allah Swt. adalah ....
a. marah b. tertawa c. bertobat

8. Tempat pertemuan Nabi Adam dan Siti Hawa di bumi disebut dengan …
a. Jabal Rahmah b. Hindustan c. Arafah

9. Anak Nabi Adam yang meruapakan manusia pertama yang


melakukan pembunuhan adalah . . . .
a. Habil b. Qabil c. Iqlima

10. Nabi Adam diciptakan Allah oleh dari . . . .


a. api b. tanah c. air

B. Isi titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar!


1. Yang tidak mau sujud menghormati Nabi Adam AS adalah ….
2. Qabil dan Habil sama-sama berkurban, namun yang diterima
Allah
3. Adalah korbannya ….
4. Tempat bertemunya kembali Nabi Adam dan Hawa setelah
mereka terpisah adalah ….
5. Malaikat adalah makhluk Allah Swt. yang diciptakan dari ....
6. Makhluk yang sombong dan ingkar terhadap perintah Allah Swt.
adalah ....
7. Manusia yang diciptakan oleh Allah Swt. untuk mendampingi
Nabi
Adam adalah ....
8. Allah melarang Nabi Adam dan Siti Hawa memakan buah ....
9. Musuh Nabi Adam dan keturunannya adalah ....
10. Sebelum menciptakan Nabi Adam, Allah telah menciptakan ....
SEMESTER 2
Pembelajaran 2

Nabi Nuh ‘Alaihi Salam

Nabi Nuh a.s adalah seorang Rasul Allah yang diutus di negeri
Armenia . Beliau adalah keturunan yang kesepuluh dari nabiAdam a.s .
Beliau mengajarkan kepada kaumnya supaya mereka menyembah
Allah. Tetapi manusia – manusia pada waktu itu tidak menghiraukan
ajaran – ajaran Nabi Nuh a.s ,bahkan mereka menentangnya .
Nabi Nuh a.s mengembangkan agama islam dari usia 40 tahun
sampai usia 950 tahun , tetapi orang – orang tidak mau tunduk kepada
beliau. Bahkan membenci beliau dan sangat sedikit sekali yang beriman
. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam al-quran surat Hud yang
berbunyi:

) ٢٥‫س ْلنَا نُ ْو ًحا اِلَى قَ ْو ِم ِه ا ِِنى لَ ُك ْم نَ ِذي ٌْر ُّم ِبي ٌْن ( ُه ْود‬
َ ‫َولَقَ ْد ا َ ْر‬
Artinya : “ Dan sesungguhnya kami telah mengutus Nabi Nuh
kepada kaumnya seraya berkata : “ sesungguhnya saya seorang
yang memberi peringatan yang tegas kepadamu “.

َ ‫علَ ْي ُك ْم‬
َ َ‫عذ‬
) ٢٦‫اب يَ ْو ٍم ا َ ِلي ٍْم ( ُه ْود‬ ُ ‫اَ ْن الَ تَ ْعبُد ُْوا االَّ ّللاَ اِنِى اَخ‬
َ ‫َاف‬
Artinya : “Janganlah kamu menyembah selain Allah dan saya takut
bila Tuhan menimpakan atas kamu azab hari yang pedih .”
Nabi Nuh a.s adalah seorang yang cerdas dan sabar .Ia mengajak
kaumnya untuk berfikir dan melihat alam semesta ciptaan Allah
SWT.Langit dengan bulan, bintang dan mataharinya, bumi dengan
kekayaan yang ada di atas dan dibawahnya, berupa hewan ,tumbuhan
dan air yang mengalir .Pergantian siang dan malam ,semua itu menjadi
tanda kebesaran, kekuasaan dan keesaan Allah .
A. Perjuangan Dakwah Dan Mu’jizat Nabi Nuh Alaihi
Salam
Nabi Nuh Alaihissalam mendapatkan beberapa petunjuk dari
Allah agar membersihkan keimanan kaumnya untuk menyembah hanya
kepada Allah. Pada masa itu, setiap manusia memiliki usia yang
panjang. Sepanjang usianya tersebut, Nabi Nuh Alaihissalam
berdakwah dan menyeru tiada kenal lelah. Tidak hanya kepada orang-
orang di sekitarnya tapi yang utama kepada anggota keluarganya
sendiri. Tetapi sayang setelah berdakwah selama hampir 5 abad, Nabi
Nuh hanya memiliki sedikit pengikut, yaitu hanya sekitar 70 sampai 80
orang.
Pengikut Nabi Nuh Alaihissalam hanya terdiri dari orang-orang
biasa, bukan orang terpandang dan kaya raya. Sedangkan kaum Nuh
yang kafir itu tidak suka bila berdekatan dan bersama-sama dengan
orang-orang tersebut. Mereka menganggap bahwa derajat mereka lebih
baik daripada Nabi Nuh dan para pengikutnya.
Penolakan atas ajakan Nabi Nuh tidak hanya berasal dari
kaumnya saja tetapi juga berasal dari kalangan keluarga terdekatnya
sendiri. Istri beliau dan putra kandungnya sendiri Kan’an. Dua orang ini
secara terang-terangan menentang ajaran Nabi Nuh dan mempengaruhi
orang lain untuk tidak mengikuti ajaran Nabi Nuh Alaihissalam.
Bagi kaum yang durhaka itu, Nabi Nuh Alaihissalam dianggap
hanya sebagai manusia biasa, dan tidak mempunyai kelebihan apa pun.
Alasan itulah yang digunakan untuk tidak menaati ajaran yang dibawa
Nabi Nuh Alaihissalam.
Pemimpin-pemimpin kaum yang kafir itu kemudian berkata, akan
dengan rela mengikuti Nabi Nuh Alaihissalam, dengan syarat pengikut-
pengikut Nabi Nuh yang terdiri dari orang-orang hina ditinggalkan atau
dibiarkan dan diusir. Tentu saja Nabi Nuh menolak syarat tersebut.
Pemimpin-pemimpin kaum yang kafir merasa kesal kemudian
menantang Nabi Nuh Alaihissalam. Bila memang kedurhakaan mereka
kepada Allah akan mendatangkan azab yang besar, maka mereka
meminta Nabi Nuh agar menyegerakan datangnya azab tersebut.
Nabi Nuh kemudian mendapat petunjuk dari Allah SWT,
sekaligus merupakan mukjizat Nabi Nuh alaihissalam yaitu diperintah
Allah untuk membangun bahtera yang besar. Bahtera itu terbuat dari
kayu jati. Bahtera tersebut kemudian dikerjakan oleh Nabi Nuh bersama
dengan para pengikutnya.
Pembuatan bahtera tersebut ternyata memakan waktu yang lama
yaitu mencapai 40 tahun. Selama itu Nabi Nuh alaihissalam diuji
kesabarannya, menghadapi kaumnya yang memandang pekerjaannya
itu sebagai pekerjaan orang gila, karena membangun bahtera di atas
bukit di gurun pasir.
Menurut Ibnu Abbas, bahtera Nabi Nuh memiliki ukuran panjang
1.200 hasta, lebar 600 hasta. Bahtera itu dibuat tiga tingkat yaitu tingkat
pertama, diperuntukkan untuk hewan, tingkat kedua untuk manusia,
pengikut nabi Nuh dan tingkat ketiga untuk bangsa burung. Bagian atas
bahtera itu ditutup juga dengan kayu penutup.
Nabi Nuh Alaihissalam kemudian berdoa kepada Allah SWT.
Beliau memohon agar Allah jangan membiarkan seorang pun dari kaum
dan pemimpin yang kafir itu tetap tinggal di muka Bumi. Jika dibiarkan
hidup, nantinya mereka akan menyebabkan banyak orang menjadi
tersesat dan selalu berbuat maksiat.
Setelah selesai membuat bahtera di atas bukit di tengah gurun
pasir selama kurun waktu empat puluh tahun. Maka Allah
memerintahkan Nabi Nuh untuk bersiap siap. Sebagai tandanya adalah,
akan muncul air dari dalam tannur di dapur rumah Nabi Nuh AS.
Para ahli tafsir menafsirkan bahwa tafsiran dari at-Tannur adalah
oven (alat untuk memanggang roti) di rumah Nabi Nuh. Apabila air
muncul keluar dari tannur tersebut serta mengalir maka itu merupakan
perintah bagi Nabi Nuh untuk bergerak.

B. Nabi Nuh Dan Pengikutnya Menaiki Bahtera


Maka pada suatu hari tannur itu mulai menunjukkan tanda-
tandanya dari dalam rumah Nabi Nuh. Mengetahui hal itu, Nabi Nuh
pun segera membuka bahteranya dan mengajak orang-orang mukmin
untuk menaikinya. Jibril turun ke bumi. Nabi Nuh membawa burung,
binatang buas, binatang yang berpasang-pasangan, sapi, gajah, semut,
dan lain-lain. Jibril menggiring setiap dua binatang yang berpasangan
agar setiap spesies binatang tidak punah dari muka bumi. Menurut
riwayat hewan yang pertama
kali naik adalah burung kakak
tua, sedangkan hewan yang
terakhir adalah keledai,
diceritakan bahwa iblis ikut
bergelantung dipundak
keledai.

Peristiwa ini Allah gambarkan dalam Al Qur’an Surat Hud ayat 40,
yang artinya :
“Hingga apabila perintah Kami datang dan tannur telah memancarkan
air, Kami berfirman: ‘Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-
masing binatang sepasang (jantan dan betina), dan keluargamu kecuali
orang yang terdahulu ketetapan terhadapnya dan (muatkanlah pula)
orang-orang yang beriman.’ Dan tidak beriman bersama Nuh itu
kecuali sedikit. “ (QS. Hud : 40)

Istri Nabi Nuh tidak beriman kepadanya sehingga ia tidak ikut menaiki
perahu, dan salah satu anaknya, Kan’an juga tidak beriman. Hanya ada
80 orang mukmin yang masuk ke dalam bahtera. Hewan-hewan darat
Allah kumpulkan di lantai pertama kapal, sedangkan lantai kedua
manusia, dan lantai ke tiga jenis burung. Agar Hewan buas tidak
memangsa hewan jinak, maka Allah turunkan demam kepada hewan
hewan buas tersebut.

Setelah semua makhluk yang Allah takdirkan selamat masuk kapal dan
pintu kapal pun ditutup maka dengan kekuasaan-Nya, Allah turunkan
air dari langit dan air dari bumi. Air mulai meninggi yang keluar dari
celah-celah bumi. Tiada satu celah pun di bumi kecuali keluar air
darinya.

Selain itu dari arah langit pun mulailah turun air hujan yang sangat
deras dan belum pernah terjadi sebelumnya sedemikian deras seperti itu
di bumi, termasuk pula sesudahnya tidak akan ada lagi hujan seperti itu.
Lautan semakin bergolak dan ombaknya menerpa apa saja dan
menyapu bumi.

Isi perut bumi pun bergolak dan bergerak dengan gerakan yang belum
pernah terjadi sebelumnya, tidak wajar sehingga mengakibatkan bola
bumi tenggelam dalam air untuk pertama kalinya, dan bumipun menjadi
seperti sebuah bola air.
Peristiwa ini Allah SWT gambarkan dalam Al Quran yang artinya :

“Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang


tercurah. Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata air-mata air
maka bertemulah air-air itu untuk satu urusan yang sungguh telah
ditetapkan. Dan Kami angkut Nuh ke atas (bahtera) yang terbuat dari
papan dan paku.” (QS. Al-Qamar: 11-13)

Air terus naik tinggi hingga di atas kepala manusia, bahkan hingga
melampaui ketinggian pohon, dan puncak gunung. Akhirnya, seluruh
permukaan bumi diselimuti dengan air. Itulah banjir dan tsunami
terdahsyat serta terbesar sepanjang masa. Tidak ada banjir sebesar ini
lagi hingga sampai tiba hari kiamat nanti.

C. Kisah Kan’an anak Nabi Nuh yang Durhaka

Nabi Nuh Alaihissalam dikaruni empat orang keturunan. Putra


tertuanya bernama Kan’an dan adik-adiknya bernama Yafith, Sam dan
Ham. Sebelum azab menimpa kaum Nabi Nuh, Kan’an
menyembunyikan kebenciannya kepada bapaknya dan pura-pura
beriman.

Nabi Nuh As bersama orang-orang yang beriman di dalam perahu


hanya bisa pasrah kepada Allah Swt melihat dan menunggu detik-detik
tenggelamnya bumi. Orang-orang kafir mulai kebingungan mencari
tempat perlindungan dari air yang semakin lama-semakin dalam,
sebagian mereka tewas terseret arus sebagian lain tenggelam akibat
tingginya air. Saat perahu mulai berlayar, nampak Kan’an, anak Nabi
Nuh As, tetap ingin menyelamatkan diri dengan berenang menuju
puncak sebuah gunung yang belum terjamah air. Kan’an yakin air tidak
mungkin sampai puncak gunung. Pada saat air telah menutup bumi,
Naluri kasih sayang seorang ayah membuat Nabi Nuh As berusaha
keras membujuk dan merayu anaknya agar mau naik perahu
bersamanya.

َ‫ار َكبْ َمعَنَا َو َال ت َ ُك ْن َم َع ْال َكا ِف ِرين‬


ْ ‫ي‬َّ َ‫َيا بُن‬
“Kan’an anakku! Naiklah ke perahu bersama kami! Janganlah kau mati
bersama-sama orang yang kafir!”. (QS. Hud : 42)

Kan’an menjawab? “Tidak Ayah! Aku akan selamat berada di puncak


gunung itu”. “Kan’an….dengarkan Ayah! Tidak ada satu pun yang
dapat melindungimu dari keadaan ini selain Allah yang Maha
Penyayang”. (QS. Hud : 43)

Belum selesai pembicaraan antara ayah dan anaknya, tiba-tiba datang


gelombang besar yang menjadi penghalang antara keduanya. Kan’an
hilang dari pandangan Nabi Nuh As. Nabi Nuh As berusaha mencari,
namun Beliau tidak menemukan selain ombak yang semakin tinggi.
Nabi Nuh As sedih, Beliau telah kehilangan anak yang dicintainya.
Seluruh permukaan bumi telah tenggelam dan semua manusia telah
mati kecuali yang tersisa dalam perahu.
D. Nabi Nuh Bersedih Atas Kematian Anaknya

Nabi Nuh sangat bersedih dan menyesali kematian anaknya yang


tragis. Beliau menyesal mengapa Kan’an tidak mengikuti ajakannya.
Nuh bertanya-tanya Mengapa Allah Swt tidak menyelamatkan anaknya.
Padahal Nuh melihat selama ini Kan’an tidak tampak membantah
ucapannya. Rupanya NAbi Nuh tidak menyadari kalau selama ini
Kan’an menyembunyikan kekafirannya. Nabi Nuh yang saat itu sangat
bersedih tanpa disadari terucaplah dari lisannya permohonan,

“Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku dan


sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah
Hakim yang seadil-adilnya”. (QS. Hud : 45)
Allah SWT pun menjelaskan kepada Nabi Nuh Alaihissalam,
“Hai Nuh, sesungguhnya Kan’an itu bukanlah termasuk keluargamu
yang dijanjikan akan diselamatkan. Sesungguhnya perbuatannya tidak
baik. Sebab itu, janganlah engkau memohon kepada-Ku sesuatu yang
engkau tidak ketahui hakekatnya. Aku peringatkan kepadamu supaya
kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan”. (QS.
Hud : 46)
Seketika Nabi Nuh pun tersadar dan memohon ampun kepada Allah
SWT atas kekhilafannya.

E. Akhir Banjir Bandang Nabi Nuh


Banjir, Taufan dan tsunami melanda semua belahan bumi. Tak
satupun bagian bumi yang tidak tenggelam. Satu riwayat
menggambarkan bumi seperti bola air. Seluruh makhluk hidup,
tumbuhan, hewan dan manusia musnah, tak ada satupun yang tersisa.
Setelah 150 hari terombang-ambing diatas laut tanpa batas, akhirnya
Allah SWT pun memberikan perintah agar air surut.
Setelah air surut maka mendaratkan bahtera Nabi Nuh dengan selamat
di bukit Judd Armenia. Keluarlah nabi Nuh bersama para pengikutnya
dari dalam bahtera. Sekitar 80 orang yang ikut dalam bahtera Nabi Nuh
beserta ketiga orang anak Nabi Nuh pun turun. Mereka bersama hewan
yang selamat memulai kehidupan baru mereka.
Diriwayatkan seluruh pengikut nabi Nuh yang turut bersama dalam
bahtera Nuh tersebut akan wafat tanpa menyisakan satu keturunan pun.
Hanya anak Nabi Nuh yaitu Sam, Ham dan Yafith yang memiliki
keturunan. Hingga akhirnya seluruh ras manusia yang ada sekarang ini
semuanya merupakan keturunan mereka bertiga. Tak mengherankan
bila kemudian Nabi Nuh disebut juga sebagai bapak para manusia.
Sam dan keturunannya merupakan cikal bakal bangsa
Arab, Yafith melahirkan keturunan bangsa Rum (Romawi)
dan Ham menghasilkan keturunan bangsa Habasyah (Ethiopia)
Harapannya semoga dapat memberikan ibroh pembelajaran sekaligus
penguatan keimanan dan ghirah kita dalam mengamalkan Islam dalam
kehidupan.
Rasululullah SAW selalu mengisi ruh para sahabat dengan salah
satunya memasukkan kisah para Nabi. Kisah-kisah tersebut beliau
dapatkan langsung dari Allah SWT, melalui perantara malaikat Jibril.
Melalui kisah-kisah tersebut Allah kuatkan dan teguhkan hati
Rasulullah dan para sahabat dalam mengembalikan kejayaan Islam.
F. Menghindari Sifat Tercela Kan’an

Kan’an adalah sosok manusia yang tidak beriman kepada Allah,


walau di dekatnya ada seorang penyeru yang tidak lain adalah bapaknya
sendiri yaitu Nabi Nuh as.

Dari kisah Kan’an di atas dapat kita perhatikan hal-hal berikut :

1. Kewajiban orang tua memperhatikan dan mendidik anak-anaknya


agar tidak terjerumus dalam kekafiran.

2. Pendidikan yang diberikan kepada anak-anak meliputi Akidah,


ibadah dan akhlakul Karimah.

3. Untuk mentaati orang tua selama perintahnya tidak mengandung


maksiat.

4. Selalu merasa diawasi Allah, yakin bahwa Allah mengetahui apapun


yang kita lakukan sampai pada gerak dan getaran hati semua tidak
luput dari pengawasan Allah Swt.

5. Menghindari sikap sombong sebagimana yang dilakukan Kan’an saat


diseru oleh Nabi Nuh As.
Demikianlah pembelajaran kita tentang kisah Nabi Nuh a.s. Mudah-
mudahan kita dan keturunan kita di jauhkan dari sifat-sifat kan’an
tersebut .
Aamiin .

LATIHAN
A. Berilah Tanda Silang pada jawaban yang benar berikut ini !

1. Nabi Nuh a.s adalah seorang Nabi yang diutus dari negeri ….
a. Armenia
b. Bosnia
c. Argentina
2. Nabi Nuh a.s mengembangkan agama islam dari usia 40 tahun sampai ….
a. 500 Tahun
b. 950 Tahun
c. 700 Tahun
3. Nabi Nuh a.s melakukan dakwah selama ….
a. 4 abad
b. 2 abad
c. 5 abad
4. Pengikut Nabi Nuh a.s hanya sekitar …. Orang
a. 70 sampai 80 orang
b. 60 sampai 70 orang
c. 20 sampai 30 orang
5. Dua orang yang menentang ajaran Nabi Nuh a.s secara terang – terangan
adalah ….
a. anak dan istrinya
b. ayah dan ibunya
c. kakek dan neneknya
6. Putra pertama Nabi Nuh a.s bernama ….
a. Ismail
b. Sholeh
c. Kan’an
7. Mukjizat Nabi Nuh a.s adalah ….
a. Membangun bahtera yang besar
b. Membangun rumah
c. Membangun istana
8. Pembuatan bahtera Nabi Nuh a.s memakan waktu yang sangat lama yaitu
….
a. 10 tahun
b. 20 tahun
c. 40 tahun
9. Menurut Ibnu Abbas ,bahtera Nabi Nuh a.s memiliki panjang …. Hasta
a. 1200
b. 1000
c. 2000
10. Lebar bahtera Nabi Nuh a.s yaitu …
a. 200 hasta
b. 100 hasta
c. 600 hasta

B. Isilah titik – titik dibawah ini dengan tepat dan benar !

1. Hewan yang pertama sekali naik keatas bahtera Nabi Nuh adalah ….

2. Jumlah orang mukmin yang masuk kedalam bahtera Nabi Nuh adalah

….

3. Agar hewan - hewan buas tidak memangsa hewan – hewan jinak, maka

turunkan …. Kepada hewan – hewan tersebut !

4. Jumlah anak Nabi Nuh yaitu …. Orang

5. Bahtera Nabi Nuh terombang ambing di tengah lautan selama …. Hari

Anda mungkin juga menyukai