C. Penciptaan Hawa
Hidup seorang diri tidaklah mengenakkan. Hal ini juga dirasakan Adam. Tak ada teman
curhat. Tak ada kawan berbagi baik dalam suka maupun duka. Pendek kata, Adam
merasakan kesepian. Ia membutuhkan seorang pendamping. Kemudian, Hawa diciptakan.
Bahannya diambil dari tulang rusuk Adam. Ketika itu, Adam yang sedang terlelap tidur ALLAH
S.W.T. mengambil tulang rusuknya yang sebelah kiri. Walau diambil tulang rusuk, Adam tak
merasakan sakit.
Kebahagiaan semakin lengkap. ALLAH S.W.T. menyuruh Adam dan Hawa tinggal di
surga. Kehidupan di sana serba enak. Apa saja boleh dilakukan. Mereka bebas mencicipi apa
saja sepuasnya. Namun, ada satu pantangan. Adam dan Hawa tidak boleh mendekati pohon
larangan. Larangan ini harus dipatuhi. Jika tidak, mereka bisa celaka. Di surga, Adam tidak
perlu mencari nafkah. Segala keperluan sudah tersedia. Pendek kata, Adam dan Hawa tidak
akan kelaparan, kehausan, dan kelelahan. Sungguh menyenangkan. Semua boleh dilakukan.
Yang penting tidak dekat-dekat dengan pohon larangan.