Sebelum Nabi Adam diciptakan, Allah sudah menciptakan langit, bumi, malaikat, dan iblis.
Malaikat diciptakan dari cahaya, dan iblis diciptakan dari api. Malaikat dan iblis sama-sama tinggal
di surga, dan hidup nyaman di sana. Bumi diciptakan dalam waktu dua hari, lengkap dengan
gunung-gunung dan lautan di atasnya.
Pada suatu hari, Allah berkehendak menciptakan manusia. Kelak, manusia akan dijadikan khalifah
di muka bumi.
Para malaikat terkejut. Mereka takut manusia berbuat zalim di sana. Para malaikat pun bertanya
kepada Allah, “Mengapa Engkau hendak menciptakan manusia yang dapat berbuat kerusakan dan
menumpahkan darah, padahal kami selalu taat kepada-Mu?”‘
Allah menjawab, “Sesungguhnya, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Begitulah, Allah lebih tahu ada hikmah besar di balik penciptaan manusia sebagai khalifah.
Allah menciptakan Nabi Adam dari tanah liat kering, dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Lalu,
Dia meniupkan ruh ke dalamnya. Jadilah Nabi Adam hidup dan bernapas. Allah juga menciptakan
istri untuk Nabi Adam, yaitu Ibu Hawa. Ibu Hawa tercipta dari tulang rusuk Nabi Adam.
“Bukankah Aku telah melarang kalian memakan buah dari pohon itu? Dan aku telah katakan bahwa
Iblis adalah musuh bagi kalian?” kata Allah.
Nabi Adam dan Hawa sangat menyesal, Mereka menangis dan meminta ampun di hadapan Allah.
Allah menerima taubat mereka. Namun, keduanya diturunkan ke bumi.
Di bumi. Allah menyediakan semua kebutuhan Nabi Adam dan Hawa. Bedanya, jika di surga
semua tinggal dinikmati, sedangkan di bumi, keduanya harus bekerja keras. Untuk makan, Nabi
Adam dan Hawa bercocok tanam.
Regitulah awal mula kehidupan di muka bumi. Dari Nabi Adam dan Hawa, lahirlah anak dan
cucunya, Lalu jumlah manusia makin banyak hingga saat ini. Manusia menjadi khalifah atau
pemimpin di muka bumi. Manusia, termasuk kita, berkewajiban mendayagunakan, menjaga, dan
melestarikan semua sumber daya di bumi dengan sebaik-baiknya.