Anda di halaman 1dari 2

KISAH NABI ADAM AS

Sebelum Nabi Adam diciptakan, Allah sudah menciptakan langit, bumi, malaikat, dan
iblis. Malaikat diciptakan dari cahaya, dan iblis diciptakan dari api. Malaikat dan iblis sama-
sama tinggal di surga, dan hidup nyaman di sana. Bumi diciptakan dalam waktu dua hari,
lengkap dengan gunung-gunung dan lautan di atasnya. Pada suatu hari, Allah berkehendak
menciptakan manusia. Kelak, manusia akan dijadikan khalifah di muka bumi. Para malaikat
terkejut. Mereka takut manusia berbuat zalim di sana. Para malaikat pun bertanya kepada
Allah, “Mengapa Engkau hendak menciptakan manusia yang dapat berbuat kerusakan dan
menumpahkan darah, padahal kami selalu taat kepada-Mu?”‘ Allah menjawab,
“Sesungguhnya, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” Begitulah, Allah lebih tahu
ada hikmah besar di balik penciptaan manusia sebagai khalifah.

Allah menciptakan Nabi Adam dari tanah liat kering, dari lumpur hitam yang diberi
bentuk. Lalu, Dia meniupkan ruh ke dalamnya. Jadilah Nabi Adam hidup dan bernapas. Allah
juga menciptakan istri untuk Nabi Adam, yaitu Ibu Hawa. Ibu Hawa tercipta dari tulang rusuk
Nabi Adam.

Lalu, Allah memerintah para malaikat dan iblis


untuk menyembah Nabi Adam sebagai tanda
penghormatan. Tapi, iblis menolak. Dia berkata, “Aku
Iebih baik daripada Adam karena aku, kau ciptakan dari
api!” Akibat sikapnya yang membangkang itu, Allah
menghukum iblis dengan mengeluarkannya dari surga.

Iblis tidak juga kapok dengan ulahnya. Iblis tidak


mau bertaubat, bahkan dia ingin mengajak banyak
manusia ke jalan sesat sepertinya. Iblis berjanji akan
menggoda manusia dari segala arah. Namun, kata Allah,
ada satu golongan yang tidak akan mempan oleh godaan iblis. Siapakah mereka? Mereka
adalah orang-orang yang imannya kuat. Mereka tidak mudah terbujuk oleh bisikan iblis.

Di surga, Allah mengajari Nabi Adam berbagai nama benda. Lalu, Allah menanyakan
nama-nama benda itu kepada malaikat. Allah ingin menunjukkan bahwa Nabi Adam
memiliki keutamaan dibanding mereka. “kami tidak tahu, Ya Allah,” jawab malaikat. Allah
ganti bertanya kepada Nabi Adam, dan beliau bisa menjawabnya. Para malaikat seketika
menyadari keutamaan Nabi Adam. Mereka tidak ragu lagi jika manusia menjadi khalifah di
muka bumi.

Nabi Adam dan Ibu Hawa diizinkan menikmati semua kelezatan di surga. Mereka
boleh makan dan minum apa saja, kecuali Allah melarang mereka mendekati sebuah pohon.
lblis iri melihat Nabi Adam dan Hawa. Iblis ingin menggoda keduanya agar melanggar
larangan Allah juga. Iblis lalu masuk ke surga dengan diam-diam. Semua pintu ia datangi
untuk membujuk Nabi Adam dan Hawa. Dengan berpura-pura baik, iblis berkata, “Tidak
tahukah kamu, sesungguhnya Allah melarangmu mendekati pohon itu semata-mata agar
kamu tidak menjadi malaikat dan tidak kekal di dalam surga?” Nabi Adam dan Hawa tidak
terbujuk. Mereka menutup telinga dari bisikan iblis. “Percayalah, aku tidak berbohong!
Kalian akan kekal di surga jika memakan buah dari pohon itu.” Bujuk Iblis lagi. Lama-
kelamaan, Nabi Adam dan Hawa tergoda juga. Mereka mendekati pohon larangan dan
memakan buahnya. Iblis sangat senang. Dia tertawa terbahak-bahak karena usahanya
berhasil.

Allah murka kepada nabi Adam dan Hawa.


“Bukankah Aku telah melarang kalian memakan buah
dari pohon itu? Dan aku telah katakan bahwa Iblis
adalah musuh bagi kalian?” kata Allah. Nabi Adam dan
Hawa sangat menyesal, Mereka menangis dan
meminta ampun di hadapan Allah. Allah menerima
taubat mereka. Namun, keduanya diturunkan ke bumi.

Di bumi, Allah menyediakan semua kebutuhan


Nabi Adam dan Hawa. Bedanya, jika di surga semua
tinggal dinikmati, sedangkan di bumi, keduanya harus
bekerja keras. Untuk makan, Nabi Adam dan Hawa bercocok tanam.

Begitulah awal mula kehidupan di muka bumi. Dari Nabi Adam dan Hawa, lahirlah
anak dan cucunya, Lalu jumlah manusia makin banyak hingga saat ini. Manusia menjadi
khalifah atau pemimpin di muka bumi. Manusia, termasuk kita, berkewajiban
mendayagunakan, menjaga, dan melestarikan semua sumber daya di bumi dengan sebaik-
baiknya.

Anda mungkin juga menyukai