Anda di halaman 1dari 14

Pelajaran I

NABI ADAM Alaihi Salam


Nama Adam
Usia 930 tahun
Periode sejarah 5872 - 4942 SM
India, (ada yang berpendapat di
Tempat turunnya di bumi
Jazirah Arab)
Jumlah keturunannya (anak) 40 (laki-laki dan perempuan)
India, (ada yang berpendapat di
Tempat wafat
Mekah)
di Al-Quran namanya disebutkan
25 kali
sebanyak

1. Awal Penciptaan Nabi Adam alaihi salam


Setelah Allah SWT. menciptakan bumi, langit, dan malaikat, Allah
berkehendak untuk menciptakan makhluk lain yang nantinya akan dipercaya
menghuni, mengisi, serta memelihara bumi tempat tinggalnya.Suatu ketika,
Allah berbicara di hadapan para malaikat. Isi pembicaraan berkisar tentang
penciptaan Adam, leluhur manusia. Adam dan keturunannya ini kelak akan
menjadi khalifah (wakil) Allah di bumi. Tugas mereka memakmurkan bumi.
Mendengar penjelasan itu, para malaikat heran. Kenapa harus Adam dan
anak cucunya yang menjadi khalifah? Mestinya, malaikat yang diberi
kehormatan seperti itu. Bukankah malaikat senantiasa bertasbih kepada
Allah? Bumi akan aman bila dihuni malaikat. Tak akan ada kerusakan dan
pertumpahan darah. Di dalam al-Qur’an dinyatakan

"Mengapa engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan
memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" (Q.S. Al-Baqarah [2]:30)
Para malaikat merasa penasaran. Mungkinkah selama ini Allah kurang
berkenan dengan peribadatan mereka? Oleh karena itu, Allah berkehendak
menciptakan makhluk yang lebih baik. Mereka khawatir kalau Allah
menciptakan Adam itu lantaran kelalaian mereka. Atau ada kesalahan yang
mereka lakukan tanpa disadari. Muncul juga keraguan di kalangan malaikat.
Mampukah manusia mengemban tugas berat itu? Sebab, sebelumnya bumi
pernah dihuni oleh kalangan jin. Ternyata, mereka sering berbuat keonaran.
Banyak terjadi pertumpahan darah, kemaksiatan, dan kerusakan di sana.
Bukan tidak mungkin Adam dan anak cucunya juga akan melakukan hal
sama. Allah menjawab keraguan malaikat dengan firmannya,
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (Q.S. Al-Baqarah [2]:30)

Keraguan para malaikat sebenarnya tidak beralasan. Sebab, Adam


mempunyai beberapa keistimewaan. Adam diciptakan langsung oleh tangan
Allah. Ruhnya juga langsung ditiupkan oleh Allah. Selain itu, Adam juga
dikaruniai akal. Berkat akal inilah Adam bisa mengamati, mempelajari, dan
memahami benda-benda. Akal inilah yang memungkinkan Adam dan anak
cucunya bisa menjalankan tugas sebagai khalifah di bumi. Keistimewaan ini
benar-benar terbukti. Adam mampu mengungkapkan nama benda-benda.
Kemampuan ini ternyata tidak dimiliki para malaikat. Mereka bungkam
ketika disuruh untuk melakukan hal sama. Akhirnya, para malaikat pun
mengakui keistimewaan Adam.

A. Nabi Adam Berasal dari Tanah

Kata Adam berasal dari adim. Adimul Ardli berarti permukaan bumi. Nama
Adam erat kaitannya dengan bahan penciptaan. Adam diciptakan dari tanah
yang ada di permukaan bumi. Setelah mati, Adam dan anak cucunya juga
akan dikuburkan di dalam tanah.

Akhirnya, wujud Adam menjadi sempurna. Allah kemudian meniupkan ruh


kepadanya. Setelah ruh ditiupkan, Allah menyampaikan sebuah perintah
kepada para malaikat. perintah itu juga berlaku bagi makhluk lain yang saat
itu berada dekat dengan para malaikat. Isi perintah itu menyebutkan agar
para malaikat bersujud kepada Adam. Suatu penghormatan yang tak
diberikan kepada makhluk selainnya. Alhasil, para malaikat patuh kepada
perintah sang pencipta. Mereka bersujud kepada Adam. Namun, ada
makhluk yang membangkang. Dialah si Sombong Iblis. Makhluk dari
kalangan bangsa jin ini merasa sok hebat. Dia merasa lebih mulia ketimbang
Adam. Alasannya, iblis diciptakan dari api, sedangkan Adam dari tanah. Api
lebih baik daripada tanah?

Nabi Adam a.s. disebut juga dengan Abu al-Basyar, artinyta


bapak ummat manusia atau nenek moyang semua manusia. Kini
keturunan nabi Adam a.s. terdiri atas berbagai ras dan suku
dengan warna kulit dan bahasa yang beraneka ragam.

B. Iblis yang Sok Hebat

Sifat sombong iblis terlihat dari dua sikap. Pertama, iblis memandang rendah
Adam. Di mata iblis, Adam hanyalah makhluk kemarin sore, sedangkan dia
sudah ada jauh sebelum Adam ada. Lalu, Adam pun diciptakan dari tanah,
sedangkan dia diciptakan dari api. Masa, dia harus hormat kepada makhluk
seperti Adam itu. Kedua, iblis menolak kebenaran. Iblis menolak untuk
bersujud kepad Adam. Padahal, dia tahu bahwa yang memberi perintah itu
adalah Allah.

Penolakan iblis jelas merupakan kedurhakaan. Allah murka kepadanya.


Akibatnya, dia diusir dari surga. Tak hanya itu, iblis juga mendapat laknat
Allah sampai hari kiamat. Ciri orang yang mendapat laknat Allah ialah tak
bisa keluar dari kesesatan. Itulah sebabnya, iblis selamanya berada dalam
kesesatan. Bermula dari kesombongan, selanjutnya muncul kedengkian. Iblis
merasa tidak nyaman lagi. Pasalnya, ada makhluk yang mendapat kemuliaan
lebih darinya. Dia tak terima. Tidak boleh ada makhluk lain yang
mengunggulinya. Oleh karena itu, dia ingin membuktikan kalau Adam itu
tidak ada apa-apanya. Caranya, dia akan berusaha menyesatkan Adam dan
anak-cucunya.

Maka, karena sudah mendapat laknat, iblis meminta waktu. Dia meminta
umur panjang. Tak tanggung-tanggung, sampai hari kiamat. Umur selama
itu akan dipergunakannya untuk membalas dendam. Iblis tidak ingin
sendirian berada di neraka. Dia ingin membawa Adam dan keturunannya
turut serta masuk ke dalam neraka.

C. Penciptaan Hawa

Suatu saat. Adam sedang tidur lelap, lalu Allah SWT mengambil dari tulang
rusuknya sebelah kiri dan menciptakan pendampingnya Hawa, walaupun
diambil dari tulang rusaknya, Adam tidak merasakan sakit sedikitpun,
Sekiranya merasa sakit, tentu Adam tidak akan sayang kepada Hawa.
karena Allah SWT Maha Mampu melakukan apapun. Allah SWT
menciptakan Hawa sebagai pendamping Adam karena ia merasakan
kesepian.
Setelah Hawa tercipta, para malaikat bertanya, "Adam, siapa yang ada di
samping kau?"
"Seorang perempuan" jawab Adam
"Siapa namanya?" tanya Malaikat
"Hawa" jawab Adam
"Untuk apa Allah menciptakan Hawa?" tanya Malaikat
Adam menjawab "Untuk mendampingi saya, memberi saya kebahagiaan,
dan memenuhi keperluan hidup saya sesuai dengan kehendak Allah."

Kebahagiaan semakin lengkap. Allah menyuruh Adam dan Hawa tinggal di


surga. Kehidupan di sana serba enak. Apa saja boleh dilakukan. Mereka
bebas mencicipi apa saja sepuasnya. Namun, ada satu pantangan yang tidak
boleh dilakukan Adam dah Hawa. Adam dan Hawa tidak boleh mendekati
pohon larangan. Larangan ini harus dipatuhi. Jika tidak, mereka bisa celaka.
Di surga, Adam tidak perlu mencari nafkah/bekerja. Segala keperluan sudah
tersedia. Pendek kata, Adam dan Hawa tidak akan kelaparan, kehausan, dan
kelelahan. Sungguh menyenangkan. Semua boleh dilakukan. Yang penting
tidak dekat-dekat dengan pohon larangan. Mudah, bukan?

D. Kesalahan Pertama Nabi Adam dan Hawa

Sejak membangkang, iblis tidak diperkenankan lagi tinggal di surga.


Perasaan dendam dan dengki iblis semakin menjadi-jadi. Iblis tidak senang
melihat Adam dan Hawa bahagia. Oleh karena itu, iblis lalu mencari-cari
kesempatan. Dia ingin memperdaya mereka. Pokoknya, Adam juga harus
keluar dari surga. Kesempatan itu kini ada. Pohon larangan! Adam dan
Hawa dilarang mendekati pohon itu. Ini peluang emas, tidak boleh disia-
siakan. Iblis merasa sangat senang. Inilah saat untuk membuktikan. Adam
dan Hawa akan diusir juga dari surga. Apa pun caranya, Adam dan Hawa
harus berhasil dijebak agar diusir dari surga. Segala cara mesti dilakukan.
Berbaga tipu muslihat direncanakan. Pertama-tama, iblis harus mendapat
kepercayaan. Dia pun melakukan pendekatan. Dia berpura-pura menganggap
Adam dan Hawa sebagai teman. Tutur katanya sangat lebut dan
menggiurkan. Bermacam rayuan dibisikkan iblis. Dikatakan bahwa dia ingin
memberi nasihat. Ada rahasia besar yang ingin disampaikan. Rahasia supaya
Adam dan Hawa bisa hidup kekal.

Akhinya, Hawa tak kuasa menahan diri. Hawa memakan buah pohon
larangan. Hawa pulang dengan perasaan senang. Diceritakannya pengalaman
tadi kepada Adam. Adam begitu tertarik. Ia juga ingin mencicipi. Pohon itu
kemudian didekati. Buahnya dipetik. Dan...Adam memakan buahnya.
Lengkap sudah. Adam dan Hawa melabrak larangan. Tak hanya mendekati
pohon larangan, tetapi juga memakan buahnya. Tak lama kemudian, Adam
dan Hawa merasakan akibatnya. Aurat mereka terbuka. Mereka merasa malu
luar biasa. Mereka berusaha mencari-cari dedaunan. Maksudnya, untuk
menutupi aurat mereka. Namun, pohon-pohon surga menjauh. Untungnya,
ada satu pohon yang merasa kasihan. Pohon Tin mau memberikan daun-
daunnya. Aurat mereka pun bisa tertutupi.

Adam dan Hawa sangat malu. Tak hanya karena aurat mereka terbuka.
Tetapi juga, karena teguran Allah kepada mereka. Adam dan Hawa sangat
menyesal. Mereka telah bebuat kesalahan. Sambil menitikkan air mata,
mereka memanjatkan doa.
  
  
 
 
 

"Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami. Sekiranya, Engkau tidak
berkenan mengampuni dan menyayangi kami, niscaya kami termasuk orang-
orang yang merugi." (QS. Al-A’raf : 23)

E. Nabi Adam Diturunkan ke Bumi

Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Tobat Adam dan Hawa
diterima. Kesalahan mereka diampuni. Adam dan Hawa merasa tenang.
Ampunan Allah membuat hati mereka terasa lega. Pengalaman itu menjadi
pelajaran berharga. Adam dan Hawa sadar. Iblis benar-benar musuh. Musuh
yang harus senantiasa diwaspadai. Segala bujuk rayunya mesti dijauhi.
Hidup kekal ternyata muslihat iblis. Akibat terperdaya, kini Adam dan Hawa
harus pindah. Mereka tak bisa lagi tinggal di Surga. Allah menyuruh mereka
turun ke bumi. Sekarang, Adam dan Hawa tinggal di bumi. Mengemban
tugas menjadi khalifah. Namun, perseteruan iblis dan Adam terus berlanjut.
Iblis akan terus berusaha mewujudkan janjinya. Janji untuk menyesatkan
Adam.

Demikian, Adam dan Iblis menjadi musuh bebuyutan. Permusuhan ini juga
berlaku untuk keturunan Adam dan iblis. Permusuhan akan terus
berlangsung sampai hari kiamat. Kenikmatan surga tinggal kenangan. Dulu,
di surga serbaada. Mau makan tinggal makan, mau minum tinggal minum.
Namun di bumi, Adam dan Hawa tak bisa berpangku tangan. Mencari
sesuap nasi menjadi tugas. Mereka harus bekerja keras.

Saat diturunkan ke bumi, Adam dan Hawa terpisah. Hawa diturunkan di


daerah Jeddah, Saudi Arabia. Kata Jeddah berarti nenek. Hawa adalah nenek
seluruh umat manusia. Sementara itu, Adam diturunkan di daerah
Hindustan. Keduanya bertemu di Jabal Rahmah di dataran Arafah. Oleh
karena itu, Jabal Rahmah kerap dijadikan simbol “cinta” oleh para peziarah.
Perasaan bahagia begitu membuncah. Betapa tidak, sekian lama berpisah
akhirnya bertemu jua. Hidup
menjadi lebih bersemangat.
Sekarang, keduanya bisa
berkumpul lagi. Berjuang
bersama lebih mudah
daripada sendiri-sendiri. Bisa
saling menjaga, dan saling
menasihati.

F. Anak-anak Nabi Adam dan Hawa


Adam dan Hawa hidup bersama lagi. Mereka adalah pasangan suami-istri
pertama. Keduanya beranak-pinak. Setiap kelahiran selalu kembar, laki-laki
dan perempuan. Persalinan pertama, lahirlah Qabil dan Iklima. Lalu,
persalinan kedua, lahirlah Habil dan Labuda. Adam dan Hawa sangat
bahagia. Kehangatan keluarga semakin bertambah. Semua ini berkat
kehadiran anak-anak. Anak-anak menumbuhkan harapan. Ada penerus
perjuangan. Selanjutnya, anak-anak berketurunan lagi. Mereka melahirkan
cucu dan seterusnya. Jumlah keturunan Adam terus bertambah. Semakin
lama semakin banyak.
Qabil, Habil, Iklima, dan Labuda beranjak remaja. Mereka tumbuh di
bawah asuhan orang tua. Sifat-sifat mereka mulai kelihatan. Qabil
berperangai kasar, sedangkan Habil berperangai santun. Iklima tumbuh
menjadi gadis yang cantik, sedang Labuda biasa-biasa saja. Tugas-tugas
Adam dan Hawa mulai berkurang. Anak-anak mereka sudah bisa
diandalkan. Labuda dan Iklima membantu urusan rumah tangga, sedangkan
Qabil dan Habil menekuni bidang pertanian, sedangkan Habil di bidang
peternakan.

G. Dosa Anak Nabi Adam


Keempat putra-putri Adam tumbuh dewasa. Masing-masing sudah memiliki
ketertarikan terhadap lawan jenis. Allah kemudian memberi Adam petunjuk.
Putra-putri Adam harus segera dinikahkan. Dengan ketentuan, masing-
masing tidak boleh dinikahkan dengan saudara kembarnya. Artinya, Qabil
harus menikahi Labuda, sedangkan Habil harus menikahi Iklima.

Ketentuan itu kemudian disampaikan. Adam berharap putra-putrinya tak


keberatan sebab ini merupakan ketentuan Allah. Tak boleh ada yang
menolak. Semua pihak harus setuju. Demikian, Adam memberi penegasan.
Tak disangka, Qabil menolak ketentuan itu. Ia bersikeras untuk menikah
dengan Iklima, adik kembarnya. Iklima memang gadis yang cantik. Qabil
sangat tertarik. Dengan kata lain, Qabil menolak dinikahkan dengan Labuda.
Alasannya, Labuda tidak cantik. Qabil merasa lebih berhak untuk menikahi
Iklima. Toh, Iklima adalah adiknya sendiri. Qabil tidak rela kalau Iklima
dinikahi Habil.

Qabil bersikukuh. Tegas-tegas, ia menolak dinikahkan dengan Iklima.


Melihat gelagat kurang baik ini, Adam berusaha mencari jalan keluar. Jalan
keluar yang disepakati oleh semua pihak. Tidak boleh ada pihak yang
dikecewakan. Perselisihan harus dihindarkan. Sebab, perselisihan akan
mengusik ketenangan.
Akhirnya, Adam mendapatkan jalan keluar. Menurut Adam, persoalan jodoh
harus diserahkan kepada Allah. Apa pun keputusan-Nya, semua harus
pasrah. Adam mengusulkan agar Qabil dan Habil berkurban. Siapa yang
kurbannya diterima, ia berhak menikahi si cantik, Iklima. Qabil dan Habil
setuju. Mereka sepakat, yang menang itulah yang berhak mendapatkan
Iklima. Kemudian, masing-masing mempersiapkan diri. Qabil semakin rajin.
Setiap hari, ia mengurus ladangnya. Habil juga tak mau kalah. Ia bertambah
giat. Setiap hari, ia menggembalakan ternak-ternaknya.

Hari yang ditentukan pun tiba. Qabil bergegas menuju ladang. Ladang
gandumnya sangat lebat. Hasil jerih payahnya selama ini. Timbullah sifat
kikir dalam hati Qabil. Ia memilih-milih gandum yang akan dijadikan
kurban. Ia sengaja memilih gandum yang kurang baik. Setelah karung terisi,
Qabil membawanya ke sebuah bukit. Gandum itu kemudian diletakkan di
atas bukit itu. Di tempat yang berbeda, Habil juga sedang sibuk. Ia berjalan
ke sana kemari. Memilih-milih kambing yang paling baik. kambing yang
paling gemuk dan sehat. Setelah di dapat, Habil membawanya ke bukit yang
sama.

Qabil dan Habil sudah meletakkan kurbannya. Dari tempat yang jauh,
mereka memandangi bukit itu. Mata mereka terus tertuju ke arah bukit.
Anggota keluarga yang lain juga turut menyaksikan. Hati mereka berdebar-
debar. Kurban siapa gerangan yang akan diterima?

Selang beberapa saat, terlihat api besar turun dari langit. Api itu kemudian
menyambar kambing. Habil bersyukur, kurbannya diterima. Dalam tempo
singkat kambing Habil pun lenyap. Si jago merah melalapnya. Sementara
itu, gandum Qabil masih utuh. Sedikit pun tidak berkurang. Walhasil, Habil
menjadi pemenang. Kurbannya diterima. Sesuai dengan kesepakatan, ia
berhak mempersunting si cantik Iklima. Hati Habil berbunga-bunga, Ia
sangat bahagia. Lain halnya dengan sang kakak. Qabil merasa sangat
kecewa. Kurbannya tak diterima, Ia gagal menikahi Iklima.

Qabil tidak bisa menolak. Dengan perasaan kecewa, Ia menerima keputusan


Habil dinikahkan dengan Iklima. Qabil benar-benar kecewa, harapannya
pupus. Dia tak bisa menikah dengan Iklima. Kekecewaannya semakin
menjadi-jadi. Lambat laun tumbuhlah perasaan dengki. Dengki melahirkan
dendam. Dendam memunculkan niat jahat. Akhirnya, Qabil bertekad
menghabisi Habil.

H. Pembunuhan Pertama di Dunia


Suatu ketika, Adam hendak bepergian. Sebelum berangkat, Adam
menyampaikan amanat kepada Qabil untuk menjaga semua anggota
keluarga. Kerukunan harus dipelihara. Qabil mengangguk-angguk. Ia
berjanji untuk menjalankan amanat itu dengan sebaik-baiknya. Dalam hati,
Qabil tertawa. Ia merasa senang. Senang bukan karena mendapat
kepercayaan dari sang ayah. Tetapi, ia merasa mendapat kesempatan. Ya,
kesempatan untuk membalas dendam.

Adam berangkat dengan hati tenang. Dengan sepenuh hati, ia percaya


kepada Qabil. Bagaimanapun Qabil adalah anak sulung. Qabil yang
dituakan. Tak lama setelah Adam berangkat, Qabil bersiap-siap. Ia akan
menyatroni peternakan. Sesampainya di sana, Qabil segera menghampiri
Habil.
"Aku datang untuk membunuh kau!" Qabil menghardik penuh kebencian.
"Apa salah saya? Mengapa kakak hendak membunuh saya?"
"Karena kau telah merampas harapanku. Kau telah merebut Iklima."
"Allah yang menentukan. Saya hanya berusaha."
"Saya juga berusaha!" bentak Qabil.
"Ketahuilah kakak, Allah hanya menerima kurban dari orang berhati tulus.
Orang yang berhati tulus akan memilih kurban yang paling baik. Kenapa
kakak memilih gandum yang busuk. Jelas saja, kurban kakak tidak
diterima."
"Sudahlah! Kau jangan nyerocos! Tidak usah repot-repot memberi nasihat.
Aku tetap akan membunuh kau!" kata Qabil berang.
"Bukannya kakak juga telah setuju dengan penyelesaian seperti itu?
Sadarlah, Kak. Kakak jangan terperdaya oleh setan. Ingat, setan adalah
musuh kita. Setan yang telah mengakibatkan ayahanda dan ibunda keluar
dari surga. Berpikirlah sebelum bertindak, jangan sampai kakak menyesal
kelak."
"Diam! Aku akan membunuh kau!"
"Jika kakak bersikeras, saya tidak akan membalas. Saya takut kepada Allah.
Saya tidak akan melakukan perbuatan zalim. Semua saya serahkan kepada
Allah."

Masuk telinga kiri, keluar telinga kanan. Nasihat Habil sama sekali tak ada
artinya. Yang terjadi malah Qabil semakin marah. Dendam semakin tak
tertahan. Rasanya, ia ingin segera menghabisi nyawa adiknya itu. Iblis tidak
menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia terus-menerus membisikkan kejahatan.
Sebenarnya, Qabil sendiri kebingungan. Tak tahu apa yang harus dilakukan.
Belum terpikirkan bagaimana membunuh habil.

Saat Qabil kebingungan, Iblis menjelma. Di hadapan Qabil, Iblis


mencontohkan. Iblis menghantam kepala seekor burung dengan batu. Darah
segar muncrat. Kepala burung itu pecah. Sesaat burung itu menggelepar-
gelepar, lalu mati. Qabil mendapat ide. Sekarang, ia tahu apa yang harus
dilakukan. Tinggal menunggu saat yang tepat. Saat itu, Habil sedang
terlelap tidur. Qabil berjalan. Ia menghampiri sang adik. Batu besar
menghantam kepala Habil. Saking kerasnya hantaman batu besar, tak lama
kemudian Habil menghembuskan napas terakhir. Peristiwa ini merupakan
pembunuhan yang pertama kali dilakukan manusia di bumi ini.

I. Belajar dari Burung Gagak


Bingung. Demikian, yang dialami Qabil setelah membunuh sang adik. Tak
tahu apa yang harus dilakukan. Mayat Habil lama tergeletak. Sampai-
sampai, mengeluarkan bau busuk. Qabil hanya bisa mondar-mandir.
Beberapa lama kemudian, datanglah dua ekor burung gagak. Kedua burung
ini berkelahi. Salah satunya, kemudian mati. Lalu, si pemenang menggali
tanah dengan cakarnya. Setelah cukup, bangkai burung gagak itu
dimasukkan. Bangkai burung gagak itu dikuburkan ke dalam lubang.
Melihat kejadian itu, Qabil termenung. Ia baru menyadari kedunguannya.

"Bodoh sekali aku ini! Masa aku kalah pintar sama burung gagak itu," ia
bicara pada dirinya sendiri.
Burung gagak telah mengajari Qabil. Hal yang sama kemudian dilakukan
oleh Qabil. Sebuah lubang digali. Setelah cukup dalam, ia memasukkan
mayat Habil ke dalamnya.

Beberapa hari kemudian, Adam pulang. Ia ingin segera bertemu dengan


keluarganya. Terbayang keluarganya hidup rukun. Tak ada perselisihan.
Sampai di rumah, Adam beristirahat sejenak. Anggota keluarga berkumpul
di dekatnya. Usai melepas lelah, Adam menanyakan perihal Habil. Dari tadi
Habil tak kelihatan. "Dimana Habil?" tanyanya.
"Saya tidak tahu."
"Kamu yang diberi amanat untuk menjaga semua anggota keluarga, kan? Ke
mana Habil?"
"Saya tidak tahu. Saya nggak mungkin menjaga Habil setiap saat." jawab
Qabil ketus.

Pasti telah terjadi sesuatu, pikir Adam. Tapi, ke mana gerangan harus
mencari Habil? Akhirnya, Adam pun tahu. Habil telah dibunuh. Pelakunya
siapa lagi kalau bukan Qabil. Adam sangat berduka. Terbayang bagaimana
Habil dianiaya. Tega nian sang kakak. Disuruh menjaga, malah membunuh.
Gara-gara dengki, hubungan keluarga jadi rusak. Seorang kakak bahkan tega
membunuh adik kandungnya sendiri. Sungguh menyedihkan. Setan telah
memanfaatkan kesempatan. Adam hanya berserah diri kepada Allah. Semua
ia terima sebagai kehendak-Nya. Kepedihan ia hadapi dengan kesabaran.
Bahkan, ia tetap memohonkan ampunan untuk anaknya, Qabil.

J. Nabi Adam Wafat


Nabi Adam terus berdakwah di kalangan anak cucunya, mengajak mereka
mengamalkan ajaran Allah untuk menyembah-Nya, berbuat baik kepada
sesama, jujur, dan saling menolong. Dalam riwayat, Nabi Adam wafat dalam
usia seribu tahun setelah sebelumnya menderita sakit selama 11 hari.
Setahun kemudian Hawa meninggal. Sebagian riwayat menyatakan Nabi
Adam dimakamkan di kota Mekah di tepi Jabal Abu Qubais dan Hawa
dimakamkan di kota Jedah.

2. Meneladani Tobatnya Nabi Adam a.s.


Setelah mempelajari kisah Nabi Adam a.s, banyak hikmah yang dapat kita
petik. Hikmah yang dapat kita petik dari kisah Nabi Adam tersebut di
antaranya adalah sebagai berikut.
1. Nabi Adam pernah tergoda oleh godaan setan. Sebagai umat manusia,
kita harus senantiasa berlindung dari godaan setan yang terkutuk.
Setan akan menggoda anak cucu Adam agar menjauh dari Allah
hingga hari kiamat datang. Oleh karena itu, berlindunglah kepada
Allah dari godaan setan yang terkutuk.
2. Segala sesuatu yang dilarang oleh Allah harus kita hindari. Melakukan
perbuatan yang dilarang oleh Allah hanya akan mendatangkan murka
Allah. Melaksanakan perbuatan maksiat tidak akan mendatangkan
rahmat dari Allah.
3. Nabi Adam merupakan manusia pertama. Manusia adalah makhluk
paling sempurna, utama, dan mulia. Namun, kemuliaanya akan redup
jika kita tidak melaksanakan perintah Allah dan menjauhi
larangannya.
4. Kesombongan adalah sifat iblis. Oleh karena itu, kita sebagai manusia
tidak diperkenankan untuk bersombong.
5. Allah sangat mencintai orang-orang yang beriman. Allah tidak akan
menerima suatu amal ibadah dan perbuatan kecuali dari yang baik.
Hal ini sesuai kisah Qabil dan Habil. Kurban Habil diterima oleh
Allah karena Habil mengurbankan sesuatu yang baik dan Habil
merupakan orang yang baik. Berbeda dengan Qabil, kurban Qabil
tidak diterima oleh Allah karena keburukan niat Qabil.
6. Jika kita telah melakukan suatu dosa, segeralah bertobat. Tobat adalah
menyesali perbuatan dosa yang telah dilakukan dan berjanji untuk
tidak melaksanakan dosa itu lagi. Nabi Adam telah melakukan dosa
karena memakan buah Khuldi. Setelah itu, Nabi Adam bertobat
dengan sungguh-sungguh kepada Allah. Nabi Adam sangat menyesali
perbuatannya.
7. Sebagai manusia kita hendaknya selalu bertakwa kepada Allah Swt.
Beberapa hikmah dapat diambil dari kisah Nabi Adam a.s.. Salah satu sikap
yang patut kita teladani dari kisah Nabi Adam tersebut adalah perilaku
tobatnya Nabi Adam. Nabi Adam tidak henti-hentinya menyesali perbuatan
dosanya. Nabi Adam pun tidak henti-hentinya bertobat kepada Allah Swt.
atas dosanya itu.
Dosa Nabi Adam adalah memakan buah khuldi. Walaupun hanya satu dosa
yang beliau lakukan, namun hal tersebut dapat membuat beliau terusir dari
surga. Sekarang, bayangkan dengan dosa-dosa kita yang jauh lebih banyak.
Pantaskah kita untuk menghuni surga Allah kelak? Nah, dengan demikian,
kita harus bertobat dengan sungguh-sungguh atas dosa yang telah kita
lakukan. Kita harus tobat untuk dosa yang kita sadari maupun yang tidak
kita sadari.

LATIHAN
1. Manusia pertama yang diciptakan Allah adalah ....
a. Nabi Ibrahim AS b. Nabi Adam AS c. Nabi Muhammad SAW

2 . Qabil, Iqlima, Habil dan Labuda adalah putra-putri Nabi ....


a. Ibrahim AS b. Muhammad SAW c. Adam AS

3. Nabi Adam disebut sebagai "Abul Basyar" artinya ....


a. anak manusia b. cucu manusia c. bapak manusia

4. Nabi Adam dilarang oleh Allah Swt. memakan buah ....


a. kurma b. khuldi c. ubi

5. Yang mebujuk Nabi Adam dan Hawa melanggar larangan Allah Swt.
adalah ....
a. Iblis b. Jibril b. malaikat
6. Nabi Adam dan Hawa terusir dari ....
a. dunia b. surga c. langit
7. Yang dilakukan Nabi Adam a.s. dan Hawa setelah melanggar larangan
Allah Swt. adalah ....
a. marah b. tertawa c. bertobat
8. Tempat pertemuan Nabi Adam dan Siti Hawa di bumi disebut dengan ….
a. Jabal Rahmah b. Hindustan c. Arafah

9. Anak Nabi Adam yang meruapakan manusia pertama yang melakukan


pembunuhan adalah . . . .
a. Habil b. Qabil c. Iqlima

10. Nabi Adam diciptakan Allah oleh dari . . . .


a. api b. tanah c. air

B. Isi titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar!


1. Yang tidak mau sujud menghormati Nabi Adam AS adalah ….
2. Qabil dan Habil sama-sama berkurban, namun yang diterima Allah
3. Adalah korbannya ….
4. Tempat bertemunya kembali Nabi Adam dan Hawa setelah mereka
terpisah adalah ….
5. Malaikat adalah makhluk Allah Swt. yang diciptakan dari ....
6. Makhluk yang sombong dan ingkar terhadap perintah Allah Swt.
adalah ....
7. Manusia yang diciptakan oleh Allah Swt. untuk mendampingi Nabi
Adam adalah ....
8. Allah melarang Nabi Adam dan Siti Hawa memakan buah ....
9. Musuh Nabi Adam dan keturunannya adalah ....
10. Sebelum menciptakan Nabi Adam, Allah telah menciptakan ....

Anda mungkin juga menyukai