1. YUSUF
Latar belakang:
Yusuf adalah putra ke-11 dari Yakub, anak pertama yang diperolehnya dari Rahel. Yusuf
lahir di kota Haran. Nama Yusuf berarti "kiranya ditambahkan-Nya (Allah) lagi (anak
lelaki)". Dia memiliki seorang saudara kandung, Benyamin, dan 12 saudara tiri
(termasuk Dina).
1. Takut akan Tuhan: ketika Yusuf menjadi budak di rumah Potifar. Saat dia digoda
oleh istri Potifar, dia segera berlari meninggalkan istri Potifar.
Latar Belakang:
Daud ialah cicit dari Rut dan Boas, Daud dilahirkan di Betlehem, Efrata, di daerah yang
bernama Yudea (1 Samuel 16). Ayahnya bernama Isai. Anak bungsu dari 8 bersaudara (1
Samuel 17: 12 dab), dan dipersiapkan untuk menjadi gembala. Dalam pekerjaan inilah ia
ditempa menjadi berani (1 Samuel 17:34-35). Dalam pekerjaan itu juga ia belajar
kelemahlembutan dan jiwa pengasuhan terhadap kawanan dombanya, yg di belakang
hari disyairkannya sebagai sifat-sifat Allah-nya. Seperti Yusuf, ia menderita karena niat-
niat jahat dan hati yang cemburu dari kakak-kakaknya, barangkali karena bakat-bakat
yang dikaruniakan Allah kepadanya (1 Samuel 18:28).
Kegagalan Hidup:
Suatu hari Daud sedang berjalan-jalan di atap istananya. Dari atas ia melihat Batsyeba
yang cantik jelita. Sayang sekali ternyata Batsyeba adalah istri Uria orang Het, seorang
perwira Daud sendiri. Dengan berbagai tipu muslihat Daud akhirnya berhasil
menyingkirkan Uria, dan ia pun memperistri Batsyeba. Namun Allah mengetahui
kebusukan Daud, dan melalui nabi Natan, Allah menegur Daud. Daud menyesali dosa-
dosanya.
Latar Belakang: Salomo, putra kesepuluh Daud dan putra kedua dari istrinya Batsyeba,
menjadi raja Israel yang ketiga pada tahun 970 SM, dan memerintah selama empat puluh
tahun. Meskipun perjalanan untuk meraih takhta kerajaan diwarnai pembunuhan musuh-
musuh politiknya (1 Raj. 2:25, 34, 36), masa pemerintahan Salomo dinilai sebagai
“zaman keemasan” kerajaan Israel. Pada masa inilah, kerajaan Israel mengalami
kedamaian, kemakmuran, dan mencapai puncak kebudayaan. Kata “Salomo” dalam
bahasa Ibrani berarti “damai”.
Latar Belakang: Musa berasal dari suku Lewi. Ayahnya bernama Amram dan ibunya
bernama Yokhebed. Musa memiliki 2 orang kakak kandung, yaitu Harun dan Miriam.
Berdasarkan penafsiran Taurat Musa dianggap memiliki beberapa orang istri, yaitu:
Zipora, anak Rehuel.dan Seorang perempuan Kush. Dari Zipora, Musa mempunyai dua
orang putera yaitu: Gersom dan Eliezer.
Kegagalan Hidup: Tuhan tidak mengizinkan Musa masuk ke Tanah Perjanjian adalah
karena Musa tidak taat kepadaNya. Ketidaktaatan Musa ini dimulai pada saat bangsa
Israel kehausan di padang gurun dan bersungut-sungut meminta air kepada Musa dan
Harun. Ketika Musa dan Harun melaporkan sungut-sungut bangsa Israel kepada Tuhan,
Tuhan memerintahkan Musa untuk berbicara kepada sebuah bukit batu agar
mengeluarkan air, sehingga bangsa Israel bisa minum. Namun, Musa tidak melakukan
tepat seperti yang diperintahkan oleh Tuhan. Ia justru melakukan dua kesalahan:
Pertama, ia marah kepada orang Israel seraya berkata, "Dengarlah kepadaku, hai orang-
orang durhaka, apakah kami harus mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini?" Dengan
berkata kami, bukan Tuhan, Musa dan Harun telah mengambil alih wewenang Tuhan.
Hal itu dianggap telah menghujat Tuhan, sebab memberi bangsa Israel minum itu
wewenang Tuhan. Kedua, Musa memukul bukit batu itu sebanyak dua kali. Padahal
Tuhan hanya menyuruhnya untuk berbicara kepada bukit batu tersebut, bukan
memukulnya. Hal ini berarti bahwa Musa tidak taat pada perintah Tuhan. Itulah
sebabnya Tuhan murka kepada Musa dan Harun. Tuhan berkata bahwa Musa dan Harun
tidak percaya kepadaNya dan tidak menghormati kekudusanNya (Bil 20:2-13).
Latar Belakang: Abraham adalah nenek moyang dari bangsa Israel. Abraham
memperanakkan Ismail dan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub (yang disebut juga
Israel). Yakub memperanakkan 12 Suku Israel yang kemudian menurunkan nabi-nabi
(Musa dari suku Lewi) dan raja-raja (Daud, Salomo dari suku Yehuda), sampai kepada
Mesias yang menyelamatkan. Abraham sendiri adalah orang Ibrani (keturunan Eber).
Eber adalah cicit dari Sem, anak Nuh.
Kegagalan Hidup: meninggalkan tanah Kanaan yang diberikan Tuhan kepadanya dan
Abram tidak jujur terhadap Tuhan dan Firaun.
1. Taat kepada Allah: Ada begitu banyak kesaksian yang menunjukkan betapa
Abraham taat kepada Allah. Ia beriman, percaya, dan menyaksikan iman tersebut
sepanjang kehidupannya. Keteladanan Abraham dalam Alkitab ini menunjukkan
bagaimana Abraham taat tanpa kompromi. Ia tidak menanyakan apa maksud dan
tujuan segala perintah Allah. Abraham tidak menuntut penjelasan, kehidupan yang
baik. Ia hanya menjalani kehidupannya dan menyerahkan segalanya kepada Tuhan.
2. Mau berdoa untuk orang lain: Abraham berdoa bagi Sodom dan Gomora bahkan
ketika hal itu tidak menguntungkan ataupun merugikan dirinya sendiri. Abraham
memilih untuk menunjukkan kasihnya, dibandingkan membicarakan kejahatan
Sodom-Gomora seperti tertulis pada ayat Alkitab tentang membicarakan keburukan
orang lain. Hal ini tentu menjadi teladan untuk kita. Sebagai orang Kristen yang
memiliki belas kasih, kita seharusnya tidak hanya terus berdoa untuk diri kita sendiri.
Kita juga perlu untuk mendoakan orang lain.
3. Rendah hati: Abraham merupakan orang yang sangat dikasihi Allah. Ia diberkati dan
disertai Allah dengan luar biasa. Namun, dengan hal tersebut, ia tidak menjadi
sombong dan tinggi hati. Ia tetap mengakui bahwa ia hanyalah debu dan abu di mata
Tuhan. Ia tetap mengakui bahwa Allah lah yang Maha Kuasa, yang berkuasa atas
segala sesuatu. Ini menjadi bentuk penyembahan yang benar menurut Alkitab dari
Abraham untuk Allah. Abraham tidak hanya bersikap rendah hati di hadapan Tuhan.
Ia pun rendah hati di hadapan manusia. Ia tidak segan untuk mengatakan bahwa ia
hanyalah orang asing dan pendatang. Padahal, jika ia mau, ia dapat menggunakan
kekayaannya untuk menuntut apa yang ia inginkan.
6. NUH
Latar Belakang:
Dalam Alkitab disebutkan bahwa Nuh adalah keturunan kesembilan Adam. Rincian
nama beserta umur mereka adalah:[3]
Kegagalan Hidup: Nuh memiliki kelemahan untuk anggur. Dalam Kejadian 9, Alkitab
mengatakan bahwa Nuh hanya mencatat dosa. Dia menjadi mabuk dan pingsan di tendanya,
membuat dirinya malu pada putranya.
Keteladan Hidup yang Dapat Dicontoh: Nuh adalah pria yang saleh. Dia tidak bercacat di
antara orang-orang di zamannya. Ini tidak berarti Nuh sempurna atau tidak berdosa, tetapi dia
mengasihi Tuhan dengan sepenuh hati dan sepenuhnya berkomitmen untuk taat. Kehidupan
Nuh mengungkapkan sifat-sifat kesabaran dan ketekunan, dan kesetiaannya kepada Tuhan
tidak bergantung pada orang lain. Imannya tunggal dan tak tergoyahkan dalam masyarakat yang
sepenuhnya tidak beriman.
7. DANIEL
8. FKU
Latar Belakang:
Kegagalan Hidup: tidak ada.
DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.google.com/search?client=firefox-b-
d&sca_esv=562311215&sxsrf=AB5stBg7rp-
5zVa2HrNW_d1ycY3jlZvGWg:1693733280999&q=latar+belakang+yusuf+dalam+al
kitab&tbm=isch&source=lnms&sa=X&ved=2ahUKEwjdlLuUkI6BAxVY3jgGHePb
CFUQ0pQJegQIERAB&biw=1429&bih=1004&dpr=0.9#imgrc=-gPqL8GXDSrdkM
2. https://remaja.sabda.org/teladan-seorang-yusuf
3. https://id.wikipedia.org/wiki/Daud
4. https://tuhanyesus.org/karakter-daud
5. https://www.alkitab.or.id/layanan/berita-detail/raja-salomo
6. https://id.wikipedia.org/wiki/Salomo
7. https://id.wikipedia.org/wiki/Kehidupan_pribadi_Musa
8. https://tuhanyesus.org/keteladanan-musa-dalam-alkitab
9. https://id.wikipedia.org/wiki/Abraham
10. https://biokristi.sabda.org/abraham
11. https://id.eferrit.com/ketemu-nuh-orang-yang-benar/
12. https://id.wikipedia.org/wiki/Nuh_(tokoh_Alkitab)