Anda di halaman 1dari 8

TOKOH-TOKOH ALKITAB

1. YUSUF

Latar belakang:
Yusuf adalah putra ke-11 dari Yakub, anak pertama yang diperolehnya dari Rahel. Yusuf
lahir di kota Haran. Nama Yusuf berarti "kiranya ditambahkan-Nya (Allah) lagi (anak
lelaki)". Dia memiliki seorang saudara kandung, Benyamin, dan 12 saudara tiri
(termasuk Dina).

Kegagalan Hidup: tidak ada.

Keteladan Hidup yang Dapat Dicontoh:

1. Takut akan Tuhan: ketika Yusuf menjadi budak di rumah Potifar. Saat dia digoda
oleh istri Potifar, dia segera berlari meninggalkan istri Potifar.

2. Mengasihi dan Mengampuni: Yusuf tidak menyimpan kepahitan terhadap


keluarganya. Sekalipun dia dijual sebagai budak oleh saudara-saudaranya, dia tetap
mengampuni mereka.

3. Mengandalkan Tuhan: Setiap hal yang Yusuf lakukan senantiasa mengutamakan


Tuhan sehingga Tuhan berkarya dengan membuat Yusuf berhasil dalam setiap hal
yang dikerjakannya.

4. Bertanggung Jawab: Saat melakukan tugasnya, dia selalu melaksanakannya dengan


sepenuh hati dan bertanggung jawab sehingga dia diangkat menjadi kepala rumah
tangga dan kepala di penjara, bahkan menjadi orang kedua yang berkuasa atas Mesir.
2. DAUD

Latar Belakang:
Daud ialah cicit dari Rut dan Boas, Daud dilahirkan di Betlehem, Efrata, di daerah yang
bernama Yudea (1 Samuel 16). Ayahnya bernama Isai. Anak bungsu dari 8 bersaudara (1
Samuel 17: 12 dab), dan dipersiapkan untuk menjadi gembala. Dalam pekerjaan inilah ia
ditempa menjadi berani (1 Samuel 17:34-35). Dalam pekerjaan itu juga ia belajar
kelemahlembutan dan jiwa pengasuhan terhadap kawanan dombanya, yg di belakang
hari disyairkannya sebagai sifat-sifat Allah-nya. Seperti Yusuf, ia menderita karena niat-
niat jahat dan hati yang cemburu dari kakak-kakaknya, barangkali karena bakat-bakat
yang dikaruniakan Allah kepadanya (1 Samuel 18:28).

Kegagalan Hidup:
Suatu hari Daud sedang berjalan-jalan di atap istananya. Dari atas ia melihat Batsyeba
yang cantik jelita. Sayang sekali ternyata Batsyeba adalah istri Uria orang Het, seorang
perwira Daud sendiri. Dengan berbagai tipu muslihat Daud akhirnya berhasil
menyingkirkan Uria, dan ia pun memperistri Batsyeba. Namun Allah mengetahui
kebusukan Daud, dan melalui nabi Natan, Allah menegur Daud. Daud menyesali dosa-
dosanya.

Keteladan Hidup yang Dapat Dicontoh:


1. Selalu mengandalkan Allah. Kisah antara Daud dengan Goliat sangat menunjukkan
bagaimana Daud mengandalkan Allah. Karakter dan keteladanan Daud ini perlu kita
terapkan dalam kehidupan kita. Daud tidak takut, tidak gentar menghadapi Goliat
yang begitu besar jika dibandingkan dengannya. Ia mengerti bahwa sebesar apapun
Goliat, ia memiliki Allah yang jauh lebih besar.
2. Menghormati relasi dengan orang lain. Ketika Daud tidak membunuh Saul, ia
menghormati relasinya dengan Saul. Ia menghargai Saul sebagai rajanya, sebagai
orang yang telah diurapi Tuhan. Daud menghormati Saul sebagai ayah dari Yonatan,
sahabatnya.
3. Mau mendengarkan kritik dari orang lain. Daud sudah melakukan kesalahan yang
sangat berat ketika mengambil Betsyeba sebagai isterinya dan membunuh Uria, suami
Betsyeba. Allah pun mengirimkan Natan untuk mengingatkan Daud akan dosanya.
Kita perlu ingat bahwa saat itu, Daud sudah menjadi seorang raja. Namun, posisinya,
kekuasaannya tidak menjadikan dia seorang yang sombong. Ketika Natan datang
untuk menasehatinya, ia tetap mau mendengarkannya dengan baik.
4. Bertobat dengan sungguh-sungguh. Setelah Natan menasehatinya, Daud tidak
menunda-nunda untuk melakukan pertobatan. Pengakuan dosa yang ia lakukan pun
tidak main-main. Ia melakukannya dengan sungguh-sungguh.
5. Menyukai firman Tuhan. Daud menunjukkan ketergantungannya dengan Allah
melalui perenungan firman Tuhan.
3. SALOMO

Latar Belakang: Salomo, putra kesepuluh Daud dan putra kedua dari istrinya Batsyeba,
menjadi raja Israel yang ketiga pada tahun 970 SM, dan memerintah selama empat puluh
tahun. Meskipun perjalanan untuk meraih takhta kerajaan diwarnai pembunuhan musuh-
musuh politiknya (1 Raj. 2:25, 34, 36), masa pemerintahan Salomo dinilai sebagai
“zaman keemasan” kerajaan Israel. Pada masa inilah, kerajaan Israel mengalami
kedamaian, kemakmuran, dan mencapai puncak kebudayaan. Kata “Salomo” dalam
bahasa Ibrani berarti “damai”.

Kegagalan Hidup: kegagalan Salomo dalam kehidupan keagamaan, karena pengaruh


istri-istri asingnya yang beribadat kepada ilah-ilah asing (1 Raj. 11:1-9). Karena itu,
Allah berfirman kepadanya, “Oleh karena begitu kelakuanmu, yakni engkau tidak
berpegang pada perjanjian dan segala ketetapan-Ku yang telah Kuperintahkan kepadamu,
maka sesungguhnya Aku akan mengoyakkan kerajaan itu dari padamu dan akan
memberikannya kepada hambamu” (1 Raj. 11:11). Ketika Salomo wafat, Rehabeam
anaknya, menggantikannya sebagai raja.

Keteladan Hidup yang Dapat Dicontoh:


- Berdoa: Salomo meneladankan bahwa berdoa itu sangat perlu dan dengan
kesungguhan hati. Berdoa dengan cara merendahkan diri dan merendahkan hati di
hadapan Tuhan. Tuhan merupan sumber kehidupan kita maka kita harus menjalin
komunikasi dengan cara berdoa.
- Memberkati: Memberkati kepada anak-anak kita, saudara kita bahkan sesama
manusia. Memberkati tidak hanya sekedar kata-kata tetapi juga melalui Tindakan
tulus kita. Perilaku kita dapat menjadi berkat bagi sesama kita jangan malah menjadi
batu sandungan dan menyelakakan sesama kita.
- Bersyukur kepada Tuhan: Selalu menerima kondisi yang sudah diberikan Tuhan. Oleh
karena itu yang dimaksud bersyukur kepada Tuhan adalah tidak pernah mengeluh atas
segala sesuatu dalam kehidupan kita baik di dalam suka dan duka. Bagaimana cara
bersyukur kepada Tuhan selalu memandang positif setiap kehidupan kita, mau
berbagi dan peduli dengan sesama kita.
4. MUSA

Latar Belakang: Musa berasal dari suku Lewi. Ayahnya bernama Amram dan ibunya
bernama Yokhebed. Musa memiliki 2 orang kakak kandung, yaitu Harun dan Miriam.
Berdasarkan penafsiran Taurat Musa dianggap memiliki beberapa orang istri, yaitu:
Zipora, anak Rehuel.dan Seorang perempuan Kush. Dari Zipora, Musa mempunyai dua
orang putera yaitu: Gersom dan Eliezer.

Kegagalan Hidup: Tuhan tidak mengizinkan Musa masuk ke Tanah Perjanjian adalah
karena Musa tidak taat kepadaNya. Ketidaktaatan Musa ini dimulai pada saat bangsa
Israel kehausan di padang gurun dan bersungut-sungut meminta air kepada Musa dan
Harun. Ketika Musa dan Harun melaporkan sungut-sungut bangsa Israel kepada Tuhan,
Tuhan memerintahkan Musa untuk berbicara kepada sebuah bukit batu agar
mengeluarkan air, sehingga bangsa Israel bisa minum. Namun, Musa tidak melakukan
tepat seperti yang diperintahkan oleh Tuhan. Ia justru melakukan dua kesalahan:
Pertama, ia marah kepada orang Israel seraya berkata, "Dengarlah kepadaku, hai orang-
orang durhaka, apakah kami harus mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini?" Dengan
berkata kami, bukan Tuhan, Musa dan Harun telah mengambil alih wewenang Tuhan.
Hal itu dianggap telah menghujat Tuhan, sebab memberi bangsa Israel minum itu
wewenang Tuhan. Kedua, Musa memukul bukit batu itu sebanyak dua kali. Padahal
Tuhan hanya menyuruhnya untuk berbicara kepada bukit batu tersebut, bukan
memukulnya. Hal ini berarti bahwa Musa tidak taat pada perintah Tuhan. Itulah
sebabnya Tuhan murka kepada Musa dan Harun. Tuhan berkata bahwa Musa dan Harun
tidak percaya kepadaNya dan tidak menghormati kekudusanNya (Bil 20:2-13).

Keteladan Hidup yang Dapat Dicontoh:


1. Lemah Lembut: Dalam Bilangan 12: 3 dikatakan bahwa Musa adalah seorang yang
sangat lembut hatinya, bahkan melebihi setiap manusia di atas muka bumi.
2. Setia: Dalam Bilangan 12: 7, Allah menyatakan bahwa Musa adalah seorang yang
setia dalam segenap rumah-Nya.
3. Rendah Hati: Keluaran 3:10-11, ketika Allah mengutus Musa untuk membawa
bangsa Israel keluar dari Mesir, Musa berkata siapakan ia, sehingga ia yang akan
menghadap Firaun dan membawa Israel keluar dari Mesir. Musa menunjukkan
kerendahan hati.
4. Pemazmur
Musa selalu bermazmur kepada Tuhan. Nyanyiannya dimuat dalam kitab Mazmur 90,
serta dalam Wahyu 15:3. Nyanyian dalam Wahyu 15:3 dinyanyikan sebagai nyanyian
kemenangan.
5. PendoaMusa mengandalkan Tuhan dalam kehidupannya, dalam setiap perkara yang
dihadapinya. Dia menjadikan doa sebagai gaya hidupnya, sehingga tak ada perkara yang
mustahil, sebab Allah sendiri yang membimbing Musa dalam setiap keputusan yang
diambilnya.
6. Menjauhi Dosa: Dalam Ibrani 11: 25 disebutkan juga bahwa Musa menolak disebut
sebagai anak putri Firaun, ia lebih suka menderita sengsara bersama umat Allah
dibandingkan menikmati kesenangan sementara dari dosa.
7. Menganggap Kristus Lebih Bernilai: Seperti disebutkan sebelumnya, Musa menolak
disebut anak dari putri Firaun (Ibrani 11: 24-25) dan lebih memilih hidup menderita
bersama sesama bangsa Israel. Musa juga menganggap penghianaan karena Kristus lebih
bernilai dibandingkan dengan harta Mesir (Ibrani 11:26). Tinggal bersama Kristus
merupakan tujuan hidup orang Kristen.
8. Mengharapkan Upah Masa Depan: Dalam Ibrani 11:26 dikatakan bahwa Musa
menganggap Kristus lebih bernilai, sebab ia memandang upah masa depan.
9. Memiliki Jiwa Bapa: Musa memiliki jiwa kebapaan yang sangat melekat dalam
dirinya. Ia membela dan mengayomi orang-orang yang berada di bawahnya, bersedia
mendengar keluh kesah umat Israel sepanjang hari.
5. ABRAHAM

Latar Belakang: Abraham adalah nenek moyang dari bangsa Israel. Abraham
memperanakkan Ismail dan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub (yang disebut juga
Israel). Yakub memperanakkan 12 Suku Israel yang kemudian menurunkan nabi-nabi
(Musa dari suku Lewi) dan raja-raja (Daud, Salomo dari suku Yehuda), sampai kepada
Mesias yang menyelamatkan. Abraham sendiri adalah orang Ibrani (keturunan Eber).
Eber adalah cicit dari Sem, anak Nuh.

Kegagalan Hidup: meninggalkan tanah Kanaan yang diberikan Tuhan kepadanya dan
Abram tidak jujur terhadap Tuhan dan Firaun.

Keteladan Hidup yang Dapat Dicontoh:

1. Taat kepada Allah: Ada begitu banyak kesaksian yang menunjukkan betapa
Abraham taat kepada Allah. Ia beriman, percaya, dan menyaksikan iman tersebut
sepanjang kehidupannya. Keteladanan Abraham dalam Alkitab ini menunjukkan
bagaimana Abraham taat tanpa kompromi. Ia tidak menanyakan apa maksud dan
tujuan segala perintah Allah. Abraham tidak menuntut penjelasan, kehidupan yang
baik. Ia hanya menjalani kehidupannya dan menyerahkan segalanya kepada Tuhan.

2. Mau berdoa untuk orang lain: Abraham berdoa bagi Sodom dan Gomora bahkan
ketika hal itu tidak menguntungkan ataupun merugikan dirinya sendiri. Abraham
memilih untuk menunjukkan kasihnya, dibandingkan membicarakan kejahatan
Sodom-Gomora seperti tertulis pada ayat Alkitab tentang membicarakan keburukan
orang lain. Hal ini tentu menjadi teladan untuk kita. Sebagai orang Kristen yang
memiliki belas kasih, kita seharusnya tidak hanya terus berdoa untuk diri kita sendiri.
Kita juga perlu untuk mendoakan orang lain.

3. Rendah hati: Abraham merupakan orang yang sangat dikasihi Allah. Ia diberkati dan
disertai Allah dengan luar biasa. Namun, dengan hal tersebut, ia tidak menjadi
sombong dan tinggi hati. Ia tetap mengakui bahwa ia hanyalah debu dan abu di mata
Tuhan. Ia tetap mengakui bahwa Allah lah yang Maha Kuasa, yang berkuasa atas
segala sesuatu. Ini menjadi bentuk penyembahan yang benar menurut Alkitab dari
Abraham untuk Allah. Abraham tidak hanya bersikap rendah hati di hadapan Tuhan.
Ia pun rendah hati di hadapan manusia. Ia tidak segan untuk mengatakan bahwa ia
hanyalah orang asing dan pendatang. Padahal, jika ia mau, ia dapat menggunakan
kekayaannya untuk menuntut apa yang ia inginkan.

6. NUH

Latar Belakang:

Dalam Alkitab disebutkan bahwa Nuh adalah keturunan kesembilan Adam. Rincian
nama beserta umur mereka adalah:[3]

 Adam memiliki putra bernama Set/Syits saat berusia 130 tahun


 Set memiliki putra bernama Enos saat berumur 150 tahun
 Enos memiliki putra bernama Kenan ketika berumur 90 tahun
 Kenan memiliki putra bernama Mahalaleel saat berusia 70 tahun
 Mahalaleel memiliki putra bernama Yared ketika berusia 65 tahun
 Yared memiliki putra bernama Henokh saat berusia 162 tahun
 Henokh memiliki putra bernama Metusalah ketika berumur 65 tahun. Henokh kerap
dipandang sebagai Nabi Idris dalam sumber Islam.
 Metusalah memiliki putra bernama Lamekh saat berusia 187 tahun
 Lamekh memiliki putra bernama Nuh saat berusia 182 tahun

Kegagalan Hidup: Nuh memiliki kelemahan untuk anggur. Dalam Kejadian 9, Alkitab
mengatakan bahwa Nuh hanya mencatat dosa. Dia menjadi mabuk dan pingsan di tendanya,
membuat dirinya malu pada putranya.

Keteladan Hidup yang Dapat Dicontoh: Nuh adalah pria yang saleh. Dia tidak bercacat di
antara orang-orang di zamannya. Ini tidak berarti Nuh sempurna atau tidak berdosa, tetapi dia
mengasihi Tuhan dengan sepenuh hati dan sepenuhnya berkomitmen untuk taat. Kehidupan
Nuh mengungkapkan sifat-sifat kesabaran dan ketekunan, dan kesetiaannya kepada Tuhan
tidak bergantung pada orang lain. Imannya tunggal dan tak tergoyahkan dalam masyarakat yang
sepenuhnya tidak beriman.
7. DANIEL

8. FKU

Latar Belakang:
Kegagalan Hidup: tidak ada.

Keteladan Hidup yang Dapat Dicontoh:

DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.google.com/search?client=firefox-b-
d&sca_esv=562311215&sxsrf=AB5stBg7rp-
5zVa2HrNW_d1ycY3jlZvGWg:1693733280999&q=latar+belakang+yusuf+dalam+al
kitab&tbm=isch&source=lnms&sa=X&ved=2ahUKEwjdlLuUkI6BAxVY3jgGHePb
CFUQ0pQJegQIERAB&biw=1429&bih=1004&dpr=0.9#imgrc=-gPqL8GXDSrdkM
2. https://remaja.sabda.org/teladan-seorang-yusuf
3. https://id.wikipedia.org/wiki/Daud
4. https://tuhanyesus.org/karakter-daud
5. https://www.alkitab.or.id/layanan/berita-detail/raja-salomo
6. https://id.wikipedia.org/wiki/Salomo
7. https://id.wikipedia.org/wiki/Kehidupan_pribadi_Musa
8. https://tuhanyesus.org/keteladanan-musa-dalam-alkitab
9. https://id.wikipedia.org/wiki/Abraham
10. https://biokristi.sabda.org/abraham
11. https://id.eferrit.com/ketemu-nuh-orang-yang-benar/
12. https://id.wikipedia.org/wiki/Nuh_(tokoh_Alkitab)

Anda mungkin juga menyukai