Anda di halaman 1dari 5

Jadi Teladan Bagi Ibu-ibu, Inilah 9 Sosok Ibu yang Luar Biasa di Alkitab

Di zaman sekarang, banyak orang semakin ‘melek’ soal pentingnya ilmu parenting
untuk mengasuh, mendidik, dan membesarkan anak. Mereka berharap metode pengasuhan ini
dapat membentuk kepribadian anak dengan baik. Kendati demikian, ada hal lain yang tidak
kalah pentingnya dengan ilmu parenting, yaitu iman seorang ibu untuk diwariskan kepada
anak-anaknya. Sebagai orang percaya, hidup kita berpusat pada Kristus dan firman Tuhan
adalah fondasi kita. Kualitas sebuah fondasi akan menentukan batasan seberapa kokoh atau
seberapa tinggi seseorang dapat berdiri.
Seperti 10 sosok ibu luar biasa ini, mereka menaati panggilan Tuhan, dan melayani dengan
banyak pengorbanan. Mereka membangun iman dalam kehidupan keluarga mereka.

1) Sarai: Menunggu dengan setia


Sarai dan Abraham sudah sangat tua dan mereka masih belum memiliki anak. Padahal
dalam Kejadian 15:5 menceritakan bahwa Allah menjanjikan banyaknya keturunan kepada
Abraham dan Sarai seperti bintang di langit yang tak terhitung jumlahnya. Namun Abraham
dan Sarai tetap tidak memiliki anak selama bertahun-tahun. Abraham dan Sarai menunggu
selama 15 tahun sebelum Allah memperbarui janji-Nya, dan mereka masih menunggu lagi
selama 10 tahun sebelum janji itu digenapi dan Sarai melahirkan seorang putra, Ishak.
Sarai mungkin tidak akan memenangkan penghargaan dalam hal menunggu, dia
bahkan menertawakan saat Allah berjanji akan memberikan anak pada keduanya. Tapi janji
Allah tidak bergantung pada iman Sarai, Allah memenuhi janji-Nya sesuai dengan rencana-
Nya. Bisakah Anda menunggu selama itu untuk sebuah berkat? Sarai mungkin menertawakan
janji Allah itu, tetapi dia mencoba mempercayai-Nya hingga membuahkan hasil. Kemudian
dia tertawa kegirangan atas apa yang dilakukan Allah.
2) Hagar: Bertahan dalam kesesakan
Hagar adalah budak Mesir sekaligus pelayan Sarai, istri Abraham. Dia tidak banyak
bicara ketika Sarai memberikannya kepada Abraham. Kendati statusnya berubah menjadi istri
Abraham, Hagar tetaplah menjadi nomor dua setelah Sarai. Setelah Hagar hamil, ia
memandang rendah Sarai dan terjadi keretakan dalam hubungan Sarai dan Hagar. Sarai mulai
menindasnya hingga Hagar melarikan diri ke kampung halamannya. Namun di tengah
perjalanan, Malaikat Tuhan menghampiri Hagar dan menyuruhnya kembali serta menjanjikan
banyak keturunan melalui putranya, Ismael.
Kejadian 21 memberitahu kita Hagar dan Ismael dikirim ke padang gurun dan Hagar
yakin bahwa keduanya akan mati. Tetapi Tuhan menunjukkan sebuah sumur, dan berkata
“Bangunlah, angkatlah anak itu, dan bimbinglah dia, sebab Aku akan membuat dia menjadi
bangsa yang besar.” (Kej. 21: 18). Hagar mengira kesengsaraannya akan berakhir, tetapi
Tuhan kembali memanggilnya ke sana. Dia patuh dan Tuhan memberkati Hagar dan putranya
seperti yang Dia janjikan.
3) Ribka: Kepercayaan
Ribka adalah seorang yang sangat beriman. Dia menaati Tuhan ketika hamba Ishak
memberitahunya ada pria yang ingin menikahinya. Kejadian 25 memberitahu kita ketika
Ribka hamil, Tuhan mengatakan, “Dua bangsa ada dalam kandunganmu, dan dua suku
bangsa akan berpencar dari dalam rahimmu; suku bangsa yang satu akan lebih kuat dari yang
lain, dan anak yang tua akan menjadi hamba kepada anak yang muda.”
Pada masa itu, biasanya yang tua tidak akan pernah melayani yang lebih muda, dan
putra sulung akan mewarisi segala yang terbaik. Ketika Ishak semakin tua, ia meminta Esau,
anak sulungnya untuk berburu dan menyiapkan makanan untuk nya agar dia bisa
memberkatinya. Tetapi Ribka mendengarnya dan mengatakan kepada Yakub untuk
menyiapkan makanan untuk Ishak terlebih dahulu. Yakub ragu untuk menipu ayahnya, tetapi
Ribka mengatakan dalam Kejadian 27, “Akulah yang menanggung kutuk itu, anakku;
dengarkan saja perkataanku, pergilah ambil kambing-kambing itu.” Pada saat itu Ribka
mengingat dan menanggapi dengan serius tentang apa yang dikatakan Tuhan pada masa
kehamilannya.
Ribka mempertaruhkan penipuan untuk mengikuti janji Tuhan karena dia percaya apa
yang Tuhan katakan pada masa kehamilannya. Perlu dicatat bahwa TUHAN TIDAK
MEMANGGIL RIBKA UNTUK MENIPU, tetapi Tuhan berdaulat atas pilihan baik atau
buruk yang mungkin kita perbuat.
4) Yokhebed: Penuh dengan rencana
Pada masa Yokhebed melahirkan Musa, semua bayi laki-laki diperintahkan untuk
dibunuh karena pemerintah pada masa itu khawatir keturunan Ibrani jadi lebih banyak
dibanding keturunan Mesir. Jadi Yokhebed menyembunyikan Musa selama 3 bulan. Keluaran
2 memberi tahu bahwa Yokhebed tidak bisa menyembunyikannya lagi sehingga Yokhebed
melapisi keranjang papirus, meletakkan bayi Musa di dalamnya, lalu dia meletakkannya di
alang-alang di sepanjang tepi Sungai Nil. Miryam, putri Yokhebed melihat apa yang terjadi
dengan bayi itu.
Putri Firaun yang sedang mandi melihat keranjang itu dan meminta pelayannya untuk
mengambil keranjang tersebut. Dia menemukan seorang bayi laki-laki Ibrani yang menangis
dan merasa kasihan kepadanya. Kemudian Miryam bertanya kepada putri Firaun, apakah dia
ingin seorang wanita Ibrani menyusui bayi tersebut, dan dia setuju. Miryam dan Yokhebed
mendatangi putri Firaun untuk menyusui bayinya sendiri. Putri Firaun membayar Yokhebed
untuk merawat dan membesarkan bayi itu sampai cukup besar untuk tinggal bersamanya.
Kemudian dia mengadopsi putra Yokhebed dan menamainya Musa
Yokhebed mencari cara untuk menyelamatkan anaknya, dan Tuhan memberkatinya.
Tidak hanya menyelamatkan anaknya dari kematian, Yokhebed juga bisa merawat dan
membesarkannya hingga cukup umur untuk tinggal bersama putri Firaun. Putranya, Musa,
melanjutkan untuk membebaskan orang-orang Ibrani dari Mesir, dia memimpin mereka di
padang pasir menuju Tanah Perjanjian sesuai dengan rencana Tuhan. Menjadi seorang ibu
bukanlah hal yang mudah. Kita perlu mempersiapkan diri dari berbagai aspek, mulai dari
mental, pengetahuan, hingga iman. Semoga kisah ibu-ibu yang luar biasa dari Alkitab ini
dapat menginspirasi Anda menjadi seorang ibu yang hebat bagi anak-anak Anda.
5) Ibu Simson: Mengikuti perintah Allah
Meski namanya tidak disebutkan, tetapi kisahnya ditulis dengan jelas dalam kitab
Hakim-hakim 13. Dia menikah dengan pria bernama Manoah namun tidak bisa hamil sebab
ia mandul. Kemudian malaikat Tuhan menghampirinya dan memberi tahu bahwa ia memang
mandul, tetapi ia akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ia tidak boleh
minum anggur atau minuman yang memabukkan dan tidak boleh makan sesuatu yang haram
karena anak itu akan menjadi seorang nazir Allah sejak dalam kandungan dan kepalanya
tidak boleh disentuh oleh pisau cukur.
Ketika suaminya takut mereka akan mati karena telah melihat wajah Allah, ia
mengatakan Allah tidak akan memberitahukan hal-hal ini (anak yang dikandung) jika hendak
membunuh mereka. Kemudian dia melahirkan dan menamai bayi itu Simson.
6) Naomi: Ibu mertua yang menyayangi menantunya
Naomi dan keluarganya melarikan diri ke negeri Moab karena kelaparan di negeri
mereka. Suaminya meninggal dan kedua putranya menikahi wanita Moab, Orpa dan Rut. 10
Tahun kemudian kedua putranya meninggal dan Naomi mendengar bahwa Tuhan telah
memberkati negeri bangsanya dengan makanan lagi. Dia memberi tahu kedua menantu
perempuannya bahwa mereka boleh kembali ke rumah mereka dan mencari suami baru.
Sekalipun keduanya menangisi kematian suami mereka, Orpa kembali ke bangsanya dan
dewa-dewanya. Sedangkan Rut berkata:
“Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti
engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau
bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; di
mana engkau mati, aku pun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan. Beginilah kiranya
TUHAN menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apa pun
memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!” (Rut 1: 16-17).
Rut belajar tentang iman dari Naomi, bahkan di masa kepahitan sekalipun. Naomi
terus mengajari Rut dengan bijaksana saat berurusan dengan Boas. Tuhan memberkati
Naomi. Ketika Rut dan Boas memiliki seorang anak, wanita di neregi itu berkata kepada
Naomi,. “Terpujilah TUHAN, yang telah rela menolong engkau pada hari ini dengan seorang
penebus. Termasyhurlah kiranya nama anak itu di Israel. Dan dialah yang akan menyegarkan
jiwamu dan memelihara engkau pada waktu rambutmu telah putih; sebab menantumu yang
mengasihi engkau telah melahirkannya, perempuan yang lebih berharga bagimu dari tujuh
anak laki-laki.” (Rut 4:14-15)
7) Hana: Menepati janji
Hana menikahi seorang pria yang sangat mencintainya, tetapi pria tersebut memiliki
istri selain Hana. Istri ini mampu melahirkan anak bagi suaminya, tetapi Tuhan menutup
rahim Hana sehingga ia tidak bisa hamil (1 Sam. 1:5-6). Istri lainnya terus menerus
memprovokasi Hana. Sementara suaminya berusaha menghiburnya dan berkata, “Mengapa
hatimu sedih? Bukankah aku lebih berharga bagimu dari pada sepuluh anak laki-laki?” (1
Sam. 1: 8).
Kemudian Hana pergi ke rumah Tuhan untuk berdoa. Dia menangs dengan sedih dan
mengatakan “TUHAN semesta alam, jika sungguh-sungguh Engkau memperhatikan sengsara
hamba-Mu ini dan mengingat kepadaku dan tidak melupakan hamba-Mu ini, tetapi
memberikan kepada hamba-Mu ini seorang anak laki-laki, maka aku akan memberikan dia
kepada TUHAN untuk seumur hidupnya dan pisau cukur tidak akan menyentuh kepalanya.”
(1 Sam. 1: 11)
Dia berdoa dengan sungguh-sungguh sampai bibirnya bergerak namun tidak
mengeluarkan sehingga membuat imam Eli berpikir ia mabuk. Tuhan memberkati Hana dan
dia melahirkan seorang anak laki-laki dan menamainya Samuel sebab katanya, “Aku telah
memintanya dari pada TUHAN.” (1 Sam. 1: 20). Hana melakukan seperti yang dia janjikan.
Ketika Samuel cukup besar, dia membawanya ke rumah Tuhan dan menyerahkannya kepada
Imam Eli. Kemudian Hana berdoa, “Hatiku bersukaria karena TUHAN, tanduk kekuatanku
ditinggikan oleh TUHAN; mulutku mencemoohkan musuhku, sebab aku bersukacita karena
pertolongan-Mu.” (1 Sam. 2: 1)
8) Elizabet: Ibu yang percaya pada mujizat
Elizabet menikah dengan seorang imam bernama Zakharia. Lukas 1 memberi tahu
kita bahwa mereka adalah orang benar di hadapan Allah dan menjalankan semua perintah-
Nya. Mereka sudah tua dan masih belum memiliki anak. Di zaman itu, orang yang tidak
memiliki anak dinilai memiliki dosa yang menghalangi. Ini adalah hal yang sulit bagi
Elizabet, terutama suaminya adalah seorang imam.
Ketika Zakharia melayani di bait suci, seorang malaikat Tuhan, Gabriel mendekatinya
dan berkata, “Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan dan Elisabet,
isterimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia
Yohanes. Engkau akan bersukacita dan bergembira, bahkan banyak orang akan bersukacita
atas kelahirannya itu.” (Lukas 1: 13-14). Zakharia masih bingung dan ragu dengan hal ini
selama masa kehamilan Elizabet. Sementara Elizabet sangat gembira atas berkat ini dan
berkata, “Inilah suatu perbuatan Tuhan bagiku, dan sekarang Ia berkenan menghapuskan
aibku di depan orang. (Lukas 1: 25) Ketika tiba saatnya Elizabet melahirkan, dia menamainya
Yohanes.
9) Maria: Ibu yang diberkati di antara wanita
Maria seorang perawan yang telah bertunangan dengan seorang pria. Malaikat Jibril
menghampiri mereka dan berkata, “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih
karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan
seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. akan menjadi besar dan
akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-
Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub
sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.” (Lukas 1: 31)
Maria bertanya-tanya bagaimana ini bisa terjadi, dan malaikat itu berkata kepadanya,
“Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau;
sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.” (Lukas 1: 35).
Maria menerima kata-kata ini dalam iman. Ketika dia mengunjungi sepupunya Elizabeth,
Elizabeth menyatakan, “Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah
buah rahimmu.” (Lukas 1: 42) Maria percaya bahwa Tuhan akan memenuhi janji-Nya.
Seorang malaikat Tuhan juga mengunjungi Yusuf, yang menjelaskan tentang
kehamilan Maria. Seperti yang kit abaca dlaam Matius 1, Yusuf mengambil Maria menjadi
istrinya tetapi mereka tidak menyempurnakan pernikahan mereka sampai Maria melahirkan. .
Maria dan Yusuf pergi ke Betlehem untuk sensus, dan dia melahirkan di lingkungan yang
paling sederhana. Maria menyimpan banyak hal di dalam hatinya saat dia membesarkan
Yesus. Dia juga harus menanggung pengorbanan terbesar sepanjang masa; putranya adalah
Putra Allah dan Dia telah datang untuk menyerahkan diri-Nya sebagai korban, satu-satunya
pengorbanan yang bisa dibuat untuk manusia. Maria harus menyaksikan Yesus menderita,
disiksa dan diejek, dan mati dengan kejam di kayu salib dengan penyaliban.
Yohanes 19 memberitahu, “Dan dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara ibu-
Nya, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena. Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid
yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: "Ibu, inilah, anakmu!"
Kemudian kata-Nya kepada murid-Nya: "Inilah ibumu!" Dan sejak saat itu murid itu
menerima dia di dalam rumahnya.” (25-27).
Bahkan ketika Dia sedang sekarat, Yesus merawat ibu-Nya dan memberinya seorang
putra baru untuk mencintainya. Maria diberkati di antara para wanita, karena dia dipilih oleh
Allah untuk melahirkan Putra-Nya dan membesarkan-Nya. Meskipun ada kematian, namun
ada sukacita bagi Maria, karena putranya tidak tetap mati. Dia bangkit kembali dari kubur,
mengamankan keabadian baginya dan semua orang yang percaya.

Anda mungkin juga menyukai