Anda di halaman 1dari 11

2 ALASAN PERSEMBAHAN HABEL

DITERIMA TUHAN (KEJADIAN 4:1-5)


Teologia Reformed

Pdt. Esra Alfred Soru, STh, MPdK.


Kejadian 4:1-5 – (1) Kemudian manusia itu bersetubuh dengan
Hawa, isterinya, dan mengandunglah perempuan itu, lalu
melahirkan Kain; maka kata perempuan itu: "Aku telah mendapat
seorang anak laki-laki dengan pertolongan TUHAN." (2)
Selanjutnya dilahirkannyalah Habel, adik Kain; dan Habel menjadi
gembala kambing domba, Kain menjadi petani. (3) Setelah
beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada
TUHAN sebagai korban persembahan; (4) Habel juga mempersembahkan korban persembahan
dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel
dan korban persembahannya itu, (5) tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-
Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram.

Kisah Kain dan Habel adalah kisah yang sudah sangat terkenal. Manusia pertama Adam dan
Hawa dikatakan melahirkan 2 orang anak yakni Kain dan Habel. Lalu Kain membunuh Habel
berarti manusia hanya tinggal 3 orang di dunia saat itu yakni Adam, Hawa dan Kain. Kalau
demikian maka kisah ini juga memunculkan sejumlah pertanyaan yakni Kain mendapatkan isteri
darimana?

Kejadian 4:17 - Kain bersetubuh dengan isterinya dan mengandunglah perempuan itu, lalu
melahirkan Henokh; ….”

Juga, setelah membunuh Habel, Kain takut pada siapa?

Kejadian 4:14 - Engkau menghalau aku sekarang dari tanah ini dan aku akan tersembunyi dari
hadapan-Mu, seorang pelarian dan pengembara di bumi; maka barangsiapa yang akan bertemu
dengan aku, tentulah akan membunuh aku."

Atau apakah mungkin Kain tidak tahu bahwa manusia hanya tinggal 3 orang? Persoalannya Allah
juga secara implisit mendukung kata-kata Kain :

Kejadian 4:15 - Firman TUHAN kepadanya: "Sekali-kali tidak! Barangsiapa yang membunuh Kain
akan dibalaskan kepadanya tujuh kali lipat." …”

Terhadap 2 pertanyaan pertama, Agus Miradi memberikan jawaban dalam bukunya “Siapakah
Manusia Pertama itu? bahwa manusia yang dibicarakan dalam Kejadian 1 dan Kejadian 2 itu
berbeda. Dia mengatakan bahwa di Kejadian 1, manusia laki-laki dan perempuan diciptakan
sekaligus.

Kejadian 1:27 - Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar
Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuandiciptakan-Nya mereka.

Sedangkan dalam Kejadian 2 manusia laki-laki dibentuk dari tanah, dihembuskan nafas ke dalam
hidungnya. Setelah itu perempuan dibentuk dari tulang rusuk laki-laki.

Kejadian 2:7,21,22 – (7) ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan
menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk
yang hidup (21) Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN
Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. (22)
Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang
perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.

Jadi laki-laki dan perempuan tidak diciptakan segera dan bersamaan.

Selanjutnya dalam Kejadian 1, manusia itu tidak ada nama. Tapi dalam Kejadian 2, manusia itu
diberi nama yakni Adam dan Hawa. Jadi kesimpulannya Adam adalah manusia di Kejadian 2
sedangkan manusia di Kejadian 1 bukan Adam melainkan sepasang manusia purba. Sepasang
manusia purba ini sudah berkembang biak dan cukup banyak pada saat Adam hidup. Jadi yang
ditakuti oleh Kain itu adalah keturunan manusia purba ini dan Kain mendapatkan isteri dari salah
seorang keturunan manusia purba itu. 

Walaupun apa yang dikatakan Agus Miradi ini menarik tetapi ini tetap salah. Tanggapan saya
untuk teori Agus Miradi ini sebagai berikut :

1. Kalau teori Miradi betul maka Adam bukanlah manusia pertama. Tapi persoalannya Alkitab
mengatakan secara eksplisit bahwa Adam adalah manusia pertama.

1 Korintus 15:45 - Seperti ada tertulis: "Manusia pertama, Adam menjadi makhluk yang hidup",
tetapi Adam yang akhir menjadi roh yang menghidupkan.

2. Adalah tidak benar bahwa dalam Kejadian 1 manusianya tidak diberi nama sedangkan manusia
manusia di Kejadian 2 baru diberi nama Adam dan Hawa. Yang benar adalah dalam Kejadian 1
dan 2 nama Adam dan Hawa sama sekali tidak muncul.

Nama Hawa muncul pertama kali dalam pasal 3:20 sedangkan nama Adam muncul pertama kali
dalam pasal 4:25.

Kejadian 3:20 - Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu
semua yang hidup.
Kejadian 4:25 - Adam bersetubuh pula dengan isterinya, lalu perempuan itu melahirkan seorang
anak laki-laki dan menamainya Set,…”

3. Adanya perbedaan cerita penciptaan manusia dalam Kejadian 1 dan 2 tidak berarti bahwa
manusia dalam Kejadian 1 berbeda dengan manusia dalam Kejadian 2. Itu adalah cara berpikir
dan gaya tulis orang Ibrani yakni memulai dari hal yang umum/kesimpulan lalu menyusul pada
penjelasan/detail-detailnya. (Ini terbalik dengan kita yang selalu mulai dengan detail dan
menyusul kesimpulan).

Misalnya kalau kita mau menceritakan bahwa kita sakit, kita akan bercerita demikian : “Hari senin
saya ke Soe, selasa ke Dili, rabu kembali ke Soe, kamis ke Kupang, jumat ke Rote, sabtu kembali
kupang. Akhirnya saya jatuh sakit”. Tetapi kalau orang Ibrani yang bercerita maka ia akan
bercerita demikian : “Saya jatuh sakit. Hari senin saya ke Soe, selasa ke Dili, rabu kembali ke Soe,
kamis ke Kupang, jumat ke Rote, sabtu kembali kupang”. Cara berpikir semacam ini yang nampak
dalam kitab Kejadian 1:1 : “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi” yang adalah
kesimpulannya setelah itu baru disusul dengan cerita penciptaan per hari. Demikian juga dengan
penciptaan manusia di mana cerita dalam Kejadian 1 bahwa Allah menciptakan manusia laki-laki
dan perempuan adalah kesimpulannya. Tetapi bagaimana proses penciptaan itu baru dijelaskan
dalam pasal 2 yakni manusia laki-laki dibentuk dari debu tanah dan manusia perempuan
dibentuk dari tulang rusuk laki-laki. Jadi manusianya tetap sama hanya cara penceritannya yang
berbeda.

Jadi teori Agus Miradi ini salah total! Adam tetap adalah manusia pertama.

Nah, kalau Adam tetap adalah manusia pertama, lalu bagaimana dengan masalah kita? Kain takut
pada siapa dan darimana Kain mendapatkan isteri? Memang akan sukar menjawab pertanyaan ini
kalau kita hanya berpikir bahwa Adam Hawa hanya mempunyai 2 orang anak yakni Kain dan
Habel. Tidak! Mereka mempunyai anak yang banyak, laki-laki dan perempuan.

Kejadian 5:4 - Umur Adam, setelah memperanakkan Set, delapan ratus tahun, dan ia
memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan.

Karena itu boleh dipastikan bahwa Kain mengawini salah seorang saudara kandungnya. Ini tidak
terhindarkan! Apakah ini dosa berdasarkan Im 18:9?

Imamat 18:9 - Mengenai aurat saudaramu perempuan, anak ayahmu atau anak ibumu, baik yang
lahir di rumah ayahmu maupun yang lahir di luar, janganlah kausingkapkan auratnya.

BIS : Jangan bersetubuh dengan saudaramu perempuan atau saudara tirimu, baik yang
dibesarkan serumah dengan engkau maupun yang dibesarkan di rumah lain

Tidak! Karena pada zaman Kain, peraturan ini belum keluar. Misalnya Abraham mengawini Sara
yang adalah saudaranya sendiri.
Kejadian 20:12 - Lagipula ia benar-benar saudaraku, anak ayahku, hanya bukan anak ibuku, tetapi
kemudian ia menjadi isteriku.

Ini tentu menyalahi Im 18:11 :

Imamat 18:11 - Mengenai aurat anak perempuan dari seorang isteri ayahmu, yang lahir pada
ayahmu sendiri, janganlah kausingkapkan auratnya, karena ia saudaramu perempuan.

BIS : Jangan bersetubuh dengan saudaramu perempuan yang seayah lain ibu atau seibu lain
ayah, karena dia saudaramu juga.

Tetapi sama sekali Tuhan tidak menyalahkan Abraham karena memang pada zaman Abraham
peraturan tersebut belum keluar.

Jadi sama sekali tidak dosa jika Kain kawin dengan saudara perempuannya. Ini tidak boleh terjadi
sekarang karena larangannya sudah keluar di Im 18 dan juga perkawinan antar saudara dekat
akan mengakibatkan kecacatan mental. Selanjutnya Alkitab juga tidak menceritakan pada umur
berapa Kain membunuh Habel dan apakah pada saat dibunuh Habel sudah kawin atau belum.
Bisa jadi Habel sudah mempunyai isteri dan anak-anak juga sehingga Kain lalu takut terhadap
pembalasan dendam dari isteri dan anak-anak Habel. Jadi selesailah masalahnya!

Kita tinggalkan dulu persoalan-persoalan ini, dan sekarang mari kita membahas tema kita yakni
“IBADAH YANG DITERIMA ALLAH”. Teks kita menceritakan tentang persembahan yang diberikan
oleh Kain dan Habel.

Kejadian 4:3-4 - (3) “…maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanahitu kepada TUHAN
sebagai korban persembahan; (4) Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak
sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya

Membawa korban persembahan kepada Tuhan di dalam PL adalah sama dengan beribadah. Jadi
di sini kita boleh katakan bahwa Kain dan Habel sama-sama beribadah kepada Tuhan. Tetapi lalu
diceritakan bahwa persembahan/ibadah Habel diterima sedangkan persembahan/ibadah Kain
ditolak oleh Tuhan.

Kejadian 4:4-5 - (4) “… maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu, (5)
tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya.

Tentang darimana mereka tahu persembahan mereka diterima dan ditolak tidak dijelaskan. Guru
Sekolah Minggu mengajarkan bahwa asap persembahan Habel lurus ke atas sedangkan asap
persembahannya Kain naik secara bengkok. Tetapi jelas Alkitab tidak menjelaskan masalah ini.
Mungkin mereka mengetahuinya dari kehidupan selanjutnya di mana Tuhan memberkati
pekerjaan Habel tetapi tidak memberkati pekerjaan Kain.

Bahwa Tuhan menolak persembahan Kain dan menerima persembahan Habel mengajarkan
kepada kita bahwa Tuhan tidak selamanya mau menerima seadanya ibadah dari setiap orang.
Kisah Kain dan Habel menyatakan kepada kita bahwa ada ibadah yang diterima Tuhan dan ada
ibadah yang ditolak Tuhan. Jadi belum tentu sewaktu saudara beribadah, Tuhan menerima ibadah
saudara. Dia bisa saja menerima tetapi bisa juga menolak ibadah saudara! Termasuk dalam
ibadah saat ini! Kalau begitu sekarang kita bertanya, mengapa Tuhan menerima
persembahan/ibadah Habel tetapi menolak persembahan/ibadah Kain? Ada beberapa penafsiran
:

a. Karena dikatakan bahwa Kain memberikan persembahan hanya sebagian saja.

Kejadian 4:3 - Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari
hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban persembahan...

Keberatan :

1. Kata-kata “sebagian” dalam ayat ini tidak ada dalam bahasa aslinya.

Bandingkan dengan beberapa terjemahan di bawah ini :

KJV - And in process of time it came to pass, that Cain brought of the fruit of the ground an
offering unto the LORD.

BBE - And after a time, Cain gave to the Lord an offering of the fruits of the earth.

DRB - And it came to pass after many days, that Cain offered, of the fruits of the earth, gifts to
the Lord.

2. Habel juga tidak dikatakan memberikan seluruh hasilnya.

Kejadian 4:4 - Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing
dombanya, yakni lemak-lemaknya;…”

3. Tuhan tidak pernah melihat jumlah persembahan sebagai ukuran (Band. Janda miskin di Lukas
21). Kecuali kalau memang orangnya karena kikir lalu memberikan hanya sedikit padahal uangnya
banyak.

Jadi rasanya bukan ini alasannya Tuhan menolak persembahan Kain.

b. Karena korban Kain adalah korban yang tidak berdarah sedangkan korban Habel adalah korban
yang berdarah.
Kejadian 4:3-4 - (3) “…maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN
sebagai korban persembahan; (4) Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak
sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya.

John F. Walvoord - Kenyataan bahwa persembahan Habel diterima karena dipersembahkan


dengan iman (Ibrani 11:4) tidaklah membuang sifatnya yang penting. Karena Habel percaya pada
penyataan Allah mengenai korban-korban, maka ia mempersembahkan korban domba yang
bertentangan dengan korban Kain yang tak berdarah. Oleh karena itu Habel merupakan tipe dari
Kristus dalam hidupnya sebagai gembala, dalam persembahannya dan dalam kematianya. (Yesus
Kristus Tuhan Kita, hal. 56).

William Barclay - Tidak ada petunjuk mengapa Allah lebih mengindahkan korban Habel daripada
korban Kain. Mungkin saja bahwa satu-satunya korban yang dapat dipersembahkan manusia
kepada Allah ialah miliknya yang paling berharga. Dan milik yang paling berharga itu ialah
hidupnya sendiri; dan bagi bangsa Ibrani, darah senantiasa berarti hidup. Kita dapat memahami
hal itu sebab jika darah dicurahkan keluar, maka kehidupan akan binasa. Atas dasar itu maka
satu-satunya korban yang benar kepada Allah adalah korban darah. Korban Habel adalah
makhluk hidup, sedangkan korban Kain bukan; maka dari itu korban Habel lebih dapat diterima.
(The Daily Bible Study: The Letter to the Hebrews, hal. 177).

John Wesley Brill - Keselamatan habel adalah oleh iman. Allah menyaksikan bahwa korban Habel
lebih indah daripada korban Kain, sebab korban Habel adalah korban berdasarkan iman. Habel
menurut kehendak Allah, sedangkan Kain tidak. Tetapi bagaimana kehendak Allah dinyatakan?
Hal ini ditulis dalam Kejadian 3:15, di mana Injil untuk pertama kali disebutkan. Habel memahami
perjanjian itu, bahwa seorang Penebus akan datang dan dengan kematian-Nya, Penebus itu akan
mengadakan “suatu korban karena dosa”. Karena semuanya itu, Habel telah mengorbankan
seekor domba. Korban domba dituntut oleh Allah dari Adam dan Hawa pada waktu mereka
berdosa. Lagi pula Tuhan telah memberikan lukisan tentang korban domba pada waktu Tuhan
menyembelih domba dan menggunakan kulitnya untuk pakaian Adam dan hawa. Pastilah Tuhan
sudah menyuruh mereka mempersembahkan domba sebagai “korban karena dosa”. Kain dan
Habel mengetahui hal itu, tetapi Kain tidak menurut perintah Tuhan, lalu mempersembahkan
buah-buahan. Kain tidak beriman bahwa Allah akan menjadikan Juruselamat seperti yang
dikatakan dalam Kejadian 3:15. (Tafsiran Surat Ibrani, hal.178). 

Keberatan :

Peraturan tentang korban berdarah baru diberikan pada zaman yang lebih kemudian (zaman
Musa). 
Salahkah Kain jika dia mempersembahkan kepada Tuhan sesuai dengan profesi / pekerjaan dia
sebagai seorang petani? 

Kejadian 4:2 - Selanjutnya dilahirkannyalah Habel, adik Kain; dan Habel menjadi gembala
kambing domba, Kain menjadi petani
Dalam Hukum Taurat pun, persembahan tidak selamanya harus berdarah. 

Imamat 2:1,4,14 – (1) "Apabila seseorang hendak mempersembahkan persembahan berupa


korban sajian kepada TUHAN, hendaklah persembahannya itu tepung yang terbaik dan ia harus
menuangkan minyak serta membubuhkan kemenyan ke atasnya. (4) Apabila engkau hendak
mempersembahkan persembahan berupa korban sajian dari apa yang dibakar di dalam
pembakaran roti, haruslah itu dari tepung yang terbaik, berupa roti bundar yang tidak beragi,
yang diolah dengan minyak, atau roti tipis yang tidak beragi, yang diolesi dengan minyak. (14)
Jikalau engkau hendak mempersembahkan korban sajian dari hulu hasil kepada TUHAN, haruslah
engkau mempersembahkan bulir gandum yang dipanggang di atas api, emping gandum baru,
sebagai korban sajian dari hulu hasil gandummu.

John J. Davis - Istilah yang diterjemahkan “korban persembahan” dalam bagian ini adalah
“minha”, dipakai dalam hukum kitab Imamat tentang korban sajian tanpa penumpahan darah,
yang terdiri atas tepung dan minyak atau tepung yang dibubuhi kemenyan (Imamat 2:1,4,14,15).
Istilah ini dipakai juga di PL dalam arti yang lebih luas, termasuk baik persembahan tanpa
penumpahan darah maupun persembahan dengan penumpahan darah. Jelaslah, yang
dimaksudkan di sini adalah dalam arti yang lebih luas. (Paradise to Prison, hal. 103).

Dengan demikian rasanya tidak tepat kalau dikatakan bahwa Tuhan menerima / menolak
persembahan Habel dan Kain berdasarkan jenis persembahan.

Kalau begitu apa alasan yang sesungguhnya? Saya melihat ada 2 alasan mendasar mengapa
Tuhan menerima persembahan/ibadah Habel dan menolak persembahan/ibadah Kain :

I. KARENA HABEL BERIMAN SEDANGKAN KAIN TIDAK.

Darimana kita mengetahui hal ini? Bahwa Habel adalah orang beriman terlihat dari Ibrani 11:4.

Ibrani 11:4 : Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik
dari pada korban Kain. Dengan jalan itu ia memperoleh kesaksian kepadanya, bahwa ia benar,
karena Allah berkenan akan persembahannya itu…”

Jelas dikatakan bahwa Habel adalah orang beriman. Karena iman itu maka dia memberikan
persembahan dan lalu Allah berkenan akan persembahannya.

Bahwa Kain bukan orang beriman terlihat dari 1 Yohanes 3:12 :

1 Yohanes 3:12 : bukan seperti Kain, yang berasal dari si jahat dan yang membunuh adiknya.

BIS - Janganlah kita seperti Kain, yang menjadi anak Iblis dan membunuh saudaranya sendiri. …”

Bahwa Kain dikatakan berasal dari si jahat, atau anak iblis jelas menunjukkan bahwa dia sama
sekali bukan orang beriman. Bandingkan dengan kata-kaa Yesus :
Yohanes 8:44 - Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan
bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di
dalam dia tidak ada kebenaran….”

Berarti sebagai anak iblis, Kain tidak hidup dalam kebenaran dan di dalam dia tidak ada
kebenaran. Ini tidak mungkin adalah orang beriman.

Jadi rupanya persembahan Habel diterima karena Habel adalah orang beriman sedangkan
persembahan Kain ditolak karena Kain bukan orang beriman. Perhatikan ayat ini :

Ibrani 11:6a : “Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah”.

Nah, karena Kain bukan orang beriman sudah pasti persembahan/ibadahnya tidak berkenan
kepada Allah. Bahkan kalau kita berbicara lebih jauh, tanpa iman bukan saja orang menjadi tidak
berkenan kepada Allah tetapi bahkan apa saja yang ia buat adalah dosa.

Roma 14:23 : “…Dan segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman, adalah dosa.

Jikalau seseorang berbuat jahat, sudah pasti itu adalah dosa. Tetapi pada saat dia berbuat baik
seperti menolong orang sakit/kecelakaan, memberikan sumbangan untuk korban bencana alam,
membantu pembangunan gereja, dsb tetapi ternyata dia bukan orang beriman maka ayat di atas
berlaku sehingga menolong orang sakit/kecelakaan, memberikan sumbangan untuk korban
bencana alam, membantu pembangunan gereja justru menjadi dosa. Jadi bagi seorang yang
tidak beriman, berbuat jahat adalah dosa. Berbuat baik juga adalah dosa. Mungkin saudara
berpikir kalau berbuat baik juga adalah dosa, sebaiknya tidak usah berbuat baik. Tapi pada saat
saudara tidak mau berbuat baik maka saudara berdosa lagi.

Yakobus 4:17 - Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak
melakukannya, ia berdosa.

Jikalau ini patokanya maka bagi seorang yang tidak beriman, seluruh hidupnya adalah dosa.
Tidak ada 1 kebaikan pun di dalam dirinya. Kebaikannya adalah 0 (nol). Ini sejalan dengan kata-
kata Paulus 

Roma 3:12 - Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang
berbuat baik, seorang pun tidak.

Titus 1:15 – “…bagi orang tidak beriman suatu pun tidak ada yang suci, karena baik akal maupun
suara hati mereka najis.

Atas dasar ini maka iman Kristen mengajarkan bahwa manusia tidak bisa diselamatkan dengan
perbuatan baik. Bagaimana bisa diselamatkan dnegan perbuatan baik sedangkan perbuatan
baiknya 0 (nol) atau tidak ada sama sekali? Yang ada hanya dosa! Seandainya ada kebaikan, lalu
seluruh kebaikan itu dikumpulkan dan dibawa di hadapan Allah, Allah akan menilainya sebagai
kain kotor.

Yesaya 64:6 - Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti
kain kotor…

“Kain kotor” di sini adalah kain pembalut wanita pada saat haid. Apakah kita mau andalkan kain
pembalut ini sebagai tiket untuk masuk surga? Itu gila namanya!

Atas dasar ini pula maka Kristen yang alkitabiah pasti akan menyatakan bahwa semua orang yang
tidak beriman (di dalam agama lain) tidak mungkin diselamatkan. Seluruh hidup mereka adalah
dosa, tidak ada 1 kebaikan pun di mata Tuhan. Karean itu jangan percaya dengan ajaran sesat
pluralisme yang mengajarkan bahwa di dalam agama lain pun ada keselamatan. Jadi kalau
seseorang tidak beriman maka seluruh perbuatannya adalah dosa dan sudah pasti Allah tidak
berkenan atas apa pun yang diperbuatnya termasuk ibadahnya. Itulah sebabnya sewaktu Kain
memberikan persembahan/beribadah, tidak berimannya dia menyebabkan
persembahan/ibadahnya itu menjadi dosa dan karena itu maka Tuhan menolak
persembahan/ibadahnya. Sedangkan Habel adalah orang beriman sehingga persembahannya
diterima oleh Tuhan.

Ini penting bagi kita! Ingat, kalau saudara tidak beriman, maka seluruh hidup saudara dan seluruh
perbuatan saudara adalah dosa sekalipun bersifat rohani seperti kebaktian, Vocal Group / Paduan
Suara, mengajar Sekolah Minggu, kunjungan jemaat, memimpin liturgi, bahkan berkhotbah.
Semakin saudara giat dalam hal-hal itu, dosa saudara semakin bertambah! Kalau saudara mau
berhenti, dosa saudara bertambah juga. Tetapi mungkin saudara berpikir bahwa saudara sudah
beriman. Tapi tunggu dulu, iman yang bagaimana? Persoalannya adalah ada banyak orang yang
sebenarnya belum beriman, mereka cuma Kristen KTP saja. Mereka aktif di dalam gereja, bahkan
duduk sebagai petinggi-petinggi gereja tapi sebenarnya mereka belum sungguh-sungguh
beriman bahkan ada yang masih kafir sama sekali. Orang-orang seperti ini tidak pernah
mempunyai iman yang sesungguhnya. Mereka akan masuk ke neraka biar pun mereka sewaktu di
dunia aktif dalam hal-hal rohani. Menyadari akan hal ini maka seharusnya kita semua memeriksa
diri apakah saya sudah beriman sungguh-sungguh kepada Tuhan atau tidak. Jika tidak maka
bukan saja seluruh ibadah kita tidak diterima, bahkan itu adalah dosa di hadapan Tuhan.

II. KARENA HABEL HIDUP BENAR SEDANGKAN KAIN HIDUP JAHAT.

Bahwa Habel hidup benar dan Kain hidup jahat terlihat dari ayat ini :

Matius 23:35 - supaya kamu menanggung akibat penumpahan darah orang yang tidak bersalah
mulai dari Habel, orang benar itu,…”

CEV - That's why you will be held guilty for the murder of every good person, beginning with the
good man Abel (Habel orang baik itu)….
1 Yohanes 3:12 : bukan seperti Kain, yang berasal dari si jahat dan yang membunuh adiknya. Dan
apakah sebabnya ia membunuhnya? Sebab segala perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya
benar.

Tentang 1 Yohanes 3:12 ini, perhatikan kata-kata “Dan apakah sebabnya ia membunuhnya? Sebab
segala perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar. Ini menunjukkan bahwa bukan karena
Kain membunuh Habel maka ia dikatakan jahat melainkan karena ia jahat makanya ia membunuh
Habel. Jadi Kain sebenarnya sudah jahat sebelum membunuh Habel. Berarti pada saat dia datang
memberikan persembahan/beribadah kepada Tuhan, hidupnya memang sudah jahat. Ini
membuat Tuhan tidak berkenan kepada dirinya sehingga lalu apa yang ia persembahkan juga
ditolak oleh Tuhan. Ini berbeda dengan Habel yang hidupnya baik/benar. Maka Tuhan berkenan
kepada dirinya dan karena itu lalu apa yang ia persembahkan diterima oleh Tuhan.

Jadi di sini kita mendapat satu kebenaran bahwa pertama-tama Tuhan selalu melihat diri / pribadi
orang terlebih dahulu setelah itu baru persembahan / ibadahnya. Jikalau Tuhan sudah tidak
berkenan pada diri / pribadi orang itu, maka sebanyak apa pun ia memberi persembahan /
beribadah, Tuhan pasti menolak itu. Sebaliknya jikalau Tuhan berkenan pada diri / pribadi orang
itu, maka persembahan/ibadahnya akan diterima. Perhatikan ayat ini :

BACA JUGA: MATIUS 25:31-46 (PENGHAKIMAN DOMBA DAN KAMBING)

Kejadian 4:4-5 – (4) Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung
kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban
persembahannya itu, (5) tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati
Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram.

Tentang Habel, terlihat bahwa pertama-tama Tuhan mengindahkan pribadinya setelah itu korban
persembahannya juga diindahkan-Nya. Tentang Kain, terlihat bahwa pertama-tama pribadinya
tidak diindahkan Tuhan lalu menyusul korban persembahannya juga tidak diindahkan.

Jadi kehidupan yang jahat dari seseorang membuat Tuhan tidak akan menerima ibadahnya.
Bandingkan :
Amsal 15:8 - “Korban orang fasik adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi doa orang jujur
dikenanNya”.

Yesaya1:10-13 - (10) Dengarlah firman TUHAN, hai pemimpin-pemimpin, manusia Sodom!


Perhatikanlah pengajaran Allah kita, hai rakyat, manusia Gomora! (11) ‘Untuk apa itu korbanmu
yang banyak-banyak?’ firman TUHAN; ‘Aku sudah jemu akan korban-korban bakaran berupa
domba jantan dan akan lemak dari anak lembu gemukan; darah lembu jantan dan domba-domba
dan kambing jantan tidak Kusukai. (12) Apabila kamu datang untuk menghadap di hadiratKu,
siapakah yang menuntut itu dari padamu, bahwa kamu menginjak-injak pelataran Bait SuciKu?
(13) Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab baunya adalah kejijikan
bagiKu….”
Hal ini perlu kita perhatikan dengan sungguh-sungguh. Ada banyak di antara kita (orang Kristen)
yang rajin beribadah setiap hari Minggu tetapi hidup secara brengsek mulai dari hari Senin –
Sabtu. Lalu pada hari Minggu datang beribadah dan minta ampun dosa lalu Senin – Sabtu
kembali lagi hidup secara sembarangan. Kalau ini yang terjadi, jangan kira ibadah saudara
diterima oleh Tuhan. Sebagaimana Tuhan menolak ibadah Kain yang jahat, ia pun akan menolak
ibadah saudara.

Memikirkan hal ini maka sudah seharusnya kita menjaga hidup kita setiap hari dan bahkan kita
harus melihat bahwa kehidupan setiap hari adalah ibadah kita. Jika demikian maka Tuhan akan
menerima ibadah kita.

Roma 12:1 - Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya
kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang
berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.

2 ALASAN PERSEMBAHAN HABEL DITERIMA TUHAN (KEJADIAN 4:1-5)

- AMIN -

Anda mungkin juga menyukai