Anda di halaman 1dari 2

Tulus D.

U (11408037)
Sains & Penciptaan

Istri Kain, Siapakah Dia?

Orang-orang yang tidak percaya telah memakai isteri Kain berulang kali untuk
mendiskreditkan keberadaan Kitab Kejadian sebagai rekaman sejarah yang sejati. Yang
menyedihkan, kebanyakan orang Kristen belum dapat memberikan jawaban yang memadai
terhadap pertanyaan ini. Akibatnya, dunia berpikir bahwa orang Kristen tidak dapat membela
wibawa Skriptur (Ayat Suci) dan, juga, iman Kristen. Kaum skeptik kemudian membuat
kesimpulan yang secara logis keliru dalam menyimpulkan bahwa rekaman Alkitab tak dapat
dipertahankan!
"Siapakah isteri Kain?”, pertanyaan-pertanyaan yang acap kali ditujukan pada orang
Kristen sebagai usaha untuk membuktikan bahwa Alkitab tak dapat dipertahankan. Sekalipun,
jawaban-jawaban itu tersedia. Namun, karena kebanyakan gereja tidak memiliki cukup
pengajaran tentang apologetik, khususnya mengenai Kitab Kejadian, kebanyakan orang-orang
percaya di dalam gereja itu tidak “selalu siap untuk memberikan jawaban kepada setiap orang
yang bertanya pada kamu mengenai harapan yang kamu miliki" (1 Petrus 3:15).
Kain adalah generasi anak-anak pertama yang lahir. Ia (sebagaimana juga saudara-
saudara lelaki dan perempuannya) sebenarnya menerima tak satupun gen-gen tak sempurna dari
Adam dan Hawa, karena akibat dari dosa dan kutukan masih sangat sedikit pada mulanya (perlu
waktu bagi salinan-salinan kesalahan ini untuk terhimpun). Dalam situasi itu, saudara lelaki dan
saudara perempuan dapat menikah dengan persetujuan Allah, tanpa kemungkinan untuk
menghasilkan keturunan yang cacat.
Beberapa menyatakan bahwa ayat dalam Kejadian 4:16-17 memiliki arti bahwa Kain
pergi ke tanah Nod dan menemukan seorang isteri. Sehingga, mereka dapat menyimpulkan harus
ada bangsa manusia lain di bumi, yang bukan merupakan keturunan Adam, yang menghasilkan
isteri Kain. Kain pergi dari hadapan Tuhan, dan menetap di tanah Nod, di sebelah timur Eden.
Kemudian Kain bersetubuh dengan isterinya; mengandung dan melahirkan anak perempuan,
Henokh, kemudian Kain mendirikan suatu kota, dan dinamainya kota itu, menurut nama
anaknya, Henokh.
Dari yang telah disebutkan sebelumnya, sudah jelas bahwa semua manusia, termasuk
isteri Kain, adalah keturunan Adam. Bagaimanapun juga ayat ini tidak mengatakan bahwa Kain
pergi ke tanah Nod dan menemukan isterinya. John Calvin, mengomentari ayat-ayat ini,
menyatakan: dari isi kita bisa menyimpulkan bahwa Kain, sebelum ia membunuh saudaranya,
telah menikahi seorang perempuan; kalau tidak Musa sekarang telah menghubungkan sesuatu
mengenai perkawinannya. Kain telah menikah sebelum ia pergi ke tanah Nod. Ia tidak bertemu
seorang isteri di sana, namun “bersetubuh” (melakukan hubungan seksual dengan isterinya).
Yang lain mendebat bahwa karena Kain medirikan sebuah “kota” di tanah Nod, pastilah sudah
ada banyak orang di situ. Namun, kata Ibrani yang diterjemahkan sebagai “kota” tidak harus
berarti apa yang kita perkirakan dari pengertian “kota” sekarang. Kata itu berarti sebuah "kota
kecil yang dikelilingi dinding" atau suatu perkemahan yang dijaga. Bahkan seratus orang sudah
cukup untuk “kota” semacam itu. Meskipun demikian, mungkin sudah ada banyak keturunan
Adam di bumi pada saat kematian Habel.
Banyak orang Kristen tidak dapat menjawab pertanyaan tentang isteri Kain karena
mereka terfokus pada dunia saat ini (dan permasalahan yang berhubungan dengan pernikahan
antar kerabat dekat), dan tidak memahami secara jernih catatan bersejarah yang telah diberikan
oleh Tuhan kepada kita. Mereka berusaha untuk menterjemahkan Kejadian dari situasi kita
sekarang, daripada memahami sejarah dunia yang sebenarnya secara alkitabiah dan perubahan-
perubahan yang muncul karena dosa. Karena mereka tidak membangun pandangan dunia mereka
berdasarkan Ayat Suci, mereka tersilaukan oleh jawaban-jawaban yang sederhana.
Kitab Kejadian adalah catatan tentang Tuhan yang berada disitu saat sejarah terjadi. Ini
adalah sabda Dia yang mengetahui semuanya, dan yang merupakan saksi yang dapat dipercaya
dari masa lalu. Jadi, ketika kita menggunakan Kejadian sebagai dasar untuk memahami sejarah,
kita dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mungkin merupakan misteri. Menurut
pendapat saya Kain memiliki istri lebih dari satu, karena sebelum ke tanah Nod dia telah
menikahi seorang wanita namun setelah sesampainya di Nod, Kain melakukan persetubuhan lagi
dengan wanita lain padahal istrinya tidak berada di Nod. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Kain
telah melakukan perzinahan di dalam pernikahannya dan menghasilkan seorang anak yang
bernama Henokh.

Anda mungkin juga menyukai