Anda di halaman 1dari 3

Berpegang Pada Perintah Tuhan, Melakukannya dan Takut akan Dia

Pembacaan Alkitab : Ulangan 8 : 1 – 20

Penulis : Musa
Tema : Pembaharuan Perjanjian
Tanggal Penulisan : Sekitar 1405 SM
Latar Belakang
Kitab ini berisi amanat perpisahan Musa yang dalamnya ia mengulas kembali dan memperbaharui
perjanjian Allah dengan Israel demi angkatan Israel yang baru. Mereka kini sudah mencapai akhir dari
pengembaraan di padang gurun dan siap masuk ke Kanaan. Sebagian besar angkatan ini tidak
mengingat Paskah yang pertama, penyeberangan Laut Merah, atau pemberian Hukum di Gunung
Sinai. Mereka memerlukan pengisahan kembali yang bersemangat mengenai perjanjian, hukum
Taurat, dan kesetiaan Allah, dan suatu pernyataan baru mengenai berbagai berkat yang menyertai
ketaatan dan kutuk yang menyertai ketidaktaatan. Berbeda dengan kitab Bilangan yang mencatat
pengembaraan "angkatan keluaran" bangsa Israel yang suka memberontak selama 39 tahun, kitab
Ulangan meliputi masa yang pendek sekitar satu bulan pada satu tempat di dataran Moab sebelah
timur Yerikho dan Sungai Yordan.
Ulangan ditulis oleh Musa (Ul 31:9,24-26; bd. Bil 4:44-46; Bil 29:1) dan diwariskan kepada Israel
sebagai dokumen perjanjian untuk dibacakan seluruhnya di hadapan seluruh bangsa setiap tujuh tahun
(Ul 31:10-13). Musa mungkin menyelesaikan penulisan kitab ini menjelang kematiannya sekitar tahun
1405 SM.

Kalau kita mau melihat bagaimana Musa mulai menaburkan benih-benih iman – kita bisa memulainya
dari karya pembebasan Israel keluar dari tanah perbudakan di Mesir. Bagaimana Musa dengan sekuat
tenaga menaburkan benih keyakinan bahwa “Kita harus keluar dari tanah Mesir! Sebab ada janji Tuhan
bagi kita!”

Ayat 7 - 10 
Sebab TUHAN, Allahmu, membawa engkau masuk ke dalam negeri yang baik, suatu negeri dengan
sungai, mata air dan danau, yang keluar dari lembah-lembah dan gunung-gunung;

suatu negeri dengan gandum dan jelainya, dengan pohon anggur, pohon ara dan pohon delimanya;
suatu negeri dengan pohon zaitun dan madunya; suatu negeri, di mana engkau akan makan roti
dengan tidak usah berhemat, di mana engkau tidak akan kekurangan apapun; suatu negeri, yang
batunya mengandung besi dan dari gunungnya akan kaugali tembaga. Dan engkau akan makan dan
akan kenyang, maka engkau akan memuji TUHAN, Allahmu, karena negeri yang baik yang diberikan-
Nya kepadamu itu.

Yang menarik adalah, fakta bahwa Israel di dalam kitab Ulangan .. sama sekali mereka itu belum
masuk dan melihat … apalagi menikmati Janji Tuhan itu. 

Ulangan 1:1 
Inilah perkataan-perkataan yang diucapkan Musa kepada seluruh orang Israel di seberang sungai
Yordan, di padang gurun, di Araba-Yordan, di tentangan Suf, antara Paran dengan Tofel, Laban,
Hazerot dan Di-Zahab.

lihat kalimat ... “ ... diseberang sungai Yordan ... ”


(Lihat Peta yang berjudul “Dunia Zaman Purba” di belakang Alkitab kita) 

Artinya apa? Imannya sudah di tanam selama kurang lebih 40 tahun, akan tetapi buahnya belum
kelihatan sama sekali! 

Dan apa yang membuat benih iman itu tetap bertahan selama 40 tahun walaupun buahnya belum
terlihat?? 

Ayat 1
"Segenap perintah, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, haruslah kamu lakukan dengan setia,
supaya kamu hidup dan bertambah banyak dan kamu memasuki serta menduduki negeri yang
dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu."

“ … supaya … “ 
PENGHARAPAN.
Pengharapan bahwa iman tidak akan berakhir sia-sia. Pengharapan bahwa Tuhan selalu punya alasan
yang baik ketika Tuhan izinkan satu pergumulan terjadi di dalam hidup kita.

Jarak Mesir menuju Kanaan itu sebenarnya gak jauh lho.


Saya pernah baca tafsiran yang mengatakan bahwa sebenarnya dari Mesir ke Kanaan itu bisa di capai
dengan hanya 11 hari perjalanan berjalan kaki … nyampe! Tapi kenapa kok Tuhan membaca Israel
muter-muter 40 tahun dulu di padang gurun pasir itu??? 

Ayat 2 
Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang
gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau
untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya
atau tidak.

Pengharapan adalah ranting-ranting iman yang akan membuat pohon iman melihat buah-buah nya
kelak. (Buat apa beriman tapi tak punya pengharapan? Buat apa berpengharapan tapi gak ada
imannya? Dua-duanya percuma, dua-duanya sama juga bodong) 

Dan yang paling berat buat Musa adalah sisi PENGORBANAN nya. Berapa kali Musa di hujat, di hina
sama Israel … bahkan pengorbanan terbesar Musa adalah karena akhirnya Musa sendiri tidak bisa
masuk ke tanah Kanaan – negeri yang selama ini di yakini Musa sebagai penggenapan janji Tuhan
bagi Israel. 

Hari ini saya ingin mengajak kita untuk melihat keluarga kita – Dengan beragam macam pergumulan
yang darang di tengah kehidupan kita: Cari kerjaan susahnya minta ampun, bingung mikir biaya ini dan
itu, kita juga bergumul dengan hubungan orang tua dengan anak-anaknya … atau bahkan di antara
papa dan mama sendiri ada pergumulan berat yang sedang terjadi saat ini.

Jangan biarkan iman dan pengharapan dan pengorbanan itu pergi meninggalkan rumah kita, hati kita.
“Aduh … saya udah kesel banget itu sama orang ini!” 
“Saya udah capek hati, makan hati nyari gmana lagi tu kerjaan!”

Oh tidak .. mungkin itulah sisi PENGORBANAN kita untuk melihat karya Tuhan nyata dalam kehidupan
kita. 

Atau lihatlah kehidupan jemaat kita di sini, di GKP Jemaat Sukabumi. 134 tahun yang lalu, sewaktu
Pdt. Gijsman mulai menabur benih iman – dari yang hanya kumpulan kecil orang percaya waktu itu …
mulai dari 3 orang, kemudian 12 orang … dan sekarang menjadi 600an orang percaya yang berkumpul
dan bersekutu di GKP Sukabumi .. bukankah itu karya Tuhan yang nyata sangat bagi kita di sini .. di
tanah Sukabumi. 

Apakah itu berarti GKP Jemaat Sukabumi bertumbuh tanpa menghadapi persoalan dan pergumulan?
Kata siapa? Pergumulan mah pasti ada aja selalu, di mana saja, kapan saja, dan bisa terjadi kepada
siapa saja. 

Tinggal … apakah iman pengharapan dan pengorbanan itu akan selalu kita pertahankan dan
perjuangkan untuk tetap ada … sehingga kita pada akhirnya nanti bisa melihat karya Allah yang sudah
begitu nyata di dalam sejarah dan juga di dalam masa depan jemaat GKP Sukabumi … masa depan
kita.

Jangan biarkan iman dan pengharapan dan pengorbanan itu pergi meninggalkan rumah kita, hati kita.

Anda mungkin juga menyukai