Anda di halaman 1dari 7

TUHAN MEMPERHITUNGKANNYA

Nas: Kejadian 15:1-6

Pernah melihat orang mencatat seluruh aktifitasnya dalam buku diary? Orang itu tentu
akan mencatat detil-detil kegiatan terlebih momen yang ia alami bukan? Lalu, setelah lama
ditulis, misalnya sudah lewat 10 tahun ia melihat lagi apa yang sudah ia tulis maka kadang itu
bisa membuat gejolak dalam jiwanya. Orang itu bisa menjadi tertawa terbahak-bahak atau
bahkan menangis sejadi-jadinya karena mengingat apa yang terjadi saat itu.

Begitu juga dengan kehidupan kita sebagai orang percaya, Tuhan punya ‘diary’ lho, yang
isinya setiap tindak-tanduk seluruh anak-anaknya. Ia mencatat mulai dari kita lahir di dunia
sampai kita meninggal dunia. Dan pencatatannya itu akurat dan terpercaya, sebab Tuhan bukan
seperti sang sutradara yang memasukkan hal-hal yang baik saja, namun Ia mencatat seluruhnya
bahkan di kala mana kita lemah iman, dimana kita meragukan kuasaNya bahkan ketika kita
mengecewakan dan meninggalkan Dia. Dan nama buku diarynya Tuhan adalah buku kehidupan.

Seusai Abram mengalahkan para raja-raja yang tidak takut Tuhan dan melepaskan
keponakannya ia merasa susah dan takut. Namun Tuhan datang menghampirinya dan
meyakinkan Abram dengan berkata bahwa Tuhan adalah perisainya dan upah Abram telah
Tuhan perhitungkan. Tak ada kecurangan dalam diriNya.

Begitu juga dengan apa yang kita perbuat dalam hidup ini, Tuhan tak pernah
melewatkan sedetikpun untuk memperhatikan dan memperhitungkan apa yang anak-anakNya
perbuat. Bagaimana kesungguhan hati kita dalam mengikut Tuhan, dalam melayani Tuhan dan
dalam berkorban bagi pekerjaan Tuhan, semua Tuhan tahu dan Tuhan perhitungkan, taka da
yang luput dari pandanganNya. Percaya saja!
ALLAH PERJANJIAN
Nas: Kejadian 15:7-21

Mau tahu yang menjadi pembeda antara Tuhannya orang Kristen dengan agama lain?
Banyak orang berkata di luar sana kalau Tuhan hanya satu, namun apakah itu betul? Mari kita
tinggalkan pemahaman-pemahaman seperti itu. Yang menjadi pokok pembahasan adalah
Tuhan kita berbeda dari ilah-ilah lain, sekalipun agama Islam memanggil dengan sebutan ‘Allah’
sama seperti kita. Pembeda antara Tuhan kita dengan mereka adalah Tuhan kita hidup dan
nyata dan satu lagi Tuhan kita adalah Allah perjanjian. Silahkan Anda mengecek sendiri, apakah
ada di dalam agama atau kepercayaan lainnya dimana Allah/Tuhan/Sang Tian/sesembahannya
yang menyatakan janji-janji seperti Allah kita?

Disini Tuhan mengatakan dengan jelas kepada Abram mengenai janji yang akan Ia
berikan kepada Abram dan keturunannya. Tuhan meyakinkan Abram bahwa hanya dari
keturunan Abramlah Allah tujukkan berkat, dimana keturunan yang berasal dari rahim istrinya,
Sarai bukan kepada hamba Abram yang bernama Eliezer, orang Damsyik itu. Abram sempat
mempertanyakan hal ini sehingga Tuhan berkata untuk Abram membawa korban persembahan
kepadaNya dan Tuhan akan membakar habis semua korban itu, bahkan juga Tuhan
memberikan kepada Abram sebuah penglihatan untuk masa yang akan datang, dimana
keturunannya yaitu bangsa Israel akan ditawan selama 400 tahun lalu mereka akan dilepaskan
dengan membawa banyak harta itu digenapi saat Tuhan membawa keluar bangsa Israel dari
tanah perbudakan dengan tanganNya yang teracung.

Kalau Allah yang berjanji tentu berbeda dengan janji manusia. Janji manusia bisa
diingkari, janji manusia bisa dilupakan, bahkan bisa expired! Kalau Ia sudah berjanji kepada
umatNya bahwa pemeliharaan dan kasih setianya selalu menyertai maka tidak ada lagi satupun
alasan bagi kita untuk kuatir dan meragukanNya, bukan?

Allah yang berjanji maka Allah jugalah yang akan menepati dan menyatakannya di
dalam kehidupan kita umat pilihannya . oleh karenanya, banggalah menjadi anak Tuhan, umat
Tuhan, dan milik kesayangan Dia. Seperti kita sayang kepada sesuatu yang berharga dalam
kehidupan kita, baik itu harta benda, kenangan dan orang-orang maka begitu lebihnya Tuhan
akan kita. Dalam kitab Yesaya dikatakan bahwa saking sayangnya Tuhan sama kita, Ia sudah
melukiskan nama kita di telapak tanganNya, artinya kita selalu ada dalam pemandangan mata
Tuhan. Tuhanlah penjagamu! Penjagamu adalah Allah perjanjian itu sendiri!
SENGATAN BERBAHAYA
Nas: Kejadian 16:1-6

Suatu sore yang indah disuatu perumahan terlihat banyak anak-anak bermain dan
berlari kesana kemari, ada yang bermain petak umpet, ada yang bermain kejar-kejaran, tapi ada
satu anak yang bernama Soni yang hanya bermain di tanaman-tanaman kecil, dimana disana
hinggap kupu-kupu, kumbang dan lebah. Namun apa jadinya, karena Soni berada terlalu dekat
dengan lebah itu maka lebah itu merasa dirinya terusik dan terancam sehingga lebah itu
akhirnya menyengat jari tangan kanan Soni. Sontak Soni berlari dan menangis menuju
rumahnya dan berteriak-teriak sejadinya memanggil ibunya. Ketika ibunya melihat itu maka
sang ibu dengan kasihnya ia mengobati jari Soni, sambil mengobati sang ibu menasihati dia
dengan berkata, “Hei Soni, lain kali dengar apa yang ibu bilang yahh, bahwa jangan dekat-dekat
dengan lebah karena lebah itu punya sengatan yang berbahaya, Ok?”

Menengok sekuel cerita diatas sedikitnya akan memudahkan kita untuk mengerti
tentang ayat perenungan pada hari ni. Dalam ayat-ayat perenungan kali ini kita mengerti bahwa
ini cerita dimana Abram mengambil Hagar, hamba perempuannya dan menghampirinya untuk
mendapat keturunan dari dirinya atas rekomendasi Sarai istrinya.

Dibagian ini sungguh menyedihkan, mengapa? Karena di bagian ini kita mendapati
bahwa keluarga ini khusunya Sarai, sang istri kehilangan pengharapan akan apa yang Tuhan
janjikan. Ia begitu mudahnya mengambil jalan pintas ini. Kalau kita mencermati dan membaca
seluruh ayat dalam pasal ini maka kita akan mengambil kesimpulan bahwa keputusan yang
keluarga ini ambil adalah sebuah sengatan yang berbahaya bahkan beracun. Karena dengan
Abram mengambil Hagar itu membuat Sarai akhirnya menjadi sakit hati, lalu ia juga menjadi
menindas Hagar dan menyakiti hatinya dan tentunya melihat hal ini sebagai kepala keluarga
Abram pun pasti merasakan hal itu. Bahkan hal itu tidak hanya berdampak pada saat itu saja,
namun hingga sekarang ini, keturunan Sarai (Israel) dan Hagar (Palestina) selalu berlawanan
dan perang itu tak pernah berakhir hingga sekarang ini.

Oleh karena itu benar apa kata firman Tuhan yang disampaikan oleh hambaNya rasul
Paulus kepada jemaat Tuhan di Efesus, Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana
kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif. Khususnya hidup di zaman
modern ini, yang dimana semuanya serba instan; makanannya mie instan, KFC, Pizza, dsb.
Pekerjaannya maunya yang instan cepat menghasilkan, sehingga banyak orang yang korupsi,
menipu kiri-kanan, berbohong kiri-kanan untuk supaya usahanya sukses dan menjadi orang
kaya. Coba kita renungkan bersama guys, bagaimana kiranya perasaan Tuhan melihat hal itu?
DIALAH EL-ROI!
Nas: Kejadian 16:7-16

Apa itu El-Roi? El-Roi adalah ungkapan yang diucapkan oleh Hagar, hamba perempuan
Abram ketika dirinya melarikan diri. Ia bersedih hati dengan apa yang diterimanya dari
nyonyanya yaitu Sarai dimana dirinya ditindas ketika Sarai mengetahui ia sudah mengandung.
El-Roi adalah ungkapan Ibrani yang berarti Allah penglihatan / Tuhan yang melihat / Allah
memperhatikan.

Tak selamanya Tuhan membiarkan kehidupan kita, sekalipun mengenai Hagar tidak ada
satupun catatan yang mengatakan bahwa ia percaya kepada Tuhan yang Abram sembah.
Namun disinilah kita melihat bahwa Tuhan kita adalah penuh kasih dan sayang. Ia yang
menerbitkan hujan dan panas bagi orang yang percaya dan tidak percaya, itulah Tuhan kita
Yesus Kristus. Namun ingat, ini bukanlah berkat khusus (keselamatan)!

Berangkat dari pembacaan ini, maka kita menyadari bahwa begitu perhatiannya Tuhan
kepada manusia, apalagi kepada kita orang percaya yang beda dari Hagar. Sebagai anakNya,
sebagai umatNya itu tidak berarti kita langsung lepas dari persoalan dan menjalani kehidupan
yang mulus. Ketika kita menjadi percaya, setiap persoalan hidup dan permasalahan tidak
langsung terjawab atau bahkan hilang, tapi yang pasti adalah penyertaanNya selalu ada bagi
kita menyandarkan hidup kepada Dia, Sang Penjunan Agung.

Tuhan Yesus kita adalah Tuhan yang maha melihat, Ialah El-Roi itu. Dikala senang
maupun susah Tuhan selalu perhatikan kita. Jangan takut hadapi hidup ini. teruslah berjalan
dan bersandar sama Tuhan maka kita akan melihat bahwa Ia adalah Allah yang memperhatikan
dan bukan hanya itu tetapi juga Allah yang mempedulikan kita.
ALLAH BERDIAM DIRI
Nas: Kejadian 17:1

“Ketika Abram berumur sembilan puluh sembilan tahun, maka TUHAN menampakkan diri
kepada Abram dan berfirman kepadanya: ….”

“Abram berumur delapan puluh enam tahun, ketika Hagar melahirkan Ismael baginya.” (Kej.
16:16)

Dengan membandingkan kedua ayat itu maka kita akan menemukan satu pemahaman
yang adalah adanya rentang dalam ayat terakhir pasal 16 dan ayat pembuka pasal 17. Berapa
rentangnya?? 99 tahun – 86 tahun = 13 tahun. Ada 13 tahun dimana Allah tidak berfirman lho…
Ini adalah akibat dari keragu-raguan Abram kepada janji Tuhan. Dan akibatnya adalah Allah
berdiam diri.

Jangan biarkan hidupmu dikuasai oleh keragu-raguan akan kemahakuasaan Tuhan.


Karena keragu-raguan tidak mengerjakan hal yang baik dalam kehidupan orang percaya. Seperti
perkataan Yesus dalam Matius pasal keenam tentang kekuatiran/keragu-raguan, Siapakah di
antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan
hidupnya? Satu hasta tidak sampai satu meter, melainkan hanya 44,7cm atau dibulatkan
menjadi 45cm. Bayangkan saja, menambahkan sedikit saja tidak bisa apalagi menambahkan
banyak?

Adalah baik menanti dengan diam pertolongan TUHAN (Rat. 3:26). Daripada bersungut-
sungut, kuatir dan meragukan kuasa Tuhan lebih baik kita berdiam diri saja dalam menanti
pertolongan Tuhan. Jangan biarkan keragu-raguanmu malah mengikis iman yang sudah
bertahun-tahun Anda bangun dalam pengiringanmu dengan Tuhan. Haleluyah!
TUHANLAH YANG MENGUBAHKAN
Nas: Kejadian 17:2-16

Dalam ayat-ayat yang kita baca ini, Allah menegaskan dengan lantang bahwa inilah
perjanjian-Ku dengan engkau (Abram), apa artinya ini? Ini adalah “grace”, yang artinya kita
manusia tidak layak menerima perjanjian itu tapi Tuhan memberikannya. Luar biasa Tuhan kita!
Ia memberikan janji-Nya kepada Abram bukan karena Abram ini siapa, jabatannya apa dan lain
sebagainya, tapi Ia memberikan janji-Nya karena itu bentuk kasih-Nya kepada umat yang setia
kepada-Nya.

Dalam ayat-ayat perenungan ini kita mendapati bahwa Tuhanlah yang mengubahkan
kehidupan Abram dan Sarai dengan menggubah nama dari keduanya. Abram yang berarti
‘bapak yang mulia’ diubah menjadi Abraham yang artinya ‘bapak segala bangsa / bapak orang
beriman’. Lalu, Sarai yang artinya ‘bertengkar’ diubah menjadi Sara/Sarah yang artinya ‘puteri
raja’. Dengan diubahnya nama mereka maka yang Tuhan inginkan adalah karakter baru yang
dari Allah itu ada dan menjadi milik bagian mereka.

Tentu hal ini jangan diartikan secara harafiah dalam kehidupan kita. Kita tidak perlu
mengganti nama kita di KTP untuk menerima kehidupan baru tsb. Melainkan yang Tuhan
tekankan disini adalah perubahan hidup dan karakter dalam keluarga ini bukan pengubahan
nama atau sebutan namanya!

Di beberapa gereja, setelah orang itu dibaptis maka orang tsb akan menerima nama
baptis, itu baik, namun itu tidak menggantikan nama yang sesungguhnya atau yang sudah
diberikan oleh orangtua kita saat lahirnya. Dengan nama baptis maka harapan Pendeta/Pastor
yang membaptiskan hanya satu yaitu hidup baru. Adalah baik kalau di nama kita yang ada
ditambahkan nama tokoh-tokoh Alkitab sesuai apa yang diberikan Pendeta/gereja kepada kita,
misalnya nama Yusuf, Daud, Stefanus, Yehezkiel, Sara, Natanael, Matius dsb, asalkan jangan
nama Yudas ya…. :D
SUNAT
Nas: Kejadian 17:17-27

Setelah Tuhan meneguhkan janji untuk memberikan keturunan kepada keluarga


Abraham, Abraham masih rada tidak percaya pada hal itu, sebab umur Abraham saat dimana
Tuhan memfirmankan akan memberikan anak adalah 100 tahun dan Sara terpaut 10 tahun
dibawahnya. Secara manusia sungguh sangat tidak mungkin. Coba Anda bayangkan seorang
kakek dan nenek menggendong seorang bayi yang notabene anak kandungnya sendiri?
Innocence…

Ya memang itu innocence tapi bagi manusia bukan bagi Tuhan! Tuhan berkata kepada
Abraham yang berusaha menawar-nawar dengan memohonkan perkenanan Tuhan atas Ismael
agar ia diperkenankan menjadi anak perjanjian, namun itu ditolak oleh Tuhan. Sebab Tuhan
tidak kekurangan berkat atau cara untuk memberkati kita. Sebagai manusia, Abraham tentu
hanya berpikir atau menganalisa sesuai kemampuan daya otak manusia yang hanya segenggam
kepalan tangannya menurut para ahli, namun yang harus kita akui dan imani adalah Tuhan jauh
lebih besar dari kemampuan kita bahkan para ahli, dokter bahkan professor sekalipun.

Dan untuk meneguhkan itu, Allah menetapkan sebuah ketetapan melalui sunat, dimana
seluruh orang yang tinggal di rumah Abraham, baik keponakan, saudara, anak (Ismael) maupun
para budaknya semua harus disunat tidak ada yang terkecuali. Tuhan mau adakan pembersihan
dalam rumah Abraham, sehingga lewat sunat itu orang-orang tsb diharuskan untuk
menyembah Tuhannya Abraham, artinya ada kesatuan dalam rumah tangga Abraham.

Lalu pertanyaannya, apakah kita sebagai orang Kristen wajib disunat juga? Inilah
penjelasan Firman Tuhan mengenai sunat. Temukanlah jawabannya dan jangan mau disesatkan
yaaa!

Kalau seorang dipanggil dalam keadaan bersunat, janganlah ia berusaha meniadakan


tanda-tanda sunat itu. Dan kalau seorang dipanggil dalam keadaan tidak bersunat, janganlah
ia mau bersunat. Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak penting. Yang penting ialah
mentaati hukum-hukum Allah. (1 Kor. 7:18-19)

Sebab yang disebut Yahudi bukanlah orang yang lahiriah Yahudi, dan yang disebut
sunat, bukanlah sunat yang dilangsungkan secara lahiriah. Tetapi orang Yahudi sejati ialah dia
yang tidak nampak keyahudiannya dan sunat ialah sunat di dalam hati, secara rohani, bukan
secara hurufiah. Maka pujian baginya datang bukan dari manusia, melainkan dari Allah. (Rom.
2:28-29).

Anda mungkin juga menyukai