Anda di halaman 1dari 25

Notes JMD-Bandung 10 Januari 2020

ALLAH EL SHADDAI

Shalom untuk kita semua. Hari ini saya akan menyampaikan kembali tentang
Allah El Shaddai. Betapa pentingnya kita memahami dengan benar tentang El Shaddai
supaya apa yang ada di dalam hati Allah mengenai diri kita benar-benar digenapi. Saya
mengajak kita untuk berdoa terlebih dahulu

Doa :

Bapa terima kasih untuk anugerah yang Kau berikan kepada kami. Karena
Engkau mensuplai Firman-Mu pada diri kami dan Firman-Mu itu adalah diri-Mu sendiri.
Firman-Mu itu memiliki sifat-sifat-Mu, memiliki nature-Mu sendiri atau sifat dasar-Mu
sendiri. Dan Engkau memberikan Firman-Mu itu supaya Firman-Mu itu bukan hanya
kami kantongi, tetapi itu juga menjadi hidup kami, menjadi diri kami. Hari ini buat kami
memahami tentang mengapa penting buat hidup kami untuk kami mengenal,
memahami, berjumpa dengan El Shaddai, Allah Yang Maha Kuasa. Yang kami tahu
dari kata-kata itu sudah ada kesenjangan antara kami dengan Engkau. Tetapi kami
tahu dan percaya, Engkau memperkenalkan diriMu, Engkau berinisiatif menunjukkan
diriMu meskipun Engkau adalah Allah yang Mahakuasa, El Shaddai, Elohim, Yang
Mahatinggi, tetapi Engkau ingin menghampiri manusia. Engkau ingin duduk setara dan
berbicara setara, berbicara berdampingan, bahkan menyelesaikan tujuanmu bersama-
sama dengan kami. Kami siap saat ini, kami menginginkan Roh-Mu yang kudus untuk
berperan. Kami memberikan tempat agar Roh-Mu yang kudus itu menolong kami,
memberikan kepemimpinan-Mu kepada kami, supaya kami dibawa masuk dari satu
kebenaran kepada seluruh kebenaran yang utuh. Kami siap untuk mendengarkannya,
amin..

Minggu-minggu yang lalu telah saya sampaikan kepada kita apa yang disebut
dengan perjumpaan dengan Allah El Shaddai. Ada banyak kekeliruan yang kita dapati,
baik itu di dalam hidup kita sendiri, maupun yang kita dengar dari tempat lain tentang
Allah El Shaddai.

Ps. Djonny Tambunan - GPK Sahabat Kota - Medan 1


Notes JMD-Bandung 10 Januari 2020

Sebelum kita lanjutkan, saya akan menguraikan sedikit tentang apa yang Allah
tunjukkan kepada bangsa Israel. Allah El Shaddai menampakkan diri kepada Musa di
dalam Keluaran 6 “Aku adalah Allah Abraham, Allah Ishak, Allah Yakub, Allah Yang
Mahakuasa” Allah yang demikian yang mengutus Musa. Namun sulit bagi orang Israel
untuk memahami Allah karena mereka hampir
tidak beribadah selama menjadi budak di tanah
Mesir. Itu sebabnya Allah El Shaddai
menunjukkan keperkasaan-Nya di depan bangsa
Israel terhadap apa yang Dia kerjakan kepada
Mesir. Allah menunjukkan keperkasaan-Nya
dengan tanda-tanda mukjizat di bawah kolong langit pada waktu Dia ingin
membebaskan orang Israel dari perbudakan Mesir selama 430 tahun lamanya. Dia
mengutus Musa untuk berbuat tanda-tanda mukjizat. Hanya Allah yang memiliki
predikat yang Mahakuasa dan Mahatinggi yang bisa melakukannya di depan orang
Mesir.

Jika kita baca dari dari kisah-kisah di Alkitab mulai dari kitab Gideon, kitab Raja-
raja, kitab Tawarikh, ketika orang Israel dalam posisi terjepit, mereka berteriak, mereka
mengingat peristiwa bagaimana Allah menunjukkan keperkasaan-Nya dengan
membebaskan orang Israel dari perbudakan Mesir. Kita seolah-olah ditarik kepada satu
pemahaman bahwa Allah telah menunjukkan keMahakuasaan-Nya, keperkasaan-Nya
yang dahsyat, yang tidak bisa manusia lakukan. Itu sebabnya banyak orang dalam
gereja, saat mereka membutuhkan Allah El Shaddai, mereka berkata “Allah El Shaddai,
aku butuh pertolongan Engkau, aku butuh keperkasaanMu, aku butuh oleh karena
sekarang aku menghadapi masalah, aku menghadapi tantangan, aku memiliki musuh
bebuyutan”. Musuh bebuyutan kita yang adalah iblis, mengakibatkan kita berdosa lalu
kita berseru kepada Allah supaya Allah yang beratraksi membela kita, melakukan ini-itu
untuk hidup kita. Sejak kita mengenal Tuhan, kita selalu berharap El Shaddai itu yang
menyelesaikan hal-hal yang menjadi masalah, menjadi tantangan, menjadi musuh di
dalam hidup kita. Jadi bagaimana dengan kehidupan rohani kita selanjutnya? Kita akan

Ps. Djonny Tambunan - GPK Sahabat Kota - Medan 2


Notes JMD-Bandung 10 Januari 2020

tetap menjadi pribadi yang lemah, tidak bisa mengatasi masalah, tidak mampu
menghandle, apalagi menang terhadap masalah.

Ingat, takdir hidup kita bukanlah menjadi pemenang. Takdir hidup kita adalah
lebih daripada pemenang. Kalau kita masih terus berharap Allah El Shaddai yang
mengerjakannya buat kita, dengan kata lain kita adalah penonton dan Allah-lah yang
menjadi aktor utamanya, Allah yang beratraksi. Tetapi tidaklah demikian, Allah
menghendaki supaya Allah-lah yang menonton, kitalah yang menjadi aktor dan
artisnya. Dalam dunia perfilman, artis itu selalu dibayar dan penonton yang
membayarnya.

Kita tahu bahwa manusia diciptakan oleh Allah di hari yang ke enam, bukan hari
yang pertama. Jadi manusia tidak tahu apa yang dikerjakan oleh Allah, sebelum
manusia diwujudkan menjadi kehidupan. Manusia diciptakan pada hari yang ke enam
dan detik yang terakhir sebelum menutup hari yang ke enam, alkitab berkata maka
beristirahatlah Allah pada hari yang ketujuh. Kita tahu artinya beristirahat itu adalah
Allah-lah yang menonton, kita yang memperagakan kehidupan. Kita harus bisa
memperagakan kehidupannya Allah, keperkasaannya Allah, itulah yang Allah
maksudkan!

Para Nabi di Alkitab saat mereka dalam


keadaan terdesak dan saat mereka dalam
kelemahan, mereka berseru dan mengingatkan Allah
tentang peristiwa dahsyat yang pernah dikerjakan
oleh Allah El Shaddai, yaitu ketika bangsa Israel
dibawa keluar dari tanah Mesir dengan tangan perkasa dan dengan kekuatan Allah
yang penuh. Hal itu yang selalu mereka ingat ketika mereka terjepit. Saya ingin kita
meletakkan dasar yang benar tentang alasan mengapa Allah melakukan kedahsyatan
yang luar biasa itu dengan tangan-Nya yang perkasa membawa bangsa Israel dan
menyebut diriNya El Shaddai. Dia menunjukkan bahwa diri-Nya yang menentukan
seluruh kisah, sejarah mujizat yang terbesar itu, Allah tunjukkan semuanya itu agar kita
tahu alasanya sehingga tidak ada kekeliruan dalam hidup kita.

Ps. Djonny Tambunan - GPK Sahabat Kota - Medan 3


Notes JMD-Bandung 10 Januari 2020

Kejadian 15: 1-6

1 Kemudian datanglah firman TUHAN kepada Abram dalam suatu


penglihatan: "Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu; upahmu akan
sangat besar ."

2 Abram menjawab: "Ya Tuhan ALLAH, apakah yang akan Engkau berikan
kepadaku, karena aku akan meninggal dengan tidak mempunyai anak, dan
yang akan mewarisi rumahku ialah Eliezer, orang Damsyik itu."

3 Lagi kata Abram: "Engkau tidak memberikan kepadaku keturunan, sehingga


seorang hambaku nanti menjadi ahli warisku."

4 Tetapi datanglah firman TUHAN kepadanya, demikian: "Orang ini tidak akan
menjadi ahli warismu, melainkan anak kandungmu, dialah yang akan menjadi
ahli warismu. "

5 Lalu TUHAN membawa Abram ke luar serta berfirman: "Coba lihat ke


langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya." Maka
firman-Nya kepadanya: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu. "

6 Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan


hal itu kepadanya sebagai kebenaran

Penglihatan atau visi adalah sesuatu yang telah tejadi di


alam roh dahulu sebelum terjadi di alam nyata. Allah
memperhitungkan (counted) artinya dimasukkan ke deposito
kehidupan Abraham sebagai kebenaran atau realita. Lalu
siapakah yang bertanggungjawab terhadap realita itu? Tentu
Allah. Allah yang menunjukkan dan berfirman kepada Abram
berarti Allahlah yang bertanggungjawab.

Kita sudah mulai lihat dan mendekati alasan Allah membawa bangsa Israel
keluar dari Mesir dengan melakukan mujizat-mujizat terbesar dengan tangan yang

Ps. Djonny Tambunan - GPK Sahabat Kota - Medan 4


Notes JMD-Bandung 10 Januari 2020

perkasa dan Dia tunjukkan itu hanya terjadi di Mesir. Semua itu oleh karena Firman-
Nya kepada Abraham.

Kejadian 15:12-13

12 Menjelang matahari terbenam, tertidurlah Abram dengan nyenyak. Lalu


turunlah meliputinya gelap gulita yang mengerikan.

13 Firman TUHAN kepada Abram: "Ketahuilah dengan sesungguhnya bahwa


keturunanmu akan menjadi orang asing dalam suatu negeri, yang bukan
kepunyaan mereka , dan bahwa
mereka akan diperbudak dan dianiaya,
empat ratus tahun lamanya.

Allah telah berfirman dan tahu bahwa


Abraham bisa melihat ke alam roh sesuatu yang
lebih jelas, sesuatu yang telah Allah pamerkan dan akan Allah genapkan. Meskipun
keturunan Abraham di negeri asing tetapi mereka tinggal di tanah Gosyen, di negeri
Mesir dimana tanah itu adalah yang terbaik dari seluruh area Mesir. Allah tetap berkata
bahwa itu bukan kepunyaan Abraham dan bukan destinynya. Ketika kita sedang
diberkati, kita harus bertanya dalam hati kita “Apakah ini destinyku?” meskipun kita
diberkati dan yang memberkati kita adalah Tuhan sendiri, kita harus mampu
mengetahui dari Tuhan apakah itu ditakdirkan bagi kita. Ada banyak orang bertahan
dalam hidupnya pada posisi diberkati. Paulus sampai kepada destinynya, walaupun
akhir hidupnya Paulus tidak mati keren, dia mati di penjara, tetapi dia tau bahwa dia
sudah mencapai destiny yang merupakan milik kepunyaannya.

Kejadian 15:14-15

14 Tetapi bangsa yang akan memperbudak mereka, akan Kuhukum, dan


sesudah itu mereka akan keluar dengan membawa harta benda yang
banyak.

Ps. Djonny Tambunan - GPK Sahabat Kota - Medan 5


Notes JMD-Bandung 10 Januari 2020

15 Tetapi engkau akan pergi kepada nenek moyangmu dengan sejahtera;


engkau akan dikuburkan pada waktu telah putih rambutmu.

Kita harus paham akan apa yang akan Allah kerjakan. Dia berfirman bahwa
keturunan Abraham akan menjadi sebuah bangsa yang akan diperbudak di tanah
Mesir, namun dikatakan “Tetapi bangsa Mesir akan dihukum, dan bangsa Israel akan
keluar dengan membawa harta benda yang banyak”. Hal terpenting bukan bagaimana
caranya, tetapi bagaimana Firman Tuhan mendatangi Abraham dan Abraham percaya
bahwa itu akan terlaksana. Allah menggunakan keperkasaan-Nya, kekuatan-Nya
bahkan kekuatan kemahakuasaan-Nya untuk menggenapkan Firman itu. Ini adalah hal
yang terpenting buat hidup kita, betapa hebat yang bisa dilakukan oleh Allah. Ia
menggunakan itu untuk menggenapkan FirmanNya! Firman itu juga bisa datang kepada
hidup kita dan Allah akan menggunakan kemahakuasaan-Nya untuk menunjukkan
bahwa yang difirmankan-Nya itu benar!

Kejadian 15:16

16 Tetapi keturunan yang keempat akan kembali ke sini, sebab sebelum itu
kedurjanaan orang Amori itu belum genap."

17 Ketika matahari telah terbenam, dan hari menjadi gelap, maka kelihatanlah
perapian yang bersayap beserta suluh yang berapi lewat di antara potongan-
potongan daging itu.

18 Pada hari itulah TUHAN mengadakan perjanjian dengan Abram serta


berfirman: “Kepada keturunanmulah Kuberikan negeri ini, mulai dari sungai
Mesir (bukan masuk tanah Mesir, sungai Mesir batasan) sampai ke sungai
yang besar itu, sungai Efrat (yang berbatasan dengan Mesopotamia karena
Mesopotamia itu adalah hidup lamanya Abram. Mesir adalah gambaran dunia.
Allah memberikan batasannya di situ.)

19 yakni tanah orang Keni, orang Kenas, orang Kadmon,

20 orang Het, orang Feris, orang Refaim

Ps. Djonny Tambunan - GPK Sahabat Kota - Medan 6


Notes JMD-Bandung 10 Januari 2020

21 orang Amori, orang Kanaan, orang Girgasi dan orang Yebus itu.

Kalau Firman keluar dari mulut Allah maka Firman itu memiliki kekuatan, di
dalamnya terkandung satu kuasa yaitu ke-Maha Kuasaan. Allah melakukan hal-hal
seperti di Mesir dan Israel menjadi penonton. Penonton tidak perlu bayar, gratis! Karena
Allah yang bertanggung jawab. Dia harus menggenapkan Firman yang telah
disampaikan-Nya kepada Abram.

Jadi kita bisa lihat apa yang terjadi di Mesir ketika Israel dibebaskan dari
perbudakan selama 430 tahun di tanah Mesir, dengan tanda-tanda hebat, dengan
sepuluh tulah, dan bahkan tulah yang terakhir, tulah yang tidak bisa makhluk apapun
juga selain daripada Allah yang Mahakuasa yang melakukannya yaitu semua yang
sulung di Mesir mati. Hanya Allah yang bisa melakukan itu!

Kita bisa melihat betapa hebat kuasa-Nya yang terkandung dalam Firman yang
kita dengar selama ini, Firman yang kita dengar di dalam rumah rohani kita, itu adalah
firman yang mengandung kekuatan dan keperkasaan Allah,
yang disebut dengan Allah yang Mahakuasa. Di dalam
firman itu sudah terkandung hal itu.

Jadi kita bisa lihat, kalau kita kembali lagi di dalam


Kejadian 17, kita harus bisa pahami mengapa Allah harus
menampakkan diri kepada Abram sebagai Allah yang Mahatinggi atau Allah Yang
Mahakuasa, El Shaddai. Kita harus tahu bahwa Firman yang keluar dari mulut Allah, itu
tidak akan pernah bisa kembali kepada Allah dengan sia-sia. Dia akan melaksanakan
apa yang ditujukan, apa yang dimaksud oleh Allah. Kalau begitu, di dalam firman itu
bukan hanya mengandung tujuan Allah, bukan hanya mengandung arah perjalanannya
atau bagaimana sampai itu bisa terwujud, tapi juga mengandung kekuatan kuasa
supranatural bahkan Maha Kuasa, iblis pun tidak bisa menghalanginya. Siapapun tidak
bisa menghalanginya, maka disebut dengan kekuatan Maha Kuasa. Bukankah Allah
telah berfirman kepada Abraham? Dia berjanji.

Kejadian 12:1-3

Ps. Djonny Tambunan - GPK Sahabat Kota - Medan 7


Notes JMD-Bandung 10 Januari 2020

1 Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari


sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan
Kutunjukkan kepadamu;

2 Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati
engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat.

3 Aku akan memberkati orang-orang yang


memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang
yang mengutuk engkau, dan olehmu semua
kaum di muka bumi akan mendapat berkat."

Abram menjadi pusat atau poros berkat bagi


seluruh kehidupan. Menurut kita, apakah manusia bisa
melakukan itu? Manusia Abram bisa membuat dirinya seperti itu? Tidak bisa. Hanya
Allah yang bisa melakukannya. Dengan kata lain, di ayat 2 dikatakan membuat Abram
menjadi bangsa yang besar, padahal Abram pada waktu itu sudah mulai lanjut usianya,
belum punya anak. Sarah sudah berusia enam puluh tahunan pada waktu itu. 65 tahun,
mereka sudah uzur, mereka sudah tua. Hanya Allah yang mampu untuk melakukan di
ayat 2 dan 3 ini. Berarti ada janji Allah pada Abraham. Dia ingin memamerkan melalui
kehidupannya, Dia ingin tunjukkan supaya Abram bisa memanifestasikan, bisa
menggambarkan ke-Maha Kuasaan Allah itu menjadi nyata melaui hidupnya.

Perhatikan apa yang saya sampaikan minggu lalu kepada kita. Ketika bangsa
Israel telah dibawa dengan tangan yang perkasa keluar dari tanah Mesir, dengan
kedahsyatan yang kita bisa lihat dan bahkan kedahsyatan yang terakhir kita bisa
pahami, adalah ketika Allah membelah laut Teberau. Tidak pernah sepanjang sejarah
ada laut yang terbelah, hanya satu kali itu saja. Yesus bisa berjalan di atas air. Tapi di
masa hidup-Nya Yesus, tidak pernah ada laut yang terbelah.

Ketika bangsa Israel mau menyeberangi sungai Yordan maka sungai itu menjadi
kering. Tetapi itu sungai, ini adalah laut. Semalam-malaman malaikat Allah
memisahkan air itu sehingga orang Israel berjalan di tanah atau di dasar laut yang

Ps. Djonny Tambunan - GPK Sahabat Kota - Medan 8


Notes JMD-Bandung 10 Januari 2020

kering. Tapi manakala Firaun dengan tentaranya yang mengejar itu sudah dekat dan
Israel sudah menyeberang, Allah menutup kembali lagi laut itu, maka matilah semua
mereka. Tangan Allah yang berkuasa, Israel mengagumi dan memuji-muji Allah. Lalu
naiklah nyanyian syukur dari pada Musa untuk memuji-muji tentang keperkasaan Allah
itu. Tapi kita bisa lihat pola yang dilakukan oleh Allah, tujuannya kepada manusia. Dia
tunjukkan kenapa manusia diciptakan di hari ke enam, di detik-detik yang terakhir.
Karena setelah manusia diciptakan maka Allah beristirahat.

Ketika Allah menciptakan langit dan bumi, manusia tidak diciptakan hanya untuk
menonton dan menyaksikannya. Manusia ditakdirkan untuk membuat Allah yang
menjadi penonton atas kehidupannya. Dan itu yang terjadi selama 40 tahun di padang
gurun yaitu Allah menonton bagaimana keperkasaan daripada Israel. Allah memberikan
manna, di kitab Nehemia dikatakan 40 tahun Allah memberikan manna, manna berhenti
disuplai oleh Allah ketika mereka sampai di Gilgal.

Ketika mereka bebas dari Firaun di Mesir, Allah segera berfirman kepada
mereka. Allah berkata kepada Musa “Bangun Tabernakel-Ku, supaya Aku hadir”,
supaya umat Tuhan bisa beribadah terus menerus selama dalam perjalanan, berhari-
hari atau berbulan-bulan (yang akhirnya menjadi 40 tahun). Selama ini, tiang api dan
tiang awan itu merupakan tanda bahwa Allah menyertai mereka. Oleh karena
kepemimpinan Musa yang adalah pilihan Allah, utusan
Allah, mereka tahu bahwa mereka berjalan bersama-
sama dengan Allah oleh karena Musa. Tetapi Allah
meminta lebih, Allah berfirman kepada Musa “Naik ke
atas gunung, mari Kutunjukkan Tabernakel yang harus
engkau bangun”. Musa tidak pernah berfikir “Waduhh..
ini bahan darimana? Kami lagi ada di padang gurun
dan mereka semua ini adalah budak” atau “Tuhan
berapa besar biaya semua ini? Ingat, bahwa sekian juta umat Israel yang aku bawa
keluar dari tanah Mesir ini mereka bukan pebisnis, mereka juga tidak punya usaha
online, mereka bukan pengemudi Gojek, motorpun mereka tidak punya. Mereka itu

Ps. Djonny Tambunan - GPK Sahabat Kota - Medan 9


Notes JMD-Bandung 10 Januari 2020

hanyalah budak” atau “Tuhan, Engkau mengerti tidak apa artinya budak? Budak itu
tidak punya UMR, budak itu tidak punya gaji, budak itu tidak punya rekening, budak itu
tidak punya harta apapun juga. Lihat rumah yang kami bangun di tanah Gosyen, siapa
yang memilikinya sekarang? Orang Mesir. Kami tidak pernah membawa aset kami,
kami tidak memiliki uang sedikitpun juga dan kami tidak memiliki harta”. Seandainya
Musa adalah kita, tentu kita akan bertanya demikian.

Tahun 1980-an ketika saya dibukakan banyak oleh Tuhan tentang Tabernakel
Allah, saya mulai berbicara dan berkhotbah dimana-mana. Saya membaca sebuah
tulisan tentang Tabernakelnya Allah, jika dikalkulasikan seluruh biaya pembangunan
dengan barang-barang yang khas dan materi-materi yang digunakan pada saat itu
maka sampai triliunan rupiah. Bagaimana mungkin orang Israel bisa memiliki semuanya
itu? Itu sebabnya, satu hari sebelum Israel keluar dari tanah Mesir, Allah telah berfirman
sebelumnya “Engkau tinggal minta kepada orang
Mesir, Aku akan membuat mereka bermurah hati
untuk memberikan apa saja yang kalian inginkan”.
Itu sebabnya mereka meminta kain, mereka
meminta bahan-bahan, mereka meminta emas,
mereka meminta perak, mereka meminta tembaga,
mereka meminta semuanya, apa saja dari orang Mesir. Allah memberikan kemurahan
dan alkitab akhirnya menyimpulkan bahwa dalam satu malam Mesir dirampasi
(digunakan kata rampas) dirampok oleh Israel. Termasuk para perempuan, sudah pasti
para perempuan akan meminta semua harta, pernak-pernik, emas, perak, kain. Dan
Allah tahu apa yang mereka minta, Allah mengatakan semuanya ini cocok untuk
Tabernakel Allah. Itu adalah barang-barang yang berharga, barang-barang bernilai, itu
sebabnya cocok untuk ukuran-ukuran atau kualitasnya Allah.

Allah berfirman kepada Musa untuk membangun Tabernakel, kemah pertemuan,


kemah suci tepat seperti apa yang Musa lihat dalam visi diatas gunung, tepat seperti
itu. Pada saat itu, Musa belum memiliki handphone, sehingga dia tidak bisa
memotretnya. Tetapi Allah menaruhkan itu di dalam rohnya, di dalam hatinya sehingga

Ps. Djonny Tambunan - GPK Sahabat Kota - Medan 10


Notes JMD-Bandung 10 Januari 2020

dia bisa menguraikannya kepada orang Israel. Israel tidak memiliki aset untuk bisa
membangun Tabernakel Allah. Allah hanya diam menjadi penonton, Allah ingin
menyaksikan bagaimana Israel benar-benar mentaati Firman, Allah ingin melihat
keperkasaan mereka dari yang tidak punya apa-apa, namun mereka bisa mewujudkan
Firman Tuhan seperti apa yang dikatakan. Ini menunjukkan bahwa mereka bisa
memanifestasikan kemahakuasaan, hal-hal yang hanya bisa dilakukan oleh Allah saja
melalui hidup mereka.

Yang kedua berbicara tentang keahlian bangsa Israel


ketika keluar dari tanah Mesir. Alkitab menyatakan bahwa
mereka memiliki tiga keahlian dan ternyata ketiga keahlian ini
tidak ada hubungannya dengan pembangunan Tabernakel.
Keahlian yang mereka miliki tidak diperlukan untuk bisa
mewujudkan Tabernakel Allah. Selama di tanah Mesir mereka menjadi budak, dan
mereka memilili beberapa keahlian yaitu:
1. Keahlian dibidang sipil (pembangunan konstruksi)
Keahlian ini berurusan dengan semen, beton, dan batu. Namun Tabernakel
tidak dibangun dari semen, beton, dan batu.
2. Keahlian bidan.
Di Mesir mereka terkenal banyak menolong istri orang Mesir ketika melahirkan,
namun tidak ada hubungan/ relevansi keahlian sebagai bidan untuk
membangun Tabernakel.
3. Keahlian peternakan kambing domba.
Hal ini juga tidak ada hubungannya dengan pembangunan Tabernakel Allah.

Banyak orang dalam gereja mengandalkan kesarjanaannya sehingga El Shaddai


tidak bisa termanifestasi dalam hidupnya. Orang hanya bisa mengaguminya, bahwa dia
hebat karena memang lulusan universitas terkenal, lulusan ITB, Universitas Harvard,
hebat di dunia Perbankan, ilmu dirgantara karena lulusan ITB atau dari Inggris. Itu
menunjukkan/memamerkan kekuatan lahiriah. Tetapi Allah ingin menyaksikan dan
ingin menonton bagaimana Israel memperagakan kemahakuasaan-Nya dan

Ps. Djonny Tambunan - GPK Sahabat Kota - Medan 11


Notes JMD-Bandung 10 Januari 2020

memperagakan El Shaddai dalam hidupnya, bukan ketika mereka sudah tiba di tanah
Kanaan tetapi saat mereka memiliki usaha di padang gurun. Allah-lah yang mengijinkan
mereka menjadi budak di Mesir supaya hancur seluruh kekuatan lahiriah mereka
sehingga kekuatan dan keperkasaan Allah yang disebut Allah Yang Mahakuasa itu
dengan mudah termanifestasi dalam hidup mereka.
Kita bisa melihat bahwa Tabernakel itu bisa terwujud. Allah berkenan dan Dia
hadir. Ukuran dan kualitas bahannya semua sesuai dengan keinginan hati Tuhan, dan
yang Allah sangat kagumi di situ adalah Allah menonton bagaimana Israel menjadi
actor/pemeran utama, itu yang membuat Allah bersukacita. Kita harus bisa memahami
apa yang Allah inginkan.
Perjumpaan dengan El Shaddai sangat penting sekali supaya kita bukan hanya
menjadi penonton kemahakuasaan Allah. Tujuan kita Menonton kemahakuasaan Allah
adalah supaya kita tahu ukuran-ukuran kemahakuasaan itu sampai dimana , tetapi
sesudahnya kita yang akan ditonton oleh Allah. kita yang memperagakan,
memanifestasikan, dan yang menyatakan kemahakuasaan Allah hidup di dalam diri kita
tanpa batas.
Banyak orang-orang gereja bahkan hamba-hamba Tuhan mengatakan bahwa
Allah tidak terbatas sedangkan manusia terbatas. Itu adalah doktrin yang menyebabkan
kita mengarah berjalan kepada kekeliruan atau penyimpangan. Kita akan membahas
hal ini pada minggu-minggu berikutnya supaya kita mengerti bahwa rencana Agung
Allah dan tujuan Allah sepanjang masa tidak pernah berakhir dan Dia tahu itu bisa
digenapi.

Kita bisa melihat dengan jelas sekarang, bahwa


mujizat terbesar dimana Allah menonton keperkasaan
Israel adalah ketika dalam perjalanan di padang gurun. Itu
kedahsyatan yang dilakukan oleh Israel. Mereka
mengumpulkan apa yang mereka terima dari Mesir dan
diwujudkan menjadi tabernakel. Dan itu bisa terjadi meskipun mereka tidak memiliki
gaji, apa yang ada pada mereka dikumpulkan, kemudian mereka

Ps. Djonny Tambunan - GPK Sahabat Kota - Medan 12


Notes JMD-Bandung 10 Januari 2020

wujudkan/manifestasikan. Alkitab mengatakan bahwa ketika Israel keluar dari Mesir


mereka tidak bisa membuat pedang untuk berperang, dengan kata lain tidak ada ahli
metalurgi (ilmu yang memperlari logam), tetapi Allah membuatnya.

Saat Firman Datang dalam rumah rohani, kita tidak perlu bergumul terhadap
Firman itu, karena Firman akan membawa kita ke suatu tempat dimana hanya Allah
yang hadir di sana yaitu di tempat yang disebut dengan “Tempat yang tiada batas”.
Selama hidupnya, manusia dapat tinggal/berada di tempat itu. Itu muzijat yang luar
biasa. Kita akan menguraikannya kembali supaya kita tidak lagi bergumul tentang El
Shaddai.
Banyak tulisan dari para pemimpin yang mengatakan bahwa mereka
menyaksikan bagaimana El-Shaddai yaitu Allah Yang Mahakuasa melakukan perkara-
perkara di dalam kehidupannya. Kita harus berhenti berada di posisi sebagai penonton.
Allah justru menginginkan diri-Nya menjadi penonton kehidupan saudara dimana
saudara memperagakan kekuasaan dan keperkasaan Allah.

Kejadian 17 : 1
Ketika Abram berumur Sembilan puluh sembilan tahun, maka Tuhan
menampakkan diri kepada Abram dan berfirman kepadanya:” Akulah Allah
Yang Mahakuasa, hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela.

Dalam alkitab versi AMP dikatakan :

When Abram was ninety-nine years old, the Lord appeared to him and
said : “ I am the God Almighty; Walk [ habitually ] before Me,[with] integrity,
knowing that you are always in My presence], and be blameless and
complete [ in obedience to Me]

Dalam alkitab versi AMPC (Classic) dikatakan :

Ps. Djonny Tambunan - GPK Sahabat Kota - Medan 13


Notes JMD-Bandung 10 Januari 2020

When Abram was ninety-nine years old, the Lord appeared to him and said : “
I am the Almighty; God ;walk and live habitually before Me,and be perfect
(blameless, wholehearted, complete)

Dalam terjemahan bebas yaitu rangkuman dari AMP, AMPC dan Alkitab Bahasa
Indonesia :
Ketika Abram berumur sembilan puluh sembilan tahun, Tuhan menampakkan
diri kepadanya dan berkata:” Akulah Tuhan Yang Mahakuasa, berjalanlah
sebagaimana biasanya. di hadapan-Ku dengan intergritas (kesetiaan). Aku
tahu bahwa kamu selalu berada di hadapanKu dan menjadi tidak bercela dan
lengkap (complete) dalam ketaatan kepadaKu.”

Ternyata sejak usia 75 tahun sampai usia 99 tahun, Abram tidak pernah
meninggalkan Tuhan tetapi selalu berjalan bersama dengan Tuhan. Berjalan dengan
kesetiaan artinya saling sangkut paut, terikat dengan Tuhan. Banyak orang salah
mengerti tentang kebenaran yang disampaikan di tiga sesi sebelumnya tentang El-
Shaddai dengan mengatakan, “Kita perlu berjumpa dengan Allah El-Shaddai” bukan
seperti itu yang dimaksud, yang sebenarnya adalah Allah El Shaddai yang perlu
menampakkan diri. ‘Berjumpa’ dengan ‘Menampakkan diri’ adalah 2 hal yang berbeda.

Dikatakan di Alkitab, bahwa Abraham meskipun


sudah memiliki Ismael (karena mencoba menggenapi
Firman Tuhan yang mengatakan bahwa mereka akan
memiliki keturunan dengan caranya sendiri dan Sarai,
dengan kekuatannya), dia tetap hidup di hadapan
Allah dan berjalan bersama dengan Allah seperti biasanya. Suatu hari Allah
menampakkan pribadiNya sebagai El Shaddai supaya Abram memahami apa yang
dikatakan oleh Allah itu benar, “Mulai sekarang hiduplah benar, tidak seperti yang
engkau jalani selama ini bersamaKu, hiduplah mulai dari sekarang secara lengkap,

Ps. Djonny Tambunan - GPK Sahabat Kota - Medan 14


Notes JMD-Bandung 10 Januari 2020

utuh, dan sempurna, karena selama ini hidupmu tidak sempurna walaupun berjalan
bersamaKu, tidak sesuai standard yang Aku inginkan.”

Dalam bahasa Ibrani, ‘Menampakkan diri’ digunakan kata ‘Raah (H7200)’ tetapi
dalam Alkitab bahasa Yunani yang pada umumnya ditulis oleh para rasul digunakan
kata ‘Horao (G3708)’ yang lebih dipisahkan untuk memberikan pengertian yang jelas,
yang berarti bukan perjumpaan melainkan menampakkan diri dengan tujuan agar
Abraham memahaminya.

Yohanes 5:37
Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak
pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nya pun tidak pernah kamu lihat,

Engkau tidak bisa melihat penampakanNya karena tidak pernah mendengar suaraNya
yang adalah FirmanNya.

Yohanes 8:38
Apa yang Kulihat pada Bapa, itulah yang Kukatakan, dan demikian juga kamu
perbuat tentang apa yang kamu dengar dari bapamu."

“Apa yang Kulihat” (digunakan bahasa Yunani yaitu horao). Bahasa Yunani
lebih memperjelas tentang menampakkan diri di Kejadian 17, maksudnya adalah
memperjelas supaya kita memahami dan mengerti karena di Yohanes menghubungkan
tentang ‘rupa Allah yang tidak terlihat dan tidak dipahami’ dengan ‘suara’. Ketika kita
tidak mengerti Firman maka kita tidak akan bisa mengerti dan memahami tentang El
Shaddai.

Allah menampakkan diri-Nya, menyingkapkan diri-Nya atas apa yang belum


dilihat oleh Abram, karena menurut Yohanes 5 dan 8 apa yang tersingkap yang bisa
kita lihat, maka itu juga yang akan mengubah langkah perbuatan kita. Makanya
dikatakan “Akulah Allah Yang Maha Kuasa, berjalanlah menjadi perbuatan yang

Ps. Djonny Tambunan - GPK Sahabat Kota - Medan 15


Notes JMD-Bandung 10 Januari 2020

komplit, tidak bercela.” jadi perbuatalah dihadapan-Ku dengan komplit, tidak bercela.
Allah tahu dimana dimensi yang sangat kurang dalam kehidupan Abraham. Allah
pusing melihat Abraham dari Kejadian 11, Allah telah memanggil Abraham dari Ur-
Kasdim.

Yesaya 51:2

Pandanglah Abraham, bapa leluhurmu, dan Sara yang melahirkan kamu;


ketika Abraham seorang diri, Aku memanggil dia, lalu Aku memberkati dan
memperbanyak dia.

Allah memanggil Abram ketika dia seorang diri. Allah berjumpa dan berbicara
dengan Abram, artinya ada Firman yang dilepaskan Allah. Abram mendengarkan Allah
untuk keluar dari Ur-kasdim.

Sekarang mari kita lihat Yosua, pada hari-hari terakhir masa hidupnya, dia berpisah
dengan bangsa Israel dan berkata:

Yosua 24:2-3;

2 Berkatalah Yosua kepada seluruh bangsa itu: “Beginilah firman TUHAN,


Allah Israel: Dahulu kala di seberang sungai Efrat, di situlah diam nenek
moyangmu, yakni Terah, ayah Abraham dan ayah Nahor, dan mereka
beribadah kepada allah lain.

3 Tetapi Aku mengambil Abraham, bapamu itu, dari seberang sungai Efrat,
dan menyuruh dia menjelajahi seluruh tanah Kanaan. Aku membuat banyak
keturunannya dan memberikan Ishak kepadanya.

Jika kita gabungkan antara Yesaya 51 dengan Yosua 24 maka kita dapat
mengerti bahwa Allah sudah berjumpa dengan Abraham beberapa kali bahkan dalam
Kejadian 12 Allah berjumpa lagi dengan Abraham serta berkata:

Kejadian 12:1

Ps. Djonny Tambunan - GPK Sahabat Kota - Medan 16


Notes JMD-Bandung 10 Januari 2020

“Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini
ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu;

Dengan kata lain, Abraham diperintahkan untuk meninggalkan Terah di Haran.

Kejadian 12:7

“Ketika itu Tuhan menampakkan diri kepada Abram dan berfirman: “Aku akan
memberikan negeri ini kepada keturunanmu.” Maka didirikannya di situ
mezbah bagi Tuhan yang telah menampakkan diri kepadanya”.

Tahap demi tahap, Allah bukan hanya


berjumpa dan memberikan Firman tetapi Allah
menampakkan diri kepada Abraham. Tujuan Allah
menampakkan diri kepada Abraham yaitu agar
Abraham bisa memahami hal apa yang masih
kurang dalam perjalanan, Tetapi 13 tahun lamanya, Abraham sudah merasa tenang,
dia merasa sudah mencapai destinynya. Allah yang pusing melihat sikap hidupnya,
kalau modelnya seperti itu maka apa yang Allah firmankan, apa yang Allah rencanakan
kepada Abram di Kejadian 12 tidak akan tercapai. Itu sebabnya Allah memamerkan
dirinya, menampakkan dirinya, tujuannya adalah supaya Abram melihat dan
menemukan hal apa yang masih kurang, hal apa yang menyebabkan dia memiliki
margin of error. Jadi El Shaddai itu bukan hanya sekedar melihat atraksinya Tuhan
berbuat untuk hidup kita.

Kejadian 17 : 1
Ketika Abram berumur sembilan puluh sembilan tahun, maka TUHAN
menampakkan diri kepada Abram dan berfirman kepadanya: "Akulah Allah
Yang Mahakuasa, hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela.

Saya ingin kita memiliki pemahaman yang lebih jelas dari apa yang saya
dapatkan. Sejak Abram dipanggil Tuhan dari Ur-Kasdim, Abram sudah mengalami
perjumpaan dengan Tuhan tetapi dia tidak mengambil seluruh dimensi Ilahi Allah yang
menampakkan diri-Nya. Dia tidak mengambil hal itu, itu sebabnya Allah Kembali
Ps. Djonny Tambunan - GPK Sahabat Kota - Medan 17
Notes JMD-Bandung 10 Januari 2020

menampakkan diri-Nya untuk menunjukan kepadanya dimensi apa yang masih kurang
dalam dirinya. Lalu kemudian Allah menunjukkan cara satu-satunya, langkah apa yang
perlu diambil oleh Abram. Allah sudah berfirman kepada Abram bahwa dia akan
menjadi sebuah bangsa yang besar maka Allah akan bertanggung jawab, Allah
mengangkat sumpahnya demi diri-Nya sendiri bahwa itu akan digenapi-Nya.

Meskipun kita sudah mengalami perjumpaan dengan Allah, kita perlu Kembali
mengalami perjumpaan dengan Allah El-Shaddai artinya kita menemukan dimensi ilahi
yang kita butuhkan supaya kita berhasil mencapai destiny. Kita menemukan jalan yang
adalah jalan satu-satunya. Bukankah Abraham sudah berjumpa dengan Allah beberapa
kali? Bukankah Allah juga telah memberikan panggilan dan janjiNya kepada Abram?
Bukankah Allah telah memiliki rencana besar kepada Abraham? Bukankah Allah telah
mempertemukan Abram dengan imam Allah yang maha tinggi yaitu Melkisedek?
Bukankah Allah telah melakukan semuanya itu? Tetapi Allah tetap melihat masih ada
yang kurang! Itu sebabnya Allah memperkenalkan diri-Nya sebagai El Shaddai, Allah
yang perkasa, Allah payudara ibu supaya dia hanya melihat bahwa Allah adalah satu-
satunya jalan.

Ketika Allah menampakkan diriNya dalam rupa-Nya sebagai El Shaddai, Allah


yang Mahakuasa dan payudara ibu, Dia membuat Abraham hanya menempuh satu-
satunya apa yang disediakan oleh Allah. Dalam Kejadian 17:1 sebenarnya Allah ingin
supaya Abraham melalui perjumpaannya dengan Allah yang Mahakuasa , Allah El-
Shaddai, Abram bisa menggambarkan rupa Allah yang belum bisa tertampil dalam
hidupnya Abraham selama ini. Saya ingin kita bandingkan dengan Yesus,
Yohanes 1:18
“Tidak seorang pun yang pernah melihat (horao) Allah; tetapi Anak Tunggal
Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya”.
“Horao” artinya “Menampakkan”, bahasa perjanjian lama.
Di kitab Yohanes 14 jelaskan bagaimana anak bisa menyatakan yang tidak
pernah bisa dilihat dan bagaimana anak bisa menyatakan rupa-Nya Allah.
Yohanes 14:8-9

Ps. Djonny Tambunan - GPK Sahabat Kota - Medan 18


Notes JMD-Bandung 10 Januari 2020

8 Kata Filipus kepada-Nya: "Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu
sudah cukup bagi kami."
9 Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu,
Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat
(horao) Aku, ia telah melihat (horao) Bapa; bagaimana engkau berkata:
Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.
“Barangsiapa telah memahami Aku”, “Aku” yang dimaksud adalah Yesus. Kita melihat-
Nya, kita memahami siapa Yesus melalui apa yang Yesus perbuat, artinya ketika Tuhan
menampakkan diri sebagai El Shaddai, maka kita diberi anugerah oleh Allah Bapa
untuk memahami, mampu memanifestasikan, menyatakan kemahakuasaan Allah
melalui hidup kita. Kemahakuasaan dan keperkasaannya Abraham dan dimana dia
menunjukan bahwa dia sudah melihat (horao) El Shaddai tertulis di,

Kejadian 22:10-12
10 Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau
untuk menyembelih anaknya.
11 Tetapi berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepadanya: "Abraham,
Abraham. " Sahutnya: "Ya, Tuhan. "
12 Lalu Ia berfirman: "Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia,
sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau
tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku."

Roma 8:32
Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-
Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala
sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?

Abraham mengalami perjumpaan dengan El Shaddai, memahami El-Shaddai


dan ia menemukan jalan bagaimana dia bisa memanifestasikan keperkasaan Allah,
kemahakuasaan Allah. Hal itu tidak hanya dikerjakan oleh Allah tetapi juga bisa

Ps. Djonny Tambunan - GPK Sahabat Kota - Medan 19


Notes JMD-Bandung 10 Januari 2020

dikerjakan juga oleh manusia. Kita bisa lihat bahwa Allah menonton Abraham saat
Abraham tidak segan-segan untuk menyerahkan anaknya, Allah geleng kepala, kagum
melihat aktor yang satu ini, melihat keperkasaannya Abraham. Allah menantikan juga
untuk bisa melihat keperkasaannya kita! Kita bukan hanya menonton keperkasannya
Allah. Allah kagum melihat yang dilakukan Abraham di gunung Moria. Sebelumnya
hanya Allah yang sanggup melakukannya, hanya Allah perkasa, Allah yang mahakuasa
yang sanggup melakukan itu, tetapi sekarang Allah menemukan Abraham. Ternyata
berguna Abraham memahami tentang El-Shaddai di Kejadian 17:1, sehingga sekarang
dia tahu bagaimana dia harus berbuat, dia tahu jalannya, bagaimana dia bisa menjadi
perkasa. Kalimat yang sama, tujuan yang sama dalam

Kejadian 22:12
“Lalu Ia berfirman: "Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia,
sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau
tidak segan-segan (tidak menyayangkan) untuk menyerahkan anakmu yang
tunggal kepada-Ku."

Tuhan memperagakan kemahakuasaanya kepada seluruh dunia 2000 tahun


yang lalu. Roma 8:32 mengatakan “Ia yang tidak menyayangkan anak-Nya sendiri,
anaknya yang tunggal”. Dalam bahasa perjanjian baru dikatakan Dia tidak segan-
segan seperti Abraham yang menyerahkan anaknya. Kejadian 17-Kejadian 22
adalah waktu yang cukup dekat. Allah menawarkannya kepada kita. Perjumpaan
dengan El-Shaddai menjelaskan 2 (dua) hal yaitu:
1. Kita memahami dimensi yang masih tersedia bagi hidup kita, yang
membuat kita bisa memanifestasikan kemahakuasaan-Nya Allah di
dalam dan melalui hidup kita.
2. Perjumpaan dengan Allah El Shaddai membuat kita telah menemukan
satu-satunya cara bagaimana mengambil dimensi itu untuk menjadi
kehidupan kita. Sama seperti bayi yang baru lahir, selalu akan minum
air susu dari ibunya.

Ps. Djonny Tambunan - GPK Sahabat Kota - Medan 20


Notes JMD-Bandung 10 Januari 2020

1 Petrus 2:2-5, 9-10 :


2 Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air
susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan
beroleh keselamatan,
3 jika kamu benar-benar telah mengecap kebaikan Tuhan.
4 Dan datanglah kepadaNya, batu yang hidup itu, yang memang dibuang oleh
manusia, tetapi yang dipilih dan dihormati dihadirat Allah.
5 Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk
pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat yang kudus, untuk
mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus
berkenan kepada Allah.
Jadi kamu menjadi batu hidup untuk pembangunan rumah rohani yang lebih
besar lagi, yang kudus untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena
Yesus Kristus berkenan kepada Allah.

1 Petrus 2:9-10

Tetapi kamulah bangsa yang terpilih,


imamat yang rajani, bangsa yang kudus,
umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-
perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari
kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: kamu, yang dahulu bukan umat
Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak
dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan.

Jadi, sama seperti bayi yang baru lahir, itu adalah sikap yang permanen, tidak
boleh berubah. Bayi yang baru lahir disini bukan posisi rohani, bukan pertumbuhan
rohani melainkan sikap yang permanen, yang selalu ada sampai kapanpun juga. Petrus
meskipun sudah menjadi rasul, namun dia tetap sama seperti bayi yang baru lahir yang
selalu ingin air susu yang murni. Kita menemukan satu-satunya jalan ketika kita
berjumpai dengan El Shaddai dan di dalam El-Shaddai itu semua kecukupan dan
kebutuhan kita tersedia. Tapi bagaimana caranya kita mengambilnya? Kita harus sama

Ps. Djonny Tambunan - GPK Sahabat Kota - Medan 21


Notes JMD-Bandung 10 Januari 2020

seperti bayi yang baru lahir. Sekarang ini, bayi yang baru lahir, jika ibunya tidak bisa
menyusuinya maka air susu itu akan diinfus, sedangkan masa itu belumlah ada infus.
Kondisi yang seperti inilah yang harus permanen terjadi dalam hidup kita yaitu suatu
sikap bahwa kita hanya menemukan apa yang berasal dari diri Allah yang disediakan
oleh ibumu (Bapa Rohanimu), dimana itu berbicara tentang Rumah Rohani. Apa yang
disediakan, yang disupplai yang berasal dari Allah dalam rumah rohani ini, itulah yang
kita konsumsi, biarlah kita seperti orang yang tidak berdaya, orang yang bodoh.
Sebaliknya jangan merasa lebih banyak tahu ayat Firman Tuhan dan merasa sudah
punya banyak pengalaman pelayanan.

Saudara yang punya pelayanan banyak, ingat di surga tidak pernah dihitung
jumlah pelayanan yang sudah engkau lakukan. Dan di surga tidak pernah dihitung
berapa jumlah orang yang sudah bertobat yang engkau injili . Apakah engkau bisa
menjadi sebuah bangsa? Itulah ukuran Tuhan. Luarbiasa. Jadilah sama seperti bayi
yang baru lahir yang selalu ingin akan air susu yang murni. Air susu dari puting
payudara ibu atau dengan kata lain Shaddai. Engkau hanya menemukan satu-satunya
cara dari bapa rohanimu saja, yang engkau makan, yang engkau konsumsi, yang
engkau taati sepenuhnya. Aku hanya bisa hidup, aku hanya bisa melakukan perjalanan
rohani dari apa yang dikatakan bapaku. Mungkin sulit dicerna, tapi itulah yang kita
butuhkan. Mungkin sulit dipahami, tapi itulah yang kita perlukan.

Pada Kejadian 12, Allah berkata “Aku akan membuat engkau menjadi sebuah
Bangsa kepada Abraham. 1 Petrus 2 : 9 “Tetapi kamulah Bangsa yang terpilih”.
Caranya untuk engkau menjadi bangsa hanya ada 1, yaitu jadilah seperti Abraham,
dimana Abraham sama seperti bayi yang baru lahir, bayi yang baru keluar dari ibunya.
Apa yang diperlukan seorang bayi? Air susu dari sang Ibu. Seorang bayi tidaklah
berdaya, bayi juga rentan bahaya, rentan terhadap penyakit, bakteri, virus, dan apa
saja. Itu sebabnya, dokter dan bidan akan berkata kepada Ibu yang melahirkan bayi
untuk segera memberikan bayi itu air susu, karena di dalam air susu itu ada daya imun
yang akan melindungi hidup bayi itu dari bakteri, virus, dan dari apa saja yang
membahayakan hidupnya.

Ps. Djonny Tambunan - GPK Sahabat Kota - Medan 22


Notes JMD-Bandung 10 Januari 2020

Kejadian 12 diungkapkan oleh Petrus. Kejadian 12-Kejadian 17, Allah berbicara,


berkata-kata kepada Abraham lalu Petrus menjelaskan memakai bahasa yang kita
mengerti. Di 1 Petrus 2 mulai dari ayat 1 sampai ayat 10, digunakan bahasa yang kita
pahami. Berarti 1 Petrus 2 berbicara tentang perjumpaan atau pertemuan dengan El-
Shaddai. Allah menginginkan El-Shaddai itu termanifestasi dalam hidupmu. Berarti
sekarang tidak ada alasan lagi bagimu, berhentilah berdoa dengan mengatakan “Tuhan
kami ini manusia yang sangat terbatas”. Tuhan akan terkejut mendengarkan kalimatmu
yang seperti itu. Kalau Allah bisa mempertontonkan kehebatan-Nya kepadamu maka
sekarang Allah juga ingin menonton hidupmu. Level hidupmu tidak boleh jauh dibawah
Allah karena Allah tidak akan mau jadi penonton melainkan menjadi juri, Dia akan
memutuskan apakah engkau tereliminasi atau tidak. Hal ini sama seperti tayangan di
TV, Indonesian Idol atau pencari bakat (Got Talent). Juri disini bukanlah penonton,
tetapi juri akan menilaimu. Biasanya semua yang tampil ikut audisi, pastilah dibawah
level si Juri. Karena itu, buatlah Allah menjadi penonton kehidupan kita, buat Dia rileks,
Dia beristirahat, Dia menikmati hidupmu, dan Dia percaya bahwa engkau adalah mitra
kerja-Nya yang sepadan.

Kejadian 17, Allah membuat ikat janji. Ikat janji berbicara tentang kesetaraan,
kesepadanan antara Allah dengan manusia (Abraham). Berhenti berkata bahwa Allah
terlalu tinggi. Meskipun kita sering mendengar kalimat bahwa Allah Maha, Maha Kudus,
Maha tinggi, Maha kuasa tapi bukan berarti kita menjadi tidak bisa masuk ke tempat
dimana Allah Maha itu. Di dunia ini ada kita dengar tempat yang disebut dengan VVIP,
VIP, ada tempat yang disebut dengan tempat prioritas, reguler. Kalau engkau memiliki
undangan istimewa, engkau harus melihat tanda pada undanganmu. Regulerkah?
Prioritaskah? VIP kah? Atau VVIP kah? Karena jika engkau VVIP engkau akan makan
bersama-sama satu meja, satu ruangan tersendiri bersama dengan tuan rumah.
Sedangkan ruang VIP engkau akan berada di ruangan disebelah yang mudah ditemui
oleh tuan rumah. Ruang Prioritas adalah ruangan bagi orang yang mungkin menjadi
penyumbang, yang membantu penyelenggaraaan pesta tersebut. Sedangkan ruang
Reguler adalah ruang untuk orang–orang umum (hanya dikenal saat berpapasan dan
bukan orang terdekat si tuan rumah).

Ps. Djonny Tambunan - GPK Sahabat Kota - Medan 23


Notes JMD-Bandung 10 Januari 2020

Jadi sama seperti ruangan itu, ada tahapannya,


dan kita harus bisa mengerti keinginan Allah bahwa Dia
ingin kita ada diruangan yang disebut dengan VVIP
(Very-Very Important Person). Biar Tuhan melihat bahwa
kita adalah pribadi yang sangat penting sehingga
akhirnya Dia membuat ikat janji untuk kita bisa
menggenapkan apa yang telah Allah katakan. Jadi perjumpaan dengan El Shaddai itu
adalah perjumpaan yang sangat penting, yang berarti engkau telah memahami dimensi
apa yang masih hilang dan dimensi apa yang masih kurang dalam hidupmu yang Allah
telah sediakan didalam rumahNya. Ingat! engkau tidak bisa menyusu dan mengambil
asi dari ibu tetanggamu, tetapi engkau harus menyusu ari ibu darah dagingmu karna
DNA ibumu adalah yang paling cocok dengan dirimu. Ketika kecocokan itu berpadu
(bertemu) maka engkau akan bertambah kuat dan imunmu juga bertambah.

Segala hal yang jahat tidak bisa membuat engkau jatuh kedalam dosa. Contoh
lain yang luar biasa adalah bagaimana Daud dan bangsa Israel juga menunjukkan
keperkasaan Allah dalam perjalanan hidup mereka sampai hari ini dan sampai kepada
kekekalan. Betapa Luar biasanya Daud! Dari beberapa kesaksian orang-orang yang
saya ceritakan tadi, sebenarnya mereka adalah orang-orang biasa namun mereka
mampu menunjukkan/menyatakan keperkasaan, kemahakuasaan Allah melalui hidup
mereka!

Doa:

Terimakasih buat anugrah yang Engkau berikan kepada kami ya


Tuhan, kami bisa memahami Engkau yang berarti kami bisa melihat dengan
jelas dari Firman yang baru saja kami dengar. Saya berdoa saat ini Tuhan,
biarlah semua orang yang mendengarkan Firman ini bisa melihat apa yang
Engkau sediakan dan bagaimana cara satu-satunya untuk mereka bisa
mengambil sehingga kemahakuasaanMu dan sifat dasar hidupMu itu bisa
mereka nyatakan melalui hidup mereka. Saya juga berdoa supaya sejak saat
ini, hal itu menjadi realita dalam hidup orang-orang yang mendengarkan

Ps. Djonny Tambunan - GPK Sahabat Kota - Medan 24


Notes JMD-Bandung 10 Januari 2020

firmanMu ini, Engkau telah menunjukkan caranya bagaimana untuk


mengambil kehidupan itu dan bagaimana untuk mengambil dimensi itu
dimensi yang selama ini tidak mereka miliki. Bapa, trimakasih Engkau
menunjukkan jalan dan Engkau menunjukkan apa yang kami perlukan seperti
firmanMu yang lalu Engkau adalah ‘God Sufficient’ yaitu Allah yang
memberikan kecukupan, Allah yang membuat aku cukup. Cukup untuk aku
sampai kepada destiny. Bapa, trimakasih untuk anugrah ini dan Firman ini,
buatlah mereka berpegang teguh dan berpijak teguh kepada Firman yang
telah meneguhkan mereka, memberikan kepada mereka pemahaman pada
hari ini. Trimakasih untuk anugrah ini dalam nama Tuhan kami Yesus Kristus,
Amen.

Ps. Djonny Tambunan - GPK Sahabat Kota - Medan 25

Anda mungkin juga menyukai