Anda di halaman 1dari 6

Khotbah, 2 Juni 2019

“Aku Tidak Akan Meninggalkan Kamu Sebagai Yatim Piatu”


Yohanes 14: 16-20
Nast Pembimbing : Yohanes16:7-11

Tujuan Khotbah :
 Agar Jemaat memahami dan menyakini bahwa Janji penyertaan-Nya
diberikan kepada orang percaya, yang dapat diterima dan dimengerti dalam
Iman Percaya kepada Tuhan Yesus melalui karya Roh Kudus.

Pendahuluan :

Ketika mendengarkan kata yatim piatu apakah yang ada dipikiran Bapak Ibu
Sekalian ? Tidak mudah rasanya ditinggalkan selamanya oleh mereka yang kita
kasihi dan mengasihi kita dalam waktu perjumpaan yang singkat.

Suatu kali ditengah keramaian seorang anak termenung diam. Hatinya sedih
menangis ketika ia sadar bahwa orang tua yang ia kasihi tidak dapat menghadiri
wisudanya. Dalam mimpinya ia ingin sosok orang tua, ayah dan ibunya hadir
ditengah-tengah tidurnya namun itupun tidak bisa sebab ia hanya tahu orang tuanya
dari foto karena terlalu kecil untuk mengerti arti kebersamaan. Anak itu bertumbuh
besar dan menghabiskan beberapa tahun perjalananya bersama teman-teman
senasib di Panti Asuhan Pa van Der Steur dan kemudian tinggal bersama keluarga,
yaitu tantenya yang akhirnya harus meninggalkannya kembali untuk selamanya dan
meninggalkan seorang anak laki-laki yang harus ia jaga. Ia merasa berat dan
bertanya “Tuhan mengapa Engkau begitu tidak adil meninggalkan dirinya seorang
diri?”. Rasa marah berkecamuk dalam diri dikala proses Tuhan itu. Ditengah-tengah
proses hidupnya anak tersebut sadar bahwa dikesendirian Tuhan memanggilnya
menjadi pelayan-Nya, Ia menyakini bahwa Tuhan tidak meninggalkannya sebagai
yatim piatu sebagaimana ungkapan Mazmur 27:10 “Sekalipun ayahku dan ibuku
meninggalkan aku, namun Tuhan menyambut aku.” Kini anak itu sudah melawati
proses hidupnya dan ketika ia mengetahui tentang cerita hidup masa lalunya, ia tahu
dalam Tuhan itu indah pada waktu-Nya, sebab Tuhan tidak meninggalkannya
sebagai yatim piatu. Anak itu saat ini berdiri dihadapan Bapak Ibu menyampaikan
Firman Tuhan.

Pembahasan

Kalimat dalam Yohanes 14:18 “Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim
piatu. Aku datang kembali kepadamu.” Adalah kalimat yang begitu menguatkan para
murid yang dalam keadaan gelisah ketika Guru dan Tuhan akan pergi meninggalkan
mereka. Bahkan saat kenaikan Tuhan Yesus, kalimat penguatan diucapkan-Nya
kepada para murid.
1. “...Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” Matius
28:20b
2. “Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku. Tetapi
kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan
kekuasaan dari tempat tinggi.” Lukas 24:49

1
3. “dan berkata kepada mereka: “Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu
berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan
kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia
naik ke sorga.” Kisah Para Rasul 1:11

Dalam pengertiannya, yatim piatu adalah seorang yang ditinggalkan ayah dan ibu
atau keluarnya. Terdapat 41 kali tertulis dalam Alkitab. Dalam bahasa Yunani, kata
yang dipakai adalah ὀρφανός orphanos yang diartikan kehilangan mereka yang
berarti. Makna yang terkandung dari orphanos adalah penderitaan, kegelisahan,
kekuatiran, ketidakberdayaan, kemisikinan, membutuhkan pertolongan dan
perlindungan karena kehilangan tersebut. Beberapa ayat bisa kita lihat mengenai
keadaan yatim piatu diantaranya :
1. “Seseorang janda atau anak yatim janganlah kamu tindas.” Keluaran 22:22
TB
2. “Berilah keadilan kepada orang yang lemah dan kepada anak yatim, belalah
hak orang sengsara dan orang yang kekurangan!” Mazmur 82:3 TB
3. 17“Janganlah engkau memperkosa hak orang asing dan anak yatim; juga
janganlah engkau mengambil pakaian seorang janda menjadi gadai.
19-21
Apabila engkau menuai di ladangmu, lalu terlupa seberkas di ladang,
maka janganlah engkau kembali untuk mengambilnya; itulah bagian orang
asing, anak yatim dan janda -- supaya Tuhan, Allahmu, memberkati engkau
dalam segala pekerjaanmu. Apabila engkau memetik hasil pohon zaitunmu
dengan memukul-mukulnya, janganlah engkau memeriksa dahan-dahannya
sekali lagi; itulah bagian orang asing, anak yatim dan janda. Apabila engkau
mengumpulkan hasil kebun anggurmu, janganlah engkau mengadakan
pemetikan sekali lagi; itulah bagian orang asing, anak yatim dan janda.”
Ulangan 24:17, 19-21 TB
4. “Bapa bagi anak yatim dan Pelindung bagi para janda, itulah Allah di
kediaman-Nya yang kudus;” Mazmur 68:6 TB
5. “Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah
mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan
menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.” Yakobus 1:27
TB

Ditengah-tengah kegelisahan karena Tuhan Yesus akan meninggalkan mereka ke


sorga, kalimat Tuhan Yesus sangat menguatkan para murid dan kita semua
pembaca Injil. Beberapa hal dapat kita renungkan sebab janji penyertaan-Nya
berkaitan dengan tema dari ayat 18 Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai
yatim piatu adalah :

I. Ia Telah Mengangkat Kita Menjadi Anak-Nya


Dalam ayat yang telah kita baca, dikatakan “pada waktu itulah kamu akan tahu,
bahwa Aku di dalam Bapa-Ku dan kamu di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.”
Yohanes 14:20 sangat jelas terlihat hubungan antara Bapa, Tuhan Yesus dan diri
orang yang telah diselamatkan.

Sebagai orang percaya kita menyakini bahwa hanya tindakan dan karya Allah yang
yang membuktikan akan kasih-Nya. Robert Letham mengatakan “Tindakan Allah
menunjukkan betapa besarnya kualitas kasih yang ada pada-Nya”. Secara Cuma-

2
Cuma Ia mengangkat kita menjadi anak-anak Allah dan memiliki segala hak penuh
sebagai anak-anak Allah.

Hal ini sangat jelas ketika kita membaca beberapa bagian ayat berikut:
1. Yohanes 1:12-13 “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa
supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-
Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging,
bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari
Allah.”
2. 1 Yohanes 3:1-2 “Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa
kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah
anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak
mengenal Dia. Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-
anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu,
bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti
Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.”
3. Roma 8:14-17 “Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.
Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi
takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak
Allah. Oleh Roh itu kita berseru: “ya Abba, ya Bapa!” Roh itu bersaksi
bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah. Dan jika
kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang
yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-
sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia,
supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.”

Allah tidak dapat menerima seorang manusia berdosa menjadi anggota keluarga-
Nya kecuali dan sampai orang tersebut telah dijadikan benar dan dikuduskan
dihadapan-Nya. Ketika Ia orang-orang pilihan-Nya menerima-Nya sebagai Tuhan
dan Juruselamat saat itu jugalah kita telah diangkat menjadi anak-Nya dan disebut
anak-anak Allah.

Anak-anak Allah sungguh berbeda dari anak-anak dunia yang tersesat dan tidak
terarah dalam hidup akan masa depan. Kita sungguh menyakini bahwa pernyataan
Yesus Kristus adalah tepat dan benar ketika Ia mengatakan “...“Akulah jalan dan
kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak
melalui Aku.” Yohanes 14:6. Kita melihat bahwa orang yang menerima Yesus
sebagai Juruselamat diberikan hikmat untuk menyebut-Nya “Ya Abba, ya Bapa!”
Karena kita tahu bahwa Ia adalah jalan menuju kepada kekekalan. Anak-anak dunia
adalah anak-anak yang menderita sebagai yatim piatu. Hal dijelaskan G.I.
Williamson sebagai berikut:

“jika kita merenungkan manusia berdosa dan hubungan mereka


sebenarnya dengan Allah, maka kita tentu akan melihat betapa
mereka ini lebih mirip sebagai anak-anak yatim piatu daripada
anggota keluarga Allah yang berbahagia. Mereka adalah anak-anak
Iblis, namun Iblis sendiri tidak mengasihi mereka. Dan mereka ini
pun bukan bagian dari keluarga yang didalamnya terdapat kasih
persaudaraan antara satu anggota dan anggota lainnya.
Sebagaimana para anak yang menguni rumah yatim piatu karena

3
orang tua mereka tidak mengasihi mereka dan tidak mau
memelihara mereka, demikian pula orang berdosa.”

Hal ini berbeda dengan keadaan kita sebagai manusia yang telah diangkat menjadi
anak-anak Allah. Bapa sungguh mengasihi mereka yang telah menjadi anak-anak-
Nya sebab itu Ia menebus mereka dengan harga yang lunas dibayar. Inilah
mengapa Ia mengatakan Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu.
Kita bukanlah anak yatim piatu yang malang dan ditinggal sendirian sebab Tuhan
Yesus kembali kepada Sorga dengan satu tujuan “...Sebab Aku pergi ke situ untuk
menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah
menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke
tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.” Yohanes
14:2-3.

Ketika Ia kembali ke Sorga, Ia memberikan kepada kita penolong untuk kita sampai
Ia datang kembali menjemput kita.

II. Ia Memberikan Kepada Kita Penolong, yaitu Roh Kudus


Nast tertulis demikian “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan
kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya,
yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat
Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu
dan akan diam di dalam kamu.” Yohanes 14:16-17. Betapa bahagianya sebagai
anak-anak Allah. Dengan jelas dikatakan Ia akan memberikan kepadamu seorang
Penolong yang lain. Kata penolong menggunakan kata paraklētos dimana diartikan
penolong, penghibur, pengantara untuk menyertai kita selamanya. Kita dapat
melihat disini bahwa Allah bukan hanya memperhatikan umatnya pada masa lampau
namun masa kini dan akan datang. Abineno mengatakan iman Kristen bukan saja
mempunyai hubungan dengan masalampau tetapi juga dengan masakini dan
masadepan.

Allah mengerjakan karya-Nya dalam sejarah umat dari permulaan sampai kepada
keselamatan melalui Tuhan Yesus. Ia mati dan bangkit. Namum tidak berhenti disitu.
Allah memberikan kepada anak-anaknya Roh Kudus sebagai penolong untuk
menjalani hari-hari hingga tiba saatnya. Ini adalah keunikan iman Kristiani. Allah
yang kita sembah tidak pernah meninggalkan kita sebagai yatim piatu. Kita tidak
hanya memandang masalampau tetapi kitapun harus memandang kepada
masaakan datang dimana realisasi Kerajaan Allah akan berlangsung. Itu adalah
tujuan orang beragama, yaitu kehidupan kekal setelah kematian. Sebab dunia ada
akhirnya, setelah itu hanya ada kekekalan, upah atau hukuman. Upah adalah
kebahagiaan bersama dengan Allah sedangkan hukuman adalah siksa neraka
bersama Iblis. C.S. Lewis mengatakan pada akhirnya hanya ada dua macam orang:
mereka yang berkata kepada Allah, “kehendak-Mu jadilah”, dan mereka yang
kepadanya Allah berkata, pada akhirnya, “kehendakmu jadilah”. Semua yang ada
dalam hukuman kekal memilih hal tersebut. Allah adalah adil dan kasih, dalam
kasih-Nya Ia tidak dapat memaksa. Kasihnya bekerja secara persuasif dan lembut.
Setiap anak Allah mendengarkan Bapanya berbicara melalui Roh Kudus.

4
Sebagai anak-anak Allah, Ia berjanji tidak akan meninggalkan kita sebagai yatim
piatu. Roh Kudus adalah nama untuk kasih Allah yang pergi kepada manusia dan
merobah dan memperbaharuinya. Roh Kudus adalah kehadiran Allah yang kita
alamai dalam kehidupan kita, kehadiran Allah yang menguatkan kita dan menopang
kita, kehadiran Allah yang menghibur kita dan membukankan pikiran kita akan hidup
sesuai Firman Allah, kehadiran Allah yang mengingatkan kita akan makna kasih
akan Allah dan sesama, mengingatkan kita bagaimana hidup berpadanan dengan
Kristus, kehadiran yang memberikan kepada kita keberanian sebagai saksi iman
dalam Kristus Yesus.

Kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,


kelemahlembutan, penguasaan diri yang sangat diharapkan terjadi dalam tatanan
sosial hanya mungkin terjadi ketika Allah berkenan hadir dan bertindak di dalam dan
di tengah-tengah kita orang percaya. Tindakan Allah inilah yang dikerjakan di dalam
pribadi ketiga dalam Allah Trinitas yaitu Roh Kudus.

Roh Kudus bukan roh suci seperti yang dipercayai kepercayaan dinamisme dan
animisme dimana dinamisme adalah kepercayaan pada kekuatan gaib yang
misterius. Kepercayaan ini mengumpulkan kekuatan gaib atau mana (dalam bahasa
ilmiah) sebanyak mungkin. Animisme adalah agama yang mengajarkan bahwa tiap-
tiap benda, baik yang beryawa maupun tidak bernyawa mempunyai roh. Iman
Kristiani mempercayai Roh Kudus yang kekal telah ada sejak permulaan kekal
adanya selama-lamanya. Ia adalah oknum ketiga Allah Tritunggal yang diberikan
kepada kita untuk menuntun dan mengarahkan perhatian kita kepada Kristus dan
karya penyelamatan-Nya. Roh Kudus membangkitkan iman kita kepada Kristus
sebagai Juruselamat. Hal inilah yang dikatakan Alkitab kepada kita dalam Injil
Yohanes.

1. Roh Kudus Mengajar dan Mengingatkan kepada Pengajaran Yesus


Kristus. Yohanes 14:26 “tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan
diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala
sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah
Kukatakan kepadamu.”
2. Roh Kudus menginsafkan manusia akan dosa, kebenaran dan
penghakiman dalam Kristus. Yohanes 16:8-11 “Dan kalau Ia datang, Ia
akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan
dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku; akan kebenaran, karena
Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; akan penghakiman,
karena penguasa dunia ini telah dihukum.”
3. Roh Kudus membawa kita kepada Kristus sebagai Pusat kehidupan.
Yohanes 16:13 “Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan
memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-
kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah
yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang
akan datang.”

Kesimpulan
Dengan demikian Tuhan Yesus Kristus tetap berkarya sekalipun Ia naik ke sorga
menyediakan tempat bagi kita, namun Roh-Nya terus bekerja dalam diri umat-Nya.
Hanya dalam Roh Kudus kita berdiri sebagai umat yang kuat menghadapi tantangan

5
zaman, melalui Roh Kudus gereja tetap berdiri. Dimana Roh Kudus dialami, di situ
Kristus sendiri bekerja oleh Pneuma-Nya dalam batin manusia. Ia tidak
meninggalkan kita sebagai yatim piatu dan kita dapat tidak merasakan ditinggalkan
sebagai yatim piatu demikian ketika hidup kita diserahkan untuk dipimpin oleh Roh-
Nya.

Anda mungkin juga menyukai