Anda di halaman 1dari 12

TOKOH-TOKOH ALKITAB

1. YUSUF

Latar belakang:
Yusuf adalah putra ke-11 dari Yakub, anak pertama yang diperolehnya dari Rahel. Yusuf
lahir di kota Haran. Nama Yusuf berarti "kiranya ditambahkan-Nya (Allah) lagi (anak
lelaki)". Dia memiliki seorang saudara kandung, Benyamin, dan 12 saudara tiri (termasuk
Dina).

Kegagalan Hidup: tidak ada.

Keteladan Hidup yang Dapat Dicontoh:

1. Takut akan Tuhan: ketika Yusuf menjadi budak di rumah Potifar. Saat dia digoda oleh
istri Potifar, dia segera berlari meninggalkan istri Potifar.

2. Mengasihi dan Mengampuni: Yusuf tidak menyimpan kepahitan terhadap keluarganya.


Sekalipun dia dijual sebagai budak oleh saudara-saudaranya, dia tetap mengampuni
mereka.

3. Mengandalkan Tuhan: Setiap hal yang Yusuf lakukan senantiasa mengutamakan Tuhan
sehingga Tuhan berkarya dengan membuat Yusuf berhasil dalam setiap hal yang
dikerjakannya.

4. Bertanggung Jawab: Saat melakukan tugasnya, dia selalu melaksanakannya dengan


sepenuh hati dan bertanggung jawab sehingga dia diangkat menjadi kepala rumah tangga
dan kepala di penjara, bahkan menjadi orang kedua yang berkuasa atas Mesir.

1
2. DAUD

Latar Belakang:
Daud ialah cicit dari Rut dan Boas, Daud dilahirkan di Betlehem, Efrata, di daerah yang
bernama Yudea (1 Samuel 16). Ayahnya bernama Isai. Anak bungsu dari 8 bersaudara (1
Samuel 17: 12 dab), dan dipersiapkan untuk menjadi gembala. Dalam pekerjaan inilah ia
ditempa menjadi berani (1 Samuel 17:34-35). Dalam pekerjaan itu juga ia belajar
kelemahlembutan dan jiwa pengasuhan terhadap kawanan dombanya, yg di belakang hari
disyairkannya sebagai sifat-sifat Allah-nya. Seperti Yusuf, ia menderita karena niat-niat
jahat dan hati yang cemburu dari kakak-kakaknya, barangkali karena bakat-bakat yang
dikaruniakan Allah kepadanya (1 Samuel 18:28).

Kegagalan Hidup:
Suatu hari Daud sedang berjalan-jalan di atap istananya. Dari atas ia melihat Batsyeba yang
cantik jelita. Sayang sekali ternyata Batsyeba adalah istri Uria orang Het, seorang perwira
Daud sendiri. Dengan berbagai tipu muslihat Daud akhirnya berhasil menyingkirkan Uria,
dan ia pun memperistri Batsyeba. Namun Allah mengetahui kebusukan Daud, dan melalui
nabi Natan, Allah menegur Daud. Daud menyesali dosa-dosanya.

Keteladan Hidup yang Dapat Dicontoh:


1. Selalu mengandalkan Allah. Kisah antara Daud dengan Goliat sangat menunjukkan
bagaimana Daud mengandalkan Allah. Karakter dan keteladanan Daud ini perlu kita
terapkan dalam kehidupan kita. Daud tidak takut, tidak gentar menghadapi Goliat yang
begitu besar jika dibandingkan dengannya. Ia mengerti bahwa sebesar apapun Goliat, ia
memiliki Allah yang jauh lebih besar.
2. Menghormati relasi dengan orang lain. Ketika Daud tidak membunuh Saul, ia
menghormati relasinya dengan Saul. Ia menghargai Saul sebagai rajanya, sebagai orang
yang telah diurapi Tuhan. Daud menghormati Saul sebagai ayah dari Yonatan,
sahabatnya.
3. Mau mendengarkan kritik dari orang lain. Daud sudah melakukan kesalahan yang sangat
berat ketika mengambil Betsyeba sebagai isterinya dan membunuh Uria, suami Betsyeba.
Allah pun mengirimkan Natan untuk mengingatkan Daud akan dosanya. Kita perlu ingat
bahwa saat itu, Daud sudah menjadi seorang raja. Namun, posisinya, kekuasaannya tidak
menjadikan dia seorang yang sombong. Ketika Natan datang untuk menasehatinya, ia
tetap mau mendengarkannya dengan baik.

2
4. Bertobat dengan sungguh-sungguh. Setelah Natan menasehatinya, Daud tidak menunda-
nunda untuk melakukan pertobatan. Pengakuan dosa yang ia lakukan pun tidak main-
main. Ia melakukannya dengan sungguh-sungguh.
5. Menyukai firman Tuhan. Daud menunjukkan ketergantungannya dengan Allah melalui
perenungan firman Tuhan.
3. SALOMO

Latar Belakang: Salomo, putra kesepuluh Daud dan putra kedua dari istrinya Batsyeba,
menjadi raja Israel yang ketiga pada tahun 970 SM, dan memerintah selama empat puluh
tahun. Meskipun perjalanan untuk meraih takhta kerajaan diwarnai pembunuhan musuh-
musuh politiknya (1 Raj. 2:25, 34, 36), masa pemerintahan Salomo dinilai sebagai “zaman
keemasan” kerajaan Israel. Pada masa inilah, kerajaan Israel mengalami kedamaian,
kemakmuran, dan mencapai puncak kebudayaan. Kata “Salomo” dalam bahasa Ibrani
berarti “damai”.

Kegagalan Hidup: kegagalan Salomo dalam kehidupan keagamaan, karena pengaruh istri-
istri asingnya yang beribadat kepada ilah-ilah asing (1 Raj. 11:1-9). Karena itu, Allah
berfirman kepadanya, “Oleh karena begitu kelakuanmu, yakni engkau tidak berpegang pada
perjanjian dan segala ketetapan-Ku yang telah Kuperintahkan kepadamu, maka
sesungguhnya Aku akan mengoyakkan kerajaan itu dari padamu dan akan memberikannya
kepada hambamu” (1 Raj. 11:11). Ketika Salomo wafat, Rehabeam anaknya,
menggantikannya sebagai raja.

Keteladan Hidup yang Dapat Dicontoh:


- Berdoa: Salomo meneladankan bahwa berdoa itu sangat perlu dan dengan kesungguhan
hati. Berdoa dengan cara merendahkan diri dan merendahkan hati di hadapan Tuhan.
Tuhan merupan sumber kehidupan kita maka kita harus menjalin komunikasi dengan
cara berdoa.
- Memberkati: Memberkati kepada anak-anak kita, saudara kita bahkan sesama manusia.
Memberkati tidak hanya sekedar kata-kata tetapi juga melalui Tindakan tulus kita.
Perilaku kita dapat menjadi berkat bagi sesama kita jangan malah menjadi batu
sandungan dan menyelakakan sesama kita.
- Bersyukur kepada Tuhan: Selalu menerima kondisi yang sudah diberikan Tuhan. Oleh
karena itu yang dimaksud bersyukur kepada Tuhan adalah tidak pernah mengeluh atas
segala sesuatu dalam kehidupan kita baik di dalam suka dan duka. Bagaimana cara
bersyukur kepada Tuhan selalu memandang positif setiap kehidupan kita, mau berbagi
dan peduli dengan sesama kita.

3
4. MUSA

Latar Belakang: Musa berasal dari suku Lewi. Ayahnya bernama Amram dan ibunya
bernama Yokhebed. Musa memiliki 2 orang kakak kandung, yaitu Harun dan Miriam.
Berdasarkan penafsiran Taurat Musa dianggap memiliki beberapa orang istri, yaitu: Zipora,
anak Rehuel.dan Seorang perempuan Kush. Dari Zipora, Musa mempunyai dua orang putera
yaitu: Gersom dan Eliezer.

Kegagalan Hidup: Tuhan tidak mengizinkan Musa masuk ke Tanah Perjanjian adalah
karena Musa tidak taat kepadaNya. Ketidaktaatan Musa ini dimulai pada saat bangsa Israel
kehausan di padang gurun dan bersungut-sungut meminta air kepada Musa dan Harun.
Ketika Musa dan Harun melaporkan sungut-sungut bangsa Israel kepada Tuhan, Tuhan
memerintahkan Musa untuk berbicara kepada sebuah bukit batu agar mengeluarkan air,
sehingga bangsa Israel bisa minum. Namun, Musa tidak melakukan tepat seperti yang
diperintahkan oleh Tuhan. Ia justru melakukan dua kesalahan: Pertama, ia marah kepada
orang Israel seraya berkata, "Dengarlah kepadaku, hai orang-orang durhaka, apakah kami
harus mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini?" Dengan berkata kami, bukan Tuhan,
Musa dan Harun telah mengambil alih wewenang Tuhan. Hal itu dianggap telah menghujat
Tuhan, sebab memberi bangsa Israel minum itu wewenang Tuhan. Kedua, Musa memukul
bukit batu itu sebanyak dua kali. Padahal Tuhan hanya menyuruhnya untuk berbicara
kepada bukit batu tersebut, bukan memukulnya. Hal ini berarti bahwa Musa tidak taat pada
perintah Tuhan. Itulah sebabnya Tuhan murka kepada Musa dan Harun. Tuhan berkata
bahwa Musa dan Harun tidak percaya kepadaNya dan tidak menghormati kekudusanNya
(Bil 20:2-13).

Keteladan Hidup yang Dapat Dicontoh:


1. Lemah Lembut:
Dalam Bilangan 12: 3 dikatakan bahwa Musa adalah seorang yang sangat lembut
hatinya, bahkan melebihi setiap manusia di atas muka bumi.
2. Setia:

4
Dalam Bilangan 12: 7, Allah menyatakan bahwa Musa adalah seorang yang setia dalam
segenap rumah-Nya.
3. Rendah Hati:
Keluaran 3:10-11, ketika Allah mengutus Musa untuk membawa bangsa Israel keluar
dari Mesir, Musa berkata siapakan ia, sehingga ia yang akan menghadap Firaun dan
membawa Israel keluar dari Mesir. Musa menunjukkan kerendahan hati.
4. Pemazmur
Musa selalu bermazmur kepada Tuhan. Nyanyiannya dimuat dalam kitab Mazmur 90,
serta dalam Wahyu 15:3. Nyanyian dalam Wahyu 15:3 dinyanyikan sebagai nyanyian
kemenangan.
5. Pendoa:
Musa mengandalkan Tuhan dalam kehidupannya, dalam setiap perkara yang
dihadapinya. Dia menjadikan doa sebagai gaya hidupnya, sehingga tak ada perkara yang
mustahil, sebab Allah sendiri yang membimbing Musa dalam setiap keputusan yang
diambilnya.
6. Menjauhi Dosa:
Dalam Ibrani 11: 25 disebutkan juga bahwa Musa menolak disebut sebagai anak putri
Firaun, ia lebih suka menderita sengsara bersama umat Allah dibandingkan menikmati
kesenangan sementara dari dosa.
7. Menganggap Kristus Lebih Bernilai:
Seperti disebutkan sebelumnya, Musa menolak disebut anak dari putri Firaun (Ibrani 11:
24-25) dan lebih memilih hidup menderita bersama sesama bangsa Israel. Musa juga
menganggap penghianaan karena Kristus lebih bernilai dibandingkan dengan harta
Mesir (Ibrani 11:26). Tinggal bersama Kristus merupakan tujuan hidup orang Kristen.
8. Mengharapkan Upah Masa Depan:
Dalam Ibrani 11:26 dikatakan bahwa Musa menganggap Kristus lebih bernilai, sebab ia
memandang upah masa depan.
9. Memiliki Jiwa Bapa:
Musa memiliki jiwa kebapaan yang sangat melekat dalam dirinya. Ia membela dan
mengayomi orang-orang yang berada di bawahnya, bersedia mendengar keluh kesah
umat Israel sepanjang hari.

5
5. ABRAHAM

Latar Belakang: Abraham adalah nenek moyang dari bangsa Israel. Abraham
memperanakkan Ismail dan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub (yang disebut juga Israel).
Yakub memperanakkan 12 Suku Israel yang kemudian menurunkan nabi-nabi (Musa dari
suku Lewi) dan raja-raja (Daud, Salomo dari suku Yehuda), sampai kepada Mesias yang
menyelamatkan. Abraham sendiri adalah orang Ibrani (keturunan Eber). Eber adalah cicit
dari Sem, anak Nuh.

Kegagalan Hidup: meninggalkan tanah Kanaan yang diberikan Tuhan kepadanya dan
Abram tidak jujur terhadap Tuhan dan Firaun.

Keteladan Hidup yang Dapat Dicontoh:

1. Taat kepada Allah: Ada begitu banyak kesaksian yang menunjukkan betapa Abraham
taat kepada Allah. Ia beriman, percaya, dan menyaksikan iman tersebut sepanjang
kehidupannya. Keteladanan Abraham dalam Alkitab ini menunjukkan bagaimana
Abraham taat tanpa kompromi. Ia tidak menanyakan apa maksud dan tujuan segala
perintah Allah. Abraham tidak menuntut penjelasan, kehidupan yang baik. Ia hanya
menjalani kehidupannya dan menyerahkan segalanya kepada Tuhan.

2. Mau berdoa untuk orang lain: Abraham berdoa bagi Sodom dan Gomora bahkan
ketika hal itu tidak menguntungkan ataupun merugikan dirinya sendiri. Abraham
memilih untuk menunjukkan kasihnya, dibandingkan membicarakan kejahatan Sodom-
Gomora seperti tertulis pada ayat Alkitab tentang membicarakan keburukan orang lain.
Hal ini tentu menjadi teladan untuk kita. Sebagai orang Kristen yang memiliki belas
kasih, kita seharusnya tidak hanya terus berdoa untuk diri kita sendiri. Kita juga perlu
untuk mendoakan orang lain.

3. Rendah hati: Abraham merupakan orang yang sangat dikasihi Allah. Ia diberkati dan
disertai Allah dengan luar biasa. Namun, dengan hal tersebut, ia tidak menjadi sombong
dan tinggi hati. Ia tetap mengakui bahwa ia hanyalah debu dan abu di mata Tuhan. Ia

6
tetap mengakui bahwa Allah lah yang Maha Kuasa, yang berkuasa atas segala sesuatu.
Ini menjadi bentuk penyembahan yang benar menurut Alkitab dari Abraham untuk Allah.
Abraham tidak hanya bersikap rendah hati di hadapan Tuhan. Ia pun rendah hati di
hadapan manusia. Ia tidak segan untuk mengatakan bahwa ia hanyalah orang asing dan
pendatang. Padahal, jika ia mau, ia dapat menggunakan kekayaannya untuk menuntut
apa yang ia inginkan.

6. NUH

Latar Belakang:

Dalam Alkitab disebutkan bahwa Nuh adalah keturunan kesembilan Adam. Rincian nama
beserta umur mereka adalah:[3]

 Adam memiliki putra bernama Set/Syits saat berusia 130 tahun


 Set memiliki putra bernama Enos saat berumur 150 tahun
 Enos memiliki putra bernama Kenan ketika berumur 90 tahun
 Kenan memiliki putra bernama Mahalaleel saat berusia 70 tahun
 Mahalaleel memiliki putra bernama Yared ketika berusia 65 tahun
 Yared memiliki putra bernama Henokh saat berusia 162 tahun
 Henokh memiliki putra bernama Metusalah ketika berumur 65 tahun. Henokh kerap
dipandang sebagai Nabi Idris dalam sumber Islam.
 Metusalah memiliki putra bernama Lamekh saat berusia 187 tahun
 Lamekh memiliki putra bernama Nuh saat berusia 182 tahun

Kegagalan Hidup: Nuh memiliki kelemahan untuk anggur. Dalam Kejadian 9, Alkitab
mengatakan bahwa Nuh hanya mencatat dosa. Dia menjadi mabuk dan pingsan di tendanya,
membuat dirinya malu pada putranya.

Keteladan Hidup yang Dapat Dicontoh: Nuh adalah pria yang saleh. Dia tidak bercacat di
antara orang-orang di zamannya. Ini tidak berarti Nuh sempurna atau tidak berdosa, tetapi
dia mengasihi Tuhan dengan sepenuh hati dan sepenuhnya berkomitmen untuk taat.
Kehidupan Nuh mengungkapkan sifat-sifat kesabaran dan ketekunan, dan kesetiaannya

7
kepada Tuhan tidak bergantung pada orang lain. Imannya tunggal dan tak tergoyahkan
dalam masyarakat yang sepenuhnya tidak beriman.

7. AYUB

Latar Belakang: Ayub yang merupakan seorang kepala keluarga kaya raya yang takut akan
Allah, yang tiba-tiba dilanda malapetaka yang merenggut semua harta benda dan orang-
orang yang ia sayangi untuk menguji iman Ayub kepada Allah.

Kegagalan Hidup: Ayub memiliki tujuh anak laki-laki, tiga


anak perempuan dan juga memiliki harta kekayaan yang di antaranya: tujuh ribu
ekor kambing domba, tiga ribu ekor unta, lima ratus pasang lembu, lima ratus
keledai betina (Ayub 1–3). Iblis datang menghampiri Allah dan meminta izin
untuk mencobai Ayub. Ayub kehilangan semua anaknya dan segala harta
bendanya, dan juga dihinggapi penyakit kulit, namun Ayub tetap setia kepada
Tuhan walaupun Ayub mengalami penderitaan

Keteladan Hidup yang Dapat Dicontoh: Ayub memberikan contoh dan teladan bagi kita
dimana ia menunjukan iman dan
kesetiaannya meskipun ia mengalami penderitaan yang tiada bandingnya bahkan mungkin
mengalami penderitaan diluar kemampuannya. Namun sikap yang ditunjukan Ayub
bukanlah
sikap yang gampang menyerah namun ia tetap menerima kehendak Allah atas dirinya. Jadi
sikap dan kesetiaan Ayub merupakan suatu teladan yang perlu ditiru dan dihidupi dalam
hidup ini supaya disetiap titik langkah kita, Allah selalu memberikan yang terbaik untuk kita
dan selalu diberkati oleh Allah.

8
8. SAMUEL

Latar Belakang: Samuel adalah tokoh Bangsa Israel yang hidup pada akhir masa kesukuan
atau hakim-hakim dan awal masa kerajaan. Ayahnya bernama Elkana. Kitab Samuel
mencatat bahwa Elkana berasal dari suku Efraim, sementara Tawarikh menyebutkan bahwa
dia berasal dari suku Lewi.
Kegagalan Hidup: Ketika Samuel telah menjadi tua, dia mengangkat anak-anaknya laki-
laki, agar
melayani Tuhan sebagai hakim atas orang Israel seperti dirinya. Tetapi
anak-anak Samuel tidak hidup seperti ayahnya, sebagaimana tercatat demikian,
"mereka mengejar laba, menerima suap dan memutarbalikkan keadilan" [ I Sam.
8:1-3 ]. Sungguh menyedihkan melihat hamba Tuhan yang melayani Dia seumur
hidupnya, namun ternyata anak-anaknya tidak mengikuti jejak ayahnya.

Keteladan Hidup yang Dapat Dicontoh:


 Samuel tidak ragu menyatakan kebenaran
1 Samuel 3:18 Lalu Samuel memberitahukan semuanya itu kepadanya dengan tidak
menyembunyikan sesuatu pun. Kemudian Eli berkata: “Dia TUHAN, biarlah diperbuat-
Nya apa yang dipandang-Nya baik.”
 Samuel tidak menggunakan kekuasaan untuk kepentingan diri sendiri
1 Samuel 12:4 Jawab mereka: “Engkau tidak memeras kami dan engkau tidak
memperlakukan kami dengan kekerasan dan engkau tidak menerima apa-apa dari tangan
siapa pun.”
 Samuel memiliki kasih untuk orang lain

9
1 Samuel 15:35 Sampai hari matinya Samuel tidak melihat Saul lagi, tetapi Samuel
berdukacita karena Saul. Dan TUHAN menyesal, karena Ia menjadikan Saul raja atas
Israel.
 Samuel taat sepenuhnya pada Allah
1 Samuel 8:10 Dan Samuel menyampaikan segala firman TUHAN kepada bangsa itu,
yang meminta seorang raja kepadanya.
 Samuel mengutamakan perintah Tuhan
1 Samuel 15:22 Tetapi jawab Samuel: “Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban
bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN?
Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan
lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan.
9. YAKUB

Latar Belakang: Anak dari Ishak dan Ribka; cucu dari Abraham dan Sara. Kakak
kembarnya bernama Esau. Ia memainkan peranan penting dalam sejumlah kejadian di dalam
Kitab Kejadian dan anak-anaknya menjadi leluhur 12 suku Israel.
Kegagalan Hidup: Yakub disebut penipu bukanlah menipu orang lain namun menipu Ayah
dan Kakak lelakinya. Yakub menipu untuk mencapai tujuannya memiliki hak kesulungan.

Keteladan Hidup yang Dapat Dicontoh: Selalu memberikan nasihat ketika ada masalah,
selalu mendoakan untuk kehidupan mereka, serta memberikan maaf jika mereka berbuat
salah. Sosok yang menerima janji Allah yang tergenapi. Allah menampakkan Diri pada
Yakub, dan Yakub mempercayai janji Allah. Di tengah kegagalan Yakub, Allah memilihnya
untuk menjadi pemimpin bangsa yang besar yang menyandang namanya sampai di hari ini.

10
10. YUNUS

Latar Belakang:
Yunus adalah seorang nabi dari Kerajaan Israel (Samaria) pada kisaran abad ke-8 SM, hidup
pada masa kekuasaan Raja Samaria Yerobeam bin Yoas.[6] Dia hidup setelah masa Nabi Elia
(Ilyas) dan Elisa (Ilyasa). Dalam Yahudi, Yunus adalah salah satu dari dua belas nabi-nabi
kecil yang kitabnya menjadi bagian dari Tanakh. Menurut salah satu tradisi, Yunus adalah
anak laki-laki yang dihidupkan kembali oleh Nabi Elia dalam 1 Raja–raja 17.[7] Tradisi lain
meyakini bahwa Yunus adalah putra perempuan Sunem yang dibangkitkan kembali dari
kematian oleh Elisa dalam 2 Raja–raja 4[8] dan ia disebut juga sebagai "putra Amittai"
(Kebenaran) karena ibunya mengenali Elisa sebagai seorang nabi dalam 2 Raja–raja

Kegagalan Hidup: Pada suatu hari, Allah berbicara kepada Yunus, katanya, “Pergilah ke
Niniwe untuk memberitahukan ancaman-Ku kepada kota itu, karena Aku tahu penduduknya
jahat sekali.” Niniwe adalah kota yang sangat besar. Orang-orangnya sangat jahat. Mereka
bukan orang Israel; mereka tidak menyembah Allah. Akan tetapi, Yunus tidak mau
menyampaikan Firman Allah kepada orang Niniwe tersebut. Allah memerintahkan seekor
ikan yang sangat besar (ikan paus) supaya menelan Yunus. Yunus tinggal di dalam
perut ikan selama tiga hari tiga malam. Ia berdoa dan minta diselamatkan. Kemudian, atas
perintah Allah ikan itu memuntahkan Yunus ke daratan.

11
Keteladan Hidup yang Dapat Dicontoh: Yunus menaati seruan Allah. Ia segera pergi ke
Niniwe; ia memasuki kota Niniwe itu dan sesudah berjalan sepanjang hari, ia berteriak:
“Empat puluh hari lagi, Niniwe akan hancur!” Penduduk Niniwe percaya kepada pesan
Allah. Seluruh rakyat memutuskan untuk berpuasa. Semua orang, besar maupun kecil,
memakai kain kabung untuk menunjukkan bahwa mereka menyesali dosa-dosa mereka.

DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.google.com/search?client=firefox-b-
d&sca_esv=562311215&sxsrf=AB5stBg7rp-
5zVa2HrNW_d1ycY3jlZvGWg:1693733280999&q=latar+belakang+yusuf+dalam+alkit
ab&tbm=isch&source=lnms&sa=X&ved=2ahUKEwjdlLuUkI6BAxVY3jgGHePbCFUQ
0pQJegQIERAB&biw=1429&bih=1004&dpr=0.9#imgrc=-gPqL8GXDSrdkM
2. https://remaja.sabda.org/teladan-seorang-yusuf
3. https://id.wikipedia.org/wiki/Daud
4. https://tuhanyesus.org/karakter-daud
5. https://www.alkitab.or.id/layanan/berita-detail/raja-salomo
6. https://id.wikipedia.org/wiki/Salomo
7. https://id.wikipedia.org/wiki/Kehidupan_pribadi_Musa
8. https://tuhanyesus.org/keteladanan-musa-dalam-alkitab
9. https://id.wikipedia.org/wiki/Abraham
10. https://biokristi.sabda.org/abraham
11. https://id.eferrit.com/ketemu-nuh-orang-yang-benar/
12. https://id.wikipedia.org/wiki/Nuh_(tokoh_Alkitab)
13. https://id.wikipedia.org/wiki/Kitab_Ayub
14. file:///C:/Users/Acer/Downloads/Meneladani%20Ketaattan%20dan%20Kesetiaan
%20Ayub%20Sebagai%20Refleksi%20Hidup%20Beriman.pdf
15. https://tuhanyesus.org/keteladanan-samuel
16. https://id.wikipedia.org/wiki/Yakub_(tokoh_Alkitab)
17. https://id.wikipedia.org/wiki/Yunus
18. https://manado.tribunnews.com/2021/09/08/kisah-yunus-dalam-alkitab-hindari-
panggilan-tuhan-sampai-ditelan-ikan-namun-tak-mati?page=3.

12

Anda mungkin juga menyukai