Anda di halaman 1dari 5

PENDAHULUAN

A. PENTINGNYA KATEKESE INISIASI


Ada aneka alasan yang mendasari orang menjadi Katolik. Orangtua menjadi Katolik
karena mengikuti anak-anaknya yang sudah terlebih dahulu menjadi Katolik. Ada yang
tertarik karena tuntutan atau mengikuti kekasihnya. “Aku mau menikah dengan kamu,
asal kamu mau menjadi Katolik”. Ada yang mengatakan seperti itu. Tetapi ada pula yang
sungguh karena kesadaran dan pilihan pribadi agar dalam keluarga nantinya tidak ada
perbedaan agama. Ada yang menjadi Katolik karena pengaruh teman-temannya, entah
teman pergaulan di kampung atau di sekolah. Yang lain menjadi Katolik karena melihat
kehidupan orang-orang Katolik yang dapat menjadi contoh teladan hidup yang baik. Juga
ada orang yang menjadi Katolik setelah mencoba masuk di agama-agama lain dan
akhirnya menemukan agama yang dirasakan cocok dengan hatinya. Tentu masih banyak
motivasi-motivasi lainnya mengapa orang menjadi Katolik.
Motivasi awal itu menjadi sesuatu yang penting sebagai proses awal untuk menjadi
Katolik. Dengan modal motivasi yang demikian itu, tidak berarti mereka sudah siap
untuk dibaptis. Mereka perlu didampingi dan diteguhkan dalam proses berikutnya. Inilah
perlunya katekese inisiasi. Proses ini tidak bisa diandalkan atau dilewatkan begitu saja.
Menjadi Katolik tidak cukup hanya dengan motivasi walaupun motivasi itu penting.
Menjadi Katolik itu perlu yang namanya katekese. Katekese adalah pendampingan
calon-calon penerima sakramen untuk mendapat pengetahuan yang cukup tentang Allah
dan karya keselamatan-Nya serta tentang ajaran Gereja. Pengetahuan itu sendiri
disampaikan melalui proses waktu memadai sampai akhirnya terjadi pengendapan iman
dalam hidup pribadi yang bersangkutan. Oleh karena itu, waktu katekese tidak boleh
dipadatkan begitu saja dengan alasan mereka adalah orang berpendidikan sehingga
mudah memahami; atau mereka sudah tua. Waktu katekese kecuali untuk pengajaran,
juga untuk pengendapan agar apa yang diajarkan dapat diinternalisasikan dan kemudian
dijadikan sebagai landasan dalam berpikir, berbicara, bersikap dan bertindak.
Katekese menjadi penting bagi para calon penerima sakramen inisiasi. Mereka yang
menerima sakramen harus dipersiapkan dengan katekese. Dalam Baptis darurat, katekese
pun sebaiknya diberikan, seandainya memungkinkan dilaksanakan setelah Baptis.
Katekese diberikan untuk menjamin bahwa orang yang siap menerima sakramen adalah
orang yang memang sudah dianggap mengetahui ajaran agama Katolik, menghayatinya
dalam kehidupan sehari-hari, serta mengungkapkannya dalam doa dan ibadat.
Untuk mendukung katekese tersebut, pertama dibutuhkan tenaga-tenaga katekis yang
siap untuk memberikan katekese kepada para calon penerima sakramen. Mereka akan
mengajar, melatih, dan meneguhkan untuk menjadi Katolik. Katekis sendiri juga
diharapkan memiliki bekal yang cukup agar mampu mendampingi para calon dengan
kesungguhan hati. Yang dimaksudkan mendampingi ialah mengajar, meneguhkan, dan
bahkan menjadi saksi serta teladan bagi para calon. Kedua, dibutuhkan sarana-sarana
yang menunjang, diantaranya adalah buku pegangan mengajar. Dengan buku yang ada,
diharapkan katekis bisa terbantu baik dalam wawasan pengajaran, metode, maupun isi
agar pendampingan menjadi optimal. Ketiga, dibutuhkan waktu dan kesetiaan para calon
untuk mengikuti pendampingan. Waktu menjadi sarana pengendapan sedangkan
kesetiaan calon untuk hadir akan menjadi pertanda keseriusan orang tersebut untuk
menjadi Katolik.

B. TUJUAN KATEKESE INISIASI


Katekese, menurut Directorium Catechisticum Generale (Petunjuk Umum Katekese),
merupakan kegiatan yang membawa umat menuju kedewasaan iman, bertujuan
membantu umat mendapatkan pengetahuan mengenai Allah dan karya keselamatan-Nya
serta membantu umat mengembangkan diri dalam iman. Selain itu, dalam kaitannya
dengan pengajaran agama, Evangelii Nuntiandi menguraikan bahwa katekese bertujuan
membentuk pola-pola hidup Kristen, mengolah pikiran dan hati sehingga orang yang
bersangkutan menemukan kebenaran sejati yang dapat menghidupinya, dan bukan
sekedar memberi pengetahuan. Sedangkan dalam Catechesi Tradendae dikatakan bahwa
katekese merupakan pembinaan yang mencakup penyampaian ajaran Kristen secara
sistematis yang diorganisir penyampaiannya, sehingga benar-benar bisa membantu
pesertanya untuk hidup secara kristiani dan beriman dewasa.
Di Indonesia sendiri sejak 5 Juli 1980, katekese dirumuskan sebagai Katekese Umat,
yang diartikan sebagai komunikasi iman atau tukar-menukar pengalaman iman atau
penghayatan iman antar jemaat, supaya saling meneguhkan, menghayati,
memperkembangkan iman, untuk semakin sempurna. Yang mau lebih ditekankan ialah
penghayatan iman walaupun pengetahuan tidak boleh dilupakan atau dianggap tidak
penting. Sedangkan Evangelisasi diperlukan untuk membangkitkan iman, sehingga
seseorang ingin mengenal lebih dalam iman Katolik dalam proses katekese. Proses
katekese ini akan menuntun seseorang kepada kepenuhan hidup kristiani, yang
dimanifestasikan dalam sakramen inisiasi (Baptis, Penguatan, dan Ekaristi).
Katekese memainkan peranan yang penting sekali dalam misi pewartaan Injil. Katekese
adalah upaya utama untuk mengajarkan dan mengembangkan iman. Sejak Gereja
Perdana, tugas katekese telah dipercayakan kepada Gereja. Tugas ini lalu dijalankan
sampai sekarang, termasuk juga Katekese Inisiasi. Lewat Katekese, para peserta
memasuki kepenuhan hidup Kristiani (Catechesi Tradendae, 18). Hal itu diusahakan
melalui pembinaan iman yang didalamnya menyangkut penyampaian ajaran iman secara
terencana, sistematis dan terorganisir. Dengan demikian, dalam Katekese Inisiasi ada
unsur pengajaran, pendalaman, dan pendidikan iman yang diusahakan agar para calon
semakin dewasa dalam iman.
Lewat Katekese Inisiasi, Gereja hendak membntu umat agar semakin memahami,
mengayati dan mewujudkan imannya dalam kehidupan sehari-hari. Prosesnya meliputi
pengajaran, pendalaman, dan pembinaan menuju pendewasaan baik hidup beriman
maupun moral serta kemasyarakatannya. Dalam katekese tersebut, Kristus menjadi pusat
pewartaan sebab inti katekese adalah menjadikan orang semakin dewasa dalam Kristus.
Katekese yang berpusat pada Kristus itu juga ditekankan oleh para uskup Indonesia.
Dalam naskah kerja MAWI 1976, disebutkan bahwa setiap orang kristiani untuk
mengartikan dan mendalami hidup pribadi maupun bersama menurut pola Yesus Kristus,
menuju hidup kristiani yang dewasa penuh.
Maka dalam Katekese Inisiasi, diperlukan katekese mengenai pertobatan. Pendewasaan
hidup dalam Kristus, tidak mungkin tanpa pertobatan, yakni kesadaran bahwa diri
manusia itu berdosa dan tidak mungkin selamat tanpa penyelamatan dari Kristus. Maka
pertobatan sebenarnya merupakan kesadaran bahwa manusia tidak bisa lepas dari
Kristus. Penebusan Kristus menjadi pintu masuk keselamatan manusia. Oleh karena itu
pengenalan akan Kristus, hendaknya membawa orang pada pertobatan. Pertobatan akan
mengantar orang pada penyerahan diri pada Kristus yang akan membarui hidup. Inilah
yang dimaksudkan oleh Santo Paulus bahwa kalau kita mati bersama Kristus, kita akan
bangkit bersama Kristus dan hidup dalam kemuliaan.

C. PROFIL ORANG KATOLIK YANG DICITA-CITAKAN


Orang Katolik macam apa yang dicita-citakan melalui Katekese Insiasi? Pertanyaan itu
sebenarnya menegaskan arah dan tujuan akhir dari adanya katekese inisiasi. Katekese
inisiasi tidak hanya sekadar mengantar orang untuk menerima sakramen Baptis, Ekaristi
atau Penguatan. Katekese inisiasi pertama-tama dan terutama untuk membangun hidup
seseorang di dalam Kristus. Santo Paulus memiliki banyak ungkapan yang menarik
mengenai hal ini. “Sekarang bukan lagi aku yang hidup, tetapi Kristus yang hidup dalam
diriku”. “Manusia lama ditinggalkan dan kita mengenakan manusia baru dalam Kristus”.
“Bagiku, hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan”. Pendek kata, katekese
inisiasi menghasilkan pribadi yang menampakkan wajah Kristus dalam kehidupan
sehari-hari.
Seperti yang pernah dijabarkan dalam buku “Mengikuti Yesus Kristus”, pribadi yang
diidealkan melalui katekese inisiasi adalah pribadi yang menampakkan wajah Yesus
yang ceria. Keceriaan itu bersumber dari pengalaman relasinya dengan Bapa yang
kemudian dibagikan melalui pewartaan Kabar Gembira. Ia gembira saat bersama anak-
anak; Ia penuh belas kasih saat bersama orang yang sakit dan berdosa; Ia gembira saat
mewartkan Kerajaan Allah. Ia ceria saat menjalankan perutusan walaupun tugas itu tidak
mudah bahkan berakhir dengan peristiwa salib.
Gambaran Yesus itu diharapkan menjadi gambaran orang-orang yang telah menerima
sakramen inisiasi. Pertama, orang bisa ceria hidupnya karena telah mengalami relasi
dengan Yesus yang telah menjadikan dirinya kudus dan turut serta dalam kesatuan kasih
Allah Tritunggal. Keceriaan ini hendaknya tercermin dalam peristiwa-peristiwa
peribadatan sebagai ungkapan iman. Ia setia untuk berdoa, beribadat, dan berekaristi.
Kedua, keceriaan orang hendaknya tercermin dalam sikapnya kepada sesamanya dengan
membangun persaudaraan sejati. Mereka senang untuk hidup menjemaat, mewujudkan
Gereja yang hidup, senang berkumpul dalam iman, harapan dan kasih. Menjadi Katolik
bukan hanya panggilan personal, tetapi juga panggilan eklesial agar diantara umat juga
menyadari kesatuannya dalam Kristus.
Ketiga, keceriaan sebagai orang kristiani hendaknya tampak juga dalam kehidupan
bermasyarakat. Hidup tidaklah untuk diri sendiri; hidup merupakan sebuah perutusan
yaitu perutusan di tengah masyarakat untuk menciptakan kehidupan yang damai, adil dan
penuh persaudaraan. Di tengah masyarakat, orang kristiani dipanggil untuk menghayati
nilai-nilai Injili dengan mengedepankan kebaikan, kelemahlembutan, kemurahan hati,
solidaritas dan pengampunan. Dengan demikian, di tengah masyarakat, orang kristiani
bisa menjadi garam, terang dan berkat bagi sesamanya.
Keempat, keceriaan orang kristiani hendaknya tampak juga dalam tugas-tugas pewartaan
dan kesaksian iman melalui kehidupannya. Gereja hidup dari pewartaan dan diteguhkan
oleh pewartaan juga. Pewartaan adalah tanggung jawab semua orang kristiani. Oleh
karena itu mereka juga dipanggil untuk menjadi pewarta di tengah kehidupannya, mulai
dari dalam keluarga, lingkungan, tempat kerja dan akhirnya dimanapun mereka berada.
Melalui mereka, diharapkan Kristus semakin dikenal, dan kasih-Nya semakin dirasakan
oleh banyak orang. Pewartaan bukan dimaksudkan sebagai usaha kristenisasi, tetapi
sebagai bagian dari penginjilan, yaitu agar semakin banyak orang menerima Kabar
Gembira Kristus. Itulah profil yang diharapkan muncul dalam diri orang-orang kristiani
yang telah merenima sakramen inisiasi. Menjadi Katolik memang penting, tetapi perlu
disertai kesediaan untuk mengikuti Yesus Kristus dan meneladan hidup-Nya.

Anda mungkin juga menyukai