Anda di halaman 1dari 150

-1-

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR
TENTANG
PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
BERKELANJUTAN INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4 ayat (4),


Pasal 6 ayat (3), Pasal 12 ayat (4), Pasal 14, Pasal 15 ayat
(3), Pasal 16 ayat (3), Pasal 17 ayat (3), Pasal 18 ayat (4)
dan Pasal 26 ayat (2) Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun
2020 tentang Sistem Sertifikasi Perkebunan Kelapa Sawit
Berkelanjutan Indonesia, perlu menetapkan Peraturan
Menteri Pertanian tentang Penyelenggaraan Sertifikasi
Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang


Perkebunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 308, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5613);
2. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2019 tentang Sistem
Budi Daya Pertanian Berkelanjutan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 201, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6412);
3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang
Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian;
4. Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2020 tentang Sistem
Sertifikasi Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan
Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2020 Nomor 75);
5. Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2015 tentang
Kementerian Pertanian (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 85);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2018 tentang
Sistem Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian;
-2-

7. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 07/Permentan/


OT.140/2/2009 tentang Pedoman Penilaian Usaha
Perkebunan;
8. Peraturan Menteri Pertanian Nomor
43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Pertanian;
9. Peraturan Menteri Pertanian Nomor
98/Permentan/OT.140/09/ 2013 tentang Pedoman
Perizinan Usaha Perkebunan sebagaimana telah beberapa
kali diubah terakhir dengan Permentan Nomor
21/Permentan/KB.410/6/2017 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 796);
10. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 45 tahun 2019
tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi secara
Elektronik di Bidang Pertanian (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1243);

Memerhatikan : Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2019 tentang Rencana


Aksi Nasional Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERTANIAN TENTANG
PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PERKEBUNAN KELAPA
SAWIT BERKELANJUTAN INDONESIA.

Bab I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Perkebunan Kelapa Sawit adalah segala kegiatan pengelolaan sumber daya


alam, sumber daya manusia, sarana produksi, alat dan mesin, budi daya,
panen, pengolahan, dan pemasaran Kelapa Sawit.
2. Usaha Perkebunan Kelapa Sawit adalah usaha yang menghasilkan barang
dan/atau jasa Perkebunan Kelapa Sawit.
3. Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia atau Indonesian
Sustainable Palm Oil yang selanjutnya disingkat ISPO adalah sistem Usaha
Perkebunan Kelapa Sawit yang layak ekonomi, layak sosial budaya, dan
-3-

ramah lingkungan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-


undangan.
4. Pelaku Usaha Perkebunan Kelapa Sawit yang selanjutnya disebut Pelaku
Usaha adalah pekebun kelapa sawit dan/atau perusahaan perkebunan
kelapa sawit yang mengelola Usaha Perkebunan Kelapa Sawit.
5. Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit yang selanjutnya disebut
Perusahaan Perkebunan adalah badan usaha yang berbadan hukum,
didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di wilayah
Indonesia yang mengelola Usaha Perkebunan Kelapa Sawit dengan skala
tertentu.
6. Pekebun kelapa sawit yang selanjutnya disebut Pekebun adalah
perseorangan Warga Negara Indonesia yang melakukan Usaha Perkebunan
Kelapa Sawit dengan skala usaha tidak mencapai skala tertentu.
7. Hasil Perkebunan Kelapa Sawit adalah semua produk Tanaman
Perkebunan Kelapa Sawit dan pengolahannya yang terdiri atas produk
utama, produk olahan untuk memperpanjang daya simpan, produk
sampingan, dan produk ikutan.
8. Sertifikasi ISPO adalah rangkaian kegiatan penilaian kesesuaian terhadap
Usaha Perkebunan Kelapa Sawit yang berkaitan dengan pemberian
jaminan tertulis bahwa produk dan/atau tata kelola Perkebunan Kelapa
Sawit telah memenuhi prinsip dan kriteria ISPO.
9. Lembaga Sertifikasi ISPO yang selanjutnya disebut LS ISPO adalah lembaga
penilaian kesesuaian independen yang melakukan Sertifikasi ISPO.
10. Komite Akreditasi Nasional yang selanjutnya disingkat KAN adalah lembaga
non struktural yang bertugas dan bertanggung jawab di bidang akreditasi
lembaga penilaian kesesuaian.
11. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang perkebunan.
12. Direktur Jenderal adalah pejabat tinggi madya di Kementerian Pertanian
yang menyelenggarakan fungsi di bidang perkebunan.

Pasal 2
Ruang lingkup Peraturan Menteri ini meliputi:
a. Lembaga Sertifikasi ISPO;
b. Syarat dan Tata Cara Sertifikasi ISPO;
c. Prinsip dan Kriteria ISPO;
d. Pembinaan dan Pengawasan;
e. Pendanaan.
-4-

f. Sanksi Administrasi;

Bab II
LEMBAGA SERTIFIKASI ISPO

Pasal 3

(1) Sertifikasi ISPO dilakukan oleh LS ISPO.


(2) LS ISPO sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diakreditasi oleh KAN.
(3) KAN dalam melakukan akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
mengacu pada SNI ISO/IEC 17065 dan regulasi teknis terkait
penyelenggaraan sertifikasi ISPO.
(4) KAN sebagaimana dimaksud pada ayat (3) menyampaikan salinan sertifikat
akreditasi LS ISPO kepada Menteri.
(5) Menteri setelah menerima salinan sertifikat akreditasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (4), mencatat dalam daftar LS ISPO.
(6) Pencatatan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dilakukan oleh Direktur
Jenderal.

Pasal 4

(1) Tugas LS ISPO yaitu:

a. melaksanakan penilaian kesesuaian terhadap pemenuhan Prinsip dan


Kriteria ISPO kepada Pelaku Usaha;
b. menerbitkan, membekukan sementara, membatalkan atau mencabut
sertifikat ISPO bagi Usaha Perkebunan Kelapa Sawit berdasarkan hasil
kegiatan Sertifikasi ISPO;
c. melaksanakan penilikan setiap tahun kepada Usaha Perkebunan Kelapa
Sawit yang telah memiliki Sertifikat ISPO;
d. menindaklanjuti keluhan dan banding terkait pelaksanaan Sertifikasi
ISPO;

Pasal 5
(1) Selain tugas LS ISPO sebagaimana dimaksud dalam pasal 4, LS ISPO
mempunyai tugas:
a. menginformasikan sertifikat ISPO kepada publik;
b. menyampaikan laporan secara berkala setiap 3 (tiga) bulan sekali
kepada Menteri secara daring mengenai:
1. Sertifikat ISPO yang telah diterbitkan;
-5-

2. Pelaku Usaha yang melakukan perbaikan/melengkapi persyaratan


untuk pemenuhan prinsip dan kriteria ISPO;
3. Sertifikat ISPO yang dibekukan atau dicabut; dan
4. Keluhan yang diajukan Pelaku Usaha kepada LS ISPO.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b sebagaimana
tercantum dalam format.

Bab III
SYARAT DAN TATA CARA SERTIFIKASI ISPO

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 6

(1) Sertifikasi ISPO diberlakukan secara wajib terhadap usaha perkebunan


kelapa sawit.
(2) Usaha Perkebunan Kelapa Sawit sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri atas :
a. usaha budidaya tanaman Perkebunan Kelapa Sawit;
b. usaha pengolahan Hasil Perkebunan Kelapa Sawit; dan
c. integrasi usaha budidaya tanaman Perkebunan Kelapa Sawit dan
usaha pengolahan Hasil Perkebunan Kelapa Sawit

Bagian Kedua
Syarat Sertifikasi ISPO

Pasal 7

Sertifikasi ISPO sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 diajukan oleh Pelaku


Usaha kepada LS ISPO, bervupa:
a. Perusahaan Perkebunan; atau
b. Pekebun.

Pasal 8
-6-

(1) Perusahaan Perkebunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a


yang mengajukan Sertifikasi ISPO harus memenuhi persyaratan:
a. izin usaha Perkebunan;
b. hak atas tanah;
c. izin lingkungan; dan
d. penetapan kelas kebun dari pemberi izin usaha Perkebunan.
(2) Kelas kebun yang dapat diajukan untuk dilakukan sertifikasi ISPO meliputi
kelas kebun I, kelas kebun II atau kelas kebun III.

Pasal 9
(1) Pekebun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b yang mengajukan
Sertifikasi ISPO harus memenuhi persyaratan:
a. surat tanda daftar usaha Perkebunan;
b. bukti kepemilikan tanah dan diakui Negara; dan
(2) Pekebun yang mengajukan Sertifikasi ISPO sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat dilakukan secara perseorangan atau berkelompok.
(3) Kelompok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat berbentuk kelompok
pekebun, gabungan kelompok pekebun, koperasi, atau kelembagaan
ekonomi pekebun, sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(4) Kelompok sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus memiliki Tim Sistem
Kendali Internal (Internal Control System/ICS) yang bertanggung jawab
dalam penerapan ISPO.

Pasal 10
Selain persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, Pekebun
melampirkan Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan (SPPL).
Bagian Ketiga
Tata Cara Pengajuan Permohonan

Pasal 11
(1) Pemohon berupa Perusahaan Perkebunan menyampaikan permohonan
Sertifikasi ISPO kepada LS ISPO dengan dilampiri persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8.
(2) Pemohon berupa Pekebun menyampaikan permohonan Sertifikasi ISPO
kepada LS ISPO dengan dilampiri persyaratan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 dan Pasal 10.
(3) Setelah LS ISPO menerima permohonan, LS ISPO melakukan verifikasi
persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
-7-

(4) Dalam hal pemohon tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) permohonan ditolak dan dikembalikan kepada pemohon,
dengan disertai alasan penolakan.
(5) Dalam hal pemohon memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan negosiasi antara pemohon dengan LS ISPO untuk
mencapai kesepakatan perjanjian.
(6) Dalam hal proses negosiasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4):
a. tidak tercapai kesepakatan, permohonan dianggap ditarik kembali oleh
pemohon.
b. tercapai kesepakatan, dilakukan penandatanganan perjanjian
sertifikasi.

Pasal 12
(1) Perjanjian sertifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (6) huruf
b paling kurang selama 1 (satu) siklus sertifikasi.
(2) Perjanjian sertifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling kurang
memuat hak dan kewajiban, rencana sertifikasi, penilikan, jangka waktu
perjanjian dan perubahan, aturan pembekuan dan penghentian sertifikasi.
(3) Rencana sertifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. audit tahap 1 (satu);
b. audit tahap 2 (dua);
c. pengambilan keputusan sertifikasi; dan
d. sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan sertifikasi.

Pasal 13
(1) LS ISPO setelah menandatangani perjanjian sertifikasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 ayat (4) huruf b, melaksanakan audit tahap 1
(satu).
(2) Audit tahap 1 (satu) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
penilaian terhadap:
a. tinjauan kelengkapan dan kebenaran dokumen legalitas;
b. sampel kebun dan usaha pengolahan yang akan dinilai pada audit
tahap ke-2;
c. titik kritis dari kebun dan usaha pengolahan seperti kebun dengan
kawasan lindung, tempat penyimpanan limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3), kebun dengan kemiringan tertentu;
d. para pihak/pemangku kepentingan yang dipilih sebagai narasumber.
-8-

Pasal 14
(1) Apabila hasil audit tahap 1 (satu) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13:
a. sesuai, dilanjutkan dengan audit tahap 2 (dua); atau
b. ditemukan ketidaksesuaian, diberi kesempatan untuk melengkapi
dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan.
(2) Apabila dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 huruf b tidak dapat diselesaikan, proses audit
tahap 1 dihentikan dan permohonan dikembalikan kepada pemohon
disertai alasan penghentian.

Pasal 15
(1) Audit tahap 2 (dua) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2) huruf
b meliputi penilaian terhadap:
a. seluruh dokumen yang digunakan oleh pemohon;
b. penerapan prinsip dan kriteria ISPO di kebun dan usaha pengolahan;
c. kompetensi dari petugas/karyawan yang terlibat di kebun dan usaha
pengolahan;
d. konfirmasi penerapan prinsip dan kriteria ISPO kepada para
pihak/pemangku kepentingan yang dipilih sebagai narasumber

(2) Pelaksanaan audit tahap 2 sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


menggunakan metode sampling:
a. ukuran sampling untuk sertifikasi awal harus ditetapkan dengan
formula (0,8√y) x (z), dimana z merupakan perkalian yang ditetapkan
dengan penilaian resiko. [Resiko rendah = pengali 1; resiko menengah
= pengali 2; resiko tinggi = pengali 3].
b. resiko rendah sebagaimana dimaksud pada huruf a memiliki kriteria
paling kurang tidak dekat kawasan lindung, tidak ada
gambut,topografi datar, tidak ada peremajaan
c. resiko paling kurang menengah sebagaimana dimaksud pada huruf a
memiliki kriteria sebagian kawasan lindung, sebagian gambut,
topografi berbukit, sebagian peremajaan,
d. resiko tinggi sebagaimana dimaksud pada huruf a memiliki kriteria
paling kurang kawasan lindung, memiliki lahan gambut, topografi
berbukit, ada peremajaan.

Pasal 16
(1) Apabila hasil audit tahap 2 (dua) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15:
a. sesuai, dilanjutkan dengan pengambilan keputusan sertifikasi; atau
-9-

b. ditemukan ketidaksesuaian, diberi kesempatan untuk melakukan


perbaikan dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan.

(2) Apabila dalam jangka waktu paling lama 6 (tiga) bulan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 huruf b tidak dapat melakukan perbaikan, proses
audit tahap 2 (dua) dihentikan dan permohonan dikembalikan kepada
pemohon disertai alasan penghentian.

Pasal 17

(1) Dalam melaksanakan audit, LS ISPO menentukan waktu pelaksanaan


audit berdasarkan hari orang kerja (HOK);
(2) Pelaksanaan audit sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mempertimbangkan faktor resiko terhadap pemenuhan prinsip dan kriteria
ISPO dengan ketentuan:
a. audit tahap 1 (satu) dan 2 (dua) pada usaha budi daya tanaman
Perkebunan Kelapa Sawit paling singkat 13 (tiga belas) HOK.
b. audit tahap 1 (satu) dan 2 (dua)pada usaha pengolahan Hasil
Perkebunan Kelapa Sawit paling singkat 9 (sembilan) HOK.
c. audit tahap 1 (satu) dan 2 (dua) pada integrasi usaha budi daya tanaman
Perkebunan Kelapa Sawit dan usaha pengolahan Hasil Perkebunan
Kelapa Sawit atas 1 (satu) kebun dan 1 (satu) pengolahan paling singkat
18 (delapan belas) HOK.
(3) Dalam hal terjadinya penambahan HOK sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), LS ISPO harus mengkomunikasikan kepada pemohon disertai alasan
penambahan.

Pasal 18
(1) Berdasarkan hasil audit sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 huruf a,
LS ISPO melakukan pengambilan keputusan berdasarkan hasil tinjauan
seluruh informasi terdokumentasi mulai dari permohonan sampai dengan
laporan Tim audit.
(2) LS ISPO dalam melakukan pengambilan keputusan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus memiliki:
a. mekanisme yang jelas dan transparan; dan
b. sumber daya manusia yang tidak memiliki konflik kepentingan.
(3) Pengambilan keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:
a. pemberian sertifikat ISPO; atau
b. penolakan pemberian sertifikat ISPO.
-10-

(4) Keputusan pemberian sertifikat ISPO sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
huruf a dipublikasikan di website LS ISPO paling lama 30 hari setelah
keputusan sertifikasi ditetapkan.
(5) Dalam hal LS ISPO tidak memberikan sertifikat ISPO sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf b, permohonan dikembalikan kepada
pemohon disertai alasan penolakan.

Pasal 19

(1) Sertifikat ISPO berlaku selama 5 (lima) tahun.


(2) Sertifikat ISPO paling sedikit menginformasikan tentang :
a. nama dan alamat pelaku usaha;
b. lokasi, titik koordinat lokasi, luas kebun, produktifitas dan total
produksi unit tersertifikasi;
c. nomor registrasi sertifikat ISPO;
d. nama dan alamat LS ISPO;
e. tanggal penerbitan dan berakhirnya sertifikat ISPO;
f. logo dan Nomor akreditasi LS ISPO; dan
g. logo ISPO.

Pasal 20

(1) LS ISPO dalam menerbitkan sertifikat ISPO harus mencantumkan Logo


ISPO.
(2) Pelaku usaha yang telah mendapatkan sertifikat ISPO berhak untuk
mencantumkan Logo ISPO.
(3) Aturan penetapan dan pencantuman Logo sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dalam Keputusan Direktur Jenderal.

Pasal 21

(1) Perusahaan perkebunan dan pekebun yang telah mendapatkan sertifikat


ISPO wajib mempertahankan dan menerapkan prinsip dan kriteria ISPO
secara konsisten.
(2) Perusahaan perkebunan dan pekebun melaporkan hasil sertifikasi ISPO
kepada kepada dinas yang membidangi perkebunan di kabupaten/kota dan
provinsi.

Pasal 22
-11-

(1) Usaha perkebunan kelapa sawit yang telah memperoleh sertifikat ISPO
wajib dilakukan penilikan oleh LS ISPO penerbit sertifikat dalam periode
siklus sertifikasi.
(2) Penilikan pertama dilakukan antara 9 (sembilan) bulan sampai 12 (dua
belas) bulan sejak tanggal keputusan sertifikasi.
(3) Dalam hal terjadi kendala pelaksanaan penilikan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), maka diberi perpanjangan waktu penilikan paling lama 3
(tiga) bulan sejak keputusan sertifikasi sebelumnya.
(4) Perpanjangan waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaporkan
kepada Menteri dan KAN.
(5) Apabila dalam penilikan terdapat ketidaksesuaian, diberikan waktu
perbaikan selama 3 (tiga) bulan dari rapat penutupan penilikan.
(6) Keputusan hasil penilikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat
(3) dapat berupa pemeliharaan, pembekuan, pembatalan atau pencabutan
sertifikat ISPO.

Pasal 23

Ukuran sampel untuk penilikan 0,6√y dan dilakukan pembulatan ke atas, serta
diambil dari kebun yang belum dinilai pada sertifikasi awal.

Pasal 24

(1) Sertifikat ISPO yang telah habis masa berlakunya wajib diperpanjang
kembali.
(2) Perpanjangan kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
Pelaku Usaha dengan mengajukan permohonan sertifikasi ulang paling
lama 6 (enam) bulan sebelum berakhirnya masa berlaku sertifikat ISPO.
(3) Perpanjangan sertifikat dilaksanakan dengan mempertimbangkan hasil
audit satu siklus sebelumnya.
(4) Pelaksanaan sertifikasi ulang dilakukan melalui audit tahap 1 (satu) dan 2
(dua) sesuai dengan proses sertifikasi awal.
(5) Apabila tidak ada perubahan signifikan mempengaruhi pemenuhan prinsip
dan kriteria ISPO maka LS ISPO yang sama dapat langsung melakukan
Audit Tahap 2 (dua).
(6) Waktu audit untuk sertifikasi ulang adalah 0.8 HOK sertifikasi awal.
-12-

(7) Keputusan sertifikasi ulang ditetapkan sebelum berakhir masa berlaku


sertifikat ISPO dan paling lambat 4 (empat) bulan sejak hari terakhir audit
Tahap 2 (dua).

Pasal 25
(1) Dalam pelaksanaan sertifikasi ISPO dapat terjadi ketidakpuasan berupa
keluhan terhadap proses maupun penetapan sertifikasi ISPO.
(2) Keluhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dimohonkan oleh:
a. pemantau independen;
b. Pelaku Usaha; atau
c. masyarakat terdampak
(3) Keluhan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diajukan kepada LS ISPO
dilampiri dengan:
a. gugatan yang dibuat secara tertulis dan ditandatangani oleh yang
menggugat atau kuasanya;
b. bukti terakhir dan dokumen pendukung yang lengkap; dan
c. usulan cara penyelesaian permasalahan.

Pasal 26
(1) LS ISPO membentuk komite penyelesaian keluhan yang berjumlah 3 (tiga)
orang terdiri dari 2 (dua) orang yang mewakili LS ISPO dan 1 (satu) orang
ahli.
(2) Anggota komite sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tidak boleh
mempunyai hubungan dengan pihak yang menyampaikan keluhan dan
tidak mempunyai kepentingan dalam penyelesaian gugatan.
(3) Komite Penyelesaian Keluhan harus menyelesaikan gugatan paling lama 20
(dua puluh) hari sejak diterimanya permohonan gugatan.
(4) Apabila pemohon tidak dapat menerima hasil komite penyelesaian keluhan,
maka pemohon dapat mengajukan permohonan banding.
(5) Mekanisme penanganan keluhan dapat diakes publik.

Pasal 27
(1) Pemohon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (4) yang tidak puas
terhadap putusan komite penyelesaian keluhan dapat mengajukan
banding kepada Komite ISPO.
-13-

(2) Komite ISPO membentuk komite banding yang berjumlah 3 (tiga) orang
terdiri dari 2 (dua) orang yang mewakili Komite ISPO dan 1 (satu) orang
ahli.
(3) Anggota komite sebagaimana dimaksud pada ayat (2), tidak boleh
mempunyai hubungan dengan pihak yang menyampaikan keluhan dan
tidak mempunyai kepentingan dalam penyelesaian gugatan.
(4) Komite banding harus menyelesaikan gugatan paling lama 20 (dua puluh)
hari sejak diterimanya permohonan gugatan.
(5) Putusan komite banding bersifat final dan mengikat.
(6) Mekanisme penanganan banding dapat diakses publik.

Pasal 28

Selama proses penyelesaian keluhan atau banding, sertifikat ISPO yang telah
diterbitkan dinyatakan tetap berlaku.

Bagian Keempat
Audit Khusus dan Transfer Sertifikat ISPO

Pasal 29

(1) Audit khusus merupakan audit lapangan yang dilakukan diluar jadual audit
reguler dan mekanismenya ditetapkan oleh LS ISPO.
(2) Audit khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. audit terhadap perluasan ruang lingkup;
b. audit terhadap tindak lanjut keluhan/banding; atau
c. audit perubahan.
(3) Audit terhadap perluasan ruang lingkup sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf a dilakukan dalam menindaklanjuti permohonan perluasan ruang
lingkup sertifikasi pelaku usaha.
(4) Audit terhadap perluasan ruang lingkup sebagaimana dimaksud ayat pada
(3) dapat dilakukan bersamaan dengan penilikan.
(5) Audit terhadap tindak lanjut keluhan/banding sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf b dilakukan dengan memverifikasi keluhan/banding.
-14-

(6) Audit perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c dilakukan
karena perubahan peraturan perundang-undangan, perubahan manajemen,
perubahan kepemilikan.

Pasal 30

(1) Dalam hal tertentu Sertifikat ISPO yang masih berlaku dapat ditransfer
kepada LS ISPO lain.
(2) Hal tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:
a. Permintaan pemegang sertifikat ISPO;
b. dicabutnya akreditasi LS ISPO oleh KAN; atau
c. berakhirnya akreditasi LS ISPO.
(3) Permintaan transfer sertifikat kepada LS ISPO lain yang dilakukan atas
permintaan pemegang sertifikat ISPO sebagaimana dimaksudpada ayat (2)
huruf a dapat dilakukan setelah masa 1 (satu) siklus sertifikasi.
(4) Permintaan transfer sertifikat kepada LS ISPO lain yang dilakukan atas
permintaan pemegang sertifikat ISPO dilakukan bukan atas dasar
persaingan tidak sehat.

Pasal 31

Tata cara transfer sertifikat atas permintaan pemegang Sertifikat ISPO,


sebagaimana dimaksud dalam pasal 30 ayat (2) huruf a meliputi :
a. pemohon mengajukan permohonan transfer sertifikat kepada LS ISPO yang
dikehendaki dengan tembusan kepada Komite ISPO dan KAN;
b. LS ISPO penerima transfer sertifikat berkoordinasi dengan LS ISPO
penerbit sertifikat untuk meninjau permohonan transfer sertifikat;
c. peninjauan dalam transfer sertifikat dilakukan dalam bentuk peninjauan
dokumen.
d. untuk memastikan tinjauan dokumen sebagaimana dimaksud pada huruf
c, dilakukan kunjungan lapangan.
e. untuk memastikan sertifikasi yang telah dilakukan peninjauan, LS ISPO
penerima harus :
1) melakukan penilaian dari awal terhadap Pemegang Sertifikat ISPO;
atau
2) melakukan audit yang berkonsentrasi pada area masalah yang ada.
f. Jika terdapat ketidaksesuaian prinsip dan kriteria ISPO:
-15-

1) LS ISPO penerbit sertifikat harus menutup, sebelum sertifikat


dipindahkan; atau
2) LS ISPO penerima harus memastikan bahwa ketidaksesuaian tersebut
sudah ditutup.
g. Apabila sudah sesuai dan tidak ada potensi masalah yang diidentifikasi
dalam peninjauan sebelum transfer sertifikat dilakukan, LS ISPO penerima
dapat menerbitkan sertifikat dengan mengikuti aturan keputusan
sertifikasi normal.
h. Program penilikan berikutnya harus mengacu pada jadwal penilikan
seperti sertifikasi asalnya kecuali LS ISPO melakukan audit awal atau
sertifikasi ulang sesuai dengan hasil tinjauan yang dilakukannya.

Pasal 32

Tata cara transfer sertifikat apabila akreditasi LS ISPO dicabut oleh KAN,
sebagaimana dimaksud dalam pasal 30 ayat (2) huruf b meliputi :
a. LS ISPO yang dicabut akreditasinya berkewajiban untuk mentransfer
Sertifikat ISPO;
b. Transfer sertifikat sebagaimana dimaksud pada huruf a diberikan kepada
LS ISPO terakreditasi dan terdaftar di Komite ISPO,
c. Transfer sertifikat sebagaimana dimaksud pada huruf b dengan
persetujuan pemegang Sertifikat ISPO dan LS ISPO penerima sertifikasi;
d. LS ISPO penerima transfer sertifikat berkoordinasi dengan LS ISPO
penerbit sertifikat untuk meninjau permohonan transfer sertifikat;
e. peninjauan dalam transfer sertifikat dilakukan dalam bentuk peninjauan
dokumen.
f. untuk memastikan tinjauan dokumen sebagaimana dimaksud pada huruf
e, dilakukan kunjungan lapangan.
g. untuk memastikan sertifikasi yang telah dilakukan peninjauan, LS ISPO
penerima harus :
1) melakukan penilaian dari awal terhadap Pemegang Sertifikat ISPO;
atau
2) melakukan audit yang berkonsentrasi pada area masalah yang ada.
h. Jika terdapat ketidaksesuaian prinsip dan kriteria ISPO:
1) LS ISPO penerbit sertifikat harus menutup, sebelum sertifikat
dipindahkan; atau
2) LS ISPO penerima harus memastikan bahwa ketidaksesuaian tersebut
sudah ditutup.
-16-

i. Apabila sudah sesuai dan tidak ada potensi masalah yang diidentifikasi
dalam peninjauan sebelum transfer sertifikat dilakukan, LS ISPO penerima
dapat menerbitkan sertifikat dengan mengikuti aturan keputusan
sertifikasi normal.
i. Program penilikan berikutnya harus mengacu pada jadwal penilikan
seperti sertifikasi asalnya kecuali LS ISPO melakukan audit awal atau
sertifikasi ulang sesuai dengan hasil tinjauan yang dilakukannya.

Pasal 33

Tata cara transfer sertifikat karena LS ISPO berakhir masa akreditasi dan tidak
memperpanjang akreditasinya, sebagaimana dimaksud dalam pasal 30 ayat (2)
huruf c meliputi :
a. LS ISPO yang telah habis masa berlaku akreditasinya dan tidak
memperpanjang akreditasinya wajib untuk mentransfer Sertifikat ISPO
yang telah diterbitkan kepada LS ISPO terakreditasi dan terdaftar di Komite
ISPO, dengan persetujuan pemegang Sertifikat ISPO dan LS ISPO penerima
sertifikasi;
b. transfer Sertifikat ISPO sebagaimana dimaksud pada huruf a hanya dapat
dilakukan dalam jangka waktu tidak melebihi 40 (empat puluh) hari sejak
habis masa berlaku akreditasinya;
c. LS ISPO penerima transfer sertifikat berkoordinasi dengan LS ISPO
penerbit sertifikat untuk meninjau permohonan transfer sertifikat;
d. peninjauan dalam transfer sertifikat dilakukan dalam bentuk peninjauan
dokumen.
e. untuk memastikan tinjauan dokumen sebagaimana dimaksud pada huruf
d, dilakukan kunjungan lapangan.
f. untuk memastikan sertifikasi yang telah dilakukan peninjauan, LS ISPO
penerima harus :
1) melakukan penilaian dari awal terhadap Pemegang Sertifikat ISPO;
atau
2) melakukan audit yang berkonsentrasi pada area masalah yang ada.
g. Jika terdapat ketidaksesuaian prinsip dan kriteria ISPO:
1) LS ISPO penerbit sertifikat harus menutup, sebelum sertifikat
dipindahkan; atau
2) LS ISPO penerima harus memastikan bahwa ketidaksesuaian tersebut
sudah ditutup.
-17-

h. Apabila sudah sesuai dan tidak ada potensi masalah yang diidentifikasi
dalam peninjauan sebelum transfer sertifikat dilakukan, LS ISPO penerima
dapat menerbitkan sertifikat dengan mengikuti aturan keputusan
sertifikasi normal.
i. Program penilikan berikutnya harus mengacu pada jadwal penilikan
seperti sertifikasi asalnya kecuali LS ISPO melakukan audit awal atau
sertifikasi ulang sesuai dengan hasil tinjauan yang dilakukannya

Pasal 34

(1) Transfer sertifikat ISPO sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 wajib


dilaporkan secara tertulis oleh Pelaku Usaha kepada Komite ISPO dengan
tembusan KAN dengan dilampiri copy surat perjanjian kontrak dengan LS
ISPO penerima transfer sertifikat, paling lama 6 (enam) hari sejak
penandatanganan kontrak.
(2) LS ISPO penerima mempublikasikan keputusan transfer sertifikat di
website LS ISPO dan website Komite ISPO paling lama 7 (tujuh) hari sejak
penandatanganan kontrak;
(3) KAN melakukan pengecekan terhadap proses transfer sertifikat ISPO pada
saat penilaian kepada LS ISPO penerima.

Pasal 35

(1) Sertifikat ISPO yang dibekukan tidak dapat ditransfer ke LS ISPO lain.
(2) Biaya transfer Sertifikat ISPO karena permintaan pemegang Sertifikat ISPO
dibebankan kepada Pemegang Sertifikat ISPO.
(3) Biaya transfer Sertifikat ISPO karena pencabutan atau berakhirnya
akreditasi LS ISPO dibebankan kepada LS ISPO.

Bagian Kelima
Auditor LS ISPO

Pasal 36

(1) Auditor LS ISPO wajib memenuhi persyaratan umum sebagai berikut:


a. memiliki keterampilan melakukan audit berdasarkan SNI ISO 19011;
b. memiliki kemampuan teknis spesifik tertentu sesuai dengan fungsi
bidang audit yang dilaksanakan termasuk membuat pertimbangan
teknis yang diperlukan;
c. mandiri, tidak mempunyai hubungan finansial, kepemilikan, jasa,
-18-

konsultasi dan/atau hubungan kerja paling kurang selama 24 (dua


puluh empat) bulan dengan Pelaku Usaha yang diaudit;
d. memiliki sertifikat pelatihan ISPO; dan
e. memiliki sertifikat kompetensi sebagai auditor ISPO yang diterbitkan
oleh Lembaga Sertifikasi Profesi.
(2) Selain persyaratan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Auditor LS
ISPO wajib memenuhi persyaratan khusus sebagai berikut:
a. minimum pendidikan Diploma III pada bidang keilmuan teknik/sains
atau Diploma III selain keilmuan teknik/sains dengan mengikuti diklat
teknis aspek legalitas, budidaya, pengolahan, lingkungan dan K3, sosial
dan ekonomi;
b. memiliki pengalaman bekerja yang terkait dengan salah satu Prinsip
dan Kriteria ISPO selama 2 (dua) tahun untuk D3 teknik/sains dan 1
(satu) tahun untuk S1 teknik/sains;
c. memiliki sertifikat pelatihan ISPO;
d. memahami prinsip dasar ISO 9001 tentang Sistem Manajemen Mutu,
ISO 14001 tentang Sistem Manajemen Lingkungan, ISO 45001 tentang
Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja; dan
e. memiliki pengalaman audit sebanyak 4 (empat) kali atau 20 (dua
puluh) hari kerja audit lengkap yang meliputi perencanaan, audit, dan
pelaporan dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun terakhir, paling kurang 1
(satu) kali audit diantaranya adalah magang audit ISPO.

Pasal 37

(1) Lead Auditor LS ISPO wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:


a. memenuhi persyaratan Auditor LS ISPO;
b. memiliki sertifikat pelatihan Lead Auditor;
c. memiliki pengalaman audit tambahan setelah jenjang auditor paling
kurang 3 (tiga) kali atau 15 (lima belas) hari kerja audit lengkap ISPO
tahap 2 (dua) atau penilikan pada 3 (tiga) pelaku usaha perkebunan
yang berbeda dalam 3 (tiga) tahun terakhir;
d. memahami prinsip dasar ISO 9001 tentang Sistem Manajemen Mutu,
ISO 14001 tentang Sistem Manajemen Lingkungan, ISO 45001 tentang
Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja;
e. bertindak sebagai Ketua Tim Audit LS ISPO di bawah supervisi paling
kurang 1 (satu) kali dari 3 kali audit tambahan setelah jenjang auditor,
-19-

dengan jenis audit yang dilakukan adalah audit sertifikasi awal atau
audit sertifikasi ulang; dan
f. merupakan auditor internal LS ISPO.
(2) Persyaratan Kompetensi Kolektif Tim Audit sebagai berikut:
a. Tim Audit LS ISPO secara kolektif harus memiliki pengetahuan dan
kemampuan untuk menilai pemenuhan prinsip dan kriteria ISPO
legalitas, budidaya, pengolahan, lingkungan dan K3, serta sosial dan
ekonomi.
b. Apabila kompetensi kolektif Tim Audit tidak dapat dipenuhi oleh auditor
maka dapat menggunakan tenaga ahli teknis.

BAB IV
PRINSIP DAN KRITERIA ISPO

Pasal 38

(1) Sertifikasi ISPO kepada Perusahaan Perkebunan dengan menerapkan


prinsip yang meliputi:
a. kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan;
b. penerapan praktik perkebunan yang baik;
c. pengelolaan lingkungan hidup, sumberdaya alam, dan
keanekaragaman hayati;
d. tanggung jawab ketenagakerjaan;
e. tanggung jawab sosial dan pemberdayaan ekonomi masyarakat;
f. penerapan transparansi;
g. peningkatan usaha secara berkelanjutan.

(2) Sertifikasi ISPO kepada pekebun dengan menerapkan prinsip yang


meliputi:
a. kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan;
b. penerapan praktik perkebunan yang baik;
c. pengelolaan lingkungan hidup, sumberdaya alam, dan
keanekaragaman hayati;
d. penerapan transparansi;
e. peningkatan usaha secara berkelanjutan.
(3) Prinsip sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) akan diuraikan
dalam kriteria dan indikator ISPO, sebagaimana tercantum dalam
Lampiran I dan Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan ini.
-20-

BAB V
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 39

(1) Menteri, gubernur, dan bupati/walikota melakukan pembinaan dalam


bentuk sosialisasi, workshop, pelatihan dan pendampingan.
(2) Sosialisasi dan workshop Sistem Sertifikasi ISPO sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan kepada Pelaku Usaha, LS ISPO dan Pemantau
Independen.
(3) Sosialisasi dan workshop sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan paling kurang 1 (satu) kali setahun oleh Direktur Jenderal,
kepala dinas provinsi dan kepala dinas kabupaten/kota yang membidangi
perkebunan.
(4) Pelatihan dan pendampingan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan kepada Pekebun dalam pemenuhan prinsip dan kriteria ISPO.
(5) Pelatihan dan pendampingan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat
melibatkan peran serta perusahaan perkebunan, lembaga pelatihan dan
masyarakat.

Pasal 40

(1) Menteri, gubernur, dan bupati/walikota melakukan pengawasan terhadap


pelaksanaan sertifikasi ISPO.
(2) Pelaksanaan pengawasan kepada pemegang sertifikat ISPO sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Direktur Jenderal, kepala dinas
provinsi, dan kepala dinas kabupaten/kota yang membidangi perkebunan.

BAB VI
PENDANAAN

Pasal 41

Biaya Sertifikasi ISPO yang diajukan oleh Perusahaan Perkebunan dibebankan


kepada masing-masing Perusahaan Perkebunan.

Pasal 42

(1) Pendanaan sertifikasi ISPO yang diajukan Pekebun secara berkelompok


dapat bersumber dari:
-21-

a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;


b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; dan/atau
c. sumber lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(2) Pendanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa:
a. pelatihan;
b. pendampingan pemenuhan prinsip dan kriteria ISPO; atau
c. sertifikat ISPO awal.
(3) Biaya penilikan dan sertifikasi ulang ISPO dibebankan kepada pekebun.
(4) Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, dilaksanakan oleh
badan usaha dan/atau badan hukum pelatihan atau bekerjasama dengan
lembaga pelatihan yang diakui Komite ISPO atau unit kerja pemerintah di
bidang pelatihan.
(5) Pendampingan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, dilaksanakan
oleh Dinas daerah Kabupaten/Kota atau Provinsi, Petugas Pendamping,
Fasilitator Daerah dan/atau Penyuluh.
(6) Sertifikasi ISPO awal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c,
diprioritaskan bagi pekebun secara berkelompok dengan luas areal kebun
antara 500 hektare sampai 1.000 hektare.

BAB VII
SANKSI ADMINISTRASI

Pasal 43
(1) LS ISPO yang tidak menyampaikan laporan secara berkala setiap 3 (tiga)
bulan sekali kepada Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1)
huruf b, diberikan sanksi administratif berupa:
a. teguran tertulis;
b. dikeluarkan dari daftar LS ISPO di Kementerian Pertanian.
(2) Teguran tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan 2 (dua) kali
dalam tenggang waktu 1 (satu) bulan untuk melakukan pelaporan.
(3) Apabila teguran tertulis ke-2 sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak
dipenuhi, LS ISPO dikeluarkan dari daftar LS di Kementerian Pertanian.

Pasal 44
(1) Perusahaan Perkebunan yang tidak memiliki sertifikat ISPO sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 huruf a diberikan sanksi administratif berupa:
a. teguran tertulis;
-22-

b. pemberhentian sementara dari usaha perkebunan; dan/atau


c. pencabutan izin;
(2) Teguran tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan 1 (satu)
kali dalam tenggang waktu 6 (enam) bulan untuk melakukan perbaikan.
(3) Apabila teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak dilaksanakan,
maka diberikan pemberhentian sementara usaha perkebunan dalam
jangka waktu 6 (enam) bulan.
(4) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
Perusahaan Perkebunan tidak melakukan perbaikan, maka diusulkan
pencabutan izin usaha perkebunan kepada pemberi izin sesuai
kewenangan.
(5) Pengenaan sanksi administratif tidak menghilangkan kewajiban
perusahaan perkebunan untuk membayar hak pekerja.

Pasal 45
Pekebun yang tidak memiliki sertifikat ISPO sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 huruf b, tidak diutamakan untuk mendapatkan program bantuan
pemerintah dalam pengelolaan dan pengembangan perkebunan.

Pasal 46
(1) Pelaku Usaha pemilik sertifikat ISPO yang tidak mempertahankan prinsip
dan kriteria ISPO sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) diberikan
sanksi administratif berupa:
a. teguran tertulis;
b. pembekuan sertifikat ISPO; atau
c. pencabutan sertifikat ISPO.
(2) Teguran tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan 2 (dua) kali
dalam tenggang waktu 2 (dua) bulan untuk melakukan perbaikan.
(3) Apabila teguran tertulis ke-2 sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak
dipenuhi, dilakukan pembekuan sertifikat ISPO selama 6 (enam) bulan.
(4) Apabila dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) tidak ada perbaikan, maka diusulkan pencabutan sertifikat ISPO
kepada LS ISPO yang berwenang.

Pasal 47
-23-

(1) LS ISPO yang tidak melakukan penilikan sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 27 ayat (1) diberikan sanksi administratif berupa:
a. teguran tertulis;
b. dikeluarkan dari daftar LS ISPO di Kementerian Pertanian.
(2) Teguran tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan 2 (dua) kali
dalam tenggang waktu 2 (dua) bulan untuk melakukan penilikan.
(3) Apabila teguran tertulis ke-2 sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak
dipenuhi, LS ISPO dikeluarkan dari daftar LS di Kementerian Pertanian.
(4) LS ISPO yang dikeluarkan dari daftar LS di Kementerian Pertanian
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diusulkan kepada KAN untuk dicabut
akreditasinya.

BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 48

(1) Sertifikat ISPO yang telah diterbitkan sebelum Peraturan Menteri ini
berlaku, dinyatakan tetap berlaku sampai dengan berakhirnya masa
berlaku sertifikat ISPO.

(2) Berakhirnya masa berlaku sertifikat ISPO dengan ketentuan sebagai


berikut:

Pada saat berlakunya Peraturan Menteri ini masa berlaku Sertifikat ISPO
berakhir dengan ketentuan apabila:

a. Pelaku usaha:

1) melakukan penyesuaian penerapan ISPO berdasarkan prinsip


dan kriteria ISPO

2) memenuhi prinsip dan kriteria ISPO berdasarkan laporan hasil


audit perubahan sesuai jangka waktu yang ditentukan:

a) telah menerapkan prinsip dan kriteria ISPO, sertifikat ISPO


dinyatakan tetap berlaku; atau

b) belum menerapkan prinsip dan kriteria ISPO, Pelaku Usaha


diminta melakukan penyesuaian sampai penilikan
berikutnya.
-24-

3) tidak melakukan penyesuaian sebagaimana dimaksud pada


nomor 2) huruf b), sertifikat ISPO yang telah diterbitkan
sebelum Peraturan Menteri ini berlaku, dicabut

4) yang telah mendapat sertifikat ISPO, diberikan waktu


penyesuaian sampai dengan waktu penilikan pertama, dan jika
belum memenuhi diberikan perpanjangan sampai dengan
waktu penilikan kedua.

5) yang telah diaudit tahap 2 menerapkan prinsip dan kriteria


ISPO berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor
11/Permentan/OT.140/3/2015 tentang Sistem Sertifikasi
Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia pada saat berlakunya
peraturan Menteri ini, pada saat penilikan pertama harus
menerapkan prinsip dan kriteria berdasarkan peraturan
Menteri ini.

6) yang telah dilakukan audit Tahap 1 (satu) harus menerapkan


prinsip dan kriteria berdasarkan peraturan Menteri ini pada
saat audit Tahap 2 (dua).

7) dalam proses sertifikasi ulang pada saat peraturan Menteri ini


berlaku dapat menerapkan prinsip dan kriteria ISPO
berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor
11/Permentan/OT.140/3/2015, namun saat penilikan
pertama harus menerapkan prinsip dan kriteria berdasarkan
peraturan Menteri ini.

8) Pemberlakuan sertifikasi ISPO wajib bagi Pekebun berlaku 5


(lima) tahun sejak Peraturan Menteri ini diundangkan.

b. LS ISPO

melakukan audit perubahan dan mengeluarkan laporan hasil audit


perubahan sebagaimana dimaksud pada huruf a, sesuai jangka
waktu yang ditentukan

Pasal 49

(1) LS ISPO yang telah terdaftar dan memiliki SK pengakuan sebagai LS ISPO
yang ada sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini, tetap berlaku dengan
-25-

ketentuan LS ISPO wajib melaporkan pengakuannya kepada Komite ISPO


melampirkan SK Pengakuan LS ISPO dan Laporan Kinerja Sertifikasi ISPO.
(2) Auditor LS ISPO dan auditor internal perusahaan perkebunan yang telah
terdaftar sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini wajib mendaftar ulang
kepada Komite ISPO.

BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 50

Dengan diundangkannya peraturan Menteri ini, Peraturan Menteri Pertanian


Nomor 11/Permentan/OT.140/3/2015 tentang Sistem Sertifikasi Kelapa Sawit
Berkelanjutan Indonesia dicabut dan dinyatakan tidak berlaku

Pasal 51

Peraturan Menteri Ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, Peraturan Menteri ini diundangkan dengan


penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal

MENTERI PERTANIAN
REPUBLIK INDONESIA,

SYAHRUL YASIN LIMPO

Diundangkan di Jakarta
-26-

Pada tanggal

DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

WIDODO EKATJAHJANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2020 NOMOR


LAMPIRAN : PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR :

TANGGAL :

PRINSIP DAN KRITERIA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN INDONESIA (INDONESIAN SUSTAINABLE PALM
OIL/ISPO) UNTUK PEKEBUN

BOBOT
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER METODE VERIFIKASI NORMA PENILAIAN
VERIFIER
WAJIB PERBAIKAN TINJAUAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

1 KEPATUHAN 1.1 Legalitas dan Memiliki sertifikat tanah, Hak atas tanah harus ✓ ✓ ✓ ✓ Memenuhi
TERHADAP Pengelolaan Pekebun akta jual beli tanah, girik dapat ditunjukkan jika pekebun memiliki
PERATURAN DAN dan bukti kepemilikan seperti Sertifikat tanah, sertifikat tanah, akta jual
PERUNDANGAN tanah lainnya yang sah. akta jual beli tanah, beli tanah, girik dan bukti
girik dan bukti kepemilikan tanah lainnya
kepemilikan. yang sah.
Nama pemegang Hak ✓ ✓ ✓ ✓
Atas Tanah ( SHM, Tidak Memenuhi
SKT) sesuai dengan
jika pekebun tidak memiliki
nama unit sertifikasi.
sertifikat tanah, akta jual
Luas Hak Atas Tanah ✓ ✓ ✓ ✓ beli tanah, girik dan bukti
(SHM, SKT, tidak dapat kepemilikan tanah lainnya
lebih besar dari STDB. yang sah.
Luasan operasional ✓ ✓ ✓ ✓ atau
telah sesuai dengan nama pemegang alas hak
Hak Atas Tanah (SHM, tidak sesuai dengan nama
SKT) yang ada Hak yang mengajukan
Atas Tanah. sertifikasi.
BOBOT
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER METODE VERIFIKASI NORMA PENILAIAN
VERIFIER
WAJIB PERBAIKAN TINJAUAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

Luas lahan yang dikelola


tidak melebihi luas lahan
sesuai ketentuan peraturan
perundangan
1.2 Lokasi Pekebun Lahan pekebun mengacu Lokasi sesuai dengan ✓ ✓ ✓ ✓ Memenuhi
kepada penetapan tata Rencana Tata Ruang jika lahan pekebun sudah
ruang. Wilayah (RTRW). mengacu dengantata
Lokasi Pekebun tidak ✓ ✓ ✓ ✓ ruang
tumpangsusun dengan
hak atas tanah lain/ Tidak memenuhi
perinzinan lain yang
jika lahan pekebun tidak
sudah lebih dahulu ada
sesuai dengan Rencana
alas hak tanahnya. Tata Ruang Wilayah
(RTRW)
1.3 Sengketa Lahan dan Bila telah terjadi sengketa
Kompensasi serta lahan dan sengketa lainnya
Sengketa Lainnya 1. Memiliki dokumen Tersedia hasil ✓ ✓ ✓ ✓ Memenuhi
Pekebun harus bisa progres musyawarah identifikasi areal jika tersedia hasil
memastikan bahwa lahan untuk penyelesaian sengketa pada seluruh identifikasi areal sengketa
perkebunan bebas dari sengketa dan tersedia area operasionalnya pada seluruh area
status sengketa dengan peta lokasi sengketa yang berada didalam operasionalnya yang
masyarakat disekitarnya atau lahan. lokasi kebun. berada didalam lokasi
sengketa lainnya.
kebun

Tidak memenuhi
jika tidak tersedia hasil
identifikasi areal sengketa
pada seluruh area
BOBOT
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER METODE VERIFIKASI NORMA PENILAIAN
VERIFIER
WAJIB PERBAIKAN TINJAUAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

operasionalnya yang
berada didalam lokasi
kebun
Tersedia peta ✓ ✓ ✓ ✓ Memenuhi
lahan/sketsa yang jika tersedia peta
menjadi sengketa. lahan/sketsa yang menjadi
sengketa

Tidak Memenuhi
jika tidak tersedia peta
lahan/sketsa yang menjadi
sengketa
Tersedia laporan ✓ ✓ ✓ ✓ Memenuhi
proses penyelesaian jika tersedia laporan
sengketa telah proses penyelesaian
dilaporkan ke Instansi sengketa telah dilaporkan
terkait dan tanda ke Instansi terkait dan
terimanya. tanda terimanya.

Tidak memenuhi
jika tidak tersedia laporan
proses penyelesaian
sengketa telah dilaporkan
ke Instansi terkait dan
tanda terimanya.
BOBOT
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER METODE VERIFIKASI NORMA PENILAIAN
VERIFIER
WAJIB PERBAIKAN TINJAUAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

2. Memiliki salinan Tersedia dokumen ✓ ✓ ✓ ✓ Memenuhi


perjanjian yang telah kesepakatan terkait jika mempunyai salinan
disepakati. laporan penyelesaian perjanjian yang telah
sengketa termasuk disepakati oleh pihak-pihak
infomasi tentang batas- yang bersengketa.
batas kebun yang
disengketakan.
Tidak memenuhi
jika tidak ada bukti adanya
salinan yang disepakati
1.4 Legalitas Usaha Surat Tanda Daftar Usaha Untuk lahan < 25 ha ✓ ✓ ✓ ✓ Memenuhi
Perkebun Perkebunan Untuk tersedia dokumen STD jika memiliki dokumen
Budidaya (STD-B). sesuai dengan lokasi STDB
kebun.
Tersedia dokumen ✓ ✓ ✓ ✓ Tidak memenuhi
STDB dikeluarkan oleh
jika tidak tersedia dokumen
instansi yang
STDB
berwenang.
atau
STDB dikeluarkan oleh
instansi yang berwenang.
2 PENERAPAN 2.1 ORGANISASI
PRAKTEK KELEMBAGAAN
PERKEBUNAN PEKEBUN
YANG BAIK Pekebun dapat bergabung 1. Pekebun memiliki Tersedia tanda bukti ✓ ✓ ✓ Memenuhi jika memiliki
dalam kelompok tani atau
kelembagaan dalam Pekebun masuk tanda bukti
koperasi sebagai wadah
bentuk kelompok tani kelompok tani dan/ Tidak memenuhi jika tidak
bersama untuk memenuhi
atau koperasi atau koperasi. memiliki tanda bukti
BOBOT
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER METODE VERIFIKASI NORMA PENILAIAN
VERIFIER
WAJIB PERBAIKAN TINJAUAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

aspirasi dan kebutuhan


anggotanya.
2. Memiliki dokumen Tersedia rekaman ✓ ✓ ✓ Memenuhi jika memiliki
pembentukan pembentukan rekaman
kelompok tani dan/ kelompok tani dan atau Tidak memenuhi jika tidak
atau koperasi yang koperasi beserta memiliki rekaman
diketahui oleh pejabat susunan pengurus
berwenang. yang dilengkapi uraian
tugas untuk setiap
pengurus guna
mendukung kelancaran
kegiatan
Tersedia dokumen ✓ ✓ ✓ Memenuhi jika memiliki
tentang organisasi dokumen
kelembagaan Pekebun Tidak memenuhi jika tidak
atau koperasi lengkap memiliki dokumen
dengan akte pendirian
dan Anggran Dasar
(AD) / Anggaran
Rumah Tangga (ART)
di Pekebun, kelompok
tani,dan/atau koperasi.
Tersedia dokumen ✓ ✓ ✓ Memenuhi jika memiliki
daftar anggota dokumen
kelompok tani dan Tidak memenuhi jika tidak
koperasi dengan memiliki dokumen
jumlah minimal setiap
kelompok antara 20 –
30 Pekebun atau
BOBOT
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER METODE VERIFIKASI NORMA PENILAIAN
VERIFIER
WAJIB PERBAIKAN TINJAUAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

disesuaikan dengan
kondisi lingkungan
masyarakat dan usaha
taninya

2.2 PENGELOLAAN 1. Memiliki dokumen Tersedia dokumen ✓ ✓ ✓ Memenuhi jika memiliki


PEKEBUN rencana kegiatan rencana kegiatan dokumen
operasional pekebun, operasional mencakup Tidak memenuhi jika tidak
kelompok tani dan/ kebutuhan sarana memiliki dokumen
atau koperasi. produksi, perkiraan
produksi, kegiatan
pemeliharaan tanaman,
pengendalian OPT,
panen, pengangkutan
TBS, pemeliharaan
terasering, drainase,
jalan produksi dan lain
sebagainya serta
rencana peremajaan
bila sudah diperlukan.
2. Memiliki laporan Tersedia dokumen ✓ ✓ ✓ Memenuhi jika memiliki
kegiatan pekebun, laporan yang cukup dokumen
kelompok tani dan/ lengkap kegiatan Tidak memenuhi jika tidak
atau koperasi kelompok tani dan atau memiliki dokumen
kooperasi.
2.3 PENERAPAN TEKNIS
BUDIDAYA DAN
PENGANGKUTAN
KELAPA SAWIT
BOBOT
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER METODE VERIFIKASI NORMA PENILAIAN
VERIFIER
WAJIB PERBAIKAN TINJAUAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

2.3.1. Pembukaan Lahan Memiliki dan Tersedia SOP ✓ ✓ ✓ Memenuhi jika memiliki
Pembukaan lahan yang melaksanakan SOP dan pembukaan lahan. SOP
memenuhi kaidah-kaidah instruksi kerja cara
Tidak memenuhi jika tidak
konservasi tanah dan air. pembukaan lahan tanpa
memiliki SOP
bakar.
Tersedia dokumentasi/ ✓ ✓ ✓ Memenuhi jika memiliki
rekaman kegiatan dokumen/ rekaman
pembukaan lahan
Tidak memenuhi jika tidak
tanpa membakar,
memiliki dokumen/
rekaman
Tersedia rekaman ✓ ✓ ✓ Memenuhi jika memiliki
penanaman pada lahan rekaman
miring yang dapat
Tidak memenuhi jika tidak
ditanami dengan
memiliki rekaman
melakukan terasering.
Tersedia rekaman ✓ ✓ ✓ Memenuhi jika memiliki
penanaman pada lahan rekaman
yang memerlukan
Tidak memenuhi jika tidak
konservasi dilakukan
memiliki rekaman
dengan pembuatan
sistem drainase dan
terasering.
2.3.2. Perbenihan 1. Menggunakan benih Tersedia rekaman ✓ ✓ ✓ Memenuhi jika memiliki
Untuk mendukung tanaman berasal dari menggunakan benih rekaman
produktivitas tanaman dari produsen benih yang sesuai dengan standar
Tidak memenuhi jika tidak
Pekebun, benih yang telah mendapat yang sudah dilepas
memiliki rekaman
sertifikat dari instansi oleh Pemerintah.
BOBOT
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER METODE VERIFIKASI NORMA PENILAIAN
VERIFIER
WAJIB PERBAIKAN TINJAUAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

digunakan harus berasal yang berwenang dan ✓ ✓ ✓


Tersedia rekaman Memenuhi jika memiliki
dari sumber benih yang diakui oleh
sosialisasi dan rekaman
telah mendapat Kementerian
informasi terkait benih Tidak memenuhi jika tidak
rekomendasi dari Pertanian.
bersertifikat melalaui memiliki rekaman
pemerintah.
gapoktan dan
kelompok tani.
Tersedia penggunaan ✓ ✓ ✓ Memenuhi jika memiliki
benih dari perusahaan rekaman
sumber benih yang Tidak memenuhi jika tidak
ditetapkan pemerintah. memiliki rekaman

Tersedia rekaman asal ✓ ✓ ✓ Memenuhi jika memiliki


benih yang dapat rekaman
disediakan oleh
Tidak memenuhi jika tidak
perusahaan yang
memiliki rekaman
bermitra dengan
pekebun.
2. Memiliki catatan asal Tersedia dokumen/ ✓ ✓ ✓ Memenuhi jika memiliki
benih. catatan perbenihan di dokumen/ catatan
pekebun, kelompok tani
Tidak memenuhi jika tidak
dan koperasi.
memiliki dokumen/ catatan
2.3.3. Penanaman pada 1. Memiliki dan Tersedia SOP ✓ ✓ ✓ Memenuhi jika memiliki
Lahan Mineral melaksanakan SOP penanaman dengan SOP
Pekebun dalam melakukan penanaman yang acuan GAP Tidak memenuhi jika tidak
penanaman harus sesuai sesuai Good
(untuk penanaman memiliki SOP
baku teknis dalam Agriculture Practise
yang sudah dilakukan,
BOBOT
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER METODE VERIFIKASI NORMA PENILAIAN
VERIFIER
WAJIB PERBAIKAN TINJAUAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

mendukung produktivitas (GAP). SOP diterapkan pada


tanaman. peremajaan tanaman)
Tersedia SOP ✓ ✓ ✓ Memenuhi jika memiliki
pedoman teknis SOP
penanaman harus Tidak memenuhi jika tidak
mencakup: memiliki SOP
(i) realisasi luas areal
penanaman.
(ii) pengaturan jumlah
tanaman dan jarak
tanam sesuai
dengan kondisi
lapangan dan
praktek budidaya
perkebunan yang
baik.
(iii) pembuatan
terasering untuk
lahan miring.
2. Memiliki catatan Tersedia data tahun ✓ ✓ ✓ Memenuhi jika memiliki
pelaksanaan tanam, sumber bibit, data
penanaman. luas lahan, jumlah
Tidak memenuhi jika tidak
tanaman per hektar,
memiliki data
penggunaan pupuk,
penanggulangan hama
dan penyakit, jenis
herbisida, insektisida,
pestisida, fungisida
BOBOT
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER METODE VERIFIKASI NORMA PENILAIAN
VERIFIER
WAJIB PERBAIKAN TINJAUAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

2.3.4. Penanaman pada Memiliki catatan untuk Tersedia rekaman ✓ ✓ ✓ Memenuhi jika memiliki
Lahan Gambut penanaman pada lahan penanaman dilakukan rekaman
Penanaman kelapa sawit di gambut yang mengacu pada lahan gambut
Tidak memenuhi jika tidak
kebun pada lahan gambut kepada peraturan dan berbentuk hamparan
memiliki rekaman
dapat dilakukan dengan ketentuan yang berlaku. dengan kedalaman < 3
memperhatikan karakteristik m dan proporsi
lahan gambut sehingga mencakup 70% dari
tidak menimbulkan total areal.
kerusakan fungsi Lapisan tanah mineral
lingkungan. dibawah gambut bukan
pasir kuarsa atau tanah
sulfat masam dan pada
lahan gambut dengan
tingkat kematangan
matang (saprik).
Areal disisakan minimal
30% tidak ditanami
untuk konservasi.
Tersedia rekaman ✓ ✓ ✓ Memenuhi jika memiliki
pengaturan jumlah rekaman
tanaman dan jarak
Tidak memenuhi jika tidak
tanam sesuai dengan
memiliki rekaman
kondisi lapangan dan
praktek budidaya
perkebunan terbaik.
Tersedia rekaman ✓ ✓ ✓ Memenuhi jika memiliki
adanya tanaman rekaman
penutup tanah.
Tidak memenuhi jika tidak
memiliki rekaman
BOBOT
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER METODE VERIFIKASI NORMA PENILAIAN
VERIFIER
WAJIB PERBAIKAN TINJAUAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

Tersedia rekaman ✓ ✓ ✓ Memenuhi jika memiliki


pengaturan tinggi air rekaman
tanah antara 60 – 80
Tidak memenuhi jika tidak
cm dengan pembuatan
memiliki rekaman
tata air kebun (saluran
cacing) untuk
menghambat emisi
CO2 dari lahan gambut.
2.3.5. Pemeliharaan 1. Memiliki SOP dan Tersedia data jumlah ✓ ✓ ✓ Memenuhi jika memiliki
Tanaman Instruksi Kerja tanaman sesuai data
Pemeliharaan tanaman pemeliharaan tanaman. standar yang
Tidak memenuhi jika
dalam mendukung ditetapkan dengan
tidak memiliki data
produktivitas tanaman. melakukan sisipan.
Tersedia rekaman ✓ ✓ ✓ Memenuhi jika memiliki
pemeliharaan piringan. rekaman
Tidak memenuhi jika tidak
memiliki rekaman
Tersedia rekaman ✓ ✓ ✓ Memenuhi jika memiliki
pemeliharaan tanaman
rekaman
penutup tanah (cover
crop) pada TBM. Tidak memenuhi jika tidak
(i) sanitasi kebun dan memiliki rekaman
penyiangan gulma;
(ii) rekomendasi dan
realisasi
pemupukan;
(iii) laporan kegiatan
pemeliharaan
tanaman
BOBOT
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER METODE VERIFIKASI NORMA PENILAIAN
VERIFIER
WAJIB PERBAIKAN TINJAUAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

2. Memiliki catatan Tersedia data jenis dan ✓ ✓ ✓ Memenuhi jika memiliki


mengenai pemupukan jumlah pupuk, pestisida data
tanaman dan yang digunakan.
Tidak memenuhi jika tidak
pelaksanaan
memiliki data
pemeliharaan tanaman.
2.3.6. Pengendalian 1. Memiliki dan Tersedia SOP ✓ ✓ ✓ Memenuhi jika memiliki
Organisme melaksanakan Pedoman pengendalian SOP
Pengganggu Petunjuk Teknis OPT yang menjamin
Tidak memenuhi jika tidak
Tumbuhan (OPT) Pengamatan dan bahwa Pengendalian
memiliki SOP
Pekebun, kelompok tani, Pengendalian Hama OPT dilakukan dengan
koperasi harus melakukan Terpadu (PHT) / pengendalian hama
pengamatan pengendalian Integrated Pest terpadu/PHT, yaitu
OPT dengan menerapkan Management (IPM) melalui teknik
Pengendalian Hama budidaya, kebersihan
Terpadu (PHT) sesuai kebun, penggunaan
dengan ketentuan teknis musuh alami
dengan memperhatikan (parasitoid, predator
aspek lingkungan. dan agens hayati),
secara mekanis dan
penggunaan pestisida
secara terbatas dan
bijaksana.
Tersedia dokumen ✓ ✓ ✓ Memenuhi jika memiliki
pestisida yang dokumen
digunakan telah
Tidak memenuhi jika tidak
terdaftar di Komisi
memiliki dokumen
Pestisida Kementerian
Pertanian
BOBOT
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER METODE VERIFIKASI NORMA PENILAIAN
VERIFIER
WAJIB PERBAIKAN TINJAUAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

2. Memiliki sarana Tersedia ruang ✓ ✓ ✓ Memenuhi jika memiliki


pengendalian OPT penyimpanan alat dan ruang penyimpanan
sesuai petunjuk teknis bahan kimia
Tidak memenuhi jika tidak
serta tenaga (regu) pengendalian OPT.
memiliki ruang
pengendali yang sudah
penyimpanan
terlatih
Tersedia SOP ✓ ✓ ✓ Memenuhi jika memiliki
penanganan limbah SOP
pestisida dilakukan
Tidak memenuhi jika tidak
sesuai petunjuk teknis
memiliki SOP
untuk meminimalisir
dampak negatif
terhadap lingkungan.
2.3.7. Pemanenan 1. Memiliki pedoman Tersedia rekaman ✓ ✓ ✓ Memenuhi jika memiliki
Pekebun, kelompok tani, teknis untuk buah yang penyiapan tenaga rekaman
koperasi memastikan bahwa dipanen adalah buah kerja, peralatan dan Tidak memenuhi jika tidak
panen dilakukan tepat waktu matang panen dan sarana penunjangnya. memiliki rekaman
dan dengan cara yang dilakukan pada waktu
benar. yang tepat.
Tersedia SOP ✓ ✓ ✓ Memenuhi jika memiliki
penetapan kriteria SOP
matang panen dan Tidak memenuhi jika tidak
putaran panen sesuai memiliki SOP
petunjuk teknis.
Tersedia SOP Kriteria ✓ ✓ ✓ Memenuhi jika memiliki
Penetapan Matang SOP
Panen adalah: Tidak memenuhi jika tidak
(i) Kurang matang memiliki SOP
BOBOT
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER METODE VERIFIKASI NORMA PENILAIAN
VERIFIER
WAJIB PERBAIKAN TINJAUAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

(12,5% – 25% buah


luar membron- dol )
buah berwarna
kemerahan.
(ii) Matang 1 (25% –
60% buah luar
membrondol) buah
berwarna merah
mengkilat.
(iii) Matang 2 (50% -
75% buah luar
membrondol) buah
berwarna orange.
2. Memiliki pelaksanaan Tersedia rekaman ✓ ✓ ✓ Memenuhi jika memiliki
pemanenan. rencana pemanenan, rekaman
catatan pemanenan,
Tidak memenuhi jika tidak
hasil pemanenan.
memiliki rekaman
2.3.8. Pengangkutan Buah Memiliki dan Tersedia SOP dan alat ✓ ✓ ✓ Memenuhi jika memiliki
Pekebun memastikan melaksanakan petunjuk transportasi serta SOP
bahwa TBS yang dipanen teknis pengangkutan TBS. sarana pendukungnya. Tidak memenuhi jika tidak
harus segera diangkut ke memiliki SOP
tempat pembeli untuk
menghindari kerusakan Tersedia SOP dan ✓ ✓ ✓ Memenuhi jika memiliki
buah. rekaman buah harus SOP
terjaga dari kerusakan, Tidak memenuhi jika tidak
kontaminasi, memiliki SOP
kehilangan dan
ketepatan waktu
sampai di tempat
BOBOT
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER METODE VERIFIKASI NORMA PENILAIAN
VERIFIER
WAJIB PERBAIKAN TINJAUAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

pengolahan.

Tersedia rekaman ✓ ✓ ✓ Memenuhi jika memiliki


kualitas TBS tetap baik SOP
walaupun ada jarak
Tidak memenuhi jika tidak
kebun ke pabrik
memiliki SOP
pengolahan.
2.3.9. Penjualan dan 1. Memiliki informasi Tersedia infomasi ✓ ✓ ✓ Memenuhi jika memiliki
Kesepakatan Harga harga TBS terkini yang harga TBS yang informasi harga
TBS berpedoman pada dijadikan acuan oleh
Tidak memenuhi jika tidak
TBS dijual kepada pembeli penetapan harga yang pekebun dari
memiliki informasi harga
dengan harga yang ditetapkan oleh Tim Pemerintah,.
disepakati. Penetapan Harga TBS
untuk setiap tujuan
penjualan.
2. Memiliki catatan Tersedia catatan harga ✓ ✓ ✓ Memenuhi jika memiliki
penjualan TBS. TBS dan realisasi catatan
pembelian oleh
pembeli, perusahaan Tidak memenuhi jika
dan pabrik dan tersedia tidak memiliki catatan
sumber informasi harga
untuk penetapan harga
pembelian TBS yang
dipantau oleh pekebun,
kelompok tani dan/atau
koperasi secara rutin.

Tersedia dokumen ✓ ✓ ✓ Memenuhi jika memiliki


realisasi penjualan. dokumen
BOBOT
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER METODE VERIFIKASI NORMA PENILAIAN
VERIFIER
WAJIB PERBAIKAN TINJAUAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

Tidak memenuhi jika


tidak memiliki dokumen
Tersedia dokumen ✓ ✓ ✓ Memenuhi jika memiliki
perjanjian kerjasama dokumen perjanjian
dan/ atau dokumen
Tidak memenuhi jika tidak
penjualan TBS.
memiliki perjanjian
3 PENGELOLAAN 3.1 Pencegahan dan Melaksanakan Tersedia dokumen ✓ ✓ ✓ ✓ Memenuhi
LINGKUNGAN Penanggulangan pencegahan dan mekanisme jika SOP /mekanisme
HIDUP, SUMBER Kebakaran penanggulangan /pedoman/SOP /pedoman untuk
DAYA ALAM, DAN Pekebun harus melakukan kebakaran secara pencegahaan pencegahan/penanggulang
KEANEKARAGAM pencegahan dan bersama-sama dengan Penanggulangan an kebakaran termasuk
AN HAYATI penanggulangan kebakaran penduduk sekitar dan kebakaran. informasi tentang areal yg
kebunnya di lingkungannya instansi terkait terdekat rawan kebakaran dan
Dokumen yg berisi
masing-masing. sesuai Pedoman sarana/prasarana
tentang informasi areal
Pencegahan dan pencegahan terjadinya
yang rawan kebakaran.
Penanggulangan kebakaran.
Kebakaran. Ketersediaan peralatan
untuk mencegah Tidak Memenuhi
terjadinya kebakaran.
jika tidak tersedia
Dilakuan simulasi SOP/mekanisme terkait
tanggap darurat tentang upaya
kebakaran secara pencegahan/penanggulang
periodik. an bahaya kebakaran.
atau
tidak memiliki sarana dan
prasaran untuk
penanngulangan bahaya
kebakaran.
BOBOT
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER METODE VERIFIKASI NORMA PENILAIAN
VERIFIER
WAJIB PERBAIKAN TINJAUAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

3.2 Pelestarian 1. Mengetahui Tersedia rencana dan ✓ ✓ ✓ ✓ Memenuhi


Keanekaragaman keberadaan satwa dan realisasi identifikasi jika memiliki daftar satwa
Hayati (biodiversity). tumbuhan di area satwa dan tumbuhan yang ditemukan dalam
Pekebun harus menjaga tersebut dan di sekitar langka di lokasi kebun. areal kebun
dan melestarikan keaneka kebun dan sesudah
Tersedia mekanisme
ragaman hayati pada areal dimulainya usaha
perlindungan satwa Tidak memenuhi
yang dikelola sesuai dengan perkebunan.
dan tumbuhan langka
ketentuan yang berlaku. jika tidak memiliki daftar
yang teridentifikasi ada
satwa dan tumbuhan
di lokasi kebun.
langka
Tidak terdapat satwa atau
langka yang ditangkap ditemukan adanya satwa
oleh pekebun/pekerja langka yang dilindungi
pekebun, atau tidak dipelarohan oleh pekerja,
ada pekebun yang kefuan duduk pekerja.
memelihara sata liar
sesuai dengan
peraturan pemerintah
yang berlaku.
2. Memiliki catatan Tersedia daftar satwa ✓ ✓ ✓ ✓ Memenuhi
keberadaan satwa dan dan tumbuhan langka jika memiliki catatan
tumbuhan di kebun dan yang ditemukan dalam keberadaan satwa dan
sekitar kebun. areal lokasi kebun. tumbuhan di kebun dan
Tersedia catatan sekitar kebun.
dokumen keberadaan
satwa dan tumbuhan di Tidak memenuhi
kebun selalu
jika tidak tersedia catatan
termutakhir
tentang keberadaan satwa
BOBOT
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER METODE VERIFIKASI NORMA PENILAIAN
VERIFIER
WAJIB PERBAIKAN TINJAUAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

liar dan tumbuhan langka


di lokasi pekebun.
atau
tersedia catatan namun
tidak mutakhir.
4 PENERAPAN PENYEDIAAN DATA & 1. SOP pelayanan Tersedia SOP ✓ ✓ ✓ Memenuhi
TRANSPARANSI INFORMASI informasi. dokumen pelayanan jika SOP dokumen
Penyediaan Data dan informasi yang terdiri pelayanan informasi yang
Informasi Kepada Instansi dari penerimaan terdiri dari penerimaan
Terkait Serta Pemangku permintaan informasi permintaan informasi dan
Kepentingan Lainnya Selain dan tindak lanjut tindak lanjut terdapat
Informasi Yang Dikecualikan terdapat permintaan permintaan informasi
Sesuai Peraturan informasi.
Perundang-Undangan.
Tidak Memenuhi
jika tidak tersedia SOP
dokumen pelayanan
informasi yang terdiri dari
penerimaan permintaan
informasi dan tindak lanjut
terdapat permintaan
informasi
2. Memiliki dokumen Tersedia dokumen ✓ ✓ ✓ Memenuhi
pemberian informasi rekaman pemberian jika tersedia rekaman
kepada pemangku informasi kepada pemberian informasi
kepentingan sesuai pemangku kepentingan kepada pemangku
peraturan yang berlaku. dan tindak lanjut kepentingan dan tindak
terdapat permintaan lanjut terdapat permintaan
informasi. informasi.
BOBOT
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER METODE VERIFIKASI NORMA PENILAIAN
VERIFIER
WAJIB PERBAIKAN TINJAUAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

Tidak memenuhi
jika tidak tersedia rekaman
pemberian informasi
kepada pemangku
kepentingan dan tindak
lanjut terdapat permintaan
informasi
3. Memiliki dokumen Tersedia dokumen ✓ ✓ ✓ Memenuhi
tanggapan atau rekaman terhadap jika tersedia rekaman
pelayanan informasi tanggapan atau terhadap tanggapan atau
terhadap permintaan pelayanan informasi pelayanan informasi
informasi dari terhadap permintaan terhadap permintaan
pemangku informasi dari informasi dari pemangku
kepentingan. pemangku kepentingan
kepentingan.
Tidak Memenuhi
jika tidak tersedia rekaman
terhadap tanggapan atau
pelayanan informasi
terhadap permintaan
informasi dari pemangku
kepentingan.
5 PENINGKATAN Meningkatkan kinerja Memiliki dokumen hasil Tersedia dokumen ✓ ✓ ✓ Memenuhi
USAHA SECARA dengan mengembangkan penerapan perbaikan/ identifikasi potensi jika tersedia rekaman
BERKELANJUTAN dan mengimplementasikan peningkatan usaha yang dilakukannya tindakan terkait kegiatan perbaikan/
rencana aksi yang berkelanjutan. perbaikan
BOBOT
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER METODE VERIFIKASI NORMA PENILAIAN
VERIFIER
WAJIB PERBAIKAN TINJAUAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

mendukung peningkatan Tersedia rekaman ✓ ✓ ✓ peningkatan usaha


produksi kelapa sawit terkait kegiatan perkebunan yang
berkelanjutan. perbaikan/ peningkatan berkelanjutan.
usaha perkebunan
yang berkelanjutan Tidak memenuhi
jika tidak tersedia rekaman
terkait kegiatan perbaikan/
peningkatan usaha
perkebunan yang
berkelanjutan.
LAMPIRAN II : PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR :

TANGGAL :

PRINSIP DAN KRITERIA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN INDONESIA (INDONESIAN SUSTAINABLE PALM OIL/ISPO) UNTUK :
( I ) PERUSAHAAN PERKEBUNAN YANG MELAKUKAN USAHA BUDIDAYA PERKEBUNAN DAN TERINTEGRASI DENGAN USAHA INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL
PERKEBUNAN
( B ) PERUSAHAAN PERKEBUNAN YANG MELAKUKAN USAHA BUDIDAYA PERKEBUNAN
( P ) PERUSAHAAN PERKEBUNAN YANG MELAKUKAN USAHA INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

1 KEPATUHAN 1.1 LEGALITAS LAHAN


TERHADAP
PERATURAN DAN 1.1.1 Izin Lokasi 1. Memiliki Izin Lokasi 1. Tersedia dokumen √ √ Memenuhi
PERUNDANGAN Perusahaan perkebunan yang dikeluarkan oleh Izin Lokasi dan/ Jika perusahaa memiliki
mempunyai Izin Lokasi yang Bupati/ Walikota/ atau perpanjangan dokumen yang sah
dikeluarkan oleh Bupati/ Gubernur/ Pejabat nya harus dapat
Walikota/ Gubernur/ Pejabat yang berwenang ditunjukkan (untuk Tidak Memenuhi
yang berwenang dengan dengan dilengkapi peroleh kebun yang Jika perusahaan tidak
dilengkapi peta skala peta skala 1:100.000 dibuka setelah memiliki dokumen yang
1:100.000 atau 1:50.000 atau 1:50.000. Tahun 1993). sah
sesuai dengan RTWK/ 2. Tersedia Izin Lokasi √ √ √
RTRWP sebelum dapat yang diterbitkan
melaksanakan kegiatannya. oleh instansi
( I, B, P ) berwenang sesuai
peraturan dan per-
undang-undangan.
3. Tersedia peta izin √ √
lokasi dengan skala
1
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

1:50.000 atau
1:100.000 untuk
izin lokasi setelah
Tahun 1993; atau
dengan skala
lainnya.
2. Tanah yang dapat Tanah dalam Izin √ √ √ Memenuhi
ditunjuk dalam Izin Lokasi sesuai dengan Jika tanah sesuai dgn
Lokasi merupakan Rencana Tata Ruang RTRW
tanah yang peruntuk Wilayah (RTRW) pada
annya sesuai dengan saat izin lokasi Tidak Memenuhi
Rencana Tata Ruang diterbitkan. Jika tanah tidak sesuai
Wilayah (RTRW). dgn RTRW
3. Pemegang Izin Lokasi Tersedia dokumentasi √ √ Memenuhi
wajib membebaskan pembebasan lahan Jika mempunyai
tanah dalam dari hak pada masa waktu Izin dokumen
dan kepentingan pihak Lokasi berlaku.
lain sesuai peraturan Tidak Memenuhi
perundang-undangan. Jika tidak mempunyai
dokumen
1.1.2 Perolehan Lahan 1. Lahan perkebunan Tersedia Izin √ √ √ Memenui
Lahan perkebunan yang yang berasal dari Pelepasan Kawasan Jika perusahaan memiliki
berasal dari kawasan hutan kawasan hutan Hutan dari Instansi dokumen yang sah
produksi konversi wajib produksi konversi terkait untuk lahan yang
mempunyai Izin Pelepasan wajib mempunyai Izin berasal dari kawasan Tidak memenuhi
Kawasan Hutan dari KLHK Pelepasan Kawasan hutan yang dapat Jika perusahaan tidak
atau BKPM serta dilengkapi Hutan dari KLHK atau dikonversi. memiliki dokumen yang
dengan rekaman tahapan BKPM serta dilengkapi sah
dengan rekaman
tahapan pelepasan

2
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

pelepasan kawasan hutan kawasan hutan untuk


untuk perkebunan. perkebunan.
( I, B, P ) 2. Lahan perkebunan 1. Tersedia Surat √ √ √ Memenuhi
yang berasal dari Penetapan Jika mempunyai
kawasan hutan Kawasan Hutan dokumen penetapan
Produksi dan Hutan yang Berasal dari
Produksi Terbatas Lahan Pengganti Tidak Memenuhi
wajib mempunyai untuk lahan yang Jika tidak mempunyai
Surat Persetujuan berasal dari dokumen penetapan
Prinsip Tukar Menukar kawasan Hutan
kawasan hutan. Produksi dan Hutan
Produksi Terbatas.
2. Tersedia Surat √ √ √
Pelepasan Kawasan
Hutan yang
Dimohon untuk
lahan yang berasal
dari kawasan hutan
Produksi dan Hutan
Produksi Terbatas.
3. Lahan perkebunan Lahan perkebunan √ √ Memenuhi
yang berasal dari tidak berasal dari tanah Jika mempunyai
tanah hak ulayat, tidak hak ulayat. dokumen asal tanah
dapat dijadikan lahan ulayat
perkebunan.
Tidak Memenuhi
Jika tidak mempunyai
dokumen asal tanah
ulayat

3
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

1.1.3 Hak Atas Tanah 1. Memiliki Hak atas 1. Tersedia Sertifikat √ √ √ Memenuhi
Memiliki Hak atas Tanah Tanah (HGU, HGB, Hak atas tanah Jika perusahaan memiliki
(HGU, HGB, Hak Pakai) HP/Hak Pakai) yang (HGU, HGB, HP). dokumen HGU/HGB/HP
yang sah sesuai dengan sah dengan luasan 2. Tersedia Surat √ √ yang sah sesuai dengan
Peraturan Dasar Pokok sesuai peraturan Keputusan Hak luasan yang dikelola
Agraria No. 5 tahun 1960. perundang-undangan di atas Tanah dari
( I, B, P ) bidang pertanahan. instansi terkait. Tidak memenuhi
3. Kesesuaian nama √ √ Jika kebun tidak memiliki
pemegang Hak sertifikat HGU/HGB/HP
Atas Tanah (HGU, yang sah dengan luasan
HGB, HP) dengan yang sesuai yang
nama pelaku usaha dikelola.
perkebunan.
4. Kesesuaian jenis √ √
penggunaan atau
pemanfaatan tanah
(komoditi usaha
perkebun an), Hak
Atas Tanah (HGU,
HGB, HP) dengan
keputusan
pemberian haknya.
5. Kesesuaian lokasi √ √ √
dan luasan
operasional berada
didalam areal HGU.
6. Masa berlaku Hak √ √
Atas Tanah (HGU,

4
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

HGB, HP) pada


saat pengajuan.
2. Memiliki bukti rekaman 1. Tersedia dokumen- √ √ Memenuhi
dokumentasi tasi pembebasan Jika memiliki dokumen
pembebasan lahan lahan (GRTT). pembebasan lahan
yang telah dilakukan di 2. Dokumen Berita √ √
areal HGU. Acara Pemeriksaan Tidak Memenuhi
Lapangan dan Jika memiliki dokumen
Berita Acara Sidang pembebasan lahan
Panitia B (risalah
panita B).

3. Pemeliharan batas- 1. Tersedia Peta √ Memenuhi


batas HGU. Bidang Tanah Jika memiliki peta lahan
(Kadasteral) yang
ditetapkan oleh Tidak Memenuhi
pejabat yang Jika memiliki peta lahan
berwenang sesuai
dengan Hak Atas
Tanah (HGU, HGB,
HP).
2. Kesesuaian jumlah √
dan keberadaan
pilar batas dengan
Peta Bidang Tanah
(Kadasteral).
3. Tersedia √ √
mekanisme untuk
pemeliharaan batas
HGU/HGB/HP.
5
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

4. Tersedia dokumen/ √
rekaman monitoring
pemeliharaan batas
HGU.
5. Tersedia petugas √
yang ditetapkan
untuk melakukan
monitoring
pemeliharaan batas
HGU/HGB/HP.

1.1.4 Sengketa Lahan 1. Perusahaan Perkebun - 1. Tersedia hasil √ √ Memenuhi


Perusahaan Perkebunan an wajib melaporkan identifikasi areal Jika memiliki dokumen
wajib menyelesaikan sengketa lahan yang sengketa pada sengketa lahan secara
sengketa lahan yang ada di ada untuk diselesaikan, seluruh area opera - lengkap
dalam areanya dengan termasuk pembuatan sionalnya yang
melibatkan instansi yang peta dari lahan yang berada didalam Tidak Memenuhi
terkait. disengketakan tersebut. HGU. Jika tidak memiliki
( I, B, P ) 2. Tersedia peta lahan √ √ dokumen sengketa lahan
yang menjadi secara lengkap
sengketa.
3. Tersedia laporan √ √ √
proses penyelesai -
an sengketa telah
dilaporkan ke
Instansi terkait
(BPN) dan tanda
terimanya.

6
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

2. Perusahaan Tersedia dokumen √ √ √ Memenuhi


Perkebunan harus proses penyelesaian Jika memiliki dokumen
dapat membuktikan sengketa lahan (melalui penyelesaian sengketa
bahwa sengketa lahan musyawarah, apabila
yang ada di arealnya tidak dapat diselesaikan Tidak Memenuhi
telah disepakati maka ditempuh melalui Jika tidak memiliki
penyelesaiannya. jalur hukum). penyelesaian sengketa
1.1.5 Tanah Terlantar Perusahaan perkebunan 1. Tersedia hasil √ √ √ √ Memenuhi
Perusahaan Perkebunan harus memastikan identifkasi peman- Jika memiliki dokumen
harus memanfaatkan hak pemanfaatan lahan HGU faatan lahan yang lahan terlantar
atas tanah sesuai dengan sesuai peruntukannya. belum sesuai
peruntukannya. peruntukannya. Tidak Memenuhi
( I, B, P ) 2. Tersedia dokumen √ √ Jika tidak memiliki
laporan pengguna - dokumen lahan terlantar
an dan pemanfaat -
an tanah sesuai
dengan keputusan
pemberian hak atas
tanah yang
disampaikan
kepada instansi
terkait.

7
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

1.1.6 Tumpang Tindih Memiliki kesepakatan Tersedia dokumen √ √ √ Memenuhi


Lahan dengan tertulis antara pemegang kesepakatan yang Jika memiliki dokumen
Usaha hak atas tanah dengan memuat: lokasi, luasan, penyelesaian tumpang
Pertambangan usaha pertambangan. periode, metode tindih lahan
Perusahaan Perkebunan penambangan dan
memiliki kesepakatan atas reklamasi antara Tidak Memenuhi
tumpang tindih lahan dengan pemegang hak atas Jika tidak memiliki
usaha pertambangan sesuai tanah dengan usaha penyelesaian tumpeng
peraturan perundang- pertambangan. tindih lahan
undangan.
( I, B )
1.2 LEGALITAS USAHA
PERKEBUNAN
1.2.1 Bentuk Badan Hukum 1. Perusahaan Perkebun- 1. Tersedia dokumen √ √ Memenuhi
Perusahaan Perkebunan an harus berbentuk Akta pendirian yang Jika memiliki dokumen
harus berbentuk Badan Badan Hukum disahkan oleh perusahaan berbadan
Hukum dan mempunyai Intansi pemerintah hukum
semua izin yang diperlukan terkait dan sesuai
untuk dapat diakui sebagai dengan dengan Tidak Memenuhi
bisnis yang mempunyai nama organisasi Jika tidak memiliki
dasar entitas hukum. perkebunan. dokumen perusahaan
( I, B, P ) Bidang usaha dan berbadan hukum
tipe kepemilikan
perusahaan (PMA
atau PMDN) sesuai
dengan usaha yang
saat ini dijalankan.

8
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

2. Tersedia Akta √ √
perubahan terakhir
yang disahkan oleh
Intansi pemerintah
terkait dan sesuai
dengan dengan
nama organisasi
perkebunan.

2. Memiliki NPWP yang 1. Tersedia Nomor √ √ Memenuhi


sesuai dengan lokasi Pokok Wajib Pajak Jika memiliki NPWP,
perusahaan berada, (NPWP) yang TDP, SITU, SIUP
Akta Pendirian sesuai obyek wajib
Perusahaan, Tanda pajak. Tidak Memenuhi
Daftar Perusahaan Jika tidak memiliki
(TDP) dan Surat Ijin 2. Tersedia Tanda √ √ NPWP, TDP,SITU, SIUP
Tempat Usaha (SITU) Daftar Perusahaan
dan Surat Izin Usaha (TDP) yang masih
Perdagangan (SIUP) berlaku dan
disahkan oleh
intansi terkait.

3. Tersedia Surat Izin √ √


Tempat Usaha
(SITU) yang masih
berlaku dan
disahkan oleh
instansi terkait.

9
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

4. Tersedia Surat Izin


Usaha Perdagang -
an (SIUP) yang
masih berlaku
sesuai dengan
usaha yang sedang
dijalankan dan
disahkan oleh
instansi terkait.
5. Tersedia Tanda √ √
Daftar Perusahaan
(TDP) yang masih
berlaku dan
disahkan oleh
intansi terkait.
3. Semua bangunan Tersedia Izin √ √ Memenuhi
dengan kategori Membangun Bangunan Jika memiliki IMB
minimum bangunan (IMB) untuk bangunan
semi permanen, wajib (rumah permanen/semi Tidak Memenuhi
memiliki Izin Mendirikan permanen, pabrik Jika tidak memiliki IMB
Bangunan (IMB) yang didalam HGU, kantor,
sesuai dengan Perda gudang, bengkel, dll)
yang berlaku. yang diperoleh dari
intansi pemerintah
setempat.
4. Bangunan PKS, kantor, 1. Tersedia dokumen √ √ Memenuhi
rumah tinggal, klinik, Hak Guna Jika memiliki HGB
bengkel dan gudang Bangunan (HGB)
mempunyai Sertifikat untuk bangunan Tidak Memenuhi
Hak Guna Bangunan (pabrik dan Jika tidak memiliki HGB
yang dikeluarkan oleh fasilitasnya,
10
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

Badan Pertanahan perumahan,


Nasional (BPN). bengkel, gudang,
klinik, dll).
2. Tersedia SK Hak √ √
atas Bangunan (SK
Kepala BPN) harus
dapat ditunjukkan.
3. Kesesuaian nama √ √
pemegang HGB
dengan nama unit
sertifikasi.
4. Kesesuaian jenis √ √ √
penggunaan atau
pemanfaatan
bangunan (HGB)
dengan keputusan
pemberian haknya.
5. Lokasi bangunan √ √
berada di dalam
HGB.
6. Masa berlaku Hak √ √
Atas Tanah (HGU,
HGB, HP) pada
saat pengajuan.
5. Memiliki bukti 1. Tersedia bukti √ √ Memenuhi
pembayaran Pajak pembayaran/setora Jika memiliki
Bumi dan Bangunan n Pajak Bumi dan pembayaran PBB, PPh,
(PBB) setiap tahun, Bangunan (PBB) PPN
PPH dan PPN sesuai setiap 1 (satu)
dengan ketentuan yang tahun terakhir.

11
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

berlaku. Melaporkan 2. Tersedia bukti √ √ Tidak Memenuhi


SPT pajak yang sesuai pembayaran/ Jika memiliki
peraturan Perda setoran Pajak pembayaran PBB, PPh,
setempat. Penghasilan (PPh) PPN
3 (tiga) bulan
terakhir dan Pajak
Pertambahan Nilai
(PPN) setiap 1
(satu) tahun
terakhir.
3. Tersedia bukti √ √
lapor Surat
Pemberitahuan
(SPT) kepada
instansi terkait.

1.2.2 Izin Lingkungan Memiliki Izin Lingkungan Tersedia Izin √ √ Memenuhi


Mempunyai persyaratan yang dikeluarkan oleh Lingkungan yang Jika memiliki Izin
legalitas yang terkait dengan pejabat yang berwenang. diperoleh dari pejabat lingkungan
lingkungan sebelum yang berwenang, dan
melaksanakan kegiatannya. sesuai dengan nama Tidak Memenuhi
( I, B, P ) perusahaan. Jika tidak memiliki Izin
Lingkungan
1.2.3 Fasilitasi Memiliki dokumen 1. Tersedia dokumen √ √ √ Memenuhi
Pembangunan kerjasama Perusahaan Kesepakatan Jika memiliki dokumen
kebun rakyat Perkebunan dengan bersama antara kerjasama Perusahaan
masyarakat sekitar kebun Perusahaan
tentang fasilitasi Perkebunan dgn
12
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

Perusahaan Perkebunan pembangunan kebun masyarakat sekitar dengan masyarakat


yang mengajukan IUP-B masyarakat. yang diketahui oleh sekitar
atau IUP dengan luas 250 ha dinas yang
atau lebih, berkewajiban membidangi Tidak Memenuhi
memfasilitasi pembangunan perkebunan. Jika tidak memiliki
kebun masyarakat sekitar 2. Tersedia dokumen √ √ dokumen kerjasama
dengan luasan paling kurang realisasi luas area Perusahaan dengan
20% dari luas areal IUP-B pembangunan masyarakat sekitar
atau IUP. kebun masyarakat
( I, B ) minimal 20% dari
luas Izin Usaha
Perkebunan
(IUP/IUP-B) yang
dimiliki.
3. Kewajiban memfa- √ √ √
silitasi pembangun
an kebun
masyarakat seluas
20% dari luas
kebun inti (tidak
berlaku bagi
Perusahaan
Perkebunan yang
telah melakukan
pola PIR-BUN, PIR-
TRANS, PIR-KKPA
atau pola
kerjasama inti
plasma lainnya).
Sedangkan bagi
Perusahaan
13
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

Perkebunan yang
belum melakukan
kerjasama tersebut
wajib melakukan
kegiatan produktif
untuk masyarakat
sekitar yang
diketahui oleh
gubernur atau
bupati/walikota
sesuai
kewenangannya.
4. Badan hukum √ √
dalam bentuk
koperasi tidak wajib
memfasilitasi
pembangunan
kebun masyarakat
seluas 20%.
5. Tersedia bukti √ √
laporan perkem-
bangan realisasi
fasilitasi
pembangunan
kebun masyarakat
sekitar kepada
instansi pemerintah
terkait (Dinas
Perkebunan).

14
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

1.2.4 Izin Perkebunan Memiliki Izin Usaha 1. Dokumen Izin √ √ Memenuhi


( I, B, P ) Perkebunan Usaha Perkebunan Jika memiliki dokumen
(IUP/SPUP, IUP-B/ Izin Perkebunan
ITUBP, IUP-P/
ITUIP, Izin usaha Tidak Memenuhi
perkebunan yang Jika tidak memiliki Izin
diterbitkan oleh Perkebunan
Kepala BKPM atas
nama Menteri
Pertanian; Izin
Tetap Usaha
Perkebunan (ITUP)
dari Menteri
Pertanian dapat
ditunjukkan.
2. IUP diterbitkan oleh √ √
instansi pemerintah
yang berwenang
sesuai dengan
peraturan per-
undang-undangan.
3. Luas IUP harus √ √
lebih besar atau
sama dengan luas
HGU/HGB.
4. Seluruh area √ √ √
operasional
perkebunan
15
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

termasuk didalam
IUP.
5. Lokasi IUP sesuai √ √ √
sesuai dengan
Rencana Tata
Ruang Wilayah.
6. Jumlah unit dan √ √ √
kapasitas
terpasang atau
volume produksi
produk dari Pabrik
Kelapa Sawit (PKS)
sesuai dengan
kapasitas yang
tertera didalam IUP.
7. Komoditi yang √ √ √
tertera dalam
dokumen IUP
sesuai dengan
komoditi yang
diusahakan.
8. Untuk IUP-P, √ √ √
ditunjukkan dengan
ketersediaan bahan
baku TBS yang
diolah di PKS paling
rendah 20% dari
kebun sendiri.

16
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

2 PENERAPAN 2.2 PERENCANAAN 1. Perusahaan memiliki 1. Visi dan Misi √ √ √ Memenuhi


PRAKTEK PERKEBUNAN rencana strategis yang Perusahaan Jika memiliki rencana
PERKEBUNAN Perusahaan Perkebunan berisi Visi dan Misi Perkebunan yang strategis.
YANG BAIK harus memiliki perencanaan Perusahaan mendukung usaha
jangka pendek, menengah Perkebunan yang berkelanjutan yang Tidak memenuhi
dan panjang untuk mendukung usaha disahkan oleh Jika tidak memiliki
memproduksi minyak sawit berkelanjutan. pimpinan rencana strategis.
berkelanjutan. perusahaan.
( I, B, P )
2. Bukti sosialisi Visi √ √ √ √
dan Misi Perusahan
Perkebunan yang
mendukung usaha
berkelanjutan
kepada pekerja
dan mitra kerja.
2. Perusahaan memiliki 1. Tersedia dokumen √ √ √ √ Memenuhi
Struktur Organisasi Struktur Organisasi Jika memiliki struktur
Pelaku Usaha Pelaku Usaha organisasi.
Perkebunan Kelapa Perkebunan Kelapa
Sawit Sawit yang Tidak memenuhi
disahkan oleh Jika tidak memiliki
Pimpinan. struktur organisasi.
2. Tersedia dokumen √ √ √ √
Struktur Organisasi
sesuai dengan
kegiatan
operasional.
3. Tersedia uraian √ √ √
tugas dan tanggung
jawab untuk setiap

17
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

posisi dan level


struktur organisasi.
3. Perusahaan 1. Tersedia dokumen √ √ Memenuhi
Perkebunan memiliki Rencana Tahunan Jika memiliki
Perencanaan, dan laporan perencanaan, monitoring
Monitoring dan tahunan yang dan evaluasi usaha
Evaluasi Usaha secara lengkap perkebunan.
Perkebunan. menjelaskan
kegiatan Tidak memenuhi
perusahaan. Jika tidak memiliki
perencanaan, monitoring
2. Tersedia dokumen √ √
dan evaluasi usaha
Rencana Strategis
perkebunan.
Jangka Menengah
dan Jangka
Panjang dan
pelaksanaan
kegiatan internal
audit/ penilaian
mandiri tentang
penerapan dari
rencana tersebut.
3. Tersedia laporan √ √ √
Hasil Audit
Keuangan Pelaku
Usaha
Perkebunan.
4. Perusahaan memiliki 1. Tersedia √ √ √ Memenuhi
Sistem Manajemen mekanisme Jika memiliki sistem
Sumber Daya Manusia penerimaan tenaga manajemen SDM.
kerja.

18
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

(SDM) Perusahaan 2. Tersedia dokumen √ √ √ Tidak memenuhi


Perkebunan. sistem pengupahan Jika tidak memiliki sistem
dan pemberian manajemen SDM.
insentif.
3. Tersedia dokumen √ √ √
sistem jenjang
karier dan penilaian
prestasi kerja.
4. Tersedia dokumen √ √ √
sistem pelatihan.
5. Memiliki Dokumen 1. Luas realisasi √ √ √ Memenuhi
Rencana dan Realisasi pemanfaatan lahan Jika memiliki dokumen
pemanfaatan lahan sesuai dengan luas rencana dan realisasi
(HGU) untuk HGU atau HGU dan pemanfaatan lahan.
pembangunan HGB.
perkebunan unit 2. Realisasi kapasitas √ √ √ √ Tidak memenuhi
pengolahan kelapa pabrik sesuai Jika tidak memiliki
sawit, kantor, dengan izin usaha dokumen rencana dan
perumahan karyawan, perkebunan. realisasi pemanfaatan
sarana pendukung dan 3. Tersedia Laporan √ √ √ lahan.
kebutuhan lainnya. Tahunan Perkem -
bangan
Perkebunan
kepada pemberi
IUP setempat.
4. Tersedia dokumen √ √ √
untuk mengusaha -
kan seluruh areal
yang secara teknis
dapat ditanami
setelah 6 (enam)
19
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

tahun sejak
diperoleh hak atas
tanah.
2.3 PENERAPAN TEKNIS
BUDIDAYA DAN
PENGOLAHAN HASIL
2.2.1 Pembukaan Lahan 1. Perusahaan 1. Tersedia SOP √ √ √ Memenuhi
Pembukaan lahan yg Perkebunan harus pembukaan lahan Jika memiliki SOP..
memenuhi kaidah-kaidah memiliki Standard tanpa bakar
konservasi tanah dan air. Operating Procedure termasuk penataan Tidak memenuhi
( I, B ) (SOP) pembukaan lahan. Jika tidak memiliki SOP
lahan termasuk 2. Tersedia SOP √ √ √
penataan lahan. pembukaan lahan
dengan yg
memperhatikan
kaidah-kaidah
konservasi tanah
dan air.
3. Tersedia SOP √ √ √
pembukaan lahan
dengan terasering
apabila perusahaan
memiliki kemiringan
lahan (3–15%).

2. Menerapkan kaidah 1. Pembuatan sistem √ √ √ Memenuhi


konservasi tanah dan drainase, Jika menerapkan kaidah
air dalam proses terasering bagi
20
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

pembukaan lahan dan lahan dengan konservasi tanah dan air


operasional kemiringan dalam pembukaan
perkebunan. tertentu, lahannya memiliki
penanaman dokumen.
tanaman penutup
tanah (cover crops) Tidak Memenuhi
untuk meminimalisir Jika tidak menerapkan
erosi dan menerapkan kaidah
kerusakan/ konservasi tanah dan air
degradasi tanah. dalam pembukaan
2. Pembukaan lahan √ √ √ lahannya memiliki
dan penanaman dokumen.
kelapa sawit tidak
berjarak sampai
dengan 500 m dari
tepi waduk/ danau.
3. Pembukaan lahan √ √ √
dan penanaman
kelapa sawit tidak
berjarak sampai
dengan 200 m dari
tepi mata air dan kiri
kanan tepi sungai di
daerah rawa.
4. Pembukaan lahan √ √ √
dan penanaman
kelapa sawit tidak
berjarak sampai
dengan 100 m dari
kiri kanan sungai.

21
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

5. Pembukaan lahan √ √ √
dan penanaman
kelapa sawit tidak
berjarak sampai
dengan 50 m kiri
kanan tepi anak
sungai.
6. Pembukaan lahan √ √ √ √
dan penanaman
kelapa sawit tidak
berjarak sampai
dengan 2 (dua) kali
kedalaman jurang
dari tepi jurang.
7. Pembukaan lahan √ √ √ √
dan penanaman
kelapa sawit tidak
berjarak sampai
dengan 130 kali
selisih pasang
tertinggi dan
pasang terendah
dari tepi pantai.
3. Memiliki bukti yang 1. Tersedia dokumen √ √ √ √ Memenuhi
mendukung tidak kegiatan Jika memiliki bukti.
adanya kegiatan pembukaan lahan
pembakaran di areal tanpa bakar. Tidak Memenuhi
konsesi perkebunan, 2. Tersedia laporan √ √ √ √ Jika tidak memiliki bukti.
seperti riwayat tindakan
pemunculan titik api di penanggulangan
area konsesi semenjak kebakaran.
22
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

tahun 2004, identifikasi 3. Tersedia Berita √ √ √ √


jejak abu sisa Acara Pemeriksaan
pembakaran, BAP (BAP) pembukaan
pembukaan lahan lahan dengan
dengan sistem sistem mekanis.
mekanis, dll
4. Perusahaan 1. Tersedia rekaman √ √ √ √ Memenuhi
Perkebunan memiliki dan peta penataan Jika memiliki rekaman
rekaman dan peta lahan meliputi dan peta pembukaan
pembukaan dan penataan blok, dan penataan lahan.
penataan lahan pembuatan jalan
kebun dan Tidak Memenuhi
emplasement. Jika tidak memiliki
2. Tersedia rekaman √ √ √ √ rekaman.
pembuatan sistem
drainase, terasering
bagi lahan dengan
kemiringan tertentu,
penanaman
tanaman penutup
tanah (cover crops)
untuk meminimalisir
erosi dan
kerusakan/
degradasi tanah.
3. Tersedia rekaman √ √ √ √
pembukaan lahan
sesuai persyaratan
dan kewajiban
yang tercantum
dalam izin
23
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

lingkungan atau
AMDAL/ RKL-RPL
yang sesuai
ketentuan
peraturan
perundang-
undangan.
4. Tersedia dokumen √ √ √ √
pelaporan kepada
institusi yang
berwenang apabila
kegiatan
penanaman seperti
tersebut diatas
tidak dilakukan
oleh perusahaan.
2.2.2 Perbenihan 1. Perusahaan 1. Tersedia SOP √ √ √ √ Memenuhi
Perusahaan Perkebunan Perkebunan memiliki penggunaan benih Jika memiliki SOP.
dalam melakukan SOP Perbenihan. bina.
penanaman harus 2. Tersedia SOP √ √ √ √ Tidak Memenuhi
menggunakan benih unggul Penggunaan benih Jika tidak memiliki SOP.
bersertifikat. dgn kualitas dan
( I, B ) umur sesuai
ketentuan teknis.
3. Tersedia SOP √ √ √ √
Penangangan
benih yang tidak
memenuhi
persyaratan.

24
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

2. Perusahaan 1. Tersedia sertifikat √ √ √ √ Memenuhi


Perkebunan memiliki benih dari produsen Jika memiliki dokumen.
dokumen pelaksanaan benih bersertifikat
penyediaan benih yang diterbitkan Tidak Memenuhi
bersertifikat. oleh Kementerian Jika tidak dokumen.
Pertanian.
2. Tersedia dokumen √ √ √ √
pelaksanaan
penyediaan
kecambah mulai
dari permohonan
sampai kecambah
diterima.

3. Penanganan benih Tersedia Berita Acara √ √ √ √ Memenuhi


yang tidak memenuhi pemusnahan benih Jika memiliki dokumen.
persyaratan. yang tidak memenuhi
persyaratan.

25
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

Tidak Memenuhi
Jika tidak memiliki
dokumen.

2.2.3 Penanaman pada 1. Memiliki SOP Tersedia SOP mulai √ √ √ √ Memenuhi J


Lahan Mineral Pedoman Teknis dari perencanaan ika memiliki SOP.
( I, B ) Penanaman Kebun penanaman (jarak
Kelapa Sawit di Lahan tanaman) sampai Tidak Memenuhi
Mineral. dengan penanaman JIka tidak memililki SOP.
bibit sesuai dengan
praktek peraturan
perundangan terkait
pedoman budidaya
kelapa sawit.
2. Memiliki dokumen 1. Tersedia dokumen √ √ √ √ Memenuhi
penerapan penanaman rencana Jika memiliki dokumen.
sesuai dengan standar penanaman yang
atau peraturan yang sesuai dengan Tidak Memenuhi
berlaku di Lahan SOP. Jiika tidak memiliki
Mineral. 2. Tersedia dokumen √ √ √ √ dokumen.
realisasi
penanaman yang
sesuai dengan
SOP.
26
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

2.2.4 Penanaman pada 1. Memiliki SOP Tersedia SOP √ √ √ √ Memenuhi


Lahan Gambut Pedoman Teknis atau penanaman di lahan Jika memiliki SOP.
( I, B ) instruksi kerja untuk gambut sesuai dengan
Penanaman Kebun praktek peraturan Tidak Memenuhi
Kelapa Sawit di Lahan perundangan terkait Jika tidak memiliki SOP.
gambut. pemanfaatan lahan
gambut untuk budidaya
kelapa sawit.

2. Pengaturan Penurunan 1. Tersedia SOP √ √ √ √ Memenuhi


Lapisan Tanah Gambut tentang pengaturan Jika memiliki SOP
Tinggi. penurunan lapisan
tanah gambut Tidak Memenuhi
tinggi. Jika tidak memiliki SOP
2. Tersedia alat untuk √ √ √ √
mengukur
penurunan lapisan
tanah gambut.
(Data pemantauan
penurunanan
lapisan tanah
gambut) sesuai
peraturan
perundangan terkait
tata cara kriteria
baku kerusakan
tanah untuk
produksi biomassa.
3. Tersedia sarana √ √ √ √
dan prasana terkait
27
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

pengelolaan
penanaman di
lahan gambut.
3. Memiliki dokumentasi 1. Tersedia dokumen √ √ √ √ Memenuhi
rekaman penerapan penanaman di Jiika memiliki dokumen.
penanaman di lahan lahan gambut
gambut sesuai dengan dilengkapi dengan: Tidak Memenuhi
standar atau peraturan Peta jenis tanah, Jika tidak memiliki
yang berlaku. Dokumen dokumen.
identifikasi
kedalaman gambut
dan Laporan
identifikasi lahan
gambut.

2. Tersedia dokumen √ √ √ √
hasil identifikasi dan
pemetaan
kedalaman lahan
gambut di dalam
area HGU dan bukti
pelaporan kepada
lembaga
pemerintah terkait.
3. Tersedia hasil √ √ √ √
implementasi SOP
terkait penanaman
dan perawatan
kelapa sawit di
lahan gambut.

28
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

4. Tersedia hasil √ √ √ √
monitoring
subsidensi dan
pengaturan muka
tinggi air.
2.2.5 Pemeliharaan 1. Prosedur Pemelihara - Tersedia SOP √ √ √ √ Memenuhi
Tanaman an Tanaman dengan pemeliharaan tanaman Jiika memiliki SOP.
( I, B, P ) menerapkan Good sesuai dengan praktek
Agriculture Practices peraturan perundangan Tidak Memenuhi
(GAP) kelapa sawit. terkait pemanfaatan Jika tidak memiliki SOP.
lahan gambut untuk
budidaya kelapa sawit.
2. Penerapan pemelihara- 1. Tersedia dokumen √ √ √ √ Memenuhi
an tanaman kelapa rencana Jiika memiliki dokumen.
sawit yang sesuai pemeliharaan
dengan standar atau tanaman, yang Tidak Memenuhi
peraturan yang berlaku meliputi: Jika tidak memiliki
dan prinsip a. konsolidasi dokumen.
pengelolaan tanaman;
lingkungan, termasuk b. penyisipan
pemupukan sesuai tanaman;
dengan rekomendasi, c. pemeliharaan
pemeliharaan piringan, piringan pohon;
pemeliharaan tanaman d. pemeliharaan
penutup dan sanitasi penutup tanah;
kebun. e. pemupukan
berdasarkan
analisa tanah
dan daun;

29
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

f. Pemeliharaan
terasering dan
tinggi muka air;
g. Drainase;
h. Tunas pasir
(TBM)
2. Tersedia dokumen √ √ √ √
pemeliharaan
tanaman tahun
berjalan dan 1
(satu) tahun
sebelumnya, yang
meliputi:
a. konsolidasi
tanaman;
b. penyisipan
tanaman;
c. pemeliharaan
piringan pohon;
d. pemeliharaan
penutup tanah;
e. pemupukan
berdasarkan
analisa tanah
dan daun;
f. Pemeliharaan
terasering dan
tinggi muka air;
g. Drainase;
h. Tunas pasir
(TBM)

30
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

2.2.6 Pengendalian 1. Perusahaan Tersedia SOP √ √ √ √ Memenuhi


Organisme perkebunan memiliki pengamatan dan Jika memiliki SOP.
Perusahaan Perkebunan SOP pengamatan dan pengendalian OPT
harus menerapkan sistem pengendalian OPT. yang dapat menjamin Tidak Memenuhi
Pengendalian Hama bahwa: Jika tidak memiliki SOP.
Terpadu (PHT) sesuai a. Pengendalian OPT
Pedoman Teknis. dilakukan secara
( I, B ) terpadu
(Pengendalian
Hama Terpadu/
PHT), yaitu
memadukan
berbagai teknik
pengendalian
secara mekanis,
biologis, fisik dan
kimiawi;
b. Penerapan sistem
peringatan dini
(Early Warning
Sistem/ EWS)
melalui
pengamatan OPT
dilakukan secara
berkala;
c. Pestisida yang
digunakan telah
terdaftar di Komisi
Pestisida
Kementerian
Pertanian;

31
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

d. Penanganan
limbah pestisida
dilakukan sesuai
petunjuk teknis
Komisi Pestisida
untuk
meminimalisir
dampak negatif
terhadap
lingkungan;
e. Tenaga (regu)
pengendali yang
sudah terlatih oleh
institusi yang
berwenang dan
disetujui oleh
komisi pestisida
khusus untuk
penggunaan
pestisida terbatas;
f. Gudang
penyimpanan alat
dan bahan
pengendali OPT;
g. Jenis tanaman
inang musuh alami.
2. Prosedur mitigasi 1. Tersedia SOP √ √ √ √ Memenuhi
penggunaan bahan mitigasi Jika memiliki SOP.
kimia untuk kegiatan penggunaan bahan
penyemprotan kimia, mencakup:
hama/gulma yang penanganan dan

32
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

sudah disetujui oleh pengelolaan Tidak Memenuhi


manajemen pestisida, yaitu: Jika tidak memiliki SOP.
perusahaan yang a. Penggolongan
berwenang dan Pestisida;
terdapat bukti b. Tata cara
penerimaan prosedur penggunaan
oleh pihak yang Pestisida;
bertanggung jawab. c. Penyimpanan
Pestisida;
d. Keracunan
pestisida dan
Gejalanya;
e. Pertolongan
pertama
terhadap
keracunan
Pestisida.
2. Tersedia bukti √ √ √ √
sosialisasi prosedur
kepada pekerja
terkait.

3. Memiliki Rekaman atau 1. Tersedia rekaman √ √ √ √ Memenuhi


dokumen pelaksanaan jenis tanaman inang Jika memiliki rekaman.
pengamatan dan musuh alami.
pengendalian OPT 2. Tersedia bukti √ √ √ √ Tidak Memenuhi
serta penggunaan implementasi Jika tidak memiliki
jenis pestisida yang prosedur rekaman.
terdaftar. pengamatan dan
pengendalian OPT.
33
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

3. Tersedia rekaman √ √ √
penggunaan
Pestisida yang telah
terdaftar di Komisi
Pestisida
Kementerian
Pertanian dan izin
pestisida masih
dalam masa
berlaku.
4. Memiliki Komitmen Tersedia dokumen √ √ √ Memenuhi
tertulis pihak tertulis yang ditetapkan Jika memiliki dokumen.
manajemen perusahaan terkait
perusahaan untuk komitmen dalam Tidak Memenuhi
pengurangan bahan pengurangan bahan Jika tidak memiliki
kimia dalam kegiatan kimia dalam kegiatan dokumen.
operasional pemeliharaan tanaman.
perkebunan.
5. Memiliki Rekaman Tersedia rekaman √ √ √ √ Memenuhi
penggunaan dan penggunaan pestisida Jika memiliki rekaman.
pengurangan dan pengurangannnya
penggunaan bahan dengan subtitusi bahan Tidak Memenuhi
kimia untuk kegiatan yang ramah lingkungan/ Jika tidak memiliki
upkeeping penggunaan agens rekaman.
(pemeliharaan hayati untuk upkeeping
tanaman) perkebunan. (pemeliharaan
tanaman) perkebunan.

2.2.7 Pemanenan 1. Memiliki SOP 1. Tersedia SOP √ √ √ Memenuhi


Pemanenan Kelapa pelaksanaan Jika memiliki SOP.
Sawit dan dokumen pemanenan sesuai
34
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

Perusahaan Perkebunan penerapan kegiatan dengan praktek


melakukan panen tepat panen. peraturan Tidak Memenuhi
waktu dengan cara yang perundangan terkait Jka tidak memiliki SOP.
baik dan benar dan mencatat pedoman budidaya
produksi TBS. kelapa sawit.
( I, B ) 2. Tersedia dokumen √ √ √ √
penerapan
pemanenan kelapa
sawit.
2. Memiliki Dokumen Tersedia data produksi √ √ √ √ Memenuhi
produksi bulanan, TBS tahunan. ika memiliki data.
triwulan, semester dan
tahunan. Tidak Memenuhi
Jika tidak memiliki data.
3. Memiliki Dokumen Tersedia data proyeksi √ √ √ √ Memenuhi
Proyeksi Produksi. produksi TBS tahun Jika memiliki data.
mendatang.
Tidak Memenuhi
Jika tidak memiliki data.
2.2.8 Pengangkutan Memiliki SOP untuk 1. Tersedia SOP √ √ √ √ Memenuhi
Tandan Buah Segar pengangkutan TBS dan pelaksanaan Jika memiliki SOP..
(TBS) penerapannya. pengangkutan TBS
Perusahaan Perkebunan sesuai dengan Tidak Memenuhi
harus memastikan bahwa pedoman budidaya Jika tidak memiliki SOP
TBS yang dipanen harus kelapa sawit.
segera diangkut ke tempat 2. Bukti penerapan √ √ √ √
pengolahan untuk prosedur
menghindari penurunan pelaksanaan
kualitas. pengangkutan TBS.

35
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

( I, B ) 1. Memiliki Dokumen Tersedia rekaman √ √ √ √ Memenuhi


pelaksanaan pelaksanaan Jika memiliki rekaman.
pengangkutan TBS. pengangkutan TBS.
Tidak Memenuhi
Jika tidak memiliki
rekaman.
2.2.9 Penerimaan TBS di 1. Memiliki SOP Tersedia SOP √ √ √ √ Memenuhi jika memiliki
Unit Pengolahan penerimaan dan penerimaan, SOP.
Kelapa Sawit pemeriksaan/ sortasi pemeriksaan dan
Perusahaan Perkebunan TBS. sortasi TBS sesuai Tidak Memenuhi jika
memastikan bahwa TBS dengan kriteria sortasi tidak memiliki SOP.
yang diterima sesuai dengan buah yang diterima.
persyaratan yang telah
ditetapkan.
( I, P )

2. Memiliki Dokumen Tersedia dokumen √ √ √ √ Memenuhi


penerimaan TBS yang hasil sortasi TBS di Jika memiliki dokumen.
sesuai dan tidak sesuai pabrik yang sesuai
dengan persyaratan. dengan SOP Tidak Memenuhi
penerimaan TBS. Jika tidak memiliki
dokumen.
3. Penanganan TBS yang 1. Penerimaan TBS √ √ √ √ Memenuhi
sesuai dan tidak sesuai melalui Sortasi Jika memiliki dokumen.
dengan persyaratan TBS berdasarkan
yang ditetapkan oleh ketentuan Tidak Memenuhi
Kementrian Pertanian. Kementrian Jiika tidak memiliki
Pertanian. dokumen.
2. Tersedia √ √ √ √
dokumentasi dan
36
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

implementasi
penangananan
hasil sortasi TBS.
4. Akses pengiriman TBS 1. Tersedia program √ √ Memenuhi
dari lokasi kebun pemeliharaan jalan Jika memiliki dokumen.
(Tempat Pemungutan di kebun.
Hasil/ TPH) menuju 2. Tersedia rekaman √ √ √ Tidak Memenuhi
tempat pengolahan hasil realisasi dan Jika tidak memiliki
(PKS) harus terpelihara evaluasi yang dokumen.
untuk menjaga kualitas mendukung
TBS terjaganya kualitas
TBS.

2.2.10 Pengolahan TBS 1. Memiliki SOP proses Tersedia SOP proses √ √ √ √ Memenuhi
Perusahaan Perkebunan pengolahan maupun pengolahan (mulai dari Jika memiliki SOP.
harus merencanakan dan proses pemantauan perencanaan produksi
melaksanakan pengolahan dan pengukuran sampai pengukuran Tidak Memenuhi
TBS melalui penerapan kualitas Crude Palm Oil kualitas produk) sesuai Jika tidak memiliki SOP.
praktek pengolahan yang (CPO). dengan pedoman
baik (Good Management penanganan pasca
Practices/ GMP). panen hasil pertanian
( I, P ) asal tanaman yang
baik.
2. Memiliki Dokumen Tersedia dokumen √ √ √ √ Memenuhi
pelaksanaan SOP proses pengolahan, Jiika memiliki dokumen.
proses pengolahan maupun pemantauan
maupun proses dan pengukuran Tidak Memenuhi
pemantauan dan kualitas TBS menjadi Jika tidak memiliki
pengukuran kualitas produk. dokumen.
Crude Palm Oil (CPO).

37
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

3. Penggunaan air untuk Tersedia dokumen √ √ √ √ Memenuhi


unit pengolahan kelapa penggunaan air untuk Jika memiliki dokumen.
sawit. unit pengolahan kelapa Tidak Memenuhi
sawit. ika tidak memiliki
dokumen.

3 PENGELOLAAN 3.1 PELAKSANAAN 1. Memiliki dokumen 1. Tersedia dokumen √ √ √ Memenuhi


LINGKUNGAN TERKAIT IZIN terkait hasil lingkungan Jika memiliki dokumen.
HIDUP, SUMBER LINGKUNGAN pengelolaan dan (AMDAL, UKL-UPL,
DAYA ALAM, DAN Perusahaan Perkebunan pemantauan SEL, dan Tidak Memenuhi
KEANEKARAGAM harus melaksanakan lingkungan, termasuk sejenisnya) yang ika tidak memiliki
AN HAYATI pelaporannya kepada telah disahkan oleh dokumen.
instansi terkait.
38
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

kewajibannya sesuai dengan instansi yang 2. Ruang lingkup √ √ √


izin lingkungan. berwenang. kajian pada
( I, B, P ) dokumen
lingkungan
(AMDAL, UKL-UPL,
SEL, dan
sejenisnya) sudah
mencakup seluruh
aktivitas operasio -
nal perusahaan
perkebunan, antara
lain: (a) Luas kajian
mencakup area
operasional; (b)
Rencana kapasitas
olah pabrik; (c)
Pengelolaan
limbah.
3. Kesesuaian √ √
kapasitas pabrik
(terpasang) dengan
Dokumen
Lingkungan
(AMDAL, UKL-UPL,
DPLH, dan
sejenisnya).
4. Rencana √ √ √
pengelolaan dan
pemantauan
lingkungan telah
dilaksanakan
39
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

5. Laporan √ √ √
pengelolaan dan
pemantauan
lingkungan sudah
mencakup seluruh
aktivitas yang
sesuai dengan
dokumen
lingkungan yang
disahkan
6. Format laporan √ √
pengelolaan dan
pemantauan
lingkungan
mengacu kepada
aturan terkait
7. Laporan √ √ √
pengelolaan dan
pemantauan
lingkungan telah
dilaporkan secara
berkala kepada
instansi terkait
secara berkala
sesuai dengan
dokumen
lingkungan yang
disahkan.
2. PKS memiliki izin 1. Dapat ditunjukkan √ √ Memenuhi
pemanfaatan limbah Izin pemanfaatan Jika memiliki dokumen
cair untuk Land limbah cair atau
40
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

Aplikasi maupun pembuangan izin pemanfaatan limbah


pembuangan ke badan limbah cair ke cair.
air yang sesuai dengan badan air (sungai,
ketentuan baku mutu laut) yang masih Tidak Memenuhi
yang berlaku. berlaku dari instansi Jika tidak memiliki
pemerintah yang dokumen izin
terkait. pemanfaatan limbah cair
2. Lokasi √ √
pemanfaatan
Limbah Cair sesuai
yang ditetapkan
didalam Izin
Pemanfaatan
Limbah Cair.
3. Tidak tersedia √ √
kebocoran limbah
cair dari Instalasi
Pengelolaan Air
Limbah (IPAL) atau
pada aplikasi di
lahan kebun (Land
Application) yang
mencemari badan
air.

3.2 PENGELOLAAN 1. Memiliki SOP 1. Tersedia SOP √ √ Memenuhi


LIMBAH mengenai pengelolaan menginformasikan Jika memiliki SOP
Perusahaan Perkebunan limbah (padat, cair dan tatacara pengelolaan limbah
melaksanakan kewajiban udara). pengelolaan padat, cair dan udara
limbah (padat, cair
41
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

mengelola limbah kelapa dan udara) sesuai


sawit sesuai peraturan dengan peraturan Tidak Memenuhi
perundang-undangan. yang berlaku. ika tidak memiliki SOP
( I, P ) 2. Tersedia dokumen √ √ pengelolaan limbah
identifikasi jenis padat, cair dan udara
limbah (padat, cair okumen izin
dan udara) dari
hasil kegiatan
operasional pelaku
usaha perkebunan.
3. Tersedia dokumen √ √
pengelolaan limbah
(padat, cair dan
udara) sesuai
dengan prosedur
dan tatacara yang
telah disahkan.
2. Memiliki dokumen 1. Tersedia dokumen √ √ √ Memenuhi
pelaporan pemantauan pelaksanaan Jika memiliki Dokumen
dan pengelolaan pengelolaan limbah
limbah kepada instansi (padat, cair dan Tidak Memenuhi
yang berwenang udara) sesuai ika tidak memiliki
terdokumentasi. dengan pelaporan dokumen
pengelolaan dan
pemantauan
limbah.
2. Tersedia laporan √ √ √
pengelolaan dan
pemantauan limbah
(padat, cair dan
udara) telah
42
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

dilaporkan secara
berkala kepada
instansi yang
berwenang sesuai
dengan peraturan
yang berlaku.
3. Memiliki Instalasi 1. Tersedia dokumen √ √ Memenuhi
Pengolahan Air Limbah tata letak (layout) Jika memiliki Dokumen
(IPAL) untuk memenuhi Instalasi
baku mutu air limbah Pengolahan Air Tidak Memenuhi
(PKS memiliki Instalasi Limbah yang ika tidak memiliki
Pengolahan Air Limbah menjelaskan fungsi dokumen
(IPAL) yang memadai dari setiap instalasi
Perlu rujukan untuk (kolam).
IPAL yang memadai 2. Pengelolaan limbah √ √
cair di IPAL telah
dilakukan dengan
baik dan tidak
tersedia kebocoran
yang dapat
mencemari
lingkungan.
4. Memiliki dokumen izin Tersedia dokumen Izin √ √ Memenuhi
dari Pemerintah Pembuangan Limbah Jika memiliki Dokumen
Daerah untuk Cair Pabrik Kelapa
pembuangan air limbah Sawit ke badan air dari Tidak Memenuhi
ke badan air. instansi yang ika tidak memiliki
berwenang dan masih dokumen
berlaku.
5. Memiliki dokumen izin Tersedia dokumen Izin √ √ Memenuhi
dari menteri yang Pembuangan Limbah Jika memiliki Dokumen
43
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

menyelenggarakan Cair Pabrik Kelapa


urusan pemerintahan di Sawit ke laut dari Tidak Memenuhi
bidang lingkungan instansi yang ika tidak memiliki
hidup untuk unit berwenang dan masih dokumen
pengolahan yang berlaku.
membuang Air Limbah
ke laut.
6. Terpenuhinya air Tersedia dokumen hasil √ √ Memenuhi
limbah yang dibuang pengujian dari Jika memiliki Dokumen
dan/ atau dimanfaatkan laboratorium yang
sesuai baku mutu air terkareditasi dan Tidak Memenuhi
limbah pembuangan menunjukkan seluruh ika tidak memiliki
dan/ atau parameter uji telah dokumen
pemanfaatan. sesuai dengan baku
mutu yang ditetapkan
untuk pembuangan
dan/ atau pemanfaatan
Limbah Cair Pabrik
Kelapa Sawit sesuai
peraturan yang berlaku.
7. Terpenuhinya baku Tersedia dokumen hasil √ √ Memenuhi
mutu emisi dari seluruh pengujian dari Jika memiliki Dokumen
sumber emisi yang ada laboratorium yang
Usulan perbaikan: terkareditasi dan Tidak Memenuhi
Terpenuhinya baku menunjukkan seluruh ika tidak memiliki
mutu emisi udara dari parameter uji telah dokumen
seluruh sumber emisi sesuai dengan baku
yang ada. mutu yang ditetapkan
untuk emisi udara di
Pabrik Kelapa Sawit

44
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

yang sesuai dengan


peraturan yang berlaku.

3.3 GANGGUAN DARI 1. Memiliki SOP atau 1. Tersedia SOP/ √ √ Memenuhi


SUMBER YANG instruksi kerja untuk Instruksi Kerja yang Jika memiliki SOP
TIDAK BERGERAK menangani gangguan menginformasikan
Gangguan dari Sumber yang sumber tidak bergerak tatacara Tidak Memenuhi
tidak bergerak berupa baku sesuai dengan pengelolaan ika tidak memiliki SOP
teknis tingkat kebisingan, pedoman yang yang gangguan sumber
baku tingkat getaran, baku diterbitkan oleh tidak bergerak
tingkat kebauan dan baku Kementerian yang sesuai dengan
gangguan tingkat lainnya menyelenggarakan peraturan yang
ditetapkan sesuai dengan urusan pemerintahan di berlaku.
peraturan perundang bidang lingkungan 2. Tersedia dokumen √ √
udangan. hidup. identifikasi emisi
( I, P ) dan ambient hasil
gangguan sumber
tidak bergerak dari
kegiatan
operasional pelaku
usaha perkebunan.
2. Memiliki laporan hasil 1. Tersedia dokumen √ √ Memenuhi
pengukuran baku hasil pengujian dari Jika memiliki Dokumen
teknis tingkat laboratorium yang
gangguan dari sumber terkareditasi dan Tidak Memenuhi
yang tidak bergerak menunjukkan ika tidak memiliki
kepada Pemerintah seluruh parameter dokumen
Daerah. uji telah sesuai
dengan baku mutu
yang ditetapkan
untuk gangguan
45
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

dari sumber yang


tidak bergerak yang
sesuai dengan
peraturan yang
berlaku.
2. Laporan hasil √ √
pengukuran baku
teknis tingkat
gangguan dari
sumber yang tidak
bergerak telah
dilaporkan secara
berkala kepada
instansi yang
berwenang sesuai
dengan izin
lingkungan dan/
atau peraturan yang
berlaku.
3. Memiliki dokumen Tersedia rencana dan √ √ √
penanganan gangguan realisasi penanganan
dari sumber tidak gangguan dari sumber
bergerak. tidak bergerak sesuai
dengan prosedur (SOP/
Instruksi Kerja).
3.4 PEMANFAATAN 1. Memiliki SOP 1. Tersedia SOP yang √ √ √ Memenuhi
LIMBAH pemanfaatan limbah menginformasikan: Jika memiliki Dokumen
Perusahaan Perkebunan (padat, cair dan udara). a) Pemanfaatan
harus memanfaatkan limbah limbah padat Tidak Memenuhi
untuk meningkatkan efisiensi berupa serat, ika tidak memiliki
cangkang dan dokumen
46
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

dan mengurangi dampak janjang kosong


lingkungan. untuk pengganti
( I, B, P ) bahan bakar fosil,
b) Pemanfaatan
tandan/ janjang
kosong untuk pupuk
organik;
c) pemanfaatan
limbah cair berupa
Land Application
(LA) untuk
pemupukan
2. Dokumen √ √ √
identifikasi manfaat
dari limbah padat,
cair dan udara.
2. Perusahaan telah 1. Realisasi √ √ √ Memenuhi
melaksanakan pelaksanaan Jika memiliki rekaman
pemanfaatan limbah pemanfaatan pemanfaatan limbah
dan bukti implementasi limbah.
pemanfaatan limbah 2. Tersedia dokumen √ √ Tidak Memenuhi
padat, cair, gas/udara, implementasi ika tidak memiliki
termasuk upaya untuk pemanfaatan rekaman pemanfaatan
memastikan tidak limbah. limbah
adanya dampak negatif
terhadap pekerja dan
masyarakat.
3. Memiliki laporan hasil Tersedia laporan √ √ √ Memenuhi
dari pengawasan dan pemanfaatan limbah Jika memiliki Dokumen
proses pengelolaan kepada instansi terkait.
dan/atau pemanfaatan
47
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

limbah yang dilaporkan Tidak Memenuhi


secara berkala kepada ika tidak memiliki
Badan Lingkungan dokumen
Hidup (BLH) setempat.
3.5 PENGELOLAAN 1. Memiliki SOP atau 1. Tersedia SOP/ √ √ √ Memenuhi
BAHAN Instruksi kerja dan Instruksi kerja Jika memiliki SOP
BERBAHAYA DAN implementasinya tentang
BERACUN (B3) terkait dengan pengelolaan B3 dan Tidak Memenuhi
SERTA LIMBAH B3 pengelolaan B3 dan Limbah B3. ika tidak memiliki SOP
Bahan berbahaya dan limbah B3.
beracun dan Limbah B3 2. Tersedia bukti √ √ √ √
harus dikelola sesuai implementasi
peraturan perundang- pengelolaan B3 dan
undangan. Limbah B3.
( I, B, P ) 2. Memiliki dokumen hasil Tersedia dokumen hasil √ √ √
pemantauan pemantauan
implementasi prosedur. implementasi prosedur
Usulan perbaikan: pengelolaan B3 dan
Perusahaan limbah B3.
melakukan
pemantauan
implementasi atas
prosedur pengelolaan
B3 dan Limbah B3 yang
tersedia
3. Memiliki Izin dan 1. Tersedia Izin √ √ Memenuhi
Tempat Penyimpanan Tempat Jika memiliki Dokumen
Sementara Limbah B3 Penyimpanan
yang dikeluarkan oleh Sementara Limbah
Bupati/Walikota. B3 (TPS LB3) yang
masih berlaku dan
48
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

sesuai dengan Tidak Memenuhi


nama perusahaan ika tidak memiliki
perkebunan dokumen
tersebut.
2. Kesesuaian jenis √ √ √
Limbah B3 yang
termuat didalam
Izin TPS LB3
dengan Limbah B3
yang dihasilkan dan
disimpan.
3. Tempat √ √
Penyimpanan
Sementara limbah
B3, harus
memenuhi syarat
sebagai berikut:
Persyaratan Lokasi:
a) Letak lokasi TPS
berada di area
kawasan kegiatan
merupakan daerah
bebas banjir
b) Jarak dengan
sungai (mengalir
sepanjang tahun)
minimal 50 meter
c) Jarak lokasi
minimal 100 meter
dengan daerah

49
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

pemukiman atau
fasilitas umum
d) Jarak lokasi dengan
fasilitas daerah
yang dilindungi
seperti cagar alam,
hutan lindung,
kawasan suaka
minimal 300 meter
4. Memiliki dokumen 1. Tersedia dokumen √ √ √ Memenuhi
Perjanjian kerjasama kerjasama Jika memiliki Dokumen
dengan pihak ketiga mencakup
yang memiliki izin dari pengumpul dan/ Tidak Memenuhi
instansi terkait untuk atau pengangkut ika tidak memiliki
menangani limbah B3. dan/ atau pengolah dokumen
Limbah B3.
2. Pihak pengumpul √ √ √
dan/ atau
pengangkut harus
memiliki dokumen
kerjasama dengan
pengolah Limbah
B3.
3. Pihak pengumpul √ √ √
dan/ atau
pengangkut dan/
atau pengolah
harus memiliki izin
yang masih berlaku.
5. Memiliki dokumen Tersedia dokumen √ √ √ Memenuhi
penyimpanan dan neraca (catatan keluar Jika memiliki Dokumen
50
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

penanganan limbah B3 masuk) Limbah B3 yang


sesuai dengan dihasilkan, dikelola Tidak Memenuhi
peraturan yang lanjut dan yang ika tidak memiliki
berlaku. tersimpan di tempat dokumen
penampungan
sementara (TPS)
Limbah B3.
6. Limbah B3 hanya boleh 1. Tersedia manifes √ √ √ Memenuhi
dijual/ dipindah pengiriman Limbah Jika memiliki Dokumen
tangankan kepada B3 untuk jenis
pihak-pihak yang Limbah B3 yang Tidak Memenuhi
mempunyai izin dari tersedia di TPS ika tidak memiliki
Kementrian 2. Tersedia laporan √ √ √ dokumen
Lingkungan Hidup dan manifes pengiriman
Dirjen Perhubungan Limbah B3 secara
berkala setiap 3
(tiga) bulan kepada
instansi terkait.
3. Kesesuaian √ √ √
penerima Limbah
B3 dalam manifes
dengan dokumen
kerjasama.

3.6 PENGENDALIAN 1. Memiliki SOP 1. Tersedia SOP yang √ √ √ Memenuhi


KEBAKARAN DAN pencegahan dan menginformasikan Jika memiliki SOP dan
BENCANA penanggulangan kebijakan tertulis Dokumen sosialisasi
Perusahaan Perkebunan kebakaran Lahan. yang telah disetujui
harus melakukan pencegah - oleh manajemen
tidak boleh ada
51
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

an dan penanggulangan kegiatan Tidak Memenuhi


kebakaran, serta penganggu pembakaran di ika tidak memiliki SOP
-langan bencana dalam areal dokumen sosialisasi
( I, B, P ) operasional
perusahaan.
2. Tersedia rekaman √ √ √
sosialisasi kepada
seluruh jajaran
perusahaan,
perkebunan dan
publik yang
menyatakan bahwa
tidak boleh ada
kegiatan
pembakaran di
dalam areal
operasional
perusahaan.
3. Tersedia SOP √ √ √
prosedur yang
menginformasikan
pencegahan,
penanggulangan
dan pengendalian
kebakaran yang
sudah disetujui oleh
manajemen
perusahaan yang
berwenang, dan
tersedia bukti
penerimaan
52
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

prosedur oleh tim


pemadam
kebakaran kebun.
2. Memiliki Sumber Daya 1. Tersedia tim unit √ √ √ Memenuhi
Manusia (SDM) yang penanggulangan Jika memiliki SDM
mampu mencegah dan kebakaran yang
menanggulangi terlatih untuk Tidak Memenuhi
kebakaran lahan. menangani sistem ika tidak memiliki SDM
pencegahan
kebakaran.
2. Tersedia Ahli K3 √ √ √
spesialis penanggu
-langan kebakaran
yang tersertifikasi
untuk menangani
sistem pencegahan
kebakaran.
3. Tersedia dokumen √ √ √
pelatihan penanggu
-langan kebakaran
secara periodik.
3. Memiliki sarana dan 1. Tersedia dokumen √ √ √ Memenuhi
prasarana sarana dan Jika memiliki Dokumen
pengendalian prasarana
kebakaran sesuai pengendalian Tidak Memenuhi
peraturan perundang- kebakaran sesuai ika tidak memiliki
undangan. peraturan per- dokumen
undang-undangan
2. Melakukan √ √ √
pembaharuan dan
pengecekan secara
53
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

berkala untuk
sarana dan
prasarana
pengendalian/
penanggulangan
kebakaran.
4. Memiliki anggaran Tersedia anggaran √ √ √ Memenuhi
untuk pencegahan dan untuk pencegahan dan Jika memiliki anggaran
penanggulangan penanggulangan
kebakaran lahan kebakaran. Tidak Memenuhi
ika tidak memiliki
anggaran
5. Memiliki dokumen 1. Tersedia dokumen √ √ √ Memenuhi
pelaksanaan pelaksanaan pen- Jika memiliki Dokumen
pencegahan, cegahan, pemanta -
penanggulangan, uan dan penanggu - Tidak Memenuhi
pemantauan langan kebakaran. ika tidak memiliki
kebakaran dan 2. Tersedia dokumen √ √ √ dokumen
pemeliharaan sarana pemeliharaan
dan prasarana serta sarana dan
pelaporannya. prasarana
kebakaran
3. Tersedia laporan √ √ √
pelaksanaan
pencegahan dan
penanggulangan
kebakaran,
dilaporkan per 6
(enam) bulan sekali
ke instansi terkait

54
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

3.7 KAWASAN LINDUNG 1. Memiliki hasil 1. Tersedia dokumen √ √ Memenuhi


DAN NILAI identifikasi kawasan final hasil Jika memiliki Dokumen
KONSERVASI TINGGI lindung dan NKT. identifikasi NKT dan
(NKT) / HIGH kawasaan lindung Tidak Memenuhi
CONSERVATION lainnya di areal ika tidak memiliki
VALUE (HCV) konsesi dokumen
Perusahaan Perkebunan perusahaan.
harus melakukan identifikasi, 2. Informasi tentang √ √
sosialisasi dan menjaga kawasan lindung
kawasan lindung dan Nilai dan NKT sudah
Konservasi Tinggi sesuai sesuai dengan
peraturan perundangan. peraturan
( I, B ) perundangan yang
berlaku saat ini dan
dikukuhkan oleh
manajemen
perusahaan.
2. Memiliki SOP 1. Tersedia SOP yang √ √ √ Memenuhi
pemeliharaan Kawasan berisi tentang Jika memiliki SOP
Lindung dan Nilai mekanisme sosia -
Konservasi Tinggi lisasi, pengelolaan Tidak Memenuhi
(NKT). dan pemantauan ika tidak memiliki SOP
kawasan lindung
dan NKT.
2. Kesesuaian SOP √ √
dengan peraturan
perundangan yang
berlaku saat ini.

55
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

3. Memiliki peta lokasi 1. Tersedia peta lokasi √ √ Memenuhi


dan Rencana kawasan lindung Jika memiliki peta
Pengelolaan NKT dan dan NKT yang
kawasan lindung sesuai dengan Tidak Memenuhi
lainnya yang sudah dokumen hasil Jika tidak memiliki peta
teridentifikasi. identifikasi kawasan
lindung dan NKT
serta mendapat
persetujuan
manajemen
perusahaan.
2. Peta dibuat dengan √ √
skala minimal
1:50.000.
3. Tersedia rencana √ √
pengelolaan NKT
dan kawasan
lindung lainnya
yang sudah
teridentifikasi.
4. Melakukan sosialisasi 1. Tersedia dokumen √ √ Memenuhi
kawasan lindung dan rencana sosialisasi Jika memiliki dokumen
NKT kepada tenaga kawasan lindung
dan NKT kepada
56
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

kerja dan masyarakat tenaga kerja dan Tidak Memenuhi


sekitar kebun. masyarakat sekitar Jika tidak memiliki
kebun. dokumen

2. Tersedia bukti √ √ √
terdokumentasi/
rekaman kegiatan
sosialisasi berkala
kawasan lindung
dan NKT kepada
tenaga kerja dan
masyarakat sekitar
kebun.
5. Melakukan kegiatan 1. Tersedia rekaman √ √ √ Memenuhi
dalam rangka menjaga pengelolaan NKT Jika memiliki dokumen
kawasan lindung dan dan kawasan
Nilai Konservasi Tinggi lindung lainnya Tidak Memenuhi
(NKT)serta melaporkan sesuai dengan Jika tidak memiliki
kepada instansi yang dokumen hasil dokumen
berwenang. identifikasinya.
2. Tersedia rekaman √ √ √
hasil pemantauan
kegiatan
pengelolaan
kawasan lindung
dan NKT minimum
setahun sekali.
3. Tersedia Laporan √ √ √
pengelolaan dan
pemantauan
kawasan lindung
57
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

dan NKT
disampaikan
kepada instansi
pemerintah terkait.
3.7.1. Konservasi 1. Memiliki SOP Tersedia SOP yang √ √ √ Memenuhi
Keanekaragaman Pelestarian berisi dokumentasi Jika memiliki SOP
Hayati (Biodiversity) keanekaragaman tentang pelestarian
Perusahaan Perkebunan hayati (biodiversity). keanekaragaman Tidak Memenuhi
harus melaksanakan hayati (biodiversity). Jika tidak memiliki SOP
konservasi
keanekaragaman hayati 2. Daftar jenis tumbuhan 1. Tersedia daftar √ √ Memenuhi
pada areal yang dikelola dan satwa prioritas di jenis tumbuhan dan Jika memiliki dokumen
( I, B ) kebun dan sekitar satwa prioritas di
kebun, (dari dokumen kebun dan sekitar Tidak Memenuhi
lingkungan) sebelum kebun sebelum Jika tidak memiliki
dan sesudah kegiatan dokumen
dimulainya usaha perkebunan
perkebunan. dilakukan.
2. Tersedia rencana √ √
pemantauan
tumbuhan dan
satwa satwa
prioritas di kebun
dan sekitar kebun.
3. Tersedia dokumen √ √
termutakhir tentang
daftar jenis
tumbuhan dan
satwa prioritas di
kebun dan sekitar

58
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

kebun berdasarkan
hasil pemantauan.
3. Keberadaan tumbuhan 1. Tersedia dokumen √ √ √ Memenuhi
dan satwa prioritas laporan keberadaan Jika memiliki dokumen
yang disampaikan tumbuhan dan
kepada institusi yang satwa prioritas yang Tidak Memenuhi
menangani konservasi termutakhir. Jika tidak memiliki
dan perlindungan 2. Tersedia dokumen √ √ dokumen
tumbuhan dan satwa tanda terima
liar. penyerahan laporan
keberadaan
tumbuhan dan
satwa prioritas yang
disampaikan
kepada institusi
yang menangani
konservasi dan
perlindungan
tumbuhan dan
satwa liar.
4. Melaksanakan 1. Tersedia dokumen √ √ √ Memenuhi
sosialisasi kepada rencana sosialisasi Jika memiliki dokumen
masyarakat sekitar kepada masyarakat
mengenai keberadaan sekitar mengenai Tidak Memenuhi
tumbuhan dan satwa keberadaan Jika tidak memiliki
prioritas. tumbuhan dan dokumen
satwa prioritas.
2. Tersedia bukti √ √ √
terdokumentasi/
rekaman kegiatan
sosialisasi berkala
59
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

kepada masyarakat
sekitar tentang
keberadaan
tumbuhan dan
satwa prioritas.
5. Memiliki dokumen 1. Tersedia rekaman √ √ √ Memenuhi
apabila pernah penanganan Jika memiliki dokumen
ditemukan dan/ atau apabila ditemukan
terjadi insiden dengan insiden dengan Tidak Memenuhi
satwa prioritas dan/ satwa prioritas dan/ Jika tidak memiliki
atau satwa liar. atau satwa liar. dokumen
2. Tersedia bukti √ √ √
pelaporan rekaman
penanganan
kepada BKSDA
setempat.

3.7.2. Konservasi 1. Memiliki SOP 1. Tersedia SOP √ √ √ Memenuhi


Terhadap Sumber identifikasi, terdokumentasi Jika memiliki SOP
dan Kualitas Air pengelolaan dan yang mengatur tata
( I, B, P ) pemeliharaan sumber cara melakukan Tidak Memenuhi
dan kualitas air serta identifikasi, Jika tidak memiliki SOP
tersedia peta badan pengelolaan dan
air. pemeliharaan
60
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

sumber dan kualitas


air sesuai peraturan
yang berlaku.
2. Tersedia hasil √ √ √
identifikasi sumber
air yang dilengkapi
dengan peta yang
menginformasikan
lokasi badan air.
2. Memiliki program Dokumen program √ √ Memenuhi
pemantauan kualitas pemantauan kualitas Jika memiliki dokumen
air . air permukaan secara
periodik. Tidak Memenuhi
Jika tidak memiliki
dokumen
3. Memiliki dokumen 1. Tersedia dokumen √ √ Memenuhi
pengelolaan air, progrram pengelo- Jika memilikii dokumen
pemeliharaan sumber laan, pemeliharaan
air dan pengukuran sumber air dan Tidak Memenuhi
kualitas air. pengukuran Jika tidak memiliki
kualitas air yang dokumen
ada di areal
perkebunan sesuai
ketentuan per-
undang-undangan.
2. Tersedia rekaman/ √ √ √ √
bukti
terdokumentasi
penerapan
pengelolaan air,
pemeliharaan
61
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

sumber air dan


pengukuran
kualitas air melalui
hasil pengujian
mutu air di
laboratorium
terakreditasi secara
berkala.
3.7.3. Konservasi 1. Memiliki SOP Tersedia SOP √ √ Memenuhi
Kawasan Dengan konservasi kawasan terdokumentasi yang Jika memiliki SOP
Potensi Erosi dengan potensi erosi mengatur tata cara
Tinggi. tinggi melakukan identifikasi Tidak Memenuhi
Perusahaan Perkebunan kawasan dengan Jika tidak memiliki SOP
harus melakukan konservasi potensi erosi tinggi dan
lahan dan menghindari rencana konservasinya
potensi erosi tinggi sesuai sesuai peraturan yang
peraturan perundang- berlaku.
undangan 2. Memiliki peta topografi 1. Tersedia peta √ √ √ Memenuhi
dan lokasi penyebaran topografi areal Jika memiliki peta
sungai. perkebunan yang
Usulan: Memiliki peta termutakhir Tidak Memenuhi
areal dengan potensi 2. Tersedia peta lokasi √ √ Jika tidak memiliki peta
erosi tinggi areal dengan
potensi erosi tinggi
3. Memiliki dokumen 1. Tersedia dokumen √ √ √ Memenuhi
pelaksanaan program konservasi Jika memiliki dokumen
konservasi kawasan kawasan dengan
dengan potensi erosi potensi erosi. Tidak Memenuhi
tinggi 2. Rekaman kegiatan √ √ √ Jika tidak memiliki
konservasi dokumen

62
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

kawasan dengan
potensi erosi.
3.8 MITIGASI EMISI GAS 1. Memiliki SOP mitigasi 1. Tersedia SOP √ √ √ Memenuhi
RUMAH KACA (GRK) emisi Gas Rumah Kaca terdokumentasi Tersedia SOP
Perusahaan Perkebunan (GRK). tentang tata cara terdokumentasi
Harus Melakukan identifikasi sumber-
Inventarisasi dan Mitigasi sumber gas rumah Tidak memenuhi
Sumber Emisi GRK. kaca. Tidak memiliki SOP
2. Tersedia SOP √ √ √ terdokumentasi
tentang perhitungan
GRK dan
identifikasi sumber
data dan
penggunaan faktor
emisi yang
termutakhir sesuai
dengan aturan dan
acuan yang
berlaku.
2. Memiliki inventarisasi 1. Dokumen hasil √ √ √ Memenuhi
sumber emisi GRK. inventarisasi Memilki dokumen
sumber emisi GRK.
2. Tersedia data √ √ √ Tidak memenuhi
pendukung Tidak memiliki dokumen
terdokumentasi
untuk perhitungan
GRK.
3. Memiliki hasil Tersedia dokumen hasil √ √ √ Memenuhi
perhitungan GRK. perhitungan GRK yang Memiliki dokumen
benar sesuai dengan
Tidak memenuhi
63
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

sumber data dan acuan Tidak Memiliki dokumen


yang berlaku.
4. Memiliki dokumen Tersedia dokumen √ √ √ Memenuhi
riwayat lahan. analisis perubahan Memiliki dokumen
lahan mulai dari tahun
sebagaimana Tidak Memenuhi
tercantum dalam Tidak memiliki dokumen.
kalkulator GRK ISPO
yang termutakhir.
5. Memiliki dokumen 1. Tersedia program √ √ Memenuhi
mitigasi GRK. pengurangan GRK Jika memiliki dokumen.
yang termutak
2. Tersedia rekaman √ √ √ Tidak Memenuhi
kegiatan program Jika tidak memiliki
pengurangan GRK. dokumen
3.9 PERUSAHAAN 1. Tersedia dokumen 1. Peta padu serasi √ √ √ √ Memenuhi
PERKEBUNAN yang menunjukkan areal operasional Jika memiliki dokumen.
MELAKUKAN pembangunan kebun kebun dengan
PERLINDUNGAN baru tidak membuka hutan alam primer. Tidak Memenuhi
TERHADAP HUTAN hutan alam primer dan 2. Peta padu serasi √ √ √ √ Jika tidak memiliki
ALAM PRIMER DAN lahan gambut, sesuai areal dokumen
GAMBUT peraturan perkebunan/pabrik
perundangan yang dengan peta Peta
berlaku. Indikatif Penundaan
Pemberian Izin
Baru (PIPPIB) revisi
terbaru.
3. Tersedia rekaman √ √ √ √
bahwa perusahaan
tidak membuka

64
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

areal hutan primer


dan gambut.
2. Memiliki hasil 1. Tersedia dokumen √ √ √ Memenuhi
pemantauan kebijakan Jika memiliki dokumen.
Implementasi perusahaan terkait
perlindungan hutan perlindungan Tidak Memenuhi
primer dan lahan kawasan hutan Jika tidak memiliki
gambut. primer dan dokumen
kawasan gambut
yang
ditandatangani oleh
pimpinan puncak.
2. Tersedia SOP √ √ √
terdokumentasi
tentang tata cara
perlindungan
kawasan gambut.
3. Tersedia rekaman √ √ √
penerapan SOP
tentang tata cara
perlindungan
kawasan gambut.

65
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

4 TANGGUNG 4.1 KESELAMATAN 1. Memiliki dokumentasi 1. Tersedia kebijakan √ √ Memenuhi


JAWAB DAN KESEHATAN K3 yang mencakup: tentang K3 yang Jika tersedia dokumen
TERHADAP KERJA (K3) kebijakan, prosedur terdokumentasi,
KETENAGA Menerapkan sistem K3 dan sumber daya yang bertanggal, dan Tidak Memenuhi
KERJAAN ( I, B, P ) memadai di lingkungan ditandatangani oleh Jika tidak tersedia
kerja termasuk pimpinan punca dokumen
penanganan keadaan 2. Tersedia kebijakan √ √ .
darurat, bencana alam tentang K3 yang
maupun kecelakaan. terdokumentasi,
bertanggal, dan
ditandatangani oleh
pimpinan puncak.
3. Bukti sosialisasi √ √ √ √
kepada seluruh
pekerja dan pekerja
kontraktor tentang
kebijakan K3 dan
SOP K3 yang
terkait penerapan
K3 penanganan
keadaan darurat,
bencana alam
maupun
kecelakaan.
1. Tersedia struktur √ √ √
organisasi tanggap
66
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

2. Memiliki organisasi dan darurat yang Memenuhi


sistem tanggap disahkan Jika memiliki dokumen
darurat. manajemen.
2. Pemahaman tim √ √ Tidak Memenuhi
organisasi tanggap Jika tidak memiliki
darurat terhadap dokumen
prosedur
penanggulangan
keadaan darurat.
3. Tersedia SOP √ √ √
sistem
penanggulangan
bencana.
3. Telah dibentuk 1. Tersedia SK √ √ √ √ Memenuhi
organisasi K3 dengan pengesahan team Tersedia dokumen SK
jumlah personil yang P2K3 oleh instansi pengesahan team P2K3
memadai.sesuai terkait yang sesuai yang termutakhir.
peratuan perundangan dengan personil
P2K3. Tidak memenuhi:
2. Memiliki sekertaris √ √ √ Tidak tersedia dokumen
P2K3 yang SK pengesahan team
bersertifikat AK3 P2K3.
umum termutakhir
sesuai dengan
persyaratan yang
berlaku.
4. Hasil identifikasi risiko 1. Tersedia hasil √ √ √ Memenuhi
dan rencana identifikasi risiko Jika memiliki dokumen
penerapan yang dan rencana
disosialisasikan pengelolaan pada
setiap kegiatan
67
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

kepada manajemen operasional di Tidak Memenuhi


dan pekerja. lingkungan Jika tidak memiliki
perusahaan oleh dokumen
petugas yang
berkompeten.
2. Tersedia hasil √ √ √
identifikasi risiko
dan rencana
pengelolaan pada
setiap kegiatan
operasional di
lingkungan
perusahaan oleh
petugas yang
berkompeten.
3. Tersedia bukti √ √ √
sosialisasi tentang
hasil identifikasi
risiko dan rencana
pengelolaan resiko
untuk semua
tingkatan pekerja.
4. Semua pekerja √ √ √
memliki
pemahaman yang
cukup terhadap
risiko K3
dibagiannya.
5. Menempatkan petunjuk 1. Tersedia tanda- √ √ Memenuhi:
K3 di lokasi yang tanda bahaya
strategis, berdasarkan dilokasi yang
68
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

potensi resiko yang teridentifikasi Jika tersedia tanda-tanda


sudah diidentifikasi. risikonya sesuai bahaya dan terlihat
dengan jenis dengan jelas terpelihara.
risikonya.
2. Pemberian tanda √ √ Tidak memenuhi
sudah memenuhi Jika tidak tersedia tanda-
peraturan yang tanda bahaya dan terlihat
berlaku tentang tidak jelas dan
pemasangan tanda terpelihara.
bahaya.

6. Sarana dan prasarana 1. Tersedia sarana √ √ √ √ Memenuhi


tanggap darurat dan prasarana Jika tersedia dokumen
(bencana alam dan pemadam sarana dan prasarana.
kebakaran) yang kebakaran di
diperiksa berkala dan di wilayah operasional Tidak Memenuhi
tempatkan di tempat perusahaan, Jika tidak tersedia
yang mudah diakses terutama PKS yang dokumen sarana dan
bilamana dibutuhkan. sesuai dengan prasaran
peraturan
perundangan yang
berlaku.
2. Tersedia sarana √ √
evakuasi
3. Jumlah sarana dan √ √ √
prasarana
pemadam kebakar -
an memadai sesuai
dengan peraturan
yang berlaku.

69
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

4. Penempatan √ √
sarana dan
prasarana
pemadam kebakar-
an yang mudah
diakses.
5. Tersedia program √ √ √
dan realisasi
pemeliharaan dan/
atau penggantian
sarana dan
prasaran pemadam
kebakaran sesuai
dengan jenis dan
peraturannya.
7. Perusahaan melakukan 1. Tersedia daftar √ √ √ Memenuhi
pemeriksaan kesehatan pekerja yang harus Jika tersedia dokumen
secara berkala untuk dilakukan pemeri- daftar pekerja yang harus
seluruh pekerja dan ksaan kesehatan dilakukan pemeriksaan
pemeriksaan kesehatan berkala dan kesehatan
khusus untuk pekerja pemeriksaan
dengan resiko tertentu. kesehatan khusus Tidak memenuhi
Hasil pemeriksaan untuk pekerja Jika tidak tersedia daftar
dievaluasi dan dengan resiko pekerja yang harus
ditindaklanjuti secara tertentu dan dilakukan pemeriksaan
memadai jika termutakhir. kesehatan
ditemukan pekerja yang 2. Tersedia bukti √ √ √ √
terkena penyakit akibat pelaksanaan
kerja. pemeriksaan
kesehatan berkala
dan pemeriksaan
70
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

kesehatan khusus
untuk pekerja
dengan resiko
tertentu sesuai
dengan daftar yang
ada.
3. Pemeriksaan √ √ √ √
berkala dilakukan
oleh petugas
khusus sesuai
dengan peraturan
perundangan yang
berlaku.
4. Tersedia bukti √ √ √
tindak lanjut dari
hasil pelaksanaan
kesehatan berkala
dan pemeriksaan
kesehatan khusus
untuk pekerja
dengan resiko
tertentu.

8. Seluruh pekerja 1. Tersedia program √ √ √ Memenuhi


mendapatkan pelatihan pelatihan K3 secara Jika tersedia dokumen
K3 yang memadai. berkala untuk rencana pelatihan K3
semua tingkatan
pekerja.

71
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

2. Tersedia bukti √ √ √ Tidak Memenuhi


pelatihan K3 untuk Jika tidak tersedia
semua pekerja rencana pelatihan K3.
sesuai dengan
program pelatihan
yang ada.
9. Perusahaan 1. Tersedia APD yang √ √ √ Memenuhi
menyediakan Alat memadai untuk Jika para pekerja
Pelindung Diri (APD) para pekerja sesuai menggunakan APD
yang memadai sesuai dengan identifikasi sesuai dengan resiko
dengan resiko secara pekerjaannya.
peruntukkannya cuma-cuma oleh
kepada setiap pekerja. pengusaha. Tidak Memenuhi
2. Tersedia program √ √ √ √ Jika para pekerja tidak
pengantian APD menggunakan APD
sesuai dengan sesuai dengan resiko
masa pakai dari pekerjaannya
produsen APD atau
3. Tersedia √ √ √ Ditemukan penggunaan
dokumentasi APD yang tidak konisten
sebagai bukti dengan resiko
pemberian APD pekerjaannya.
secara cuma –
cuma kepada
pekerja sesuai .
dengan resiko
pekerjaannya.
10. Penerapan K3 1. Tersedia laporan √ √ √ √ Memenuhi
dilaporkan per 3 (tiga) penerapan program Dokumen laporan
bulan ke Dinas Tenaga K3 sesuai dengan penerapan program K3
Kerja peraturan
72
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

perundangan yang tersedia dengan lengkap


berlaku. sesuai dengan rencana.
2. Tersedia bukti √ √ √
terdokumentasi Tidak memenuhi
penyerahan laporan Dokumen laporan
penerapan K3 penerapan program K3
setiap 3 (tiga) bulan tidak lengkap sesuai
kepada dinas dengan rencana.
tenaga kerja .
setempat dan bukti
laporan sudah
diterima .

4.2 MEMENUHI 1. SOP rekrutmen pekerja 1. Tersedia SOP √ √ √ Memenuhi


PERSYARATAN dan proses rekrutmen rekrutmen pekerja JIka tersedia SOP
ADMINISTRASI tidak membebani yang didalamnya rekrutmen pekerja dan
TERKAIT pekerja dengan biaya sudah mencantum - persyaratannya
HUBUNGAN rekrutmen dan tidak kan tata cara
KERJA melakukan penahanan perekrutan tenaga Tidak Memenuhi:
( I, B, P ) dokumen. kerja dan JIka tidak tersedia SOP
persyaratannya rekrutmen pekerja dan
pekerja yang persyaratannya
diterima untuk .
semua tipe
pekerjaan, pela-
73
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

rangan pengguna-
an pekerja anak,
dan pelarangan
diskriminasi dalam
pekerjaan.
2. Perusahaan dan √ √ √
agen tenaga kerja
(jika menggunakan
agen perekrutan)
tidak melakukan
pemungutan biaya
kepada tenaga
kerja.
3. Perusahaan dan √ √ √
agen tenaga kerja
(jika menggunakan
agen perekrutan)
tidak melakukan
penahanan doku-
men asli milik
tenaga kerja
dengan alasan
apapun.
4. Pengumuman √ √ √
perekrutan tenaga
kerja dan persyara-
tannya untuk
semua tingkatan
pekerja yang
diinformasikan
secara terbuka.
74
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

Memiliki kebijakan 1. Tersedia dokumen √ √ √ √ Memenuhi


tertulis yang kebijakan tertulis Jika tersedia dokumen
menyatakan bahwa tentang pelarangan kebijakan tertulis tentang
perusahaan melarang segala bentuk kerja pelarangan segala
adanya segala bentuk paksa atau bentuk kerja paksa atau
kerja paksa atau perbudakan dalam perbudakan tersedia.
perbudakan dalam melakukan kegiatan
melakukan kegiatan operasional yang Tidak memenuhi
operasional. ditandatangani oleh Jika tidak tersedia
pimpinan puncak dokumen kebijakan
perusahaan. tertulis tentang
2. Perusahaan √ √ √ √ pelarangan segala
melakukan bentuk kerja paksa atau
sosialisasi dan perbudakan
komunikasi tentang
kebijakan tentang
pelarangan segala
bentuk kerja paksa
atau perbudakan
kepada seluruh
tingkatan pekerja
perusahaan,
pekerja kontraktor
dan masyarakat
sekitar.
3. Tidak ada bentuk √ √
kerja paksa atau
perbudakan dalam
melakukan kegiatan
operasional.

75
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

2. Pekerja memiliki hak 1. Tersedia aturan √ √ √ Memenuhi


untuk waktu istirahat secara tertulis yang Jika tersedia dokumen
dan cuti sesuai dengan mengatur hak cuti peraturan perusahaan
hukum dan jam kerja yang mengatur hak cuti
ketenagakerjaan yang sesuai dengan dan jam kerja
berlaku. hukum
ketenagakerjaan Tidak Memenuhi
yang berlaku. Jika tidak tersedia
2. Realisasi atas √ √ √ dokumen peraturan
aturan yang perusahaan yang
mengatur hak cuti mengatur hak cuti dan
dan jam kerja. jam kerja

3. Sosialisasi √ √ √
peraturan terkait
jam kerja dan hak
cuti pekerja.
4. Penerapan √ √ √
peraturan
perusahaan terkait
jam kerja dan hak
cuti pekerja.
3. Setiap pekerja memiliki 1. Tersedia dokumen √ √ √ Memenuhi
salinan dokumen hubungan kerja Jika tersedia dokumen
hubungan kerja yang berisi kontrak kerja sesuai
(kontrak kerja, SK informasi paling dengan persyaratan.
Pengangkatan Pekerja) sedikit:

76
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

yang menginformasi- a. Nama dan


kan lingkup kerja, upah, alamat Tidak memenuhi
tunjangan dan perusahaan; Jika tidak tersedia
Peraturan Perusahaan b. Nama, jenis dokumen kontrak sesuai
yang menjelaskan kelamin, umur dengan persyaratan.
secara lengkap dan alamat atau
peraturan-peraturan pekerja; Tersedia dokumen
dan sanksi yang c. Jabatan atau kontrak kerja tetapi isinya
berlaku. jenis pekerjaan; tidak sesuai dengan
d. Besaran upah persyaratan.
dan cara
pembayaran
nya;
e. Hak dan
kewajiban
pekerja;
f. Jangka waktu
berlakunya
perjanjian kerja;
g. Tanggal
perjanjian kerja
dibuat;
h. Tanda tangan
kedua belah
pihak (pekerja
dan
perusahaan).
2. Seluruh pekerja √ √ √
memiliki salinan
dokumen hubungan
kerja yang sudah

77
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

ditandatangani
kedua belah pihak.
4. Perusahaan yang 1. Tersedia dokumen √ √ √ √ Memenuhi
menggunakan tenaga RPTKA (Rencana Jika tersedia dokumen
kerja asing harus Penggunaan RPTKA
menunjukkan RPTKA Tenaga Kerja Asing
(Rencana Penggunaan (jika ada tenaga Tidak Memenuhi
Tenaga Kerja Asing), kerja asing) Jika tiidak memiliki
IMTA (Izin 2. Tersedia dokumen √ √ √ √ dokumen RPTKA
Menggunakan Tenaga IMTA
Asing), serta mematuhi
peraturan terkait
mengenai penggunaan
tenaga kerja asing.
5. Seluruh pekerjaan 1. Daftar pekerja yang √ √ √ √ Memenuhi
yang bersifat tetap berisi informasi JIka tersedia dokumen
tidak boleh dilakukan tentang: daftar pekerja dan
oleh Pekerja Waktu a. Profil pribadi informasi tentang profile
Tertentu (PKWT) atau pekerja (nama, pekerja dengan lengkap
Pekerja Harian Lepas. waktu lahir,
Pekerja Harian Lepas lokasi lahir, Tidak memenuhi
yang telah bekerja lebih alamat sesuai Jika tidak tersedia
dari 3 (tiga) bulan remi sesuai dokumen daftar pekerja
secara terus menerus KTP, agama, dan informasi tentang
harus diangkat menjadi tanggal mulai profile pekerja dengan
Pekerja Waktu Tidak masuk kerja,dll. lengkap.
Tertentu (PKWTT). b. Status tipe .
hubungan kerja. .
2. Daftar hadir √ √ √
lengkap pekerja 6
(enam) bulan
78
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

terakhir sesuai
dengan tipe
hubungan kerja.
3. Bukti pengangkatan √ √ √
pekerja harian
berdasarkan aturan
hukum berlaku.
6. Melaporkan informasi 1. Perusahaan √ √ √ Memenuhi
data ketenagakerjaan membuat laporan Jika mempunyai
dan perkembangannya ketenagakerjaan dokumentasi
kepada Disnaker dan
setempat setiap 1 perkembangannya Tidak Memenuhi
(satu) tahun sekali. secara rutin sesuai Jika tidak mempunyai
dengan aturan dokumentasi
hukum yang
berlaku.
2. Format laporan √ √ √
mengikuti aturan
hukum yang
berlaku dan
disyahkan oleh
pejabat yang
berwenang.
3. Bukti penyerahan √ √ √
laporan ke Disnaker
sesuai dengan
aturan hukum dan
tanda terima oleh
petugas Disnaker.

79
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

4.3 PENINGKATAN 1. Memiliki dan 1. Kebijakan √ √ √ Memenuhi


KESEJAHTERAAN menerapkan peraturan perusahaan tentang Jika tersedia dokumen
DAN KEMAMPUAN tentang upah minimum. pengupahan sesuai
PEKERJA dengan hukum Tidak memenuhi
Perusahaan Perkebunan ketenagakerjaan Jika tidak tersedia
harus meningkatkan yang berlaku. dokumen .
kesejahteraan dan 2. Sosialisasi √ √ √
kemampuan pekerja sesuai Kebijakan
peraturan perundangan- perusahaan tentang
undangan. pengupahan.
( I, B, P ) 3. Implementasi atas √ √ √ √
upah minimum
sesuai dengan
peraturan yang
berlaku
2. Memiliki sistem 1. SOP tentang √ √ √ Memenuhi
penggajian baku yang penggajian di Jika tersedia SOP
ditetapkan. perusahaan.
2. Penerapan SOP √ √ √ Tidak memenuhi
tentang penggajian Jika tidak tersedia SOP
tanpa adanya
pengecualian.
3. Memiliki sarana dan 1. Tersedia sarana √ √ √ √ Memenuhi
prasarana untuk dan prasarana (fisik Jika tersedia daftar
kesejahteraan pekerja. dan non fisik) yang sarana dan prasarana
dimiliki oleh (fisik dan non fisik).
perusahaan untuk
kesejahteraan dan Tidak memenuhi
kenyamanan
80
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

pekerja dan JIka tidak tersedia daftar


keluarga pekerja sarana dan prasarana
2. Program perawatan √ √ √ √ (fisik dan non fisik)
dan perbaikan .
sarana dan
prasarana untuk
kesejahteraan
pekerja.
3. Tindak lanjut dari √ √ √ √
keluhan pekerja/
keluarga pekerja
terhadap kerusakan
sarana dan
prasarana.
4. Memiliki kebijakan 1. Tersedia dokumen √ √ √ √ Memenuhi
untuk kebijakan Jika tersedia dokumen
mengikutsertakan perusahaan tentang kebijakan perusahaan
pekerja dalam program program Jaminan tentang SJSN
Sistem Jaminan Sosial Sosial Nasional
Nasional (SJSN) (SJSN) sesuai Tidak Memenuhi
sesuai peraturan dengan hukum Jika tidak tersedia
perundang-undangan. ketenagakerjaan dokumen kebijakan
yang berlaku perusahaan tentang
2. Sosialisasi program √ √ √ SJSN
Jaminan Sosial
Nasional (SJSN)
yang dtetapkan.
5. Daftar karyawan yang 1. Informasi yang √ √ √ Memenuhi
mengikuti program mutakhir terkait
Badan Penyelenggara karyawan yang
Jaminan Sosial (BPJS) mengikuti BPJS
81
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

Ketenagakerjaan dan Ketenagakerjaan JIka tersedia dokumen


Kesehatan. dan Kesehatan. karyawan yang mengikuti
2. Bukti pembayaran √ √ √ BPJS
program BPJS
Ketenagakerjaan Tidak memenuhi
dan Kesehatan. Jika tidak tersedia
3. Bukti pelaksanaan √ √ √ dokumen karyawan yang
BPJS Ketenaga mengikuti BPJS.
kerjaan dan Ketenagakerjaan dan
Kesehatan Kesehatan.

6. Kerja lembur harus 1. Tesedia SOP/ √ √ √ √ Memenuhi


atas kesediaan pekerja mekanisme untuk Jika tersedia dokumen
dan tidak melebihi kerja lembur sesuai
batas waktu yang telah dengan aturan Tidak memenuhi
ditentukan dalam hukum Jika tidak tersedia
hukum ketenagakerjaan dokumen
ketenagakerjaan yang yang berlaku.
berlaku. 2. Sosialisasi dan √ √ √
komunikasi kepada
seluruh pekerja dan
pekerja kontraktor
tentang SOP/
mekanisme untuk
kerja lembur.
3. Penerapan SOP/ √ √ √
mekanisme untuk
kerja lembur untuk
semua tingkatan

82
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

pekerja yang
konsisten.
7. Target kerja yang 1. Tersedia dokumen √ √ √ Memenuhi
ditetapkan harus target kerja untuk Jika tersedia dokumen
sesuai dengan pekerja sesuai
kemampuan pekerja, dengan bidang Tidak memenuhi
sarana pendukung dan pekerjaannya. Jika tidak tersedia
aspek-aspek relevan 2. Sistem pemberian √ √ √ √ dokumen
lainnya. penghargaan dan
sangsi terkait
pencapaian target
kerja.
3. Para pekerja √ √ √ √
memahami dan
menerima target
kerja yang
dtetapkan termasuk
sistem pemberian
penghargaan dan
sangsi .
4. Sarana dan √ √ √ √
prasarana diberikan
untuk
meningkatkan
kinerja dalam
rangka mencapai
target yang
ditetapkan.
4.4 PENGGUNAAN 1. Dokumen Pelarangan 1. Tersedia dokumen √ √ √ Memenuhi
PEKERJA ANAK Penggunaan Pekerja kebijakan
Anak perusahaan terkait
83
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

DAN pelarangan Jika tersedia dokumen


DISKRIMINASI mempekerjakan kebijakan perusahaan
DALAM anak dibawah umur terkait pelarangan
PEKERJAAN 18 tahun sesuai mempekerjakan anak
Perusahaan Perkebunan dengan hukum dibawah umur 18 tahun
dilarang mempekerjakan ketenagakerjaan
anak di bawah umur dan yang berlaku. Tidak Memenuhi
melakukan diskriminasi 2. Sosialisasi √ √ √ Jika tidak ersedia
sesuai peraturan perundang- dokumen kebijakan dokumen kebijakan
undangan. perusahaan terkait perusahaan terkait
pelarangan pelarangan
mempekejakan mempekerjakan anak
anak dibawah umur dibawah umur 18 tahun
sesuai dengan Kebijakan perusahaan
hukum ketenaga-
kerjaan yang .
berlaku pada
seluruh tingkatan
pekerja dan pekerja
kontraktor.
3. Tersedia rekaman √ √ √ √
daftar karyawan
berisi informasi
tentang nama,
pendidikan,
jabatan, tempat dan
tanggal lahir dan
lain sebagainya.
4. Tersedia tanda √ √ √
larangan anak-anak
berada di sekitar
84
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

lokasi kerja dan


diketahui oleh
seluruh pekerja dan
keluarga pekerja.
2. Menerapkan Kebijakan 1. Dokume ebijakan √ √ √ Memenuhi
tentang peluang dan perusahaan terkait Jika tersedia dokumen.
perlakuan yang sama tidak akan
untuk mendapatkan melakukan Tidak Memenuhi
kesempatan kerja. diskriminasi Jika tidak tersedia
terhadap pekerja dokumen.
berdasarkan ras,
warna kulit, jenis
kelamin, agama,
umur, status sosial,
disabilitas dan motif
lainnya sesuai
dengan hukum
ketenagakerjaan
yang berlaku.
2. Sosialisasi √ √ √
dokumen kebijakan
perusahaan terkait
tidak akan
melakukan
diskriminasi
terhadap pekerja
berdasarkan ras,
warna kulit, jenis
kelamin, agama,
umur, status sosial,

85
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

disabilitas dan motif


lainnya.
3. Kebijakaan √ √ √
disosialisasikan dan
diketahui oleh para
pekerja disemua
tingkatan dan
pekerja kontraktor.
3. Dokumen pengaduan 1. Tersedia prosedur √ √ √ Memenuhi
dan keluhan pekerja. penerimaan dan Jika tersedia rekaman
penanganan atas daftar karyawan yang
pengaduan dan termutakhir.
keluhan dari
pekerja Tidak memenuhi
2. Tersedia rekaman √ √ √ √ Jika tidak tersedia
penerimaan dan rekaman daftar karyawan
penanganan atas yang termutakhir.
pengaduan dan
keluhan dari
pekerja
4. Pekerja terbebas dari 1. Tersedia dokumen √ √ √ Memenuhi
segala bentuk mekanisme Jika tersedia dokumen
pelecehan, ancaman, pengaduan dan mekanisme pengaduan
penganiayaan baik keluhan pekerja dan keluhan pekerja.
secara fisik maupun terkait pelecehan,
mental dari sesama ancaman, Tidak memenuhi
pekerja ataupun penganiayaan baik JIka tidak tersedia
perusahaan. secara fisik maupun dokumen mekanisme
mental dari sesama pengaduan dan keluhan
pekerja ataupun pekerja
perusahaan.
86
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

2. Tersedia √ √ √ √
mekanisme
pengaduan dan
keluhan pekerja
disosialisasikan dan
diketahui oleh para
pekerja disemua
tingkatan dan
pekerja kontraktor.

4.6 FASILITASI 1. Dokumen 1. Tersedia dokumen √ √ √ Memenuhi


PEMBENTUKAN pembentukan serikat pembentukan Jika tersedia dokumen
SERIKAT PEKERJA pekerja dan Serikat Pekerja. pembentukan Serikat
Perusahaan Perkebunan pertemuan-pertemuan 2. Tersedia rekaman √ √ √ Pekerja
memfasilitasi terbentuknya baik antara perusahaan pertemuan-
Serikat Pekerja dalam perkebunan dengan pertemuan baik Tidak memenuhi
rangka memper -juangkan Serikat Pekerja. antara perusahaan Jika tdak tersedia
hak-hak pekerja. maupun intern Serikat perkebunan dengan dokumen pembentukan
( I, B, P ) Pekerja. Serikat Pekerja. Serikat Pekerja
3. Tersedia rekaman √ √ √
pertemuan-
pertemuan intern
Serikat Pekerja.
2. Memiliki dan 1. Kebijakan √ √ √ Memenuhi
menerapkan kebijakan perusahaan tentang Jika tersedia dokumen
terkait dengan Serikat membebaskan Kebijakan perusahaan
Pekerja. pekerjanya untuk memfasilitasi pebentukan
membentuk Serikat Sarikat Pekerja
Pekerja dan
komitmen untuk Tidak memenuhi
memberikan
87
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

fasilitasi terhadap Jika tidak tersedia


pekerja. dokumen Kebijakan
2. Sosialisasi √ √ √ perusahaan memfasilitasi
kebijakan untuk pebentukan Sarikat
seluruh pekerja dan Pekerja
pekerja kontraktor.

3. Memiliki daftar pekerja Tersedia dokumen √ √ √ Memenuhi


yang menjadi anggota daftar pekerja yang JIka tersedia daftar
Serikat Pekerja. menjadi anggota anggota Serikat Pekerja
Serikat Pekerja tersedia Tidak memenuhi
dan mutakhir. JIka tersedia daftar
anggota Serikat Pekerja .
4. Pekerja berhak 1. Tersedia √ √ √ Memenuhi
menyampaikan mekanisme yang JIka tersedia dokumen
pendapat serta terdokumentasi mekanisme
keluhannya melalui untuk menyampaikan pendapat
mekanisme yang jelas menyampaikan dan keluhan
termasuk Serikat pendapat dan
Pekerja. keluhan melalui Tidak memenuhi
Serikat Pekerja. JIka tersedia dokumen
2. Pekerja mengetahui √ √ √ √ mekanisme
mekanisme untuk menyampaikan pendapat
menyampaikan dan keluhan
pendapat dan
keluhan melalui
Serikat Pekerja.
5. Pekerja mempunyai 1. Perusahaan √ √ √ Memenuhi
hak untuk membentuk memiliki kebijakan
atau bergabung dalam berkumpul,
membentuk atau
88
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

organisasi atau serikat bergabung dalam JIka tersedia dokumen


buruh. organisasi atau sosialisai Serikat
serikat buruh. Pekerja.
2. Perusahaan √ √ √
melakukan Tidak memenuhi
sosialisasi terkait JIka tersedia dokumen
kebijakan tersebut sosialisai Serikat
sehingga pekerja Pekerja.
mengetahui haknya
4.7 PERUSAHAAN 1. Kebijakan dalam 1. Tersedia dokumen √ √ √ Memenuhi
PERKEBUNAN mendukung tertulis tentang Jika tersedia dokumen
MENDORONG DAN pembentukan koperasi kebijakan dalam tentang kebijakan dalam
MEMFASILITASI mendukung mendukung
PEMBENTUKAN pembentukan pembentukan koperasi
KOPERASI PEKERJA koperasi dan karyawan
DAN KARYAWAN. memberikan
( I, B, P ) fasilitas Tidak memenuhi
pembentukan JIka tidak tersedia
koperasi. dokumen kebijakan
2. Sosialisasi √ √ √ dalam mendukung
kebijakan dan pembentukan koperasi
kebijakan diketahui karyawan
oleh seluruh
. pekerja.
2. Memiliki dokumen 1. Koperasi pekerja √ √ √ Memenuhi
pembentukan koperasi. dan karyawan Jika tersedia dokumen
melakukan Rapat pelaksanaan Rapat
Anggota Tahunan Anggota Tahunan (RAT).
(RAT).
2. Koperasi yang telah √ √ √ Tidak memenuhi
terbentuk harus
89
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

memiliki akta Tidak tersedia dokumen


pendirian, anggaran kegiatan rapat Anggota
dasar dan anggaran Tahunan (RAT).
rumah tangga.
3. Perusahaan √ √ √
Perkebunan
melakukan
pembinaan dan
dukungan terhadap
koperasi pekerja
dan karyawan.
4. Koperasi pekerja √ √ √ √
dan karyawan
mempunyai
aktifitas yang
nyata.
3. Memiliki daftar pekerja Tersedia daftar pekerja √ √ √ Memenuhi
dan karyawan yang yang menjadi anggota JIka tersedia daftar
menjadi anggota koperasi yang karyawan anggota
koperasi. termutakhir. Koperasi

Tidak memenuhi
JIka tersedia daftar
karyawan anggota
Koperasi

90
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

5 TANGGUNG 5.1 TANGGUNG JAWAB 1. Memiliki program 1. Perusahaan √ √ √ √ Memenuhi


JAWAB SOSIAL SOSIAL peningkatan melakukan Jika terrsedia dokumen
DAN KEMASYARAKATAN kesejahteraan identifikasi program program tanggung
PEMBERDAYAAN Perusahaan Perkebunan masyarakat sekitar . tanggung jawab jawab perusahaan
EKONOMI harus memiliki komitmen perusahaan untuk dengan melibatkan
MASYARAKAT sosial, kemasyarakatan dan meningkatkan masyarakat sekitar.
pengem-bangan potensi kesejahteraan
kearifan lokal. masyarakat sekitar Tidak memenuhi
( I, B, P ) yang Jika tidak tersedia
mengikutsertakan dokumen program
masyarakat sekitar tanggung jawab
(tokoh masyarakat, perusahaan dengan
tokoh adat, kepala melibatkan masyarakat
desa, lembaga sekitar
pendidikan,
lembaga
kesehatan, unsur
musyarah
pemerintah
daerah).
2. Tersedia program √ √ √ √
peningkatan
kesejahteraan
masyarakat sekitar
berdasarkan hasil
identifikasi
program.
3. Menetapkan √ √ √ √
program kerja yang
91
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

terukur pertahun
bersama dengan
masyarakat
masyarakat sekitar
sebagai bentuk
tanggung jawab
perusahaan antara
lain dalam hal
pendidikan,
kesehatan,
pembangunan
jalan, sarana
olahraga, sosial-
budaya, dan
kegiatan
keagamaan.
2. Memiliki prosedur- Tersedia prosedur: √ √ √ Memenuhi
prosedur terkait a. Identifikasi potensi Jika memiliki dokumen
pemenuhan tanggung program tanggung
jawab sosial jawab sosial Tidak memenuhi
kemasyarakatan. perusahaan; JIka tidak memiliki
b. Pelaksaaan dokumen
program kerja
tanggung jawab
perusahaan;
c. Pemantauan
pelaksanaan
tanggung jawab
perusahaan.
3. Melakukan 1. Tersedia bukti fisik √ √ √ √ Memenuhi
pembangunan di dan dokumen
92
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

sekitar kebun melalui kegiatan Jika tersedia bukti fisik


berbagai kegiatan pembangunan di dan dokumen kegiatan
antara lain pendidikan, sekitar kebun pembangunan di sekitar
kesehatan, sesuai dengan kebun.
pembangunan jalan, program
pertanian, usaha peningkatan Tidak memenuhi
produktif, olah raga, kesejahteraan JIka tidak tersedia bukti
seni budaya dan antara lain melalui fisik dan dokumen
keagamaan. kegiatan kegiatan pembangunan
pendidikan, di sekitar kebun.
kesehatan, .
pembangunan
jalan, pertanian,
usaha produktif,
olah raga, seni
budaya dan
keagamaan.
2. Melakukan √ √ √
pemantauan
pelaksanaan
program tanggung
jawab perusahaan
setiap 6 (enam)
bulan.
3. Melakukan evaluasi √ √ √
effektitas
pelaksanaan
program untuk
peningkatan
program tahun
berikutnya.
93
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

4. Memiliki Laporan 1. Pembuatan laporan √ √ Memenuhi


pelaksanaan program tahunan kegiatan Jika tersedia bukti
tanggung jawab sosial tanggung jawab pembuatan laporan
kemasyarakatan/ sosial
Corporate Social kemasyarakatan. Tidak memenuhi
Responsibility (CSR). Tidak tidak tersedia bukti
pembuatan laporan
5.2 PEMBERDAYAAN 1. Memiliki program 1. Identifikasi bentuk- √ √ √ √ Memenuhi
MASYARAKAT ADAT/ melestarikan kearifan bentuk kearifan Jika emiliki dokumen
PENDUDUK ASLI lokal. lokal yang masih hasil Identifikasi bentuk-
Perusahaan perkebunan ada dilakukan
berperan dalam bersama dengan Tidak memenuhi
mensejahtera kan masyarakat sekitar. JIka tidak memiliki
masyarakat hukum adat/ 2. Upaya yang √ √ √ √ dokumen
penduduk asli. dilakukan oleh kearifan lokal yang masih
( I, B, P ) perusahaan untuk
melestarikan
bentuk kearifan
lokal yang masih
tersisa.
3. Rekaman kegiatan √ √ √ √
pelaksanaan
program,
pelestarian kearifan
lokal.
2. Program peningkatan 1. Tersedia daftar √ √ √ Memenuhi
kesejahteraan program program Jika tersediai dokumen
masyarakat hukum peningkatan
adat (penduduk asli). kesejahtraan Tidak memenuhi
masyarakat hukum
adat yang dibuat
94
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

perusahaan JIka tidak tersedia


bersama dokumen
masyarakat hukum
adat.
2. Tersedia rekaman, √ √ √ √
bukti fisik dan
dokumen
implementasi dari
program
peningkatan
kesejahtraaan
masyarakat hukum
adat.
5.3 PENGEMBANGAN 1. Kemitraan 1. Tersedia dokumen √ √ Memenuhi
USAHA LOKAL Perusahaan perjanjian jika memiliki dokumen
Perusahaan perkebunan Perkebunan dengan kerjasama terkait kemitraan perusahaan
memprioritas kan untuk Pihak Ketiga. kemitraan dengan perkebunan dengan
memberi peluang pihak ketiga. pihak ketiga.
pembelian/ pengadaan 2. Tersedia dokumen √ √
barang dan jasa kepada terkait pelaksanaan Tidak memenuhi
masyarakat di sekitar kebun. kemitraan yang Jika tidak memiliki
( I, B, P ) dilakukan. kemitraan perusahaan
perkebunan dengan
pihak ketiga.
2. Program-program Tersedia daftar √ √ √ Memenuhi
pengembangan usaha program JIka memiliki dokumen
lokal untuk pengembangan usaha daftar program
meningkatkan peluang lokal masyarakat di pengembangan usaha
pembelian/ pengadaan dalam dan diluar area
barang dan jasa dari perusahaan Tidak memenuhi
perkebunan.
95
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

masyarakat di sekitar Jiika tidak memiliki daftar


kebun. program pengembangan
usaha.
3. Memiliki dokumen Bukti fisik dan dokumen √ √ √ Memenuhi
transaksi dengan pelaksanaan program JIka tersedia dokumen
masyarakat lokal dalam pengembangan usaha
pengadaan barang dan lokal masyarakat di Tidak memenuhi
jasa. dalam dan diluar area JIka tidak memiliki
perusahaan dokumen
perkebunan.

6 PENERAPAN 6.1 SUMBER TBS 1. Memiliki sistem untukTersedia SOP yang √ √ √ Memenuhi
TRANSPARANSI DIKETAHUI mengetahui sumber menjelaskan tata cara Jika memiliki dokumen
( I, B, P ) pemasok TBS yang pembelian TBS dari Sistem Sumber
bersertifikat ISPO dan
pihak ketiga Pemasok.
tidak bersertifikat. (mencakup pembelian
Tidak Memenuhi
dari sumber yang legal,
jika tidak memiliki Sistem
kriteria dan penentuan
Sumber Pemasok.
kategori risiko
pemasok).
2. Memiliki informasi 1. Tersedia rekaman √ √ √ Memenuhi
pemasok TBS ke PKS. daftar nama Jika memiliki dokumen
pemasok TBS informasi pemasok TBS
termasuk tengkulak,
koordinat dan Tidak Memenuhi
kategori risiko tinggi Jika tidak memiliki
atau risiko rendah informasi pemasok TBS
dari para pemasok
TBS.

96
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

2. Tersedia dokumen √ √ √
rekaman
penerimaan TBS di
PKS.
3. Dokumen harga TBS. 1. Penetapan harga √ √ √ √ Memenuhi
pembelian TBS Jika memiliki dokumen.
sesuai ketentuan
yang ditetapkan Tidak Memenuhi
oleh Dinas Jika tidak memiliki
Perkebunan atau dokumen.
instansi yang
ditunjuk pemerintah
setempat.
6.2 HARGA TBS YANG PKS secara periodik 1. Tersedia rekaman √ √ √ Memenuhi
ADIL DAN memberikan informasi surat penetapan Jika memiliki informasi
TRANSPARAN terkini harga TBS terhadap harga TBS bulanan harga TBS
( I, B, P ) pemasok TBS (untuk periode satu
tahun kebelakang), Tidak Memenuhi
dari Dinas Jika tidak memiliki
Perkebunan. informasi harga TBS
2. Tersedia dokumen √ √ √
rekaman bukti
pengiriman TBS,
informasi harga
TBS terhadap
pemasok oleh
auditee dengan
pertimbangan
apabila harga yang
digunakan berbeda

97
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

dengan penetapan
Dinas Perkebunan.
3. Tersedia bukti √ √ √
pembayaran TBS
dari pihak luar
kebun sendiri yang
diterima sesuai
yang disepakati.
6.3 KETERBUKAAN 1. SOP pelayanan Tersedia SOP √ √ √ √ Memenuhi
TERHADAP informasi. pelayanan informasi Jika memiliki SOP.
INFORMASI YANG yang tidak dikecualikan
TIDAK BERSIFAT atau bilamana Tidak Memenuhi
RAHASIA DAN pengungkapan Jiika tidak memiliki SOP.
PENANGANAN informasi tersebut akan
KELUHAN berdampak negatif
Penyediaan Data dan terhadap ekonomi,
Informasi Kepada Instansi lingkungan dan sosial.
Terkait Serta Pemangku 2. Memiliki Dokumen 1. Tersedia dokumen √ √ √ √ Memenuhi
Kepentingan Lainnya Selain pemberian informasi pemberian informasi Jika memiliki dokumen.
Informasi Yang Dikecualikan kepada pemangku yang dikecualikan
Sesuai Peraturan kepentingan sesuai kepada pemangku Tidak Memenuhi
Perundang-Undangan. peraturan yang kepentingan sesuai Jika tidak memiliki
berlaku. dengan peraturan dokumen.
yang berlaku.
3. Memiliki Dokumen 2. Tersedia dokumen √ √ √ √ Memenuhi
tanggapan atau tanggapan atau Jika memiliki dokumen.
pelayanan informasi layanan informasi
terhadap permintaan terhadap Tidak Memenuhi
informasi dari permintaan dari Jika tidak memiliki
pemangku pemangku dokumen.
kepentingan. kepentingan sesuai
98
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

dengan
keperluannya.
4. Memiliki sistem 1. Tersedia SOP yang √ √ √ Memenuhi jika memiliki
penerimaan dan memuat tata cara SOP Sistem penerimaan
pemberian informasi dan tata waktu dan pemberian informasi.
yang tidak bersifat Penerimaan dan
rahasia kepada pihak Pemberian Tidak Memenuhi jika
terkait. Informasi kepada tidak memiliki SOP.
pihak terkait.
2. Memiliki √ √ √
personil yang
bertanggung
jawab terkait
dengan
Penerimaan
dan
Pemberian
Informasi
tersebut.
3. Memiliki rekaman Tersedia rekaman √ √ √ Memenuhi jika memiliki
permintaan informasi, permintaan informasi, rekaman.
tanggapan dan tanggapan dan
pemberian informasi. pemberian informasi Tidak Memenuhi jika
(untuk periode satu tidak memiliki rekaman.
tahun kebelakang).
4. Sistem dan Realisasi 1. Tersedia prosedur √ √ √
Penanganan Keluhan penerimaan dan
penanganan
keluhan dari
stakeholder

99
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

2. Tersedia rekaman √ √ √ √
penerimaan dan
tindak lanjut
penanganan
keluhan dari
stakeholder
3. Tersedia √ √ √
perencanaan atas
penanganan
keluhan yang
diterima oleh
auditee
6.4 MEMILIKI KOMITMEN Memiliki dan 1. Tersedia √ √ √ Memenuhi
UNTUK TIDAK mendeklarasikan Kode Etik mekanisme terkait Jika memiliki SOP Kode
MELAKUKAN Usaha yang jujur dan kode etik Etik.
TINDAKAN YANG bebas korupsi yang telah pelaksanaan bisnis,
DAPAT disosialisasikan kepada pencegahan dan Tidak Memenuhi
DIINDIKASIKAN SUAP publik. pemberatasan Jika tidak memiliki SOP
( I, B, P ) tindak pencucian Kode Etik.
uang,
pemberantasan
tindak pidana
korupsi dan
pencegahan dan
pemberatasan
korupsi yang
disahkan oleh
manajemen
perusahaan.
2. Tersedia bukti √ √ √
deklarasi dan/ atau
100
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

sosialisasi
mekanisme terkait
kode etik kepada
seluruh tingkatan
pekerja dan pihak
ketiga.

7 PENINGKATAN 7.1 MEMPUNYAI SISTEM 1. Memilikii daftar dari 1. Tersedia √ √ √ Memenuhi


USAHA SECARA UNTUK MEMANTAU semua dokumen legal mekanisme untuk Jika memiliki daftar
BERKELANJUTAN DAN yang dimiliki oleh memantau dan dokumen legal.
Perusahaan MEMPERBAHARUI perusahaan yang berisi memperbaharui
Perkebunan dan unit MASA BERLAKU informasi sebagai dokumen legalitas Tidak memenuhi
pengolahan hasil DARI SEMUA berikut namun tidak perusahaan. Jka tidak memiliki daftar
berkewajiban DOKUMEN LEGAL terbatas kepada: (a) 2. Tersedia daftar √ √ √ dokumen legal.
meningkatkan ( I, B, P ) Nama dokumen, (b) dokumen yang
kinerja (teknis, Tanggal terbit menunjukkan
ekonomis, sosial, dokumen, (c) Tanggal informasi legalitas
dan lingkungan) dari kegiatan
101
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

secara berkelanjutan abis masa berlaku operasional, yang


dengan dokumen. meliputi: nama,
mengembangkan tanggal terbit dan
dan tanggal habis masa
mengimplementasik berlakunya.
an rencana aksi 3. Tersedia personil √ √ √
yang mendukung yang bertanggung
peningkatan jawab terhadap
produksi seluruh dokumen
berkelanjutan yang diperlukan.
2. Semua dokumen legal 1. Tersedia dokumen √ √ √ Memenuhi
masih berlaku sesuai rencana dan target Jika dokumen legal
dengan ketentuannya penyelesaian bagi masih berlaku.
masing-masing. dokumen legalitas
yg dalam proses Tidak memenuhi
(pembaharuan atau Jika tidak dokumen legal
penerbitan awal). sudah tidak berlaku.
2. Tersedia personil √ √ √
yang bertanggung
jawab terhadap
seluruh dokumen
legalitas
perusahaan.
7.2 MEMILIKI PROGRAM 1. Memiliki dokumen 1. Tersedia dokumen √ √ √ Memenuhi jika memiliki
TANGGUNG JAWAB tinjauan manajemen tinjauan manajemen dokumen.
SOSIAL DAN yang dilakukan oleh yang disahkan dan
PEMBERDAYAAN perusahaan mencakup seluruh Tidak Memenuhi jika
EKONOMI perkebunan terhadap kegiatan tidak memiliki dokumen.
MASYARAKAT YANG seluruh kegiatan operasional
operasional perusahaan atas
prinsip usaha
102
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

TERUKUR UNTUK berdasarkan prinsip berkelanjutan yang


PERIODE TERTENTU usaha berkelanjutan. secara rutin
( I, B, P ) dilakukan minimal 1
(satu) tahun sekali.
2. Tersedia rekaman √ √ √
hasil audit internal
ISPO yang
dilakukan oleh
personil yang telah
mengikuti pelatihan
ISPO.
2. Perusahaan 1. Tersedia rekaman √ √ √ Memenuhi
mengimplementasikan tindakan perbaikan Jika memiliki rekaman
perbaikan kegiatan dan pencegahan perbaikan.
operasional dari hasil internal
berdasarkan prinsip audit ISPO. Tidak Memenuhi
usaha berkelanjutan. 2. Tersedia rekaman √ √ √ Jika tidak memiliki
tindak lanjut rekaman perbaikan.
terhadap hasil
pemeriksaan
instansi terkait.
3. Tersedia rekaman √ √ √
perbaikan dan
peningkatan
sebagai tindak
lanjut keputusan-
keputusan dari
tinjauan
manajemen.
4. Tersedia rekaman √ √ √ √
adanya penerapan
103
BOBOT
METODE VERIFIKASI
VERIFIER
NO PRINSIP KRITERIA INDIKATOR VERIFIER NORMA PENILAIAN
TINJAUAN
WAJIB PERBAIKAN WAWANCARA OBSERVASI
DOKUMEN

teknologi baru hasil


penelitian baik
internal maupun
dari luar.
5. Adanya evaluasi √ √ √ √
dari setiap kegiatan
perbaikan internal
audit ISPO,
tinjauan
manajemen dan
hasil pemeriksaan
dari instansi terkait.

MENTERI PERTANIAN
REPUBLIK INDONESIA

SYAHRUL YASIN LIMPO

104

Anda mungkin juga menyukai