Anda di halaman 1dari 5

Tugas Kuliah Umum Pemasaran Pertanian

Ringkasan Materi Peternak Ayam

Disusun Oleh :
Megalisa Juli Triyono 135170064
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2019
POTRET PETERNAK MANDIRI RAKYAT KINI DAN NANTI

Pada kasus peternak ayam di Indonesia, terdapat pelaku usaha peternak


mandiri dan ada juga pelaku usaha peternak mandiri, peternak kemitraan, dan
peternak intregator.

Peternak mandiri adalah peternak yang melakukan usahanya dengan sendiri


mulai dari modal, penyediaan pakan ternak, maupun pemanenan. Peternak
kemitraan artinya peternah yang melakukan usaha dengan cara bekerja sama atau
bermitra dengan pengusaha lain untuk memenuhi kebutuhannya dalam beternak.
Sedangkan peternak intregator merupakan peternak yang pada umumnya bergerak
di bidang hulu hingga hilir, sehingga peterna tersebut biasanya mengendalikan
harga.
Dalam usaha beternak ayam boiler, biaya yang paling besar pengeluarannya
adalah biaya pakan yang menyumbang 53% dari keseluruhan yang digunakan,
biaya lainnya adalah biaya doc fc dan biaya operasional dan OVK.

Analisis swot yang terdapat pada peternak ayam dapat dituliskan sebagai
berikut :

1. Kekuatan

a. Budidaya relatif mudah dipelajari

b. Budidaya dapat dilakukan dalam bentuk mandiri maupun kemitraan.

c. Dalam skala kecil bisa dilakukan

d. Dalam skala usaha modern, minimal tenaga kerja, efisiensi tinggi.

e. Sarana prasarana mudah untuk didapatkan.

2. Kelemahan

a. Tidak bisa dilakukan sambilan

b. Untuk mencapai efisiensi diperlukan modal yang besar.

c. Tergantung pada pabrik (DOC, Pakan)

d. Harus selalu upgrade dan update pengetahuan pemeliharaan dan pasar.

e. Harus dilakukan di wilayah yang jauh dari pemukiman.

3. Peluang

a. Konsumsi 13,5 KG/ KAP

b. Harga ayam hidup dan karkas terjangkau masyarakat

c. Produk mudah didapat masyarakat

d. Added Value Usaha Turunan (Budidaya, pemotongan, karkas)

4. Hambatan dan ancaman


a. Over Supply

b. Harga jual di bawah harga popok produksi (hpp) fluktuatif

c. Bersaing dengan indutri (Integrator)

d. Harga saponak relatif tinggi

e. Rantai penjualan panjang, broker

f. Rentan penyakit

Produksi daging ayam pada tahun 2019 tidak seimbang antara produk doc
fs yang dihasilkan dan juga kebutuhan nasional, hal ini dikarenakan nilai
konsumsi daging di Indonesia relatif rendah, ada beberapa faktor yang
memprengaruhi, salah satunya adalah adanya isu yang beredar dan masih menjadi
pedoman bagi masyarakat hingga saat ini. Daging ayam yang dihasilkan terlihat
besar dan berdaging dirasa sebagai hasil dari penyuntikan hormon oleh peternak
ayam. Padahal, seiring meningkatnya teknologi yang ada di era saat ini, tidak
mengherankan apabila ayam yang dihasilkan mengalami peningkatan juga.

Terdapat tantangan Perunggasan Nasional, di antaranya sebagai berikut :

a. Dukungan Presiden dan DPR, perunggasan sektor strategis penyediaan


pangan hewani.

b. Memastikan harga jagung nasional di level harga yang wajar dan ketersediaan
yang berkelanjuran (petani mendapat untung, peternak menikmati pakan
harga murah)

c. Memastikan harga doc dengan harga yang wajar.

d. Mendorong pelaku untuk pengembangan menuju hilirisasi (RPHU dan Cold


Storage)

e. Pengendalian “Buffer Stocking” cold storage nasional (Stock Cold storage


penyeimbang harga karkas di konsumen)

f. Meningkatkan konsumsi produk unggas.


g. Menghasilkan pakan dengan harga wajar dengan kualitas yang baik.

h. Menghasilkan doc dengan harga wajar dengan kualitas yang baik dan
terdistribusimerara kepada peternak.

i. Pengembangan hilirisasi.

j. Merubah mindset dbudidaya yang efisien

k. Modernisasi perkandangan

l. Berkolaborasu di antara peternak untuk meningkatkan daya tawar dan


efisiensi produksi (koperasi, spr) bahkan jika perlu membuat mini integrated.

Anda mungkin juga menyukai