Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan Vol.

22 No 2 Nopember 2019:73-83
eISSN: 2528 0805 pISSN: 1410 7791
DOI: https://doi.org/10.22437/jiiip.v22i2.8349

Efisiensi Usaha Pembibitan Ayam Lokal Unggul Balitbangtan


Skala Peternakan Rakyat
(Business Efficiency of Local Chicken Breeding Superior of Balitbangtan
On Small scale Farms)

S. Rusdiana dan Soeharsono,


Balai Penelitian Ternak Ciawi-Bogor, Po.Box.221, Bogor
s.rusdiana20@.com

Intisari
Penelitian ini dilakukan di Desa Bojonglongok Kecamatan Parakansalak Kabupaten Sukabumi tahun
2018. Peneliian menggunakan model usaha ayam lokal unggul Balitbangtan yang diusahakan inti dan
kelompok peternak plasma. Sebelum penelitian dimuali terlebih dahulu dilakukan koordinasi
dengan Dinas setempat. Data primer diperoleh dari peternak langsung dan data sekuder diperoleh
dari Dinas setempat. Data primer dan data sekunder dianalaisis secara diskriptif, kuantitatf dan
analisis ekonomi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efisiensi usaha pembibitan ayam
lokal unggul balitbangtan skala peternakan rakyat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, produksi
DOC rata-rata setiap periode penetasan/minggu pada periode awal sebanyak 408 ekor, meningkat
menjadi 2 kali lipat, seiring dengan meningkatnya produksi telur. Periode ke-12 produksi DOC
mencapai sebanyak 1.212 ekor. Rataan produksi DOC sampai 12/periode penetasan sebanyak 814
ekor/periode.Keuntungan peternak sebesar Rp.4.160.000 atau sebesar Rp.693.333/bulan. Persentasi
tingkat keuntungan atas biaya sebesar 6,33%/periode atau sebesar 1,05%/bulan dengan tingkat
efisiensi R/C sebesar 1,06. Secara ekonomi usaha pembibitan ayam lokal unggul di inti dan di
kelompok peternak plasma dapat di pertahankan usahanya.
Kata Kunci : efisiensi, usaha pembibitan ayam lokal unggul, peternakan rakyat

Abstract
The research was carried out in the village of Bojonglongok, Parakansalak Subdistrict, Sukabumi
Regency in 2018. The study used a local chicken business model that was superior to the nucleus and
developed by the nucleus and plasma farmer. Before the research begins, it is first coordinated with
the local office. Primary data is obtained from direct farmers and secession data is obtained from the
local office. Primary and secondary data are analyzed descriptively, quantitatively and economic
analysis. The purpose of this study was to determine the efficiency of superior local chicken breeding
businesses in the scale of people's farming. The results showed that, the average DOC production per
hatching period / week in the initial period was 408 heads, increasing to 2-fold, along with the
increase in egg production. The 12 period of DOC production reached 1,212. The average DOC
production to 12/hatching period is 814 heads/period.he profit of the farmer is IDR.4.160.000 or IDR
693.333/month. Percentage of profit rates at a cost of 6.33%/period or equal to 1.05%/month with an
efficiency level of R/C of 1.06. Economically the local chicken breeding business is superior at the
core and in the plasma farmer group it can be maintained.
Keywords: efficiency, superior local chicken breeding business, people's farms

Pendahuluan Usaha ayam lokal unggul dengan cara


Umumnya usaha ayam manajemen professional yang baik,
kampung diusahakan oleh peternak dapat meningkatkan nilai ekonomi
kecil dipedesaan sebagai usaha peternak lebih optimal. Usaha ayam
sampingan dan dikelola dengan kampung dapat terus diusahakan oleh
tradisional. Namun dengan cara peternak kecil di pedesaan, walaupun
tersebut keuntungan peternak sangat skala pemeliharananya masih rendah
kecil, karena usahanya belum (Rosganda dan Rusdiana 2012). Usaha
mengarah pada usaha komersial. ayam lokal unggul yang didukung

73
Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan Vol. 22 No 2 Nopember 2019:73-83
eISSN: 2528 0805 pISSN: 1410 7791
DOI: https://doi.org/10.22437/jiiip.v22i2.8349
dengan ketersediaan sumberdaya varietas dan galur unggul baru, antara
alam, pakan dan tenaga kerja peternak lain ditentukan oleh kemampuan
menjadi alternatif yang cukup industri bibit ternak untuk memasok
menjanjikan untuk di usahakan. hingga sampai ke tangan peternak.
Inovasi teknologi peternakan ayam Keberadaan sistem perbibitan
lokal unggul sangat menguntungkan yang kokoh (produktif, efisien,
dan dapat diandalkan sebagai sumber berdaya saing dan berkelanjutan)
pendapatan peternak. Poduktivitas sangat diperlukan untuk mendukung
pada ayam dipengaruhi oleh beberapa upaya peningkatan produksi
faktor, salah satunya disebabkan dan mutu produk peternakan.
penyediaan dan penggunaan bibit Menggunakan pendekatan ssstem
ternak unggul yang massal dengan pembibitan ternak unggul local dapat
harga terjangkau oleh peternak, dan dilakukan kolaborasi melalui instansi
masih sulit diperoleh (Amri et al., pemerintah pusat, Peemerintah
2017). daerah, swasta, kelompok peternak,
Pengembangan yang lebih dan kelompok masyarakat yang
massif perlu ditangani lebih fokus peduli dengan pengembangan bibit
dalam program Pemerintah yang ternak unggul Badan Litbang
bersinergi dengan swasta, maupun Pertanian. Melalui perbanyakan bibit
masyarakat peternak, sehingga proses ternak unggul dapat dilakukan
pembibitan ternak dapat diminati oleh dengan pembangunan pusat-pusat
kalangan dunia usaha. Ayam lokal perbibitan (breeding centre) disetiap
memiliki potensi untuk dikembangkan daerah, sehingga kebutuhan bibit
sebagai sumber protein hewani, guna ternak unggul Balitbangtan, dapat
mendukung kemandirian pangan terjamin dengan harga yang mampu
nasional (Sudrajat dan Isyanto 2018b). dan menghasilkan nilai ekonomis bagi
Sebagai lembaga yang berperan aktif peternak. Kebutuhan pakan untuk
dalam menumbuh kembangkan ayam ayam pada umur 10 minggu berkisar
lokal unggul untuk meningkatkan antara 50-70 g/ekor/hari atau sekitar
nilai gzi dan nilai ekonomi peternak 350-490 g/ekor/minggu, sehingga
adalah Badan Litbang Pertanian. pakan kumulatif yang dikonsumsi
Ayam lokal unggul yang telah dirakit sampai umur 10 minggu berkisar
sudah banyak dilepas sebagai varietas antara 1960-2695 g/ekor, dengan
dan galur ternak unggul baru di bobot hidup mencapai berkisar antara
masyarakat. Namun yang digunakan 320 (betina)-1300 (jantan) g/ekor
peternak masih terbatas sehingga (Hasnelly et al. 2015). Pakan komersial
perlu upaya intensif untuk dengan komposisi kimia : kadar air
mensosialisasikan varietas dan galur (KA) maks 12%; protein kasar (PK)
unggul tersebut. Bibit ternak 15,5-16,5%; lemak kasar (LK) 4-7%;
mempunyai peranan yang sangat serat kasar (SK) maks 6%; abu maks
strategis dalam proses produksi 8%; Ca 0,9-1,1%; dan P 0,6-0,8%
ternak, sehingga diperlukan (Hasnelly et al. 2015).
ketersediaan bibit ternak secara Pada pemeliharaan dalam
berkelanjutan, baik kuantitas maupun kandang dengan suhu harian rata-rata
kualitas.Keberhasilan diseminasi minimum 20,38°C dan maksimum
teknologi dalam memanfaatkan 30,89°C dengan rata-rata kelembapan

74
Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan Vol. 22 No 2 Nopember 2019:73-83
eISSN: 2528 0805 pISSN: 1410 7791
DOI: https://doi.org/10.22437/jiiip.v22i2.8349
udara 78,54% maka estimasi konsumsi ayam lokal unggul sebagai inti dan
ransum harian dalam setiap minggu kelompok peternak atau plasma. Inti
pertambahan umur untuk ayam KUB sebagai penyedia sarana dan
dan SenSi Agrinak -1 berkisar dengan prasarana, sebagai lokai produksi bibit
kelipatan antara 5-7 g/ekor per hari ayam lokal unggul. Tentunya bibit
(Iskandar, 2017). Berdasarkan ayam lokal unggul tersebut hasil
permasalahan tersebut di atas, maka rekayasa Balitbangtan Cq Balitnak.
ketersediaan bibit/benih ternak Ayam-ayam tersebut sudah
unggul di masyarakat yang diintroduksikan sebelumnya dan
berkualitas sangat terbatas, sedangkan sekaligus sudah banyak
permintaan terhadap penyediaan bibit dikembangkan di masyarakat
terus meningkat dari waktu ke waktu. peternak. Untuk berjalannya usaha
Bibit ternak unggul berkontribusi ayam lokal unggul Balitbangtan di
meningkatkan produktivitas hasil, dukung dengan kelembagaan
diiringi tersedianya pakan yang kelompok peternak serta lembaga
cukup, produk diperlukan masyarakat Pemerintah Daerah. Inti mampu
dan dukungan jaringan menyediakan bibit ayam lokal unggul
kelembagaan/pemasaran yang untuk fasilitasi kelompok peternak
berkelanjutan. Oleh karena itu peran atau plasma.
bibit ternak sangat strategis dalam
proses produksi, sehingga diperlukan Analisis data
ketersediaan bibit ternak secara Lokasi penelitian didukung
berkelanjutan, baik kuantitas maupun dengan kondisi agroekosistem, dan
kualitas dalam suatu jaringan industri wilayah yang hampir penduduknya
peternakan. Badan Litbang Pertanian usaha dibidang pertanian. Inti sebagai
(cq Balitnak), telah memproduksi dan penyediaan sarana dan prasaran
melepaskan galur ternak unggul berupa : DOC ayam KUB dan Sensi
(ayam KUB dan ayam SenSi). Tujuan atau Agrinak-1, pakan, vaksin, obat,
penelitian ini adalah untuk bahan habis pakai, perbaikan
mengetahui efisiensi usaha pembibitan kandang. Kemduian inti bekerjasama
ayam lokal unggul Balitbangtan skala dengan kelompok peternak atau
peternakan rakyat. plasma dalam usaha ternak ayam.
Aspek teknis sistem budidaya usaha
Materi dan Metoda ayam lokal unggul dengan cara
Lokasi dan waktu penelitian pembibitan Balitbangtan melalui
Penelitiana dilakukan di Desa pembesaran bibit ayam. Mulai DOC
Bojonglongok Kecamatan Parakan sampai induk siap bertelur dengan
Salak Kabupaten Sukabumi pada umur sekitar 24 minggu. Produksi
tahun 2018. Peneliian menggunakan telur tetas yang diikuti dengan
model usaha ayam lokal unggul penerapan teknologi pakan imbuhan
Balitbangtan yang diusahakan inti dan dan dengan sisstem penetasan telur
kelompok peternak atau plasma. untuk menghasilkan DOC komersial.
Sebelum penelitian dimuali terlebih Jumlah ayam lokal unggul sebanyak
dahulu dilakukan koordinasi dengan 824 ekor pada sistem pembibitan
Dinas Peternakan dan Kesehatan dengan skala kelompok peternak
Kabupaten Sukabumi, pengelola usaha ataua plasma. Masing-masing induk

75
Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan Vol. 22 No 2 Nopember 2019:73-83
eISSN: 2528 0805 pISSN: 1410 7791
DOI: https://doi.org/10.22437/jiiip.v22i2.8349
ayam KUB sebanyak 354 ekor dan Pusat Pemerintahan Kota Kabupaten
pejantan 86 ekor dan ayam SenSi atau Sukabumi, dengan luas wilayah
agrinak -1 dengan induk betina sebagai sekitar 5.669,68 Ha, luas tanah
sebanyak 322 ekor dan pejantan sawah sekitar 757,60 Ha luas
sebanyak 62 ekor. seluruhnya sekitar 6.426,68 ha.Secara
Induk dipelihara dalam umum kondisi tanah yang berada di
kandang postal dengan sistem koloni wilayah Kecamatan Parakansalak,
setiap koloni sebanyak 48 ekor yang keadaannya miring dan berbukit
terdiri dari betina sebanyak 40 ekor dengan ketinggian +700 m - 900 m dpl
dan jantan sebanyak 8 ekor (rasio dan suhu udara antara 180C-280C
jantan: betina =1:4). Pendampingan dengan curah hujan rata-rata cukup
inovasi teknologi dan kelembagaan tinggi (Dinas Peternakan Kabupaten
dalam melakukan usaha ayam lokal Sukabumi Propinsi Jawa Barat. 2018).
unggul mulai dari hulu-hilir dan Lokasi penelitian didukung oleh
pasaar. Dibutuhkan kolaborasi lembaga Pemerintah daerah, khusnya
kelompok peternak plasma untuk dari Dinas Peternakan Kabupaten
melakukan kegiatan pembesaran ayam Sukabumi.Usaha ayam lokal unggul di
lokal unggul. Sarana dan prasarana peternak int dan kelompok peternak
utama produksi ternak melalui atau plasma pada dasarnya sudah
penyediaan bibit parent stock, berjalana sekitar 1-2 tahun. Namun
penyediaan kandang brooder, saat itu usaha ayam tersebut masih
kandang perkawinan, kandang dalam usaha masing-masing. Belum
pembesaran beserta peralatan mempunyai kelompok dan usahanya
kandang, instalasi listrik dan intalasi juga masih belum mengarah pada
air bersih dan penyediaan pakan, obat- usaha komersial. Saat ini usaha ayam
obatan serta vaksin. Data yang diukur lokal unggul di peternak inti dan di
meliputi catatan pertumbuhan, kelompok peternak plasma sudah
produksi telur, saya tetas telur dan menerapkan teknologi, cara
produksi bibit DOC dan nilai ekonmi. pemeberian pakan dan penetasan.
Menurut Rosganda dan Rusdiana
(2012 ) dan Rusdiana et al., (2015), Produksi bibit DOC ayam lokal
untuk menghitung nilai ekonomi unggul
usaha ayam kampung melalui Ayam lokal unggul atau disebut
pendekatan aspek teknis dan aspek KUB dan ayam SenSi- agrinak-1,
nilai sosial ekonomi. Data primer keduannya mulai bertelur pada umur
diperoleh dari peternak langsung dan sekitar 5 bulan, namun demikian
data sekuder diperoleh dari data produksi telur belum bersifat harian.
dukung Dinas setempat. Kemdudian Pada kedua galur ayam KUB dan
data primer dan data sekunder SenSi agrinak-1 produksi telur stabil
dianalaisis secara diskriptif, kuantitatf pada umur sekitar 6 bulan. Selama 4
dan analisis ekonomi. bulan produksi telur ayam KUB
menunjukkan lebih banyak
Hasil dan Pembahasan dibandingkan dengan ayam SenSi.
Kondisi umum wilayah penelitian Pencatatan produksi telur pada usaha
Letak Wilayak Kecamatan pembibitan ditingkat peternak pada
Parakan Salak berada di sebelah utara umur 1-28 minggu ayam KUB dengan

76
Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan Vol. 22 No 2 Nopember 2019:73-83
eISSN: 2528 0805 pISSN: 1410 7791
DOI: https://doi.org/10.22437/jiiip.v22i2.8349
rataan sebanyak 39,79±16,95 dan dan untuk betina sebesar 745±114
untuk ayam SenSi sebanyak g/ekor, konsumsi pakan umur 0-10
28,05±8,86. Penetasan telur ayam KUB minggu sebanyak 2,7-3,2 kg/ekor.
dan SenSi, Menurut Sartika et al., Produksi bibit DOC di tingkat
(2014) keunggulan ayam SenSi bobot peternak sebagai inti pada periode
hidup rata-rata umur 10 minggu penetasan sampai ke 12 terlihat pada
untuk jantan sebesar 1066±62,5 g/ekor Gambar 1.

Galur ayam lokal unggul Balitbangtan


160 160

140 140

120 120
KUB
100 100
Jumlah : 5,206
80 80
Rata-rata ±Sd 434 ±2,17
60 60 SeSi
40 40 Jumlah : 4,565
Rata-rata ±Sd :814± 6,54
20 20

0 0

Gambar 1. Produksi bibit DOC ayam lokal unggul pada pembibitan di peternak

Gambar 1 menjukkan prodksi Tabel.2, menunjukan bahwan


bibit DOC sampai pada periode telur fertilitas sangat tinggi sebesar
penetasan ke 12, rata-rata untuk ayam 95%. Produksi telur tetas untuk
KUB sebanyak 434±2,17 dan ayam menghasilkan DOC komersial dengan
SenSi sebanyak 380±2,34. Jumlah indikator produksi dari sebanyak 750
seluruhnya sebanyak 814±6,54 ada ekor, sebanyak 600 ekor induk dan
peningkatan setiap periode produksi sebnayk 150 ekor pejantan selama
ada peningkatan. Setiap periode periode produksi 12 bulan dengan
penetasan per minggu pada periode rata-rata produksi sebesar 40%.
awaal sebesar 408 ekor, meningkat 2 Dimana peternak menghasilkan telur
kali lipat seiring dengan hasil pembibitan untuk di tetaskan,
meningkatnya produksi telur. Untuk sehingga peternak dapat memutarkan
menghasilkan DOC komersial telur modal usaha dari hasil penetasan telur
yang tidak terpilih infertil sebagai DOC dan telur infertil. Hasil penelitian
telur konsumsi dijual ke peternak, Isyanto et al., (2016) bahwa strategi
masyarakat sekitar. Produksi telur untuk pengembanganayam ayam
tetas untuk menghasilkan DOC di Sentul dengan cara meningkatkan
peternak terlihat pada Tabel.2 penawaran day old chick (DOC) dan

77
Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan Vol. 22 No 2 Nopember 2019:73-83
eISSN: 2528 0805 pISSN: 1410 7791
DOI: https://doi.org/10.22437/jiiip.v22i2.8349
penawaran daging gunannya untuk memenuhi standar untuk ditetaskan.
memenuhi kebutuhan konsumen Melalui pembibitan dan daya tetas
ternak. Telur yang diperoleh setiap telur selama 7 kali/ penetasan terlihat
hari dikumpulan dan simimpan pada Tabel.2.
ditempat yang aman, sehingga

Tabel.2. Produksi telur tetas menghasilkan DOC komersial sistem pembibitan di


peternak
Indikator Produksi
No Uraian
Persentase Volume
1 Produksi telur (butir) 40% 87,600
2 Telur tetas yang memenuhi standar ditetaskan
95% 83,220
(butir)
3 Telur tidak memenuhi standar telur tetas sebagai
5% 4,380
telur konsumsi (butir)
4 Fertilitas (%); Telur fertil dari telur tetas (butir) 95% 79,059
5 Telur infertil sebagai telur konsumsi (butir) 5% 4,161
6 Daya tetas (%); DOC menetas (ekor) 75% 59,294
7 DOC sehat dan siap jual (ekor) 95% 56,330
8 Produksi DOC (ekor/minggu) - 1,043
9 Telur konsumsi (No 3 + No. 5) (butir) - 8,541
10 Daya hidup induk dan pejantan sampai diafkir
90% 675
(ekor)

Tabel 3 menujukkan bahwa dengan bobot badan 1 kg pada umur


dengan cara sistem pembibitan ayam 70 hari (Iskandar 2012).
lokal unggul Balitbangtan melalui unit
penetasan telur pada minggu ke 7 baik Analisis ekonomi finansial
untuk ayam KUB dan ayam SenSi Aspek finansial untuk
sebesar 75.02± 3,03. Daya tetas telur mengevaluasi tingkat keekonomian
ayam KUB dengan selisih 5,55% lebih usaha pembibitan ayam lokal unggul
besar mengindikasikan bahwa Balitbangan ditinjau dari tahapan
peluang menghasilkan bibit ayam proses produksi sebagai sub unit
dalam bentuk DOC (day old chiken) usaha. Pada unit usaha secara parsial
yang lebih besar. Hasil penelitian dapat ditentukan tingkat efisiensi
Iskandar et al., (2016) dengan merintis finasial terhadap modal yang sudah
kerjasama dengan mitra perbanyakan diinvestasikan. Secara sub sistem
bibit kelompok peternak di Jawa Barat usaha pembibitan antara lain: unit
dan Yogyakarta atau se Idonesia dan usaha pembesaran bibit sumber ayam
telah terdesiminasi sebanyak >10.000 untuk menghasilkan calon induk
ekor DOC KUB peternak ayam lokal. (pullet). Unit produksi telur tetas
Ayam tersebut untuk dapat untuk menghasilkan bibit DOC
menghasilkan DOC (day old chick) final komersial dan unit usaha jasa
stock ayam Kampung pedaging penetasan telur. Pembesaran bibit
sumber ayam untuk menghasilkan

78
Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan Vol. 22 No 2 Nopember 2019:73-83
eISSN: 2528 0805 pISSN: 1410 7791
DOI: https://doi.org/10.22437/jiiip.v22i2.8349
calon induk (pullet) dengan setiap hari oleh seekor ayam pada
melakukan investasi modal. umur 0-20 minggu, selalu berfluktuasi
Tujuannya untuk membangun dan tergantung dari suhu dan
kandang beserta peralatan sebagai kelembapan. Menurut Sartika et al.,
biaya tetap dan sarana produksi bibit, (2013) untuk konsumsi pakannya
pakan beserta vaksin dan obat-obatan, rendah sekitar 80-85 gram dan
listrik, dan tenaga kerja sebagai biaya konversi pakan rendah 3.8 kg
variabel. Kebutuhan pakan sebagai pakan/kg.
konsumsi ransum yang dikonsumsi
Tabel 3. Daya tetas telur ayam KUB dan SenSi Balitbangtan pada galur yang
berbeda
Penetasan Daya Tetas Telur (%)
ke- KUB (Rataan± Sd) SenSi (Rataan± Sd) (Rataan± Sd)
1 78.70± 3,65 71.43± 3,22 75.07± 3,19
2 77.78± 3,74 83.33± 3,86 80.56± 3,73
3 73.96± 3,44 74.07± 3,23 74.02± 3,21
4 74.07± 3,23 76.85± 3,73 75.46± 3,33
5 85.42± 3,82 65.74± 2,87 75.58± 3,38
6 79.63± 3,79 66.67± 2,84 73.15± 3,31
7 75.00± 3,26 67.59± 2,34 71.30± 3,35
Rerata± Sd 77.79± 3,75 72.24± 3,69 75.02± 3,03

Secara analisis ekonomi berupa bibit, pakan beserta vaksin dan


pendapatan dan atas investasi, dengan obat-obatan, listrik, dan tenaga kerja
cara usaha pembesaran bibit sumber sebagai biaya variabel. Pada unit
ayam untuk menghasilkan calon pembesaran bibit sumber
induk (pullet) sudah banyak menghaslkan calon induk (Pulet untuk
dilakukan oleh peternak. Menurut investasi sebesar Rp.86.260.000,-
Sudrajat dan Isyanto (2018a) bahwa, /tahun dan penyusutan dihtung
yang mempengaruhi keberhasilan berdsarkan saha sebesar
usaha ternak ayam adalah ketekunan Rp.65.760.000,-/tahun. Sistem
peternak, biaya produksi dan nilai jual pembibitan ayam lokal unggul
serta skala usaha. Menurut Balitbangtan di tingkat peternak
Nataamijaya, (2010), untuk sebagai inti setiap periode 6 bulan
menciptakan bibit unggul pada ayam terlihat pada Tabel 4.
lokal, diperlukan bahan pakan yang Tabel. 4, menunjukkan bahwa,
berkualitas baik, penyediaan obat- biaya tetap dilakukan dengan
obatan secara intensif, dan memperhatikan penyusutan atas umur
perhitungan biaya dapat disesuaikan bangunan kandang diasumsikan
dengan skala usaha peternak. Pada sekitar 10 tahun dan peralatan
unit produksi telur tetas untuk kandang per tahun. Biaya variabel atas
menghasilkan DOC komersial dengan bibit berdasarkan harga tingkat
melakukan investasi untuk lapang. Sedangkan pakan, vaksin dan
membangun kandang beserta obat-obatan dengan volume
peralatan dan sarana air bersih sebagai berdasarkan persyaratan teknis dan
biaya tetap. Untuk sarana produksi

79
Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan Vol. 22 No 2 Nopember 2019:73-83
eISSN: 2528 0805 pISSN: 1410 7791
DOI: https://doi.org/10.22437/jiiip.v22i2.8349

Tabel 4. Analisis pendapatan usaha ayam dengan cara pembesaran bibit di peternak
Jumlah biaya
Uraian Vol Harga
Investasi Penyusutan
A.Biaya Tetap 4,500,000
Kandang 8x12m2/unir 1 20,000,000 20,000,000 2,000,000
Peralatan kandang (tempat
50 100,000 5,000,000 2,500,000
minum dan pakan)/unit
B.Biaya Variabel 61,260,000
Bibit DOC un sex/ekor 1,000 7,500 7,500,000 7,500,000
Pakan (konsentrat, mineral,
vit) : DOC betina 0-24 6,600 5,500 36,300,000 36,300,000
minggu/kg
Pakan (konsentrat, mineral,
vit) : doc jantan 0-10 1,120 5,500 6,160,000 6,160,000
minggu/kg
Vaksin AI, ND dll/paket 1,000 2,000 2,000,000 2,000,000
Pemanas dan penerangan
1 300,000 300,000 300,000
listrik/unit
Tenaga kerja keluarga : 4 6 1,500,000 9,000,000 9,000,000
jam/hari (UMR = Rp
3.000.000/ bulan, 8 jam/hari)
(OB)
C.Pendapatan 69,920,000
Penjualan pullet dan pejantan
570 100,000 57,000,000 57,000,000
siap produksi (ekor)
Penjualan pejantan umur 10 380 34,000 12,920,000 12,920,000
minggu (ekor)
Keuntungan/periode 4,160,000
Keuntungan/bulan 693,333
Keuntungan/periode(%) 6.33
Keuntungan/bulan (%) 1.05
R/C 1.06

harga satuan sesuai tingkat lapang umur sekitar 10 minggu, dan dianggap
yang dikeluarkan. Waktu kerja sebagai ternak potong dengan harga
peternak dilakukan oleh satu orang sebesar Rp.34.000/kg. Total biaya atas
dengn waktu sekitar 4 jam/hari, biaya penyusutan dari biaya tetap dan
dengan upah sebesar biaya variabel sebesar Rp. 65.760.000.
Rp.3.000.000/bulan. Diperoleh dari Sedangkan pendapatan hasil usaha
penjualan pullet sebesar 95% siap pembesaran bibit sumber menjadi
produksi pada umur 24 minggu, pullet sebesar Rp.69.920,000,
dengan harga sebesar keuntungan yang diperoleh sebesar
Rp.100.000/ekor. Hasil penjualan Rp.4.160.000 atau sebesar
ayam jantan hasil seleksi negatif dan Rp.693.333/bulan.
tidak digunakan sebagai pejantan

80
Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan Vol. 22 No 2 Nopember 2019:73-83
eISSN: 2528 0805 pISSN: 1410 7791
DOI: https://doi.org/10.22437/jiiip.v22i2.8349
Persentasi tingkat keuntungan Balitbangtan rata-rata ayam KUB
atas biaya sebesar 6,33%/periode atau sebsar 39,79% dan SenSi sebesar
sebesar 1,05%/bulan dengan tingkat 28.05%. Mencapai puncak produksi
efisiensi R/C sebesar 1.06. Usaha ayam pada bulan ke-4 produksi masing-
kampung skala pemeliharaan 434 masing galur ayam KUB sebesar
ekor/periode, keuntungan peternak 57,64% dan ayam SenSi 41,01%.
sebesar Rp.180.000,-/ekor/periode, Sistem pembibitan ayam lokal unggul
R/C sebesaar 1.45 (Loing dan Balitbangtan melalui unit penetasan
Makalew 2016). Hasil penelitian telur pada minggu ke 7 baik untuk
Wiranata et al., (2017) usaha ayam ayam KUB sebesar. 77.79± 3,75 ayam
kampung super selama 5 periode SenSi sebesar 72.24± 3,69. Keuntungan
keuntungan peternak sebesar peternak sebesar Rp.4.160.000 atau
Rp157.102.481,00/tahun atau sebesar sebesar Rp.693,333,-/bulan. Persentasi
Rp.3.630,-/ekor dengan R/C sebesar tingkat keuntungan atas biaya sebesar
1,18. Hasil penelitan Rasyid dan 6,33%/periode atau sebesar
Sofyan (2014) usaha ayam buras 1,05%/bulan dengan tingkat efisiensi
dengan skala pemeliharaan antara 100- R/C sebesar 1,06. Peternak sebagai
300 ekor keuntungan peternak sebesar mitra berpeluang untuk terciptanya
Rp.1.077.500 dan Rp.4.047.500 dengan sistem kawasan peternakan ayam lolal
R/C sebesar 1.51 dan 1.37. Usaha unggul Balitbangtan secara
ayam kampung dengan skala berkelanjutan
pemeliharaan 1.369 ekor dengan cara
pembesaran selama 2-3 bulan peternak Daftar Pustaka
keuntungan peternak sebesar Amri, K. Saeful, S. Wahyining dan
Rp.15.485.617/periode (Istikomah et E.Subekti. 2017. Analisis
al., (2016). Kemitraan usaha ayam lokal kelayakan usaha ayam broiler
unggul peternak inti sebagai penyedia pola inti-plasma(Studfi
bibit DOC final stock 1000 DOC setiap kasuspeternak plasma PT
minggu sebanyak 10 orang anggota Mustika di Kecamatan Boka
peternak sebagai plasma. Selama kabupaten Kendal) . Mediargo,
periode 10-12 minggu peternak plasma Jurnal Ilmu-ilmu Peternakan
ke-1 sudah bisa memulai pembesaran Oktober 2017, 13(2):78-86.
pada periode ke-2. Kolaborasi antara
inti sebagai pembibitan dengan 10 Dinas Peternakan Kabupaten
peternak sebagai plasma pembesaran Sukabumi Propinsi Jawa Barat.
dengan kapasitas 1000 ekor. Dalam 2018, Kawasan agribisnis
satu kawasan peternakan rakyat secara berbasis peternakan, Laporan
kecil tersedia 10.0000 ekor populasi tahunan, Desember 2018
ayam lokal unggul sebagai kolaborasi
usaha. Hasnelly, Z., T. Sartika. S. Iskandar
2015. Kinerja Ayam Lokal Sentul
Hasil Seleksi Sebagai Calon
Kesimpulan Galur Penjantan. Prosiding
Dari hasil penelitian dapat Seminar Unggas Lokal. Peran
disimpulkan bahwa, produksi dan Unggas Lokal dalam Menunjang
produktivitas ayam lokal unggul Industri Perunggasan di

81
Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan Vol. 22 No 2 Nopember 2019:73-83
eISSN: 2528 0805 pISSN: 1410 7791
DOI: https://doi.org/10.22437/jiiip.v22i2.8349
Indonesia. Fakultas Peternakan Ternak, Badan Litbang
dan Pertanian Universitas Pertanian.
Diponegoro. Semarang, 18
November 2015. Nataamijaya, A.Gozali. 2010.
Pengembangan potensi ayam
Loing, C. Jeane dan A. lokal untuk menunjang
Makalew.2016.Analisis finansial peningkatan kesejahteraan
usaha ternak ayam kampung di petani, Jurnal Litbang Pertanian,
kecamatan kawangkoan 29(4):131-138.
kawasan agropolitan Kabupaten
Minahasa Jurnal LPPM Bidang Rosganda, E dan S. Rusdiana . 2012.
Sains dan Teknologi, Mei 2016, Peluang usaha ternak ayam
3(1): 51-56 kampung dan manajemen
usaha pada petani di pedesaan.
Iskandar, S. 2012. Panduan Pros. Seminar Nasinal Unggal
pelaksanaan pengembangan Lokal, Jakarta 4 Nopember
ayam KUB, Edisi khusus untuk 2012, hal. 104-109
pengembangan di 10 propinsi
Balai Penelitian Ternak Rasyid,T. Giling dan Sofyan.N.
Kasim.2014. Analisis pendapatan
Iskandar S., Sartika T., Hasnelly Z., usaha peternakan ayam buras
Gunawan B. 2016. Naskah ilmiah pedagingdi Desa Bungungloe
pelepasan galur ayam lokal Kecamatan Turatea Kabupaten
pedaging SenSi Abu dan SenSi Jeneponto, JIIP, Juni 2014,
Putih. Badan Penelitian dan 1(2):58-167
Pengembangan Pertanian. Balai
Penelitian Ternak. Ciawi. Bogor Rusdiana,S., Iskandar.S. Tike. S., dan
Tatan. K. 2015. Profil usahatani
Isyanto, A.Y., Sudrajat, S.dan kelompok peternak Ayam
Iskandar,M. 2016. Strategi Pelung di Kabupaten Cianjur,
pengembangan ayam Sentul di Prosding Seminar Nasioal
Kabupaten Ciamis.Mimbar Teknologi Peternakan dan
Agribisnis, 3(1): 1-12 Veteriner, Jakarta 8-9 Oktober
2015, hal: 557-563
Istikomah, Imam Suhadi dan Marhani.
2016. Analisis pendapatan dan Sartika T, Desmayati, S. Iskandar, H.
elastilitas produksi usaha ternak R. Resnawati, A. R. Setioko,
ayam kampung pedaging Sumanto, A. P. Sinurat, Isbandi,
intensif di Kecamatan Sangata B. Tiesnamurti, dan E. Romjali.
Utara dan Bengalon, Kabupaten 2013. Ayam KUB-1, IAARD Press
Kutai Timur. Jurnal Pertanan Badan Penelitian dan
Terpadu, Mei 2016 6(1):98-109. Pengembangan Pertanian
Kementerian Pertanian. Jakarta
Iskandar, S. 2017. Sentul terseleksi
ayam pedaging unggul. Bahan Sartika, T., S Iskandar, H. Zaenal. 2014.
Konferensi Pers. Balai Penelitian Seleksi galur betina ayam KUB

82
Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan Vol. 22 No 2 Nopember 2019:73-83
eISSN: 2528 0805 pISSN: 1410 7791
DOI: https://doi.org/10.22437/jiiip.v22i2.8349
calon GP (Grand Parent).
Laporan Penelitian Balai
Penelitian Ternak No. Protokol :
1806.010.003/F-02/APBN-2014.

Sudrajat, S. dan Agus.Y.Isyanto, 2018a.


Faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap pendapatan usaha
ternak ayam sentul di
Kabupaten Ciamis Mimbar
Agribisnis, Mei 2018, 4(1):70-83.

Sudrajat.S dan Agus.Y.Isyanto. 2018b.


Keragaan peternakan ayam
sentul di kabupaten ciamis,
mimbar agribisnis Jurnal
Pemikiran Masyarakat Ilmiah
Berwawasan Agribisnis. 2018.
4(2): 237-253

Wiranata.M. Ardi., Sanyoto, Joko


Irsan. dan Hariadi Subagja.
2017.Analisis profitabilitas usaha
peternakanayam kampung
super di Kabupaten Jember.
Jurnal Ilmu Peternakan Terapan,
Oktober 2017, 1(1):31

83

Anda mungkin juga menyukai