Anda di halaman 1dari 11

e-ISSN :2581-0227

Terakreditasi Peringkat 5
Kementrian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional
No 85/M/KPT/2020
JAS Jurnal Agri Sains, Vol. 6 No. 1, (Juni 2022) http://ojs.umb-bungo.ac.id/index.php/JAS/index

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHA


TERNAK AYAM PETELUR DI KECAMATAN KAJANG
KABUPATEN BULUKUMBA

ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING INCOME FROM LAYING HENS IN KAJANG


DISTRICT, BULUKUMBA REGENCY

Andi Amran Asriadi, Firmansyah, Nailah Husain


Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Makassar Jalan
Sultan Alauddin No.259. Kota Makassar
a.amranasriadi@unismuh.ac.id

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
pendapatan usaha ternak ayam petelur di Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Populasi adalah peternak ayam
petelur di Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba. Pengambilan sampel dilakukan dengan
cara sensus metode dan jumlah responden 30 orang dengan menggunakan kuantitatif dengan
pendekatan deskriptif dan teknik analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian
menjelaskan bahwa jumlah biaya total yang dikeluarkan oleh peternak ayam rata-rata sebesar
Rp. 114.591.970. Jumlah penerimaan rata-rata sebesar Rp. 106.286.524. Jumlah pendapatan
peternak rata-rata sebesar Rp. 8.305.446. Adapun faktor-faktor yang meliputi modal, harga
telur ayam, jumlah ayam ternak secara bersama-sama mempengaruhi hasil pendapatan usaha
ayam petelur. Sedangkan produksi telur, luas lahan dan tenaga kerja tidak berpengaruh
terhadap hasil pendapatan usaha ayam petelur.

Kata Kunci: Faktor-Faktor, Pendapatan Ternak Ayam

ABSTRACT

The purpose of the study was to determine the factors that influenced the income from
laying hens in Kajang District, Bulukumba Regency. The method used in the research was a
survey method. The populations were chicken farmers in Kajang District, Bulukumba
Regency. Sampling was carried out by means of the census method and a number of
respondents were 30 people using a quantitative-descriptive approach and a multiple linear
regression analysis technique. The results of the study explained that the total cost incurred
by chicken farmers was an average of IDR. 114,591,970. The average amount of revenue was
IDR. 106,286,524. The average farmer's income was IDR. 8,305,446. The factors which
included capital, price of chicken eggs, number from farmed chickens together affected the
income of laying hens. Meanwhile, egg production, land area, and labor did not affect the
income of laying hens.

Keywords: Factors, Income, Laying Hens

PENDAHULUAN terhadap pendapatan peternak telur itu


Usaha ayam petelur merupakan sendiri. Untuk meningkatkan kemajuan
usaha yang mempunyai sifat maju, yang dalam bidang peternakan khususnya ayam
secara selektif guna meningkatkan produksi petelur maka perlu adanya peningkatan
73

serta perbaikan teknologi diantaranya petelur jenis ini memiliki ukuran badan
perbaikan kandang, bibit unggul, sanitasi sedang, jumlah telur banyak dan besar-
dan vaksinasi serta pakan yang berkualitas besar, dalam satu kelompok ayam ada yang
merupakan langkah awal untuk menunjang suka mengeram. Ayam ini dikenal sebagai
kemajuan peternakan ayam petelur. Adapun ayam petelur tipe dua guna,awalnya
tujuan yang ingin dicapai peternak yaitu digunakan untuk penghasil telur dan setelah
untuk mencukupi kebutuhan makanan diafkir dapat dijual sebagai ayam pedaging
bergizi pada sektor rumah tangga yang (Rasyaf, 1996).
dilakukan oleh pihak konsumen. Adapun Salah satu jenis usaha pada sub-
tujuan yang ingin dicapai oleh pihak sektor peternakan adalah usaha
peternak yaitu untuk mendapatkan peternakan ayam petelur yang bertujuan
keuntungan yang lebih banyak serta untuk untuk memenuhi permintaan telur ayam
memenuhi kebutuhan hidup dalam yang semakin meningkat dari tahun ke
meningkatkan usaha yang dijalankannya tahun, jika melihat kecenderungan dari
(Maulana dkk., 2017). Perkembangan pertambahan jumlah penduduk, kesadaran
industri peternakan memiliki peranan gizi dan pendapatan. Dari sisi permintaan,
penting yaitu produksi protein hewani saat ini produksi telur ayam ras baru
seperti telur, daging, dan lain-lain yang mencukupi kebutuhan pasar dalam negeri
digunakan untuk memenuhi kebutuhan gizi sebesar 65%, sisanya dipenuhi dari telur
masyarakat. Ayam petelur merupakan ayam kampung, itik, dan puyuh. Dari sisi
kelompok ras unggul dan hibrida dari jenis penawaran, kapasitas produksi peternakan
ayam penghasil daging dan telur yang ayam ras petelur di Indonesia masih belum
berdaya hasil tinggi di masyarakat (Rembet, mencapai kapasitas produksi yang
2013). diperlukan (Abidin, 2003). Hal ini terlihat
Ayam ras petelur merupakan salah dari masih banyaknya perusahaan
satu usaha peternakan yang memiliki pembibitan, pakan ternak, dan obat- obatan
peluang yang besar karena potensi pasarnya yang masih berproduksi dibawah kapasitas
yang cukup baik di dalam negeri. Peternak terpasang. Artinya, prospek pengembangan
rakyat yang bergerak pada usaha peternakan ayam petelur masih terbuka.
ayam ras petelur sebesar 82,4%. Peternakan Produksi adalah kegiatan untuk
rakyat perlu mendapatkan perhatian dan mengetahui penambahan manfaat atau
dorongan agar terus mengembangkan penciptaan faedah, bentuk, waktu dan
usahanya sehingga dapat memberikan tempat atas faktor-faktor produksi yang
kontribusi, bukan hanya pada peternak dan bermanfaat bagi pemenuhan konsumen
konsumen tetapi juga pada perekonomian (Sukanto Reksohadiprojo, 2000). Faktor
nasional (Halim et al, 2007). Ayam petelur produksi merupakan elemen dasar yang
adalah ayam yang dipeliharan dengan harus dipenuhi dalam menjalankan suatu
tujuan menghasilkan telur. Dari jajaran usaha (Tessa Prastika dan Sutrisna, 2015).
bangsa ayam ini, hanya ayam ras petelur Disamping prinsip-prinsip ekonomi
saja yang mampu memenuhi kriteria ini. manajemen (ekonomi mikro), sebuah
Ayam ras petelur dapat dibagi dua perusahaan juga dipengaruhi oleh situasi
berdasarkan warna bulu dan warna kulit ekonomi makro. Krisis ekonomi yang
telur. Pertama, ayam petelur putih yang melanda Indonesia hampir satu dekade
berbulu dan telurnya berwarna putih. Ayam terakhir ini sangat mempengaruhi sektor
dengan tubuh yang ramping, mata bersinar riil, termasuk usaha peternakan ayam ras
tajam, dan jengger tunggal berwarna merah petelur. Hal ini dirasakan oleh peternak
darah. Ayam petelur mampu produksi dengan semakin besarnya biaya produksi
banyak dan dikenal sebagai ayam ras tipe yang harus dikeluarkan akibat
petelur unggul. Kedua, ayam ras berbulu meningkatnya biaya faktor-faktor produksi,
dan warna kerabangnya cokelat. Ayam seperti naiknya harga pakan serta obat-
Jurnal Agri Sains, Vol. 6 No. 1, (Juni 2022) 74

obatan dan vaksin (Rasyaf, 2003). produksi yang tidak optimal. Faktor
Kombinasi penggunaan faktor-faktor produksi terdiri dari modal, produksi telur,
produksi diusahakan sedemikian rupa agar luas lahan, harga telur, jumlah ayam ternak,
dalam jumlah tertentu menghasilkan dan tenaga kerja. Tujuan penelitian ini
produksi maksimum dan keuntungan untuk menganalisis faktor-faktor yang
tertinggi. Tersedianya faktor produksi mempengaruhi pendapatan peternak ayam
belum berarti produktifitas telur yang petelur di Kecamatan Kajang Kabupaten
diperoleh petenak akan tinggi. Namun Bulukumbu.
bagaimana peternak melakukan usahanya
secara efisien adalah upaya yang sangat METODE PENELITIAN
penting. Peternak harus dapat Penelitian ini dilaksanakan dengan
mengkombinasikan antara faktor produksi metode survey dengan melakukan observasi
seperti kandang, pakan, tenaga kerja, dan wawancara langsung kepada responden
vaksin, obat dan vitamin, dan bibit untuk dengan menggunakan kuesioner yang telah
memperoleh produksi yang maksimal. dipersiapkan. Responden yang digunakan
Faktor produksi tersebut merupakan input sebanyak 30 peternak ayam petelur di
agar bisa menghasilkan output (Yunus, Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba.
2009). Sumber data dalam penelitian ini
Kabupaten Bulukumba merupakan meliputi data primer dan sekunder. Data
daerah penghasil telur yang cukup primer dikumpulkan melalui wawancara
potensial, karena kondisi alamnya yang langsung dengan peternak ayam petelur
sangat mendukung. Pelaku usaha yang ada responden yang dibantu dengan daftar
di Bulukumba sebanyak 464. Populasi pertanyaan (kuesioner) yang telah
unggas petelur sebanyak 1.135.695 ekor disediakan. Sedangkan data sekunder
(Dinas Peternakan, 2021). Kecamatan dikumpulkan dari instansi-instansi
Kajang merupakan salah satu sentra usaha pemerintah terkait. Metode pengolahan
ayam petelur yang ada di Kabupaten data dilakukan secara kuantitatif. Analisis
Bulukumba dengan jumlah peternak secara kuantitatif dilakukan berkenaan
sebanyak 173 orang dengan populasi dengan analisis data yang digunakan dalam
380.050 ekor per tahun berdasarkan data penelitian ini adalah sebagai berikut :
Peternakan dan Kesehatan Hewan
Kabupaten Bulukumba 2021. Demikian a. Biaya Total / Total Cost
pula pada usaha peternakan ayam petelur, Analisa data untuk biaya total
semakin tinggi pendapatan maka dapat di dihitung berdasarkan rumus penghitungan
katakana pengusaha tersebut sukses dalam biaya total Rosyidi (2001), yaitu sebagai
menjalankan usahanya. Memperoleh berikut:
pendapatan yang tinggi bukalah suatu hal TC = TFC + TVC
yang mudah dalam usaha peternakan ayam Dimana:
petelur, karena dalam usaha ini adanya TC = Total Cost/Biaya Total (Rp
kendala-kendala yang mungkin timbul TFC = Total Fixed Cost/Biaya TetapTotal
dalam proses budidaya sampai pada saat (Rp)
produksi yang siap untuk di pasarkan, selain TVC = Total Variabel Cost/Biaya Variabel
itu pendapatan yang diperoleh peternak Total (Rp)
sangat dipengaruhi atau ditentukan oleh
besarnya biaya. b. Total Penerimaan / Total Revenue
Dari pemaparan tersebut dapat Besarnya total jumlah penerimaan
diambil rumusan masalah bahwa rendahnya (TR) dihitung berdasarkan jumlah produksi
produksi ayam petelur di Kabupaten telur dalam satu kali proses produksi dikali
Bulukumba diduga salah satunya dengan harga telur saat itu (Soekartawi,
disebabkan oleh penggunaan faktor-faktor
75

2003). Rumus yang digunakan untuk Pengujian hipotesis terhadap faktor-


menghitung peneriman yaitu: faktor yang mempengaruhi pendapatan
TR = Q x P usaha peternakan ayam dapat dilakukan
Dimana: secara simultan dengan uji F, sedangkan
TR = Total Revenue/ Total Penerimaan sebagian dengan uji t dengan deskripsi
(Rp) sebagai berikut:
Q = Quantity/Jumlah (Rp) a. Pengujian simultan dilakukan dengan
P = Price/Harga (Rp) menggunakan uji F. Pengujian
dilakukan pada asumsi berikut:
c. Pendapatan H0: 1 = 2 = ... = i = 0 Hipotesis
Besarnya pendapatan dihitung dari diterima jika nilai statistik F-hitung
besarnya penerimaan dikurangi besarnya lebih kecil atau sama dengan F-tabel,
biaya yang dikeluarkan (Soekartawi, 2002). yang menunjukkan bahwa variabel
π = TR - TC independen secara bersamaan tidak
Dimana: berpengaruh signifikan terhadap
π = Pendapatan variabel dependen. Jika nilai statistik
TR = Penerimaan total (Total Revenue) Fhitung lebih besar dari F-tabel, maka
TC = Biaya total (Total Cost) hipotesis ditolak yang menunjukkan
bahwa variabel independen secara
d. Analisis Regresi Linier Berganda simultan mempunyai pengaruh yang
Regresi linear berganda merupakan signifikan terhadap variabel dependen.
model regresi yang melibatkan lebih dari b. Pengujian parsial dilakukan dengan
satu variabel independen. Analisis regresi menggunakan uji-t. Pengujian dilakukan
linear berganda dilakukan untuk dengan asumsi:
mengetahui arah dan seberapa besar H0: i = 0
pengaruh variabel independen terhadap Hipotesis diterima jika nilai statistik t-
variabel dependen (Ghozali, 2018) Bentuk hitung lebih kecil atau sama dengan t-
umum persamaan regresi linier berganda tabel, yang menunjukkan bahwa
adalah (Nata Wirawan, 2002) yaitu: variabel independen secara parsial tidak
Y = α+ β1X1+ β2X2+ β3X3 + β4X4+ berpengaruh signifikan terhadap
β5X5+ β6X6μi...........(1) variabel dependen. Jika nilai statistik t-
Dimana: hitung lebih besar dari t-tabel, maka
Y = Pendapatan hipotesis ditolak yang menunjukkan
a = Nilai Konstan bahwa secara parsial variabel
X1 = Modal independen berpengaruh signifikan
X2 = Produksi Telur terhadap variabel dependen.
X3 = Luas Lahan
X4 = Harga Telur Ayam HASIL dan PEMBAHASAN
X5 = Jumlah Ayam Ternak Pendapatan Usaha Ternak Ayam
X6 = Tenaga Kerja Pendapatan usaha ternak ayam
β1 = Koefisien Regresi dari Modal (X1) diperoleh dengan menghitung besarnya
β2 = Koefisien Regresi dari Produksi(X2) penerimaan dari usaha ternak ayam
β3= Koefisien Regresi dari Luas Lahan(X3) dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan
β4 = Koefisien Regresi dari Harga Telur selama proses produksi. Hasil analisis
Ayam Buras(X4) selengkapnya mengenai perhitungan
β5 = Koefisien Regresi dari Jumlah Ayam pendapatan usaha ternak ayam dapat dilihat
Ternak (X5) pada Tabel 1:
β6 = Koefisien Regresi dari Tenaga Kerja
(X6)
μ = eror
Jurnal Agri Sains, Vol. 6 No. 1, (Juni 2022) 76

Tabel 1. Pendapatan Usaha Ternak Ayam seberapa jauh suatu usaha peternakan telah
N Uraian Satuan Jumlah berhasil (Rasyaf ,2002).
o (Rp) Penelitian Isyanto, dkk. (2017)
1. Biaya Tetap Rp 3.806.760 menunjukkan bahwa strategi pengembangan
- Pembelian Rp 1.422.527 ayam Sentul di Kabupaten Ciamis antara
Pipa Rp 2.139.167 lain dengan: (1) Peningkatan jumlah
- Penampung Rp 68.333 kepemilikan ayam Sentul per peternak
an Air Rp 155.333 melalui skema kredit program, dan (2)
- Kerang Air Rp 21.400 Pemberian subsidi produksi untuk
- Bolan menjamin kelangsungan produksi agar
Lampu usaha ternak ayam Sentul tidak terpengaruh
- Pajak PBB secara signifikan oleh fluktuasi harga sarana
2. Biaya Rp 110.785.21 produksi. Hasil penelitian pendapatan yang
Variabel 0 diperoleh dari usaha peternakan ayam
- Bibit Ayam Rp 103.036.66 petelur di Desa potoya Kecamatan Dolo
(DOC) Rp 7 Kabupaten Sigi sebesar Rp. 1.880.725.200
- Pakan Rp 7.353.333 (Aida, M. N. A.,2015).
- Obat- Rp 239.867
Obatan dan 155.333 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Vaksin Pendapatan Peternak Ayam Ras Petelur
- Tenaga Berdasarkan hasil dari penelitian
Kerja terdapat beberapa faktor-faktor yang
3 Penerimaan Rp 106.286.52 mempengaruhi pendapatan usaha
4 peternakan ayam petelur di Kecamatan
- Jumlah Ekor 2483,33 Kajang Kabupaten Bulukumbu. Model
Ayam Rp/Eko 42.800 analisis yang digunakan untuk mengetahui
- Harga Jual r faktor-faktor yang mempengaruhi produksi
4. Pendapatan Rp 8.305.446 ayam petelur dengan menggunakan model
Sumber: Analisis Data Primer, 2022 regresi linear berganda. Adapun faktor-
faktor yang dianalisis, antara lain: Modal
Tabel 1 menjelaskan bahwa (X1), Produksi Telur (X2), Luas Lahan
pendapatan yang diterima usaha ayam (X3), Harga Telur Ayam (X4), Jumlah
petelur penerimaan yang diperoleh dalam Ayam Ternak (X5), Jumlah Tenaga Kerja
panen sebesar Rp. 106.286.524 dan di (X6).
perlukan biaya variable Rp. 110.785.210 Analisis faktor-faktor yang
dan biaya tetap sebesar Rp. 3.806.760. mempengaruhi pendapatan usaha
Sehingga keuntungan usaha ayam petelur peternakan ayam petelur dapat dilakukan
sebesar Rp. 8.305.446. Hal ini analisis dengan menggunakan analisis regresi linier
pendapatan sangat penting untuk mengukur berganda, uji normalitas, uji koefisien
profitabilitas usaha ayam petelur. determinasi (R2), uji regresi secara
Profitabilitas dicerminkan dalam persentase serempak (uji F), uji regresi secara
yang diperoleh dari pendapatan bersih individual (uji t), uji multikolinearitas, dan
dibagi dengan total biaya produksi. uji heteroskedastisitas. Pengolahan data
Mulyono et al., (2017) menyatakan bahwa dilakukan dengan menggunakan program
profitabilitas merupakan ukuran relatif aplikasi statistik SPSS. Berdasarkan hasil
terhadap laba bersih yang diperoleh dari analisis dengan menggunakan program
sejumlah modal yang ditanam dalam satuan aplikasi statistik SPSS tersebut diperoleh
persen. Secara teori besarnya pendapatan suatu model yang dapat menjelaskan
dari usaha ternak merupakan salah satu pengaruh antara variabel dependen, yaitu
pengukur yang penting untuk mengetahui pendapatan ayam petelur dengan
77

variabel independen yang pengamatan ke pengamatan yang lain


mempengaruhinya. dalam model regresi. Jika varians dari
residual satu pengamatan ke pengamatan
1. Hasil Uji Normalitas yang lain tetap, maka disebut
Hasil uji asumsi normalitas homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
residual model pendapatan ayam ras heteroskedastisitas. Model regresi yang
petelur dengan menggunakan Uji One baik adalah yang homoskedastisitas atau
Sample Kolmogorov-Smirnov (OSKS) tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk
menunjukan bahwa nilai signifikansi lebih jelas lihat pada gambar 1 sebagai
Kolmogorov Smirnov sebesar 0,200 berikut:
seperti yang terlihat pada Tabel 2 sebagai
berikut:
Tabel 2. Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov
Test
Unstandardi
zed
Residual
N 30
Normal Mean .0000000 Gambar 1. Hasil Uji Heteroskedastisitas
a,
Parameters Std. 1030100
b Hasil Uji Heteroskedastisitas
Deviation 6.045460
Gambar 1 diatas menjelaskan
92 bahwa hasil uji asumsi heteroskedastisitas
Most Absolute .104 dengan menggunakan metode grafik pada
Extreme Positive .066 pola titik-titik varians residual menyebar
Differences Negative -.104 dan tidak membentuk pola yang jelas dan
Test Statistic .104 sistematis. Hal ini berkriteria tersebut
maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
Asymp. Sig. (2-tailed) .200
gejala heteroskedastisitas dalam model
a. Test distribution is Normal.
regresi tersebut.
b. Calculated from data.
2. Uji Multikolinearitas
Tabel 2 diatas menjelaskan bahwa
Uji multikolinearitas ini bertujuan
nilai signifikansi Kolmogorov Smirnov
untuk menunjukkan adanya hubungan
(0,200) > α (0,05) disimpulkan bahwa H0
linier di antara variabel independen dalam
diterima, H1 ditolak. Artinya tidak ada
model regresi tersebut. Indikator
perbedaan antara data dari hasil observasi
pendeteksi ada tidaknya multikolinearitas
dengan data distribusi normal. Data
adalah dengan melihat nilai Toleransi
residual model berdistribusi normal dan
(Tolerance) dan nilai VIF (Variance
model regresi linear berganda pendapatan
Inflation Factor). Dengan kriteria jika nilai
ayam ras petelur memenuhi asumsi
Toleransi <0,10 dan nilai VIF> 10 maka
normalitas.
akan terjadi multikolinearitas, sedangkan
jika nilai Toleransi >0,10 dan nilai VIF<
1. Uji Heteroskedastisitas
10 maka tidak terjadi multikolinearitas.
Uji asumsi heteroskedastisitas
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
bertujuan untuk menguji apakah terjadi
Tabel 3 sebagai berikut:
ketidaksamaan varians dari residual satu
Jurnal Agri Sains, Vol. 6 No. 1, (Juni 2022) 78

Tabel 3. Uji Multikolinearitas


Coefficientsa
Model Unstandardized Standardize Collinearity
Coefficients d Statistics
Coefficients
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant 12499921 13823162
)
X1 1.041 .096 .789 .412 2.427
X2 5.498 4465 .080 .512 1.953
X3 1974248 9285427 .012 .736 1.359
X4 38933 3526 .628 .668 1.498
X5 53297 5079 .702 .483 2.071
X6 2748793 3116677 .050 .683 1.464
a. Dependent Variable: Y

Tabel 3 diatas menjelaskan bahwa 3. Uji F (Uji Regresi Secara Serempak)


masing-masing dependent varians antara Uji F pada dasarnya menunjukkan
lain: modal (X1), produksi telur (X2), luas bahwa apakah semua variabel independen
lahan (X3), harga telur ayam (X4), jumlah yang dimasukkan dalam model mempunyai
ayam ternak (X5), jumlah tenaga kerja pengaruh yang secara bersama-sama
(X6). Hal tersebut variabel bebas memiliki terhadap variabel dependen. Keseluruhan
nilai Toleransi >0,10 dan nilai VIF< 10, variabel independent dikatakan memiliki
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak pengaruh secara bersama-sama terhadap
terjadi multikolinearitas di antara variabel variabel dependen apabila nilai dari F
independen. hitung lebih besar dari tingkat kesalahan.

Tabel 4. Hasil Uji F (Uji Regresi Secara Serempak)


ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 5878E16 6 9.797E+15 73.223 .000b
Residual 3077E16 23 1.338E+15
Total 6186E16 29
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X6, X1, X4, X3, X2, X5

Tabel 4 diatas menjelaskan bahwa signifikan terhadap variabel dependent


nilai signifikansi F sebesar 0,000. Nilai pendapatan ayam ras petelur (Y).
signifikansi uji F lebih kecil dibandingkan
0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 4. Uji Koefisien Determinasi (R2)
diterima dan H0 ditolak artinya secara Uji koefisien determinasi dilakukan
bersama-sama variabel bebas independen untuk mengetahui besarnya proporsi
secara keseluruhan dapat dikatakan pengaruh variabel-variabel bebas terhadap
signifikan. Dengan demikian, secara variabel terikat yang ditunjukkan oleh
serentak atau bersama-sama variabel koefisien determinasi yang telah
independen yang terdiri dari modal (X1), disesuaikan dan dinyatakan dalam
produksi telur (X2), luas lahan (X3), harga persentase. Untuk mengetahui besarnya
telur ayam (X4), jumlah ayam ternak (X5), proporsi pengaruh variabel-variabel bebas
jumlah tenaga kerja (X6) berpengaruh
79

terhadap variabel terikat dapat pada Tabel 5 sebagai berikut:

Tabel 5. Uji Koefisien Determinasi (R2)


Model Summaryb
Model R R Adjusted R Std. Error of the
Square Square Estimate
1 .975a .950 .937 11566839.862
a. Predictors: (Constant),
X6, X1, X4, X3, X2, X5
b. Dependent Variable: Y
dipengaruhi oleh variabel-variabel lain di
Tabel 5 diatas menjelaskan bahwa luar model. Dalam model regresi ini, nilai
hasil uji koefisien determinasi menunjukkan R2 relatif tinggi karena penelitiannya
nilai R2 dari model regresi adalah 0.937. menggunakan data primer, sehingga
Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan memiliki nilai R2 yang cenderung tinggi.
variabel independent secara bersama-sama
dapat menjelaskan varian variabel dependen 5. Uji t (Uji Regresi Secara Individual)
sebesar 93,7%. Perolehan nilai koefisien Hasil Uji t pada dasarnya
determinasi (R2) sebesar 93,7%, artinya menujukkan bahwa seberapa jauh pengaruh
bahwa variabel independen dalam model suatu variabel independen secara individual
ini, yaitu modal (X1), produksi telur (X2), terhadap variabel dependen. Variabel
luas lahan (X3), harga telur ayam (X4), independen dianggap memiliki pengaruh
jumlah ayam ternak (X5), jumlah tenaga terhadap variabel dependen apabila nilai
kerja (X6) mampu menjelaskan terhadap signifikansi lebih kecil dari tingkat
variasi dari variabel dependen, yaitu kesalahan (0.05) terlihat pada Tabel 6
pendapatan ayam ras petelur sebesar 93,7% sebagai berikut:
persen. Sedangkan sisanya sebesar 6,3%

Tabel 6. Uji t (Uji Regresi Secara Individual)


Coefficientsa
Standardiz
Unstandardized
ed
Model Coefficients t Sig. Ket.
Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1249992 1382316 .904 .375
1 2
X1 1.041 .096 .789 10.894 .000 Signifikan
X2 5498 4465 .080 1.231 .231 Tidak Signifikan
X3 1974248 9285427 .012 .213 .833 Tidak Signifikan
X4 38933 3526 .628 11.040 .000 Signifikan
X5 53297 5079 .702 10.493 .000 Signifikan
X6 2748793 3116677 .050 .882 .387 Tidak Signifikan
a. Dependent Variable: Y
persamaan linier berganda dapat disusun
Tabel 6 diatas menjelaskan bahwa sebagai berikut:
pengujian koefisien regresi pada model
Jurnal Agri Sains, Vol. 6 No. 1, (Juni 2022) 80

LnŶi = 12499921+1041X1+5498 X2 + telur ayam sebesar 5.498% jika variabel


1974248X3+38933X4+53297X independen lain dianggap konstan.
5+ 2748793 X6 + ε
3. Variabel Luas Lahan (X3)
Tabel 6 diatas menjelaskan bahwa Pengujian terhadap variabel
nilai koefisien regresi masing-masing produksi telur (X2) memiliki nilai
variabel bebas modal (X1), harga telur siginifikan 0,833 lebih besar dari 0,05
ayam (X4), jumlah ayam ternak (X5) maka pengujian bahwa H1 ditolak dan H0
bernilai positif dan variabel produksi telur diterima, maka varibel X3 dinyatakan
(X2), luas lahan (X3), dan jumlah tenaga tidak signifikan dan tidak berpengaruh
kerja (X6) bernilai negatif. Tiga variabel terhadap pendapatan telur ayam (Y).
mempunyai nilai signifikan kecil dari 0,05. Berdasarkan hasil regresi, diperoleh
Sedangkan tiga varibel bebas mempunyai koefisien regresi untuk luas lahan sebesar
signifikan lebih besar dari 0,05 yaitu 0,833. Hal ini berarti hubungan negative
produksi telur (X2), luas lahan (X3), dan antara produksi dengan pendapatan telur
jumlah tenaga kerja (X6). ayam artinya setiap terjadi peningkatan
rata-rata luas lahan sebesar 1% akan
1. Variabel Modal (X1) menaikkan pendapatan telur ayam sebesar
Pengujian terhadap variabel modal 1,833% jika variabel independen lain
(X1) memiliki nilai siginifikan 0,000 lebih dianggap konstan.
kecil dari 0,05 maka pengujian bahwa H1
diterima dan H0 ditolak. Maka variabel X1 4. Variabel Harga Telur Ayam (X4)
dinyatakan signifikan hasil berpengaruh Pengujian terhadap variabel harga
positif dan signifikan terhadap pendapatan telur (X4) memiliki nilai siginifikan 0,000
peternak telur ayam. Berdasarkan hasil lebih kecil dari 0,05 maka pengujian
regresi, diperoleh koefisien regresi untuk bahwa H1 diterima dan H0 ditolak. Maka
variabel modal sebesar 1,041. Hal ini variabel X4 dinyatakan signifikan hasil
berarti terdapat hubungan positif antara berpengaruh positif dan signifikan
variabel biaya modal dengan pendapatan terhadap pendapatan peternak telur ayam.
telur ayam, yang artinya setiap terjadi Berdasarkan hasil regresi, diperoleh
peningkatan rata-rata biaya modal sebesar koefisien regresi untuk variabel harga telur
1%, maka akan meningkatkan pendapatan sebesar 38.933. Hal ini berarti terdapat
telur ayam sebesar 1,041%. hubungan positif antara variabel harga
dengan pendapatan telur ayam, yang
2. Variabel Produksi Telur (X2) artinya setiap terjadi peningkatan rata-rata
Pengujian terhadap variabel harga telur sebesar 1%, maka akan
produksi telur (X2) memiliki nilai meningkatkan pendapatan telur ayam
siginifikan 0,231 lebih besar dari 0,05 sebesar 39,933%.
maka pengujian bahwa H1 ditolak dan H0
diterima, maka varibel X2 dinyatakan 5. Variabel Jumlah Ayam Ternak (X5)
tidak signifikan dan tidak berpengaruh Pengujian terhadap variabel jumlah
terhadap pendapatan telur ayam (Y). ayam ternak (X5) memiliki nilai
Berdasarkan hasil regresi, diperoleh siginifikan 0,000 lebih kecil dari 0,05
koefisien regresi untuk produksi telur maka pengujian bahwa H1 diterima dan
sebesar 5.498. Hal ini berarti hubungan H0 ditolak. Maka variabel X5 dinyatakan
negative antara produksi dengan signifikan hasil berpengaruh positif dan
pendapatan telur ayam artinya setiap signifikan terhadap pendapatan peternak
terjadi peningkatan rata-rata produksi telur telur ayam. Berdasarkan hasil regresi,
sebesar 1% akan menaikkan pendapatan diperoleh koefisien regresi untuk variabel
jumlah ayam sebesar 53.297. Hal ini
Jurnal Agri Sains, Vol. 6 No. 1, (Juni 2022) 82

berarti terdapat hubungan positif antara dapat menyediakan sarana prasarana bagi
variabel jumlah ayam dengan pendapatan peternak di daerah tersebut.
telur ayam, yang artinya setiap terjadi
peningkatan rata-rata harga telur sebesar DAFTAR PUSTAKA
1%, maka akan meningkatkan pendapatan
telur ayam sebesar 53.298%. Abidin, Z. (2003). Meningkatkan
Produktivitas Ayam Ras Petelur.
6. Variabel Jumlah Tenaga Kerja (X6) Agromedia Putaka. Jakarta.
Pengujian terhadap variabel jumlah Aida, M. N. A. (2015). Analisis
tenaga kerja (X5) memiliki nilai Pendapatan Dan Kelayakan Usaha
siginifikan 0,387 lebih besar dari 0,05 Peternakan Ayam Petelur Hj. Sari
maka pengujian bahwa H1 ditolak dan H0 Intan Di Desa Potoya Kecamatan
diterima, maka varibel X6 dinyatakan Dolo Kabupaten Sigi. (Doctoral
tidak signifikan dan tidak berpengaruh dissertation, Tadulako University).
terhadap pendapatan telur ayam (Y). Ghozali, Imam. (2018). Aplikasi Analisis
Berdasarkan hasil regresi, diperoleh Multivariate dengan Program IBM
koefisien regresi untuk luas lahan sebesar SPSS 25. Badan Penerbit
0,387. Hal ini berarti hubungan negative Universitas Diponegoro:
antara produksi dengan pendapatan telur Semarang.
ayam artinya setiap terjadi peningkatan Halim, H. Thamrin, S dan M. Muis.
rata-rata jumlah tenaga kerja sebesar 1% (2007). Tatalaksana Pemeliharaan
akan menaikkan pendapatan telur ayam Dan Analisis Usaha Peternakan
sebesar 1,387% jika variabel independen Rakyat Ayam Ras Petelur Fase
lain dianggap konstan. Layer. Jurnal Agrisistem. Vol 3
No. 1.
KESIMPULAN DAN SARAN Isyanto, A.Y., Sudrajat dan Iskandar, M.
(2017). Strategi Pengembangan
Kesimpulan Ayam Sentul di Kabupaten Ciamis.
Berdasarkan hasil dari penelitian Mimbar Agribisnis, 3(1): 1-12.
maka dapat diambil kesimpulan sebagai Mulyono, A. D, W. Sumekar, D. Sunarti.
berikut: (2017). Analisis Profitabilitas
1. Jumlah biaya total yang dikeluarkan Usaha Ternak Itik Petelur Di
oleh peternak ayam rata-rata sebesar Kecamatan Banyubiru Kabupaten
Rp. 114.591.970. Jumlah penerimaan Semarang Jawa Tengah. J. Ilmu
rata-rata sebesar Rp. 106.286.524. Peternakan Terapan 1(1): 12-16.
Jumlah pendapatan peternak rata-rata Rasyaf, M. (2002). Beternak Ayam
sebesar Rp. 8.305.446. Pedaging. Edisi Revisi. Peneba
2. Faktor-faktor modal, harga telur ayam, Swadaya, Jakarta.
jumlah ayam ternak secara bersama- Rasyaf, M. (2003). Faktor-faktor Produksi
sama mempengaruhi hasil pendapatan Telur. Jakarta: Penebar Swadaya.
usaha ayam petelur. Sedangkan Reksohadiprojo, Sukanto. (2000). Dasar-
produksi telur, luas lahan, dan tenaga Dasar Manajemen. Yogyakarta:
kerja tidak berpengaruh terhadap hasil BPFE.
pendapatan usaha ayam petelur. Rembet, A. (2013). Analisis Titik Impas
Saran Usaha Ternak Ayam Ras Petelur
Bahwa peneliti menyarankan agar “Dharma Gunawan” Di
peternak telur ayam lebih mengutamakan Kelurahan Paniki Bawah
modal untuk meningkatkan produksi serta Kecamatan Mapanget Kota
menaikan pendapatan yang dimiliki Manado (Studi Kasus). Jurnal
sehingga mendapatkan hasil produksi serta Zootek. 33(1): 11-20.
Jurnal Agri Sains, Vol. 6 No. 1, (Juni 2022) 82

Tessa Prastika dan Sutrisna I Ketut., Soekartawi, (2002). Agribisnis Teori dan
(2015). Analisis Faktor-Faktor Aplikasinya. PT. Raja Grafindo
Yang Mempengaruhi Produksi Persada. Jakarta.
Patung Kayu Di Kecamatan Soekartawi, (2003). Agribisnis (Teori dan
Tegalalang Kabupaten Gianyar. Aplikasinya). PT. Raja Grafindo
Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Persada. Jakarta
Universitas Udayana. 4(5): h: 56- Suprijatna, E. (2008). Ilmu Dasar Ternak
60. Unggas. Penebar Swadaya, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai