Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS STRATEGI PENGENDALIAN KENDALA DALAM USAHA

PETERNAKAN AYAM DENGAN POLA KEMITRAAN UNTUK MENINGKATKAN


PENDAPATAN

(Studi Kasus Pada CV Kandang Ayam Tiga Putra)

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Kualitatif

Dibimbing oleh: Dr. Satia Nur Maharani., S.E., M.SA., Ak., CSRS

Oleh:

Titis Tri Wahyuni    (200422620839)

DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

2022/2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengembangan usaha pada suatu industri sangatlah diharuskan apabila industri
tersebut ingin berkembang menjadi lebih besar. Banyak sekali faktor-faktor yang perlu
diperhatikan dan diperbaiki agar perkembangan suatu industri bisa berjalan dengan cepat
dan tentunya akan bisa memberikan keuntungan juga nilai tambah pada industri tersebut.
Disisi lain usaha yang berkembang akan memberikan daya saing tersendiri sehingga
usaha lain yang sejenis akan merasa tersaingi dan tidak akan timbul monopoli produk.
Dengan persaingan tersebut maka bisa menghidupkan dunia usaha yang akhirnya
sirkulasi ekonomi dan keuangan di masyarakat akan lebih baik dan daya beli masyarakat
akan meningkat (Adi, 2018). Pengembangan usaha di lakukan guna untuk
mempertahankan usaha agar tetap produktif serta meningkatkan pendapatan pelaku usaha
dalam jangka panjang. Ada beberapa sektor dalam berusaha yaitu sektor pertanian,
peternakan, sektor perkebunan dan usaha kreatif.
Peternakan adalah kegiatan memelihara hewan ternak untuk dibudidayakan dan
mendapatkan keuntungan dari kegiatan tersebut. Subsektor peternakan terbagi menjadi
ternak besar, yaitu sapi (perah atau potong), kerbau, dan kuda, dan ternak kecil yang
terdiri dari kambing, domba, dan babi serta ternak unggas. Salah satu komoditi
peternakan yang umum dipelihara yaitu ayam broiler. Hal ini dilandasi beberapa alasan,
yaitu: (1) periode siklus produksinya yang relatif pendek membuat perputaran modal
relatif cepat, menjadikannya cocok untuk usaha peternakan rakyat; (2) usaha Ayam
Broiler mempunyai kaitan yang luas baik kaitan ke belakang (backward linkage) dan
kaitan ke depan (forward linkage); (3) kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja
secara ekstensif; dan (4) sebagai salah satu komoditas yang mempunyai potensi ekspor
(Saptana, 2004).
Peternakan Ayam Broiler mempunyai prospek yang sangat baik untuk dikembangkan,
baik dalam skala peternakan besar maupun skala peternakan kecil (peternakan rakyat)
(Aziz, 2009). Ayam Broiler merupakan salah satu ungags yang memiliki peran cukup
penting karena mampu menghasilkan daging yang mendukung ketersiadiaan protein
hewani, kotorannya dapat dijadikan pupuk organic, dan bulunya dapat dijadikan bahan
industri. Selain itu Ayam Broiler memiliki potensi nilai jual yang selalu stabil, selaras
dengan permintaan di pasaran. Hal tersebut didasarkan pada selera masyarakat yang
menjadikan Ayam Broiler termasuk salah satu komoditas yang masih diminati. Hingga
kini ayam broiler telah dikenal masyarakat Indonesia dengan berbagai kelebihannya.
Hanya 4-6 minggu sudah bisa dipanen. Dengan waktu pemeliharaan yang singkat, kini
banyak peternak ayam broiler yang bermunculan di Indonesia (I Dewa, 2016).
Usaha ternak Ayam Broiler dibagi menjadi dua pola, yaitu pola mandiri dan pola
kemitraan. Peternak mandiri prinsipnya menyediakan seluruh pemasukan produksi dari
modal sendiri dan bebas untuk memasarkan produknya. Keputusan yang mencakup kapan
memulai beternak dan memanen ternaknya, serta seluruh keuntungan dan risiko
ditanggung sepenuhnya oleh peternak (Supriyatna dkk, 2006). Selanjutnya, pola
kemitraan merupakan usaha peternakan yang dilaksanakan dengan sistem kerjasama
antara peternak mitra dan perusahaan mitra. Pada pola kemitraan, perusahaan
menyediakan sarana produksi berupa DOC, pakan, obat-obatan, vitamin, bimbingan
teknis, dan memasarkan hasil, sedangkan peternak menyediakan kendang dan tenaga
kerja. Beberapa alasan yang mendorong peternak untuk mengikuti pola kemitraan adalah:
1). Tersedianya sarana produksi peternakan, 2). Tersedianya tenaga ahli sebagai
bimbingan, 3). Tersedianya sistem pemasaran yang jelas. Namun ada beberapa kendala
bagi peternak pola kemitraan yaitu: 1). Rendahnya posisi tawar pihak peternak ke
perusahaan, 2). Besarnya modal usaha untuk penyediaan kendang dan peralatan produksi,
3). Sulitnya sumber daya manusia yang dijadikan karyawan untuk pemeliharaan
peternakan, 4). Terkadang masih kurang transparan dalam penentuan harga input maupun
output (ditentukan oleh pihak perusahaan).
CV Kandang Ayam Tiga Saudara menerapkan peternakan dengan pola kemitraan
yang dimulai sejak 2019 sampai saat ini. Namun, di dalam dunia peternakan ternyata
banyak permasalahan dan kendala yang ada seperti modal usaha, peralatan peternakan,
ABK dalam peternakan, serta proses pemeliharaan ayam hingga panen. Tetapi, seiring
berkembangnya zaman banyak pelaku usaha Ayam Broiler menambah inovasi dan
strategi dalam upaya meningkatkan kualitas serta pendapatan mereka. Seperti peternakan
yang dimiliki Bapak Sukartejo (CV Kandang Ayam Tiga Saudara) yang memiliki cara
dengan mengembangkan kualitas kendang serta memilih sumber daya manusia yang
mengerti untuk menjadi karyawan dalam pengelolaan peternakannya. Strategi yang
digunakan CV Kandang Tiga Putra yaitu mendirikan kendang dengan closed house
system (sistem kendang tertutup) dimana keamanannya terjamin dengan pengaturan
ventilasi yang baik sehingga dapat menetralisisr stress Ayam Broiler. Selain itu, cloud
house system diartikan sebagai sistem kendang ayam pedaging dimana di dalamnya tidak
dipengaruhi oleh keadaan luar kendang yaitu keadaan iklim, suhu, kecepatan angin, dan
kelembaban (A Candra dkk, 2019).
Selama masa produksi keadaan kandang dengan sistem kendang tertutup selalu
diperhatikan keamanan dan kenyamanannya untuk ayam-ayam tersebut agar tidak stress
yang berujung kematian. Tidak hanya itu, setelah pasca panen kendang ayam selalu
dibersihkan dan disterilkan mulai dari kendang, peralatan makan dan minum demi
menjaga kualitas saat masa produksi. Penyeterilan kandang penting dilakukan karena
lokasi kandang yang cukup dekat dengan tempat tinggal penduduk sehingga dapat
mengurangi dampak bau yang kurang sedap. Dalam penerapan closed house system
memerlukan karyawan yang harus benar-benar paham pengelolaanya. Bapak Sukartejo
selaku pemilik CV Kandang Ayam Tiga Saudara menyebutkan saat ini beliau memiliki
dua lokasi kandang yang berbeda. Pada setiap kandang ditempatkan masing-masing dua
ABK yang terdiri dari karyawan senior dan junior. Hal tersebut bertujuan untuk
mengurangi risiko salah pemeliharaan kandang ayam. Beliau menyebutkan kendala yang
sedang dirasakan saat ini yaitu bertambahnya biaya operasional akibat kenaikan haga
sekam padi sebagai alas ayam di kandang dan kenaikan harga solar yang digunakan
sebagai bahan bakar ventilasi (blower). Kenaikan harga sekam dan bahan bakar solar
tentunya akan meningkatkan biaya operasional dan berpengaruh pada pendapatan serta
modal CV Kandang Ayam Tiga Putra. Selain itu beliau mengungkapan bahwa dalam
penyeleksian ABK untuk pengelolaan kandang cukup sulit, karena tidak semua orang
memiliki keahlian untuk melakukan pemeliharaan peternakan ayam.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti bertujuan untuk
“Menganalisis Strategi Pengendalian Kendala Dalam Usaha Peternakan Ayam Untuk
Meningkatkan Pendapatan Dengan Pola Kemitraan Pada CV Kandang Ayam Tiga Putra”.
B. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka didapatkan tujuan penelitian yaitu untuk
mengetahui strategi pengendalian kendala dalam usaha peternakan ayam pada CV
Kandang Ayam Tiga Putra dengan pola kemitraan di Kecamatan Todanan Kabupaten
Blora.
C. Manfaat Penelitian
Kegunaan penalitian ini adalah:
1. Sebagai informasi bagi peneliti dan peternak mitra mengenai kendala yang dapat
menghambat usaha peternakan Ayam Broiler.
2. Sebagai sarana belajar untuk menambah ilmu pengetahuan dan keterampilan dengan
terjun langsung sehingga dapat melihat, merasakan, dan menghayati
3. Sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya yang akan mengembangkan
penelitian ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Menurut penelitian Sudrajat dan Isyanto (2018) dengan judul Faktor-Faktor Yang
Berpengaruh Terhadap Pendapatan Usaha Ternak Ayam Sentul Di Kabupaten Ciamis,
jumalah kepemilikan ayam, pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, tenaga kerja, dan
akses terhadap kredit berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan peternak ayam
Sentul. Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah dari segi
objeknya yaitu sama-sama meneliti tentang usaha peternakan Ayam Broiler, perbedaanya
penelitian sekarang mengenai beberapa faktor pengaruhnya.
Menurut penelitian Elisabeth (2014) dengan judul Analisis Faktor Pendorong
Peternak Ayam Broiler Melakukan Kemitraan di Kecamatan Marusu Kabupaten Maros,
Dari 4 Indikator yang diteliti, maka ke 4 faktor tersebut dibutuhkan oleh peternak adalah
berturut-turut ketersediaan Modal 100%, jaminan pasar 100,00%, jaminan Harga 66,66%
dan pendapatan meningkat 75,00%, 2. Faktor pendorong yang paling dominan dalam
usaha peternakan ayam broiler dengan melakukan kemitraan di Kecamatan Marusu
Kabupaten Maros adalah Ketersediaan Modal, Penelitian terdahulu meneliti tentang
faktor pendorong begitu juga peneliti sekarang meneliti faktor-faktor pendorong peternak
kerjasama kemitraan dengan perusahaan inti.
Kemitraan usaha dalam bidang peternakan khususnya peternakan ayam broiler bukan
lagi sebagai suatu keharusan akan tetapi menjadi sebuah kebutuhan antara industri atau
pemasok Sarana Produksi Peternakan sebagai inti dan juga peternak sebagai plasma
dengan prinsip kerja sama yang saling menguntungkan (Saragih, 2000 dalam
Febriandika et al., 2017). Berdasarkan penelitian Alfi dan Wahyu (2012) strategi yang
digunakan terhadap usaha yang dijalankan berhasil dengan menggunakan teknologi
modern untuk meningkatkan produksi. Alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam
mengembangkan usaha adalah perbaikan sarana dan prasarana produksi serta sumber
daya manusia serta penanaman modal swasta (Muhammad, 2017).
Semakin banyak jumlah produk yang dihasilkan maupun semakin tinggi harga per
unit produk yang bersangkutan, maka penerimaan total yang diterima produsen akan
semakin besar. Sebaliknya jika produk yang dihasilkan sedikit dan harganya rendah maka
penerimaan total yang diterima oleh produsen semakin kecil. Menurut Soekartawi
(2014) penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi dengan harga jual. Biaya
usahatani adalah semua pengeluaraan yang dipergunakan dalam suatu usahatani dan
pendapatan usahatani aadalah selisih antara penerimaan dengan pengeluaran usahatani.
Menurut Boediono (2002), penerimaan (revenue) adalah penerimaan produsen dari hasil
penjualan output. Ada dua konsep penerimaan yang penting untuk produsen (1) Total
Revenue (TR), yaitu penerimaan total produsen dari hasil penjualan outputnya. TR adalah
output kali harga jual output; (2) Marginal Revenue (MR), yaitu kenaikan dari TR yang
disebabkan oleh tambahan penjualan satu unit output. Penerimaan akan meningkat jika
produksi yang dihasilkan bertambah dan sebaliknya akan menurun bila produksi yang
dihasilkan berkurang. Di samping itu bertambah atau berkurangnya produksi juga di
pengaruhi oleh tingkat penggunaan input. Produksi merupakan suatu kegiatan yang
kerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga
lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan (Sukirno 2006).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian

Penelitian ini dilaksakan pada peternakan Ayam Broiler CV Kandang Ayam Tiga
Saudara yang berada di Desa Bedingin, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora. Penelitian
ini memerlukan data yang sesuai serta metode dan cara tertentu yang sesuai dengan
pokok permasalahan yang akan dibahas. Sesuai dengan hal tersebut, peneliti
menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif dapat diartikan
sebagai metode penelitian yang berlandaskan postpositivisme, digunakan untuk meneliti
pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti sebagai instrument kunci dengan teknik
wawancara langsung. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini melalui observasi
lapangan dengan wawancara dan pengamatan serta dokumentasi yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi yang aktual dan terperinci.

Metode pengumpulan data kualitatif merupakan sebuah metode pengumpulan data


yang paling independent dan suatu Langkah dalam penelitian yang bertujuan untuk
mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian. Maka dalam pengumpulan data
melalui beberapa metode yaitu observasi merupakan metode pengumpulan data dimana
penelitian mencatat informasi sebagaiman yang peneliti lihat atau saksikan selama
penelitian dengan cara pengambilan data melalui pengamatan secara langsung terhadap
situasi atau peristiwa yang ada di lapangan. Observasi dilakukan untuk memperoleh
informasi tentang apa saja yang ada di dalam perusahaan secara langsung. Observasi
berfungsi sebagai eksplorasi dari hasil yang dapat memperoleh gambaran lebih jelas
tentang permasalahan yang ada. Kedua, Wawancara merupakan salah satu teknik
pengumpulan data dengan cara teknik mengumpulkan data yang dilakukakan dengan
mengajukan pertanyaan kepada narasumber. Wawancara digunakan sebagai teknik
pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan pendahuluan untuk menemukan
permasalahan – permasalahan yang harus diteliti dan apabila peneliti ingin mengetahui
hal- hal yang lebih mendalam dari narasumber. Terakhir, Dokumentasi merupakan
metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengambil data dari berbagai
sumber yang ada. Data yang diperlukan biasanya seperti catatan harian, pembukuan
tentang modal dan hasil produksi dan foto.

Alasan penggunaan metode penelitian kualitatif karena pada penelitian kali ini
diperlukan informasi secara mendalam dengan peran peneliti sebagai kunci untuk
menelaah permasalahan serta pemecahan masalah yang akan dibahas. Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan studi kasus. Studi kasus merupakan
pendekatan penelitian yang digunakan untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan
“bagaimana” dan “mengapa” suatu fenomena dapat terjadi (Prihatsanti et al.,2018).
Pendekatan studi kasus digunakan pada cakupan wilayah yang sempit dan terbatas karena
dalam pendekatan ini akan mengkaji perilaku suatu individua tau kelompok dalam sebuah
organisasi. Kasus yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan kendala yang dialami
oleh CV Kandang Tiga Putra diantaranya adanya kenaikan harga bahan bakar dan sekam
padi yang mempengaruhi biaya operasional dan kualitas sumber daya manusia sebagai
ABK yang kompeten. Alasan penggunaan pendekatan studi kasus yaitu peneliti mampu
mendalami permasalahan denagn jelas serta mampu memberikan penjelasan dari
permasalahan dengan akurat.

Sumber data pada penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data Primer
adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti maupun suatu organisasi secara
langsung dari suatu objek yang diteliti. Data primer yang diperoleh adalah data dari hasil
observasi, wawancara dan dokumentasi kepada pemilik usaha maupun karyawan. Data
primer adalah data yang langsung dan segera dapat diperoleh dari sumbernya, dalam hal
ini adalah data yang diperoleh dari kuisioner yang digunakan dan diisi oleh responden
yang berisi pertanyaan seputar proses produksi, kualitas bahan baku dan kualitas produk.
Data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini meliputi karakteristik responden,
proses produksi, kualita bahan baku dan kualitas produk (Dewi dan Herlin, 2016).
Sumber data dari penelitian ini berasal dari lokasi penelitian yang diperoleh melalui
wawancara langsung dengan karyawan maupun pemilik usaha dengan menggunakan
daftar pertanyaan yang telah dibuat. Hal ini dilakukan guna untuk mencari informasi
mengenai strategi pengendalian yang dilakukan oleh CV Tiga Putra untuk mengatasi
kendala yang muncul pada usahanya. Selanjutnya, data sekunder yaitu data yang
diperoleh secara tidak langsung, artinya data ini di dapatkan dari literature yang telah ada
seperti surat kabar, majalah, dan internet mengenai masalah yang relevan. Data sekunder
adalah data yang diperoleh dari sumber lain selain responden. Data sekunder merupakan
data yang terlebih dahulu dikumpulkan dan dilaporkan oleh pihak lain selain peneliti.

B. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah proses dan mencari serta menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentsi, sehingga temuan
dengan mudah dipahami dan diinformasikan kepada orang lain. Teknis analisis data
kualitatif terdiri dari beberapa tahapan yang saling berkaitan antara satu dengan yang lain
yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan (Sugiyono, 2013).

1. Reduksi Data (Data Reduction)


Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari
catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis
yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak
perlu,dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan
finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. Data kualitatif dapat disederhanakan dan
ditransformasikan dalam aneka macam cara, yakni: melalui seleksi yang ketat,
melalui ringkasan atau uraian singkat, menggolongkannya dalam satu pola yang
lebih luas, dan sebagainya. Reduksi data dilakukan dengan memilih dan
menyeleksi setiap data yang masuk dari hasil observasi, wawancara, dan
dokumentasi, kemudian mengolah dan memfokuskan semua data mentah agar
lebih bermakna (Ibid, 233).
2. Penyajian Data (Data Display)
Penyajian data adalah proses penyusunan informasi secara sistematik dalam
rangka memperoleh kesimpulan-kesimpulan sebagai temuan penelitian. Penyajian
data dimaksudkan agar memudahkan bagi peneliti untuk melihat gambaran secara
keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari penelitian. Setelah peneliti
menggunakan data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplay data.
3. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan ini dilakukan setelah kegiatan analisis data yang
berlangsung dilapangan maupun setelah selesai dilapangan. Selain itu penarikan
kesimpulan ini harus berdasarkan analisis data. Baik yang berasal dari catatan
lapangan, observasi, dokumentasi dll yang didapat dari hasil penelitian di
lapangan. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang
sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi
jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.

C. Analisis Pengamatan
Biaya adalah nilai dari semua korbanan ekonomis yang diperlukan untuk
menghasilkan suatu produk, yang sifatnya tidak dapat dihindari, dapat diperkirakan dan
diukur. Biaya produksi merupakan kompensasi yang diterima oleh pemilik faktor-faktor
produksi. Biaya yang dilakukan pada periode tertentu, dikenal dengan biaya tetap dan
biaya variabel. Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses
produksi, yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang berlaku, baik
yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi. Menurut Carter (2009), mendefinisikan
“biaya sebagai suatu nilai tukar, pengeluaran, atau pengorbanan yang dilakukan untuk
menjamin perolehan manfaat.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dengan Bapak Sukartejo (owner CV
Kandang Ayam Tiga Putra) beliau menyampaikan untuk kendala yang dialami saat ini
berupa kenaikan bahan bakar solar serta sekam padi yang akan berpengaruh pada biaya
produksi (biaya variable) untuk satu kali masa panen. Bapak Sukartejo memiliki total dua
kandang ayam di lokasi yang berbeda, dengan rincian kandang pertama berkapasitas
20.000 DOC dan di kandang dua berkapasitas 12.000 DOC. Bapak Sukartejo menekuni
usaha peternakan sejak tiga tahun terakhir, sehingga Beliau cukup memiliki perbandingan
modal, biaya, dan pendapatan untuk setiap kali masa panen. Salah satunya untuk
pengadaan sekam padi biasanya hanya menghabiskan biaya Rp 5.500.000 untuk setiap
kandang dengan rincian harga Rp 7.500/karung. Namun, setelah sekam padi mengalami
kenaikan harga sebesar Rp 15.000/karung, beliau menghabiskan biaya sebesar Rp
12.000.000 untuk setiap kandangnya. Untuk kendala selanjutnya adalah kenaikan harga
bahan bakar gas yang biasanya Rp 130.000/tabung menjadi Rp 210.000/tabung. Kenaiakn
beberapa peralatan produksi tadi menimbulkan kekhawatiran atas meningkatnya biaya
produksi peternakan.
Selanjutnya mengenai permasalahan sumber daya manusia yang dijadikan sebagai
ABK untuk setiap kandang. Bapak Sukartejo menyampaikan bahwa penyeleksian tenaga
kerja dilakuakn dengan hati-hati karena belum tentu yang setiap orang tidak melakukan
kelalaian. Karena pada peternakan Ayam Broiler diperlukan ketelatenan khusus untuk
menyeimbangkan keamanan dan kenyamanan kandang yang akan berpengaruh pada hasil
produksi. Strategi yang digunakan untuk mengatasi minimnya sumber daya manusia yang
memahami pengelolaan peternakan yaitu Bapak Sukartejo selaku ownwr menempatklan
satu ABK senior untuk setiap kandangnya. Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi
berbagai risiko yang bisa saja terjadi.
Dari hasil pengamatan dan penelitian terdapat beberapa solusi untuk mengatasi
permasalahan yang sedang terjadi di CV Kandang Ayam Tiga Putra. Untuk permasalahan
peningkatam biaya produksi (biaya variable) dengan menerapkan optimalisasi biaya serta
perencanaan anggran. Teknik optimalisasi yang sering digunakan untuk mengatasi
kendala dengan melalui linier programming. Menurut Sri (1991) dalam Danang (2018)
program linier ini merupakan metode dengan mengalokasikan sumberdaya yang langka
untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan keuntungan dan meminimumkan
biaya. Optimalisasi adalah hasil yang dicapai sesuai dengan keinginan atau pencapaian
hasil sesuai harpan dengan cara efektif dan efesien. Dalam kenaikan harga sekam padi
maka pihak CV Kandang Ayam Tiga Putra bisa mengoptimalkan penggunaan sekam,
selanjutnyha untuk limbah sekam yang telah tercampur dengan kotoran ayam bisa
dikelola dan dipasarkan sebagai pupuk organik. Melihat keadaan kondisi sekitar banyak
lahan pertanian sehingga pemasaran pupuk organic ini mampu menarik minat masyarakat
sekitar untuk membelinya. Pendapatam dari pengelolaan limbah ini diharapkan mampu
menjutup biaya variable yang dikeluarkan untuk setiap masa panen.
Untuk solusi yang dapat dilakukan oleh CV Kandang Ayam Tiga Putra pada
permasalahan minimnya sumber daya manusia sebagai ABK kandang ayam biasa
diawalin dengan melakukan manajemen sumber daya manusia. Manajemen Sumber Daya
Manusia perlu dikelola secara baik agar dapat terwujudnya keseimbangan antara
kebutuhan pegawai dengan tuntutan perkembangan teknologi (Ratnasari, 2013). Tujuan
Manajemen Sumber Daya Manusia adalah untuk meningkatkan dukungan sumber daya
manusia untuk mencapai tujuan organisasi, atau untuk meningkatkan produktivitas,
kepuasan kerja, dan menurunkan kemangkiran kerja karyawan (Hariandja, 2002). Unsur
pada Manajemen Sumber Daya Manusia adalah perencanaan, seleksi, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan, penilaian prestasi kerja, pemberian kompensansi, dan
pemberhentian (Sofyandi, 2008).
DAFTAR PUSTAKA
A Candra, D and Rico Anggriawan, “Analisis Kelayakan Usaha Peternakan Ayam
Pedaging Dengan Sistem Closed House Dikabupaten Kediri”, Vol. 1 No. 2 (2019), p.
247–259.
Adi Suparwo et al. “Strategi Pengembangan Usaha Pada UMKM Baju Bayi Indra
Collection”, Vol. Vol.1 No.2 No. E-ISSN: 2614-6711 (2018), p. 208–214.
Afridhal, Muhammad. “Muhammad Afridhal”. Journal of Chemical Information and
Modeling. Vol. 53 no. 9 (2017), p. 223–233.
Aziz, A. F. 2009. Analisis Resiko dalam Usaha Peternakan Ayam Broiler (Studi Kasus
Usaha Peternakan X). Journal Ekonomi. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Elisabeth, E. (2014). ANALISIS FAKTOR PENDORONG PETERNAK AYAM BROILER
MELAKUKAN KEMITRAAN DI KECAMATAN MARUSU KABUPATEN MAROS
[Universitas Hasanuddin]. https://core.ac.uk/download/pdf/25495699.pdf
Febriandika, B., Iskandar, S., & Afriyatna, S. (2017). STUDI POLA KEMITRAAN
USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING (Broiler) DI DESA GELEBAK
DALAM KECAMATAN RAMBUTAN KABUPATEN BANYUASIN. Societa:
Jurnal Ilmu-Ilmu Agribisnis, 6(1), 57. https://doi.org/10.32502/jsct.v6i1.623
Hariandja, M. T. E. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia Pengadaan,
Pengembangan, Pengkompensasian, dan Peningkatan Produktivitas Pegawai. PT.
Grasindo, Jakarta.
I Dewa Gede Bagus Ekapriyatna, “Analisis Strategi Pengembangan Usaha Peternakan
Ayam Pedaging (Broiler) Ananta Guna Di Desa Sidan Kecamatan Gianyar
Kabupaten Gianyar”, Vol. 7 No. 2 (2016), p. 63–76, (On-line).
Nitisemito, A.S Dan Burhan, M.U.2004. Wawasan Studi Kelayakan dan Evaluasi
Proyek.Penerbit Bumi Aksara. Jakarta.
Ratnasari, D. 2013. Studi tentang proses rekrutmen tenaga kerja perlindungan
masyarakat (linmas) di badan kesatuan bangsa, politik dan perlindungan masyarakat
Kabupaten Malinau. J. Pemerintahan Intergratif. 1 (1) : 75-90.
Sartin, 2008. Analisis perencanaan tenaga kerja di perusahaan redrying tembakau
dengan pendekatan linear programming. J. Teknik Kimia. 3 (1) : 224-232.
Sudrajat, S., & Isyanto, A. Y. (2018). FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH
TERHADAP PENDAPATAN USAHA TERNAK AYAM SENTUL DI
KABUPATEN CIAMIS. MIMBAR AGRIBISNIS, 4(1),70–83.
https://media.neliti.com/media/publications/259270-faktor-faktor yang berpengaruh-
terhadap-5d160044.pdf
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D, (Bandung: Alfabeta, cv,
2013), 246.
Lampiran
Transkrip Wawancara
Titis : Selamat siang, Pak
Owner : Siang
Titis : Mungkin saya akan memperkenalkan diri terlebih dahulu. Perkenalkan saya,
Titris dari Mahasiswa Akutansi Universitas Negeri Malang. Tujuan saya di sini itu
akan mewawancari Bapak, selaku owner dari peternakan ini. Mungkin ini untuk
memenuhi tugas dari metodologi penelitian kualitatif untuk tugas akhir semester kali
ini. Mungkin langsung kita lanjutkan ke wawancaranya saja. Nanti untuk pertanyaan
itu sudah saya sampaikan ke WA Bapak sebelumnya. Jadi langsung saja untuk yang
pertama, ini mengenai biodata Bapak terlebih dahulu. Untuk nama lengkap bapak
sendiri siapa ya?
Owner : Perkenalkan saya Sukartejo, tempat tanggal lahir Blora 30 Desember 1984. Lain
lain, alamat.
Titis : Oh baik, untuk alamat dan tempat tinggalnya sekarang mungkin boleh diberi
tahukan?
Owner : Saat ini masih tinggal di RT 1 RW 3 Dukuh Banat Desa Bedingin, Kecamatan
Todanan Kabupaten Blora.
Titis: Baik, mungkin untuk sedikit gambarannya tentang usaha ini untuk total
kandang Bapak itu ada berapa ya dan di mana saja?
Owner : Alhamdulillah saat ini masih sedikit kandangnya. Dua tempat dari sini di Desa
Ngapus, yang satunya di Desa Bedingin.
Titis : Nah untuk karyawannya sendiri kira kira Bapak memiliki berapa karyawan?
Owner : Untuk saat ini per kandang saya kasih karyawan dua orang.
Titis : Baik, untuk kapasitas ayam di tiap kandang itu berapa ya Pak?
Owner : Yang di Ngapus ini 12.000 ekor, yang saat ini di Bedingin 21.000 ekor.
Titis : Baik, untuk sistem permodalan dalam usaha ini itu seperti apa ya Pak?
Owner : Ini Mbak , jadi kalau kita sistem kemitraan itu jadi kita sebagai owner itu cuma
menyediakan kandang, alat, dan karyawan serta biaya operasional untuk seperti makan, bibit,
obat – obatan itu dari PT semua.
Titis : Baik, berarti untuk usahanya sendiri itu Bapak bermitra dengan PT ya?
Owner : Pt ya betul PT.
Titis : Untuk PTnya sendiri itu PT apa ya Pak?
Owner : Untuk yang sini PT Tumbuh Optimal Prima,disingkat TOP kalau yang disana itu PT
Java Konvet.
Titis : Baik, untuk selanjutnya itu sejak kapan Bapak menekuni usaha peternakan ini?
Owner : Kurang lebih ya 3 tahun yang lalu lah Mbak
Titis : Nah untuk mungkin ini bisa diceritakan sedikit bagaimana perjalanan serta
perjuangan Bapak dalam mengembangkan usaha ini?
Owner : Ya aduh enggak kalau perjuangan ini apa ya di awal awal ya perih lah Mbak, berarti
ya apa ya kita melalui proses apa, mencari tahu pengalaman dari rekan rekan kandang
sebelah sebelah yang lebih senior, kita tahu sedikit gimana langkah langkahnya, terus baru
kita terjun itu Mbak. Terusnya modal ya kita putang panting awalnya itu kan.
Titis : Nah mungkin untuk Bapak sendiri itu kira kira ada hal apa saja yang penting
untuk mencapai titik yang sekarang?
Owner : Gimana maksudnya Mbak?
Titis : Mungkin kayak ada apa ya, wejangan wejangan gitu untuk orang orang yang
mau memulai bisnis ini, kira kira apa yang harus dipersiapkan.
Owner : Untuk memulai ya? Iya. Harus kuat mental ya mbak ya, kita kan namanya ini apa ya
usaha di bidang nyawa ini kan, salah manajemen dikit aja bisa fatal. Seumpamanya
manajemennya kayak apa ya, contoh ini apa, rambut disekam lah, sekam itu kalau lembab,
kalau kita biarkan terus anak buah enggak open, ayamnya langsung sakit. Terus blower
anginnya kurang, biarkan langsung banyak yang mati. Ininya kita harus ketat pengawasannya
ini, terus ada tamu kita semprot semprot di uskuriti, siapa tahu ada virus yang masuk kita
semprot itu.
Titis : Baik. Nah untuk kendalanya itu kira kira apa saja ya Pak yang mempengaruhi
dalam usaha peternakan ini?
Owner : Kendalanya saat ini ini terus terang apa ya, sekam padi mahal, yang dulunya itu
7500 per karung sekarang 15.000, jadi totalnya untuk sekam saja ini per produk itu 12 juta,
yang dulu dulu cuma 5 juta setengah. Terus gas, gas itu dulu bertabung 12 kilo itu harganya
cuma 130, sekarang 210, itu sudah aduh, kita itu kalau enggak benar benar apa ya,
memaksimalkan hasil itu sudah mepet lah.
Titis : Mungkin kalau untuk kendala contohnya itu karyawan yang mengelola itu
apakah susah mencari SDM nya Pak yang paham tentang peternakan?
Owner : Betul itu, kita harus hati hati nyari karyawan soalnya apa, belum tentu yang mahir
pun kadang kalau apa ya, enggak serius, kadang kadang menyepelkan kerjaan kan, yang pasti
itu kalau saya prinsipnya itu, saya dua orang kan, yang satu harus senior, yang satu pemula
enggak apa apa, yang penting dia tekun.
Titis : Nah kalau untuk, kalau untuk kendala untuk memulai kemitraan itu apakah
ada kendalanya Pak atau gampang gitu apa lebih susah ya?
Owner : Kalau kemitraan intinya harus gini, kalau kita sudah siapkan kandang terus disurvei
dari pihak kemitraan, masalah listrik, sumber air, terus peralatan kandang, akses jalan masuk,
itu Insyaallah masuk.
Titis :Kan tadi kan disebutkan kalau sebagai owner itu hanya menyiapkan kandang
terus operasional sama peralatan, nah kalau untuk ayam sendiri itu berarti disupply
dari bibitnya sampai nanti dijual lagi gitu ya Pak?
Owner :Betul, dari bibit, pakan sampai penjualnya dari PT, malahan kita jual sendiri ngga
boleh mbak.
Titis : Terus apabila terjadi kerugian misalnya gagal panen atau gimana itu apakah
ditanggung owner atau kemitraannya oleh mitra?
Owner : Kalau mudah mudahan tidak terjadi dan selama ini belum pernah terjadi, tapi itu
biasanya gini Pak, kalau ada kesalahan dari manajemen itu 100% dari peternak yang
nanggung, kalau ibaratnya dari bibitnya jelek, apakah gimana pakan yang mungkin jamur itu
nanti bagi dua kerugian.
Titis : Terus yang terakhir ini mungkin untuk omset penghasilan Bapak tiap bulanya
untuk dua kandang itu kira kira berapa ya Pak?
Owner : Kalau yang dibedingin itu populasi 20 ribu itu ya rata atasnya 150 juta, kalau ini
kemarin itu dapat 72 juta.
Titis : Nah untuk biaya modalnya untuk tiap kandang itu kira kira harus menyiapkan
berapa ya Bapak?
Owner : Kalau berdingin kapasitas 20 ribu itu dulu waktu 2019 itu habis sekitar 800 juta,
kalau yang sini kemarin itu baru kemarin itu habis 480 juta .
Titis : Baik mungkin itu saja pertanyaan yang saya sampaikan, terima kasih atas
kesempatan dan waktu yang telah diberikan oleh Bapak, semoga usahanya lancar dan
memberikan berkah untuk sekitar, Terima kasih.

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai