Data yang digunakan dalam kajian pengembangan bisnis ini terdiri dari
data primer dan data sekunder, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif
yang berasal dari perusahaan. Sumber informasi yang digunakan dalam
penyusunan kajian pengembangan bisnis ini dapat dilihat pada Tabel 3.
Analisis akar masalah merupakan salah satu langkah yang dilakukan untuk
mencari akar penyebab dari masalah yang terjadi. Analisis akar masalah sebagai
bentuk identifikasi mengapa suatu masalah terjadi. Teknik analisis ini bertahap
dan terfokus pada penemuan akar penyebab suatu masalah, dan bukan hanya
melihat gejala-gejala dari suatu masalah. Tujuan analisis akar masalah untuk
merumuskan apa yang sebenarnya terjadi, mengapa masalah tersebut bisa terjadi,
mengapa dan mengapa, serta apa yang bisa dilakukan untuk menghindari masalah
tersebut supaya tidak terjadi di masa depan. Merumuskan masalah diperlukan
setelah melakukan analisis gap, hal ini ditujukan untuk mengetahui dengan pasti
permasalahan inti dan fokus pada solusi yang bisa diterima perusahaan.
Metode pemecahan akar masalah yang akan digunakan adalah analisis
lima whys. Analisis lima whys merupakan salah satu alat analisis penyebab
masalah yang secara prinsip sebetulnya sederhana saja dengan bertanya kenapa
sebanyak lima kali (Iskandar 2017). Analisis lima whys digunakan untuk
mendapatkan solusi dari suatu akar permasalahan. Adapun tahapan umum dalam
melakukan analisis akar masalah dengan analisis lima whys seperti berikut :
1. Menentukan masalah dan area masalahnya.
2. Mengumpulkan tim untuk bertukar pikiran sehingga bisa memiliki
berbagai pandangan, pengetahuan, pengalaman, dan pendekatan yang
berbeda terhadap masalah.
3. Turun langsung ke lapangan untuk melihat tempat aktual, objek aktual,
dan data aktual.
4. Mulai bertanya menggunakan why sebanyak lima kali.
5. Penentuan solusi pada umumnya tidak mengarah pada menyalahkan ke
orang, tetapi bagaimana cara melakukan perbaikan sistem atau prosedur.
6. Apabila akar penyebab sudah diketahui, maka segera implementasikan
solusinya.
Keterangan :
Bt = Manfaat pada tahun ke-t (Rp)
Ct = Biaya pada tahun ke-t (Rp)
n = Umur proyek (tahun)
t = Periode (1,2,3,…)
i = Discount rate (%)
Kriteria penilaian :
NPV > 0, proyek layak secara finansial dan dapat dijalankan.
NPV = 0, proyek tidak untung dan tidak rugi sehingga keputusan diserahkan
kepada pihak manajemen.
NPV < 0, proyek ini tidak layak secara finansial karena keuntungan lebih kecil
dibandingkan biaya yang dikeluarkan.
Keterangan :
= Discount rate yang menghasilkan NPV positif (%)
= Discount rate yang menghasilkan NPV negatif (%)
= NPV positif
= NPV negatif
Kriteria penilaian :
IRR > DR (opportunity cost of capital-nya), proyek secara finansial layak untuk
dijalankan.
Keterangan :
Bt = Manfaat pada tahun ke-t (Rp)
Ct = Biaya pada tahun ke-t (Rp)
n = Umur proyek (tahun)
t = Periode (1,2,3,…)
i = Discount rate (%)
Kriteria penilaian :
Net B/C > 1, proyek layak secara finansial dan dapat dijalankan.
Net B/C = 1, proyek tidak untung dan tidak rugi sehingga keputusan diserahkan
kepada pihak manajemen.
Net B/C < 1, proyek ini tidak layak secara finansial karena keuntungan lebih kecil
dibandingkan biaya yang dikeluarkan.
Keterangan :
Bt = Manfaat pada tahun ke-t (Rp)
Ct = Biaya pada tahun ke-t (Rp)
n = Umur proyek (tahun)
t = Periode (1,2,3,…)
i = Discount rate (%)
Kriteria penilaian :
Gross B/C > 1, proyek layak secara finansial dan dapat dijalankan.
Gross B/C = 1, proyek tidak untung dan tidak rugi sehingga keputusan diserahkan
kepada pihak manajemen.
Gross B/C < 1, proyek ini tidak layak secara finansial karena keuntungan lebih
kecil dibandingkan biaya yang dikeluarkan.
5. PP (Payback Period)
Payback period adalah teknik penilaian terhadap jangka waktu
pengembalian investasi suatu proyek atau bisnis (Kasmir dan Jakfar 2017).
Perhitungan PP dapat dilihat dari perhitungan kas bersih yang diperoleh setiap
tahun. Nilai kas bersih merupakan penjumlahan laba setelah pajak ditambah
penyusutan (dengan catatan jika investasi 100% menggunakan modal sendiri).
Adapun rumus PP apabila kas bersih setiap tahun berbeda seperti berikut :
Kriteria penilaian :
PP < Umur investasi, proyek layak untuk dijalankan. Selain itu juga
membandingkan rata-rata industri unit bisnis sejenis dan menyesuaikan target
perusahaan (Kasmir dan Jakfar 2017).
3 KERAGAAN PERUSAHAAN
Visi:
1. Menjadi pusat pembibitan ayam kampung terbesar dan terbaik kualitasnya.
Misi:
1. Menerapkan pola good breeding practice (tatalaksana pembibitan yang
baik) dan tata kelola transparan.
2. Menjaga mutu dan kualitas keaslian ayam kampung.
3. Mengembangkan usaha dengan terus berinovasi.
4. Mengembangkan hubungan kerjasama dengan mitra dan pelanggan saling
menguntungkan.
5. Mengembangkan kapasitas SDM melalui pelatihan.
6. Meningkatkan produktivitas DOC dan profit usaha.
7. Menerapkan nilai budaya kerja dengan konsisten dan berkesinambungan.
Pada bulan Maret 2009, perusahaan ini semula bernama Ada Farm dengan
pemiliknya ialah Bapak Dani Setiawan. Ada Farm memiliki lahan seluas 1,3 Ha.
Perusahaan ini semula memiliki sepuluh kandang bertipe postal, tiga ruang untuk
proses biosecurity, satu ruang khusus penetasan yang menggunakan mesin tetas
ultramodern Pas Reform buatan Belanda, satu ruang pengemasan, dua gudang
pakan, satu gudang telur, satu gudang peralatan, satu ruang untuk pemilik
sekaligus ruang penyimpanan vaksin, satu kantor manajer, enam mess karyawan,
satu pos satpam, satu ruang operasional, satu dapur dan ruang makan, dan lima
kamar mandi. Perusahaan ini melakukan beberapa perubahan pada kandangnya.
Empat unit kandang yang ada diubah menjadi tipe baterai yang digunakan khusus
untuk ayam kampung layer, enam kandang lainnya masih bertipe postal untuk
DOC. Kemudian, perusahaan ini melakukan peningkatan dalam membangun
kandangnya dengan membuat kandang tipe baterai setiap satu bulan dengan
membangun satu unit hingga seluruh kandang yang dimiliki ialah kandang
baterai.
Kandang tipe postal merupakan kandang yang dibuat dengan alas datar
dan mampu menampung ayam dalam jumlah yang banyak. Kandang tipe baterai
yaitu kandang yang dibuat untuk sistem pemeliharaan intensif. Setiap ruang
kandang ditempati untuk satu ekor ayam. Kandang tipe baterai ini dibuat
bertingkat. Adanya peningkatan kandang ini dapat memudahkan peternak dalam
mengawasi perkembangan ternak baik produksi, kesehatan, pakan, dan lainnya.
Pada bulan Februari 2012, Ada Farm dilakukan take over oleh Bapak
Tutum dan diresmikan pada 9 April 2012 dengan pergantian nama menjadi
Unggul Farm Pusat Pembibitan Ayam Kampung Nasional. Bapak Tutum tidak
banyak melakukan perubahan pada usaha peternakan ayam kampung ini. Pada 11
September 2013, perusahaan ini diambil alih oleh Bapak Soewarso Pawaka hinga
sekarang dengan pergantian nama menjadi Warso Unggul Gemilang. Selama
perusahaan diambil alih oleh Bapak Soewarso Pawaka, ada perubahan yang
dilakukan dengan menambah satu unit kandang dengan tipe postal pada tahun
2013. Usaha ini merupakan usaha peternakan dengan skala menengah, memiliki
jumlah indukan sebanyak 16.000 ekor dan menghasilkan 64.000 ekor DOC ayam
kampung setiap bulan. Modal
Pimpinan (Djoni
Arifin)
Administrasi
IB Holding
(Windiani)
Kandang
3. Tenaga kerja
Tenaga kerja dari Warso Unggul Gemilang sebagian besar diperoleh dari
wilayah Bogor, beberapa diantaranya berasal dari warga sekitar. Tenaga kerja
yang tidak memiliki keterampilan dilatih terlebih dahulu. Hal itu dilakukan untuk
meningkatkan kualitas dari tenaga kerja perusahaan. Tenaga kerja atau karyawan
yang bekerja di Warso Unggul Gemilang berjumlah 45 orang. Karyawan tersebut
memiliki pembagian kerja yang berbeda-beda.
Persiapan dan
Persiapan Pembesaran calon
pemeliharaan Seleksi indukan
kandang indukan
DOC
Pengumpulan
Perkawinan Seleksi telur Penetasan
telur
Jumlah tempat pakan dan air minum sangat berkaitan dengan masalah
keseragaman berat badan. Penambahan jumlah tempat pakan dan air minum
disesuaikan dengan bertambahnya umur ayam dan naiknya konsumsi pakan serta
air minum. Adapun penjelasan mengenai jumlah tempat pakan dan air minum
sesuai dengan umur ayam yang dapat dilihat pada Tabel.
Umur Tempat pakan (per 1.000 Tempat air minum (per 1.000 ekor)
(minggu) ekor)
1-2 25 nampan pakan 20 tempat minum galon isi 1 liter
3-8 30 nampan pakan 25 tempat minum galon isi 3 liter
9-14 35 nampan pakan 30 tempat minum galon isi 7 liter
Sumber : Warso Unggul Gemilang (2020)
Saat ayam umur empat minggu, tempat pakan dan minum sudah mulai
digantung dengan ketinggian yang sama dan ukuran atas punggung ayam. Air
minum pada ayam mempunyai hubungan dengan jumlah pakan yang terkonsumsi,
dimana pada akhirnya memengaruhi berat badan ayam tersebut. Kurangnya air
minum, akan menyebabkan dehidrasi yang akan menurunkan kondisi tubuh ayam
dan mengurangi ketahanan terhadap penyakit. Air minum harus diberikan
minimal dua kali dalam sehari, yaitu pada pukul 07.00 dan pukul 14.00.
Pemberian air minum jauh lebih baik jika diberikan tiga kali dalam sehari, yaitu
pada pukul 06.00, pukul 12.00, dan pukul 16.00.
3. Pemeliharaan indukan
Warso Unggul Gemilang memiliki indukan yang berasal dari DOC ayam
kampung dengan kualitas terbaik. Setiap calon indukan yang akan digunakan
untuk pembibitan ayam kampung dilakukan pemeliharaan secara intensif.
Pemeliharaan yang dilakukan yaitu pemberian pakan, minum, vaksin, dan
vitamin. Berikut adalah persiapan dan tata cara yang dilakukan untuk
memindahkan ayam ke kandang baterai :
a. Pindah ke kandang produksi pada umur 15 minggu, sebelum ayam mulai
bertelur.
b. Potong paruh saat ayam berumur 16 minggu.
c. Jika ada program vaksin, berikan satu minggu sebelum pindah.
d. Beri cahaya selama 24 jam pertama setelah pindah.
e. Tingkatkan intensitas cahaya selama 4-7 hari setelah pindah agar mudah
mengenal nipple drink.
f. Selama proses pemindahan, ayam mengalami dehidrasi, maka persediaan
air minum harus cukup.
g. Air minum dicampur vitamin yang mengandung elektrolit selama lima
hari.
Saat indukan berumur 18 minggu dilakukan kegiatan sortir indukan.
Kegiatan sortir indukan dilakukan untuk memilih indukan berkualitas, agar DOC
yang dihasilkan akan berkualitas pula.
5. Pemanenan telur
Indukan yang telah dilakukan kawin suntik kemudian akan menghasilkan
telur yang terbuahi. Telur yang sudah dihasilkan kemudian dilakukan
pengumpulan dan pemisahan menurut perolehan tiap kandang. Kemudian
dilakukan kegiatan fumigasi. Kegiatan fumigasi merupakan upaya membunuh
bakteri yang ada dipermukaan selama 15 menit dengan pintu tertutup rapat yang
menggunakan bahan fumigasi berupa formalin 20 ml, PK 17 gr, dan air 20 ml.
Setelah dilakukan proses fumigasi, kemudian dilakukan proses seleksi terhadap
telur sebelum dimasukkan ke colling room.
Terdapat beberapa ketentuan dalam seleksi telur guna memperoleh daya
tetas yang tinggi. Ketentuan pertama yaitu telur berbentuk oval, kulit halus, tidak
kasar, tidak retak, dan berat seragam. Perbandingan lebar dan panjang adalah 3:4,
berat telur seragam yaitu berkisar antara 43-55 gram per butir. Ketentuan kedua
yaitu ketebalan cangkang ideal. Ketebalan cangkang telur tetas sebaiknya sedang,
tidak terlalu tebal maupun tipis. Ketentuan ketiga yaitu kondisi kantong udara
baik. Kondisi kantong udara yang baik terlihat bening dan kokoh dapat diketahui
melalui peneropongan telur. Ketentuan keempat yaitu umur telur maksimum tujuh
hari. Semakin lama umur telur, persentase keberhasilan menetas menurun.
Terdapat beberapa ketentuan telur yang tidak layak untuk ditetaskan, yaitu bentuk
telur lonjong Panjang, bulat seperti bola, telur kecil dibawah standar, kerabang
tipis, kasar, berwarna coklat tua, retak, dan kotor.
6. Penetasan telur
Telur yang lulus seleksi untuk penetasan kemudian dimasukkan ke colling
room. Telur dihibernasikan di dalam colling room agar embrio tidak berkembang
dengan suhu 18oC selama tiga hari. Kemudian telur dimasukkan ke dalam mesin
setter untuk pengeraman selama 18 hari dengan penerangan penuh dengan suhu
35oC, kemiringan telur dalam mesin 45oC, dan kelembaban 60-70%. Pembalikan
telur dalam mesin dilakukan setiap satu jam sekali. Kelembaban merupakan hal
yang penting dalam hal ini. Kelembaban yang terlalu tinggi akan mencegah
penguapan air dalam telur, sementara kelembaban yang terlalu rendah dapat
menyebabkan penguapan air yang terlalu banyak dari dalam telur sehingga akan
terjadi kematian embrio. Kemudian dilakukan candling dengan meneropong telur
untuk memilah antara telur fertil (terdapat embrio) dan infertil (tidak terdapat
embrio). Jika telur tidak lulus seleksi, maka telur dikirim ke gudang telur. Telur
yang lulus seleksi dipindahkan ke dalam mesin hatcher untuk ditetaskan dalam
suhu 38oC dan kelembaban 56-60%, serta tanpa penerangan selama tiga hari.
Setelah tiga hari di dalam mesin hatcher, telur akan menetas menjadi DOC. Telur
yang berhasil menetas menjadi DOC ayam kampung kemudian dilakukan
pemanenan.
7. Pemanenan DOC
Pemanenan dilakukan terhadap seluruh DOC yang berhasil menetas. DOC
tersebut kemudian dikirim ke bagian pengemasan. Di ruang pengemasan
dilakukan pemberian vaksin terlebih dahulu terhadap seluruh DOC yang
dihasilkan. Pemberian vaksin dilakukan melalui alat spraypart, vaksin yang
digunakan yaitu vaksin newcastel disease infectious bronchitis (NDIB) yang
dilarutkan dalam air sebanyak 100 ml untuk setiap 1.000 dosis. Setelah pemberian
vaksin, kemudian dilakukan seleksi terhadap DOC yang dihasilkan. Kegiatan
seleksi tersebut merupakan tahap akhir penentuan kualitas dari DOC ayam
kampung yang dihasilkan oleh Warso Unggul Gemilang.
Kriteria dari DOC yang diseleksi yaitu puser DOC tidak basah dan tidak
berlubang, berukuran standar yaitu sekitar 36 gram per ekor, perut DOC tidak
kembung, dan tidak terdapat cacat fisik. DOC yang lulus seleksi kemudian
dimasukkan ke dalam box masing-masing berisi 102 ekor, lalu ditempatkan di
atas pallet guna menjaga kualitas DOC. DOC ayam kampung siap untuk
didistribusikan kepada para konsumen yang telah melakukan pemesanan.
3.4.3 Pemasaran
Pemasaran merupakan proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi
pelanggan dan membangun hubungan pelanggan yang kuat untuk menangkap
nilai dari pelanggan sebagai imbalan (Kotler dan Armstrong 2012). Pemasaran
merupakan suatu kegiatan yang terpenting di dalam kehidupan perusahaan sebagai
usahanya untuk mencapai tujuan, mengembangkan usaha, mendapatkan laba serta
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Pemasaran bagi pelanggan
memiliki arti penting atas informasi, penyampaian nilai dan hubungan yang baik
dengan perusahaan.
Strategi pemasaran yang dilakukan oleh Warso Unggul Gemilang
menerapkan konsep STP, yaitu segmenting, targetting, dan positioning. Berikut
adalah penjelasan lebih lanjut mengenai strategi yang dilakukan Warso Unggul
Gemilang, antara lain :
1. Segmenting
Segmenting atau yang lebih dikenal dengan segmentasi pasar merupakan
tindakan mengklasifikasikan pasar ke dalam kelompok-kelompok dengan
berbagai kategori. Kategori yang digunakan antara lain kalangan bawah, kalangan
menengah ke bawah, kalangan menengah, kalangan menengah ke atas, dan
kalangan atas. Segmenting yang ditetapkan oleh Warso Unggul Gemilang yaitu
kalangan menengah hingga kalangan atas. Hal tersebut ditentukan berdasarkan
pembelian yang dilakukan oleh konsumen.
2. Targetting
Targetting dilakukan dengan menentukan segmen pasar mana yang akan
dijadikan sebagai target pasar. Targetting yang telah ditentukan oleh Warso
Unggul Gemilang antara lain peternak ayam kampung yang ada di seluruh
Indonesia. Berdasarkan jumlah pemesanan terhadap produk DOC Warso Unggul
Gemilang, peternak tersebut merupakan peternak berskala kecil hingga besar
3. Positioning
Positioning menunjukkan posisi produk Warso Unggul Gemilang di pasar.
Posisi produk dibandingkan dengan produk dari para pesaing. Produk DOC
Warso Unggul Gemilang telah teruji berkualitas lebih baik daripada para
pesaingnya, sehingga produk ini berposisi sebagai leader di pasar yang sejenis.
Posisi leader tersebut terlihat performa DOC Warso Unggul Gemilang yang lebih
baik daripada para pesaingnya.
Positioning menunjukkan cara perusahaan menanamkan citra di benak
konsumen dengan cara menghasilkan DOC ayam kampung yang menerapkan
good breeding practice (tatalaksana pembibitan yang baik). Perusahaan juga
memberikan pelayanan yang baik kepada peternak yang melakukan usaha ternak
ayam kampung. Warso Unggul Gemilang memberikan pendampingan usaha
terhadap para konsumennya, terutama bagi peternak baru. Pendampingan ini
menjelaskan mengenai bagaimana cara melakukan usaha pembesaran ayam
kampung yang baik. Warso Unggul Gemilang juga menerima berbagai sekolah
ataupun kampus yang ada di sekitar yang berkunjung untuk memperoleh ilmu
mengenai usaha pembibitan ayam kampung yang baik.
Warso Unggul Gemilang menerapkan bauran pemasaran yang lebih
dikenal dengan 4P. 4P tersebut antara lain price (harga), product (produk), place
(tempat) dan promotion (promosi). Bauran pemasaran dapat digunakan oleh
Warso Unggul Gemilang sebagai strategi yang dapat diterapkan dalam keputusan
bisnis. Adapun bauran pemasaran tersebut dijelaskan lebih lanjut pada bagian
berikut.
1. Harga (price)
Warso Unggul Gemilang menghasilkan DOC yang dijual dalam satuan
ekor. Harga jual DOC yang merupakan kualitas premium mencapai Rp7.500 per
ekor. Harga tersebut berbeda dengan harga yang ditetapkan oleh pesaing Warso
Unggul Gemilang, seperti Citra Lestari Farm, Campur Sari, Jimmy Farm, dan
pengusaha yang sejenis lainnya namun berskala kecil. Harga yang ditetapkan oleh
para pesaing Warso Unggul Gemilang ialah sekitar Rp6.500 – Rp7.000 per ekor
DOC. Harga tersebut dibawah dari harga produk DOC Warso Unggul Gemilang
yang mencapai Rp7.500 per ekor DOC. Rata-rata harga pokok produksi DOC
mencapai Rp 5.937. 26 per ekor, secara lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran 1.
Harga yang ditetapkan oleh Warso Unggul Gemilang merupakan harga premium
atau lebih tinggi dari para pesaingnya. Keputusan penetapan harga yang lebih
tinggi oleh pihak Warso Unggul Gemilang didasari atas kualitas DOC yang
dihasilkan, dimana DOC Warso Unggul Gemilang memiliki kualitas terbaik yaitu
DOC ayam kampung asli dengan jenis Sentul. Kualitas yang terbaik inilah yang
biasanya menjadi salah satu hal yang diperhitungkan oleh konsumen dalam
membeli produk DOC Warso Unggul Gemilang. Beberapa pelanggan bahkan
sudah percaya dengan kualitas yang dimiliki dari Warso Unggul Gemilang
sehingga melakukan pembelian ulang.
Produk DOC ayam kampung yang memiliki kualitas baik terlihat dari
beberapa kriteria, yaitu puser tidak basah atau bolong, ukuran DOC tidak kecil
atau berbobot sekitar 36 gram per ekor, tidak terdapat cacat fisik, dan perut tidak
kembung. Selain itu, DOC tersebut diberi vaksin dan diberi perlakuan khusus agar
kualitas tetap terjaga hingga produk sampai kepada konsumen.
2. Produk (product)
Warso Unggul Gemilang selain memproduksi dan menjual DOC sebagai
produk utama. Produk DOC dikemas dengan box khusus. Box khusus dirancang
untuk mempertahankan kualitas produk hingga nanti tiba di konsumen. DOC
ayam kampung dari Warso Unggul Gemilang dapat dilihat pada Gambar . DOC
ayam kampung ini telah melewati proses seleksi dan telah dimasukkan ke dalam
box khusus, setelah itu akan dilakukan pengemasan dan distribusi. Berikut adalah
gambar DOC ayam kampung yang telah dimasukkan ke box.
Gambar 3 DOC ayam kampung pada Warso Unggul Gemilang
3. Tempat (place)
Kegiatan distribusi yang dilakukan oleh Warso Unggul Gemilang adalah
dengan memberikan pelayanan berupa pengiriman gratis sampai ke tangan
konsumen. Pelayanan pengiriman gratis sampai ke konsumen tersebut hanya
untuk konsumen yang berada di wilayah jabodetabek. Distribusi dilakukan oleh
Warso Unggul Gemilang untuk pengiriman DOC ayam kampung secara langsung.
DOC ayam kampung yang didistribusikan oleh Warso Unggul Gemilang selalu
terjaga kualitasnya hingga ke tangan konsumen. Secara umum saluran distribusi
produk DOC ayam kampung Warso Unggul Gemilang dapat dilihat pada Gambar
4. (KASIH GAMBAR)
Peternak ayam
Distributor kampung petelur dan
pedaging
Warso Unggul
Gemilang
Peternak ayam
kampung petelur dan
pedaging
Warso Unggul Gemilang mendistribusikan produknya ke distributor atau
pengecer ayam kampung dan kepada para peternak ayam kampung. Harga produk
DOC ayam kampung yang ditawarkan oleh Warso Unggul Gemilang saat ini yaitu
sebesar Rp7.500 per ekor. Saat ini, pemesanan yang dilakukan berkisar antara
sepuluh box hingga 60 box DOC per konsumen.
Pemasaran dari Warso Unggul Gemilang sangat penting, serta
pengelolaannya pun telah diatur dengan sebaik mungkin. Pemasaran yang baik
tersebut yaitu dengan memutus tataniaga yang panjang sehingga peternak bisa
menerima harga yang layak. Selain menjaga kualitas produknya Warso Unggul
Gemilang juga menjaga hubungan baik dengan konsumennya, yang dalam hal ini
adalah para peternak ayam kampung.
4. Promosi (promotion)
Warso Unggul Gemilang melakukan kegiatan promosi melalui berbagai
cara, diantaranya yaitu melalui media cetak, internet, pendekatan langsung ke
peternak, dan promosi dari mulut ke mulut. Selain itu, Warso Unggul Gemilang
menjalin kerjasama dengan Baliknak dalam pengadaan sumber bibit dengan
kualitas genetik yang baik. Kegiatan promosi yang dilakukan oleh Warso Unggul
Gemilang tersebut sudah efektif. Konsumen yang telah membeli produk Warso
Unggul Gemilang biasanya didampingi hingga periode tertentu. Hal tersebut
membuat konsumen merasakan kepuasan tersendiri. Konsumen yang telah puas
tersebut sering membantu proses pemasaran Warso Unggul Gemilang secara tidak
disengaja atau tidak langsung, seperti penyebaran informasi kepada kerabatnya.
Fakta yang terjadi hingga saat ini menunjukkan bahwa Warso Unggul
Gemilang belum mampu memenuhi permintaan pasar. Kondisi tersebut menjadi
peluang bagi Warso Unggul Gemilang untuk melakukan pengembangan dalam
rangka meningkatkan produksinya. Selain itu, kedepannya Warso Unggul
Gemilang berencana untuk memperluas jaringan kerjasama dengan kelompok-
kelompok ternak dan menjalin jaringan kerjasama dengan rumah-rumah potong
unggas. Kegiatan promosi yang dilakukan oleh Warso Unggul Gemilang terbukti
lebih baik jika dibandingkan pesaingnya karena para pesaing sering mempelajari
hal tersebut secara langsung maupun tidak langsung. Beberapa pesaing juga
berkunjung ke Warso Unggul Gemilang untuk meminta masukan atau berdiskusi
tentang kegiatan pemasaran yang dilaksanakan.
Rumusan ide pengembangan bisnis berdasarkan hasil analisis gap dan akar
masalah yang ada di perusahaan. Analisis gap digunakan untuk mengidentifikasi
potensi bisnis, prospek bisnis, dan permasalahan bisnis yang ada di Warso Unggul
Gemilang. Apabila kesenjangan bisnis sudah didapatkan, maka selanjutnya
dilakukan analisis akar masalah sehingga didapatkan solusi yang akan menjadi
rekomendasi pengembangan bisnis pada Warso Unggul Gemilang.
Alur pengembangan peningkatan kualitas kandang akan dilakukan dengan
cara indentifikasi potensi, prospek, dan permasalahan bisnis. Kelayakan
pengembangan pada peningkatan kualitas kandang ini dilihat dari analisis elemen
pada Business Model Canvas dan analisis finansial. Analisis elemen pada
Business Model Canvas meliputi customer segments (segmen pelanggan), value
propositions (proposisi nilai), channels (saluran), customer relationhips
(hubungan pelanggan), revenue stream (arus pendapatan), key resources (sumber
daya utama), key activities (aktivitas kunci), key partners (kemitraan utama), dan
cost structure (struktur biaya). Analisis finansial dengan cara mengkaji kriteria
investasi yang meliputi NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return),
Net B/C (Net Benefit-Cost Ratio), Gross B/C (Gross Benefit-Cost Ratio), dan PP
(Payback Period). Selain itu juga dilakukan analisis switching value.
A. Potensi bisnis
Potensi bisnis berkaitan dengan keadaan bisnis saat ini, berikut potensi bisnis pada
Warso Unggul Gemilang :
1. Customer segments
Jenis segmen konsumen Warso Unggul Gemilang adalah multi-sided market.
Multi-sided market adalah melayani dua atau lebih segmen pasar yang saling
tergantung. Segmen pasar Warso Unggul Gemilang ada dua yaitu perusahaan atau
korporat dan konsumen akhir. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan seperti
produk olahan jamur ditargetkan pada konsumen akhir sebagai segmen pasarnya.
Konsumen akhir ini adalah wisawatan yang berkunjung ke perusahaan untuk
pelatihan agribisnis jamur atau konsumen yang minat dengan produk herbal.
Sedangkan untuk produk jamur segar, benih, baglog dan jasa pelatihan ditargetkan
pada perusahaan atau korporat sebagai pengecer, rumah makan, dan pembudidaya
jamur.