Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM I

MANAJEMEN PEMELIHARAAN AYAM PEDAGING

Oleh:
DEA AZHAR
NIM. 2021310633
KELOMPOK III

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS SAINS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BULUKUMBA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ayam pedaging (broiler) adalah hasil persilangan dari berbagai macam jenis
ayam yang memiliki produktifitas yang tinggi sehingga menghasilkan ayam yang
unggul. Ayam pedaging (broiler) akan tumbuh dan berkembang dengan baik jika
di dukung dengan pakan yang memenuhi kebutuhan nutrisi ayam, perwatan yang
baik, ketepatan dalam pencegahan dan pengendalian penyakit dan sistem
perkandangan yang baik (Mashito dan Nahraeni, 2016).
Keberhasilan produksi ayam broiler diekspresikan dalam performans atau
penampilan ayam broiler yang dapat diukur melalui mortalitas, konsumsi pakan,
bobot badan akhir, rasio konversi pakan (FCR), dan indeks performans (IP).
Untuk dapat mencapai performans ayam broiler secara optimal faktor yang
mempengaruhi adalah bibit, pakan, dan pengelolaan atau manajemen. Faktor
manajemen itu sendiri sangat ditentukan oleh manajemen perkandangan. Pada
pemeliharaan secara intensif, kandang mempunyai peranan penting sebagai
penentu keberhasilan usaha peternakan ayam broiler (Mashito dan Nahraeni,
2016).
Mortalitas merupakan faktor penting dalam mengukur keberhasilan
manajemen pemeliharaan, faktor yang menyebabkan angka kematian yaitu
lingkungan, genetik dan penyakit. Apabila suhu lingkungan fluktuatif tidak dapat
dikontrol, maka harus dapat disiasati pada saat suhu terlalu dingin ataupun terlalu
panas untuk ayam broiler. karena kondisi tersebut dapat meningkatkan resiko
terserangnya penyakit dan kematian pada ayam broiler (Nuryati, 2019).
Berdasakan pernyataan tersebut inilah yang melatar belakangi dilakukannya
prakikum wawancara kepada salah satu peternak ayam broiler mengenai
manajemen yang diterapkan dalam pemeliharaan ayam pedaging.
B. Tujuan Praktikum
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengetahui biaya apa saja yang
dikeluarkan peternak, pendapatan yang didapatkan dalam usaha peternakan ayam
broiler dan menganalisis usaha peternakan ayam broiler.

.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Ayam Pedaging


Ayam pedaging yaitu jenis ayam unggulan yang dipelihara dengan tujuan
memanfaatkan dagingnya. Ayam broiler merupakan jenis ayam ras unggul hasil
dari perkawinan silang, seleksi, dan rekayasa genetik bangsa-bangsa ayam yang
mempunyai produktivitas yang tinggi khususnya pada produksi daging. Disebut
dengan ayam broiler, karena untuk menerangkan jenis ayam tersebut hasil dari
budi daya teknologi peternakan yang mempunyai karekteristik ekonomi dengan
ciri khas berupa pertumbuhan yang cepat, penghasil daging dengan konversi
pakan yang rendah, dan siap dikonsumsi pada usia yang relatif muda (Nalarati,
2020).
Ciri-ciri khas dari ayam pedaging yaitu pertumbuhan yang cepat, bisa
dijadikan sebagai penghasil daging, masa panen yang pendek dan menghasilkan
daging berserat lunak, memiliki timbunan daging yang baik, memiliki dada lebih
besar (Nastiti, 2012)
Menjadi seorang peternak ayam pedaging broiler tidak semudah yang
dibayangkan. Apabila peternak menginginkan hasil yang maksimal dari usaha
peternakan tersebut, maka peternak harus menyediakan apa yang dibutuhkan oleh
ayam dan juga harus mempunyai pengetahuan dan ketrampilan beternak agar
hewan yang diternak terawat dengan baik dan mampu mengeluarkan potensi
genetik yang dimilikinya. Karena ayam broiler termasuk makhluk hidup yang
hidupnya bergantung pada perawatan manusia (Nalarati, 2020).
Manajemen beternak ayam broiler malalui dua masa pemeliharaan, yaitu
masa pemeliharaan starter (masa pertumbuhan) dan masa pemeliharaan akhir /
finisher . Masa stater pemeliharaan sebagai fase pemeliharaan dimulai dari anak
ayam berumur 1 hari hingga berumur 4 minggu. Pada masa ini ayam akan
mengalami perkembangan berupa kekebalan tubuh ayam, sistem pencernaan,
kerangka tubuh, thermoregulasi (pengaturan suhu tubuh), dan perkembangan
bulu. Sedang Tamalluddin menyebut bahwa masa awal (stater) pemeliharaan
broiler, merupakan periode yang kritis pada pemeliharaan ayam broiler. Karena
pada fase ini merupakan masa awal perkembangan dan pertumbuhan ayam.
Semua organ penting yang berperan sebagai produktivitas ayam, termasuk
perkembangan sistem (Nuryati, 2019).
Mengelola ayam dimulai, yaitu sebelum datangnya DOC (Day Old Chick),
peternak harus melakukan persiapan berupa menyiapkan kandang untuk brooding.
Pada umumnya DOC merupakan anak ayam hasil dari penetasan yang
menggunakan mesin tetas. Seperti anak ayam lainnya yang membutuhkan sesosok
induk, begitu juga dengan DOC yang membutuhkan induk. Karena DOC
merupakan anak ayam hasil dari mesin penetasan yang tidak mempunyai sesosok
induk, maka sebagai gantinya, dibutuhkan induk buatan agar DOC dapat tumbuh
dengan baik. Sistem induk buatan inilah yang dikenal dengan istilah brooding
(Nuryati, 2019).
Brooding berasal dari kata “brood” yang artinya seper-indukan. Dengan arti
masa brooding adalah masa dimana anak ayam membutuhkan induk buatan
seperti penghangat buatan sampai umur ayam dapat menyesuaikan sendiri dengan
suhu lingkungan. Tujuan diadakan brooding adalah untuk mewujudkan
lingkungan yang nyaman dan sehat secara efesien dan ekonomis bagi anak ayam
serta sebagai penunjang pertumbuhan secara optimal. Pada masa itu adalah masa
yang menentukan, sebab akan berpengaruh pada pertumbuhan masa selanjutnya
(Nuryati, 2019).
B. Usaha Peternakan Ayam Pedaging
Produksi ayam pedaging akan terus meningkat seiring dengan
meningkatnya jumlah konsumsi terhadap daging ayam pedaging. Pengembangan
usaha ternak ayam pedaging akan berhasil apabila peternak mampu mengelolah
usaha tersebut dengan baik. Pengelolaan usaha ternak ayam pedaging harus
ditunjang dengan kemampuan manajemen yang baik, mulai dari manajemen
produksi, keungan, sumberdaya manusia, hingga manajeme pemasaran. Peternak
sebagai pengambilan keputusan bisnis harus memiliki kompetensi yang baik
dalam mengelolah seluruh fungsi usaha tersebut. Hal tersebut akan berpegaruh
terhadap keberhasilan usahanya. Kegiatan usaha yang menarik dikaji dari
subsektor peternakan adalah usaha agribisnis ayam pedaging (Pramita dkk., 2017)
Usaha peternakan ayam pedaging dewasa ini berkembang sangat pesat, dan
menyebar hampir diseluruh wilayah Indonesia, baik dengan skala besar
(perusahaan) maupun skala kecil (peternakan rakyat). Jenis usaha peternakan
pedaging ini mempunyai prospek yang cukup tinggi karena produk yang
dihasilkan yakni daging ayam banyak diminati masyarakat karena rasanya yang
enak dan harganya yang terjangkau, serta masa produksinya relatif singkat yaitu 4
- 5 minggu sudah dapat dipanen, sehingga usaha pengembalian modalnya relatif
singkat dibanding usaha peternakan lain (Pramita dkk., 2017)
Prinsipnya setiap usaha peternakan yang dilakukan termasuk usaha ternak
ayam pedaging bertujuan untuk memperoleh keuntungan. Untuk mencapai titik
puncak keuntungan dalam usaha peternakan khususnya ayam pedaging harus
memperhatikan faktor-faktor produksi, antara lain breeding, feeding dan
manajemen serta mampu menganalisis biaya-biaya penerimaan dan pengeluaran
dari usaha tersebut untuk mengetahui tingkat keuntungan usaha ternak ayam
pedaging selama satu kali masa produksi (Pramita dkk., 2017)
Manfaat sistem kemitraan yaitu pengembangan akses pasar, kredit dan
teknologi, manajemen resiko yang lebih baik, memberikan kesempatan kerja yang
lebih baik. Di lain pihak, perusahaan yang bermitra dapat mengurangi biaya
investasi perusahaan dan dapat memfokuskan diri pada usaha menembus pasar
modern dan pasar global. Sistem produksi ayam broiler pola peternakan mandiri
lebih rendah efisiensinya dibanding pola peternakan kemitraan (Pramita dkk.,
2017)
Kemitraan atau perusahaan besar menyediakan input seperti DOC, pakan
dan obat-obatan. Pihak peternak menyediakan kandang dan peralatannya serta
tenaga kerja untuk pemeliharaan ayam sampai panen. Sehingga adanya kemitraan
diharapkan mampu mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh peternak
seperti permodalan, pengetahuan tatalaksana pemeliharaan, dan pemasaran hasil
(Pramita dkk., 2017)
C. Faktor-faktor Produksi
Kandang ayam broiler berdasarkan tipe dinding (ventilasi) dapat dibedakan
menjadi kandang tertutup (closed house) dan kandang terbuka (open house).
Kandang tertutup pada pemeliharaan ayam broiler merupakan salah satu upaya
untuk mencapai lingkungan nyaman, udara sehat, dan minim kondisi stress.
Kandang tertutup, dindingnya tertutup dan biasanya terbuat dari bahan permanen
dengan penggunaan teknologi tinggi sehingga mempunyai ventilasi baik yang
mampu mengurangi dampak dari tingginya kelembaban udara. Kandang terbuka
merupakan kandang yang dindingnya terbuka biasanya terbuat dari kayu atau
bambu (Marom dkk., 2017)
Produksi ayam pedaging akan terus meningkat seiring dengan
meningkatnya jumlah konsumsi terhadap daging ayam pedaging. Pengembangan
usaha ternak ayam pedaging akan berhasil apabila peternak mampu mengelolah
usaha tersebut dengan baik. Pengelolaan usaha ternak ayam pedaging harus
ditunjang dengan kemampuan manajemen yang baik, mulai dari manajemen
produksi, keungan, sumberdaya manusia, hingga manajemen pemasaran. Peternak
sebagai pengambilan keputusan bisnis harus memiliki kompetensi yang baik
dalam mengelolah seluruh fungsi usaha tersebut. Hal tersebut akan berpegaruh
terhadap keberhasilan usahanya. Kegiatan usaha yang menarik dikaji dari
subsektor peternakan adalah usaha agribisnis ayam pedaging (Simanjuntak, 2018).
Faktor-faktor produksi meliputi bibit, pakan dan vitamin berpengaruh nyata
terhadap produksi ayam broiler dengan nilai koefisien yang positif, sedangkan
vaksin, obat-obatan dan tenaga keja tidak berpengaruh signifikan. Bibit (DOC)
merupakan faktor produksi dengan pengaruh terbesar dalam produksi ayam
broiler (Ratnasari dkk., 2015)
Kemitraan merupakan faktor penting dalam mempengaruhi efisiensi teknis.
Dummy kemitraan menunjukkan nilai yang signifikan artinya ada perbedaan
tingkat efisiensi antara peternak mitra sistem kontrak dengan bagi hasil. Nilai
koefisien yang negatif artinya tingkat efisiensi peternak kontrak lebih tinggi
dibandingkan peternak bagi hasil. Hasil ini mendukung analisis efisiensi teknis
peternak kontrak sebesar 0,953 dan peternak bagi hasil sebesar 0,790. Namun
selain kemitraan, umur dan pengalaman juga mempengaruhi efisiensi teknis. Hal
ini menunjukkan bahwa inefisiensi yang terjadi di lapangan lebih dipengaruhi
oleh faktor internal dibandingkan eksternal petani (Ratnasari dkk., 2015).
D. Biaya Usaha Peternakan Ayam Pedaging
Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan selama pemeliharaan sampai
ayam dipanen atau dijual. Biaya merupakan dasar dalam penentuan harga, sebab
apabila tingkat harga jual yang tidak dapat menutupi biaya akan mengakibatkan
kerugian. Sebaliknya, apabila suatu tingkat harga melebihi semua biaya maka
akan menghasilkan keuntungan (pendapatan). Komponen biaya-biaya produksi
yang dikeluarkan peternak meliputi biaya tetap dan biaya variabel. Selanjutnya
dismpaikan bahwa biaya variabel adalah biaya yang berubah-ubah disebabkan
karena adanya perubahan jumlah hasil, dan biaya tetap adalah biaya-biaya yang
tidak berubah-ubah (konstan) untuk setiap tingkatan atau hasil yang diproduksi.
Biaya total adalah merupakan jumlah dari biaya variabel dan biaya tetap. Dalam
penelitian ini biaya dan pendapatan usaha pemeliharaan ayam potong yang dihitug
adalah untuk satu periode produksi. Satu periode produksi dihitung selama 1 ½
bulan atau 45 hari (Simanjuntak, 2018).
Biaya tetap atau fixed cost (FC) adalah biaya yang terlibat dalam produksi
dan tidak berubah meskipun ada perubahan jumlah produksi yang dihasilkan.
Komponen biaya tetap meliputi biaya penyusutan, seperti penyusutan kandang,
penyusutan peralatan kandang (tempat makan, tempat minum dan lain-lain),
bunga atas pinjaman modal operasional, biaya pajak bumi dan bangunan dan atau
biaya sewa kandang dan dan biaya – biaya lainnya (Simanjuntak, 2018).
Biaya variabel atau disebut dengan biaya tidak tetap biasa didefinisikan
sebagai biaya yang dikeluarkan atau ditanggung oleh peternak selama masa
produksi yang besar kecilnya dipengaruhi oleh skala atau jumlah produksi.
Artinya bahwa semakin tinggi skala produksi maka akan semakin meningkat pula
biaya variabel yang harus ditanggung oleh peternak selama masa produksi
berlangsung (Simanjuntak, 2018).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

A. Tempat dan Waktu Praktikum


Praktikum wawancara peternak ayam broiler ini dilakukan di rumah bapak
adiman di Desa Padang, Kecamatan Gantarang, Kabupaten Bulukumba. Pada hari
rabu, 21 juni 2023, pukul 12.00-13.00
B. Materi Praktikum
Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu alat tulis seperti pulpen dan
kertas, serta handphone.
C. Metode Praktikum
Metode yang di lakukan yaitu pengamatan (observasi) secara langsung
dilapangan mengenai pengelolaan yang ada di petenakan meliputi luas
peternakan, bangunan kandang, pakan, pengendalian penyakit, penanganan
limbah, pemasaran dan lakukan wawancara peternak.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil Peternakan
Berdasarkan hasil wawancara pada salah satu peternakan ayam broiler
diperoleh yaitu:
Tabel 1. Profil peternakan
No
. Pengamatan Keterangan
1 Jenis peternakan  Unggas
2 Alamat  Desa Padang, Kec. Gantarang
3 Nama pemilik  Adiman
4 Jumlah ternak  3000 ekor
5 Nama peternakan Peternakan Ayam Broiler
Sumber: Data Hasil Wawancara Manajemen Pemeliharaan Ayam Broiler, 2023.
Berdasarkan hasil wawancara di Desa Padang bersama dengan bapak
Adiman (narasumber) diperoleh bahwa peternakan yang di jalankannya bekerja
sama dengan PT Ciomas Adisatwa atau yang dikenal dengan Japfa sebagai mitra
dikarenakan ada beberapa keuntungan yang di dapat seperti penyediaan DOC,
pakan, obat-obatan dan pemasaran. Sehingga tidak terlalu pusing untuk mencari
bibit DOC, pakan, dan dalam pemasaran, yang diperlukan hanya kandang dan
biaya produksi untuk pemeliharaan termasuk tenaga kerja dan . Hal ini sesuai
dengan pendapat Ratnasari dkk (2015), bahwa Kemitraan atau perusahaan besar
menyediakan input seperti DOC, pakan dan obat-obatan. Pihak peternak
menyediakan kandang dan peralatannya serta tenaga kerja untuk pemeliharaan
ayam sampai panen. Sehingga adanya kemitraan diharapkan mampu mengatasi
masalah-masalah yang dihadapi oleh peternak seperti permodalan, pengetahuan
tatalaksana pemeliharaan, dan pemasaran hasil.
Berdasarkan hasil wawancara pada narasumber bahwa dalam manajemen
pemeliharaan yang dilakukannya semua mengikuti SOP dari kemitraan termasuk
dalam pengendalian penyakit dan penggunaan obat-obatan. Narasumber tidak
pernah mengambil atau menggunakan pemberian vaksinasi maupun pemberian
obat-obatan yang berasal dari luar perusahaan kemitraan dikarenakan takut
beresiko pada ternak yang di peliahara. Waktu panen dalam satu periode produksi
yang dijalankan bapak Adiman tidak mengejar target hari tetapi target berat
dimana targetnya yaitu minimal 1,8 kg- 2kg per ekor sehingga kadang sampai 45
hari baru di panen dan dalam satu tahun narasumber hanya 4 kali- 5kali. Hal ini
sesuai dengan pendapat Nalarati (2020), bahwa menjadi seorang peternak ayam
pedaging broiler tidak semudah yang dibayangkan. Apabila peternak
menginginkan hasil yang maksimal dari usaha peternakan tersebut, maka peternak
harus menyediakan apa yang dibutuhkan oleh ayam dan juga harus mempunyai
pengetahuan dan ketrampilan beternak agar hewan yang diternak terawat dengan
baik dan mampu mengeluarkan potensi genetik yang dimilikinya. Serta
Pramitadkk (2017) mengatakan bahwa jenis usaha peternakan pedaging ini
mempunyai prospek yang cukup tinggi karena produk yang dihasilkan yakni
daging ayam banyak diminati masyarakat karena rasanya yang enak dan harganya
yang terjangkau, serta masa produksinya relatif singkat yaitu 4 - 5 minggu sudah
dapat dipanen, sehingga usaha pengembalian modalnya relatif singkat dibanding
usaha peternakan lain.
B. Biaya Peternakan (nama peternakan yg dikunjungi)
Berdasarkan hasil wawancara mengenai biaya yang dikeluarkan dalam
manajemen pemeliharaan ayam broiler yang mencakup biaya tetap dan biaya
variabel yaitu:
Tabel 2. Biaya Tetap
Luas Umur Harga Total biaya (Rp)
Satuan ekono satuan
No. keterangan kebutuhan mi (Rp)
1 Kandang 1 350 m2 Rp 150 jt
Rp 150.000.000
2
Jumlah biaya Rp 150.000.000
tetap
Sumber: Data Hasil Wawancara Manajemen Pemeliharaan Ayam Broiler, 2023.
Berdasarkan data hasil wawancara yang didapat bahwa biaya pembuatan
kandang dan alat-alat perkandangan merupakan biaya tetap dalam usaha
peternakan ayam broiler, yang dimana biaya tetap tidak berubah dan tidak
tergantung hasil produksi atau penjualan. Hal ini sesuai dengan pendapat
Simanjuntak (2018), bahwa Biaya tetap atau fixed cost (FC) adalah biaya yang
terlibat dalam produksi dan tidak berubah meskipun ada perubahan jumlah
produksi yang dihasilkan. Komponen biaya tetap meliputi biaya penyusutan,
seperti penyusutan kandang, penyusutan peralatan kandang (tempat makan,
tempat minum dan lain-lain), bunga atas pinjaman modal operasional, biaya pajak
bumi dan bangunan dan atau biaya sewa kandang dan dan biaya – biaya lainnya
Tabel 3. Biaya Variabel
Satuan Harga jumlah(Rp)
No satuan
. keterangan kebutuhan (Rp)
Operasional : Min Rp 2 jt –
1. DOC 3.000 ekor Rp 3 jt
2. Pakan
3. Obat-obatan
4. Tabung Gas
5. Listrik
Jumlah biaya Rp 2.000.000
variabel
Sumber: Data Hasil Wawancara Manajemen Pemeliharaan Ayam Broiler, 2023.
Biaya variabel dalam peternakan merupakan biaya yang tidak tetap atau
biaya yang dapat berubah sejalan dengan volume produksi dan aktivitas usaha,
biaya variabel akan meningkat atau menurun sasuai perubahan dalam produksi
ternak atau jumlah ternak yang dipelihara. Hal ini sesuai dengan pendapat
Simanjuntak (2018), bahwa Biaya variabel atau disebut dengan biaya tidak tetap
biasa didefinisikan sebagai biaya yang dikeluarkan atau ditanggung oleh peternak
selama masa produksi yang besar kecilnya dipengaruhi oleh skala atau jumlah
produksi. Artinya bahwa semakin tinggi skala produksi maka akan semakin
meningkat pula biaya variabel yang harus ditanggung oleh peternak selama masa
produksi berlangsung
Biaya total = Biaya tetap (biaya kandang) + Biaya variabel
= Rp 150.000.000 + Rp 2.000.000
= Rp 152.000.000
a. Penerimaan = Harga jual x jumlah produksi
= Rp 60.000 x 2.850 Ekor
= Rp 171.000.000
b. Keuntungan = Penerimaan – Biaya total
= Rp 171.000.000 – Rp 152.000.000
= Rp 19.000.000
C. Distribusi dan Pemasaran
Proses pemasaran yang diguanakan yaitu dibawah atau di ambil langsung
oleh peusahaan PT Ciomas Adisatwa atau dikenal dengan sebutan Japfa dengan
keuntungan dan kerugian tidak menentu.
D. Analisis keuntungan, performa dan kendala
Adapun performance dari peternakan unggas yaitu Feed Convertion Ratio
(FCR) dan Indeks Produksi (IP).

jumlah zak yg dihabiskan dlm1 kali periode x total berat zak (kg)
FCR =
total berat ayam hasil panen(kg)
= 60 x 50 kg
522 kg
= 5,74
ayamhidup ( % ) x berat badan rata−rata
Indeks Produksi =
umur x fcr
= 99,05% x 1,8 kg
35 x 5,74
= 178,29
200,9
= 0,88

Kendala : hasil wawancara


Kendala yang dihadapi saat melakukan wawancara di Desa Padang dengan
narasumber yaitu bapak Adiman dimana bapak tersebut tidak terlalu menyebutkan
secara detail mengenai biaya produksi dalam satu periode dan hanya menyebutkan
total biaya produksi yang dikeluarkan selama pemeliharaan dalam satu periode
sehingga informasi yang didapatkan tidak lengkap.
Lampiran 1 Daftar Pertanyaan (Kuisioner) Praktikum
1. Nama Responden : Adiman
2. U m u r : 41 Tahun.
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Kecamatan : Gantarang, Kab. Bulukumba
5. Pendidikan Terakhir : (Lingkari jawaban yang sesuai).
a. Tidak Tamat SD. b.. SD. c. SMP. d. SMA. e. Perguruan Tinggi.
6. Status Pekerjaan : (Lingkari jawaban yang sesuai)
a. Petani/ peternak b. Pegawai/ Karyawan c. Pedagang d. Wiraswasta e. Pensiunan
7. Apakah saudara ikut bergabung dengan kelompok peternak? Tidak Pernah
8. Apakah saudara ikut bergabung pola kemitraan? Jika ikut, Alasan ikut
bermitra? Bermitra dengan PT? bermitra dengan PT Ciomas Adisatwa / Japfa
9. Pengalaman Beternak Ayam Broiler : 12 Tahun
10. Selain beternak ayam broiler, apakah saudara memiliki ternak yang lain?
Berapa ekor? Tidak ada, hanya ayam broiler
11. Apakah saudara pernah mengikuti pelatihan mengenai peternakan ayam
broiler? Tidak Pernah
12. Apakah saudara melaksanakan pencatatan (recoording) mengenai vaksinasi,
status penyakit yang pernah diderita, pencegahan dan pengobatan penyakit dan
catatan lainnya? Ya, pencatatan jumlah ternak masuk hingga panen
13. Apakah saudara pernah melaksanakan vaksinasi? Berapa kali,
sebutkan………..
14. Apakah saudara memiliki alat dan mesin peternakan?
Sebutkan……………….
15. Berapa jumlah ternak ayam yang mati dalam sekali periode? ……. ekor
16. Berapa jumlah ternak ayam broiler yang saudara pelihara? ............ ekor
17. Berapa berat rata-rata ayam broiler yang dipanen? …… kg
18. Dalam 1 hari berapa banyak ransum yang dikonsumsi ternak ayam
broiler? ..kg
19. Jenis ransum apa yang digunakan? Sebutkan ………
20. Umur berapa hari ternak ayam broiler dipanen?
21. Jenis bibit ternak ayam broiler yang saudara pelihara? Sebutkan………………
22. Berapa kali saudara melaksanakan pembersihan (sanitasi) kandang ternak
ayam broiler saudara? Sebutkan………………
23. Apakah saudara melaksanakan penanganan limbah kotoran ternak saudara?
Sebutkan .................
24. Apakah ternak ayam broiler diberi vitamin, mineral atau tambahan nutrisi ?
a. Ada, sebutkan………………. b. Tidak ada
25. Modal usaha ternak ayam broiler saudara berasal dari mana?
a. Bantuan Pemerintah b. Bukan dari bantuan Pemerintah,
sebutkan…………………..
26. Jenis bantuan yang saudara terima? Sebutkan…………………….
27. Berapa orang tenaga kerja dalam mengelola usaha ternak ayam broiler
saudara?
a. Tenaga kerja dalam keluarga……………….. orang
b. Tenaga kerja luar keluarga …………………. orang
28. Berapa total penerimaan yang saudara peroleh dari beternak ayam broiler?
a. Penjualan ternak : Rp………………..……../periode
b. Penjualan Kotoran ternak : Rp………………………./Periode
d. Penerimaan lain-lain : Rp………………………./Periode
Total Penerimaan : Rp…………………..…./Tahun
29. Berapa totalbiaya yang saudara keluarkanuntuk beternak ayam broiler?
a. Biaya tetap (Bibit, ransum,gaji tenaga kerja,) Rp………………………./Tahun
b. Berapa harga bibit yang dibeli untuk pemilaharaan ayam broiler? Rp…….
c. Berapa harga ransum yang dibeli untuk pemeliharaan ayam broiler? Rp…..
d. Berapa upah tenaga kerja untuk pemilaharan ayam broiler? Rp.
…………/orang
30. Biaya Variabel (peralatan kandang, pakan, obat-obatan)
Rp………………………/Tahun
a. Biaya pembuatan kandang?
b. Berapa Luas kandang?
c. Jenis pakan apa yang digunakan untik pemiliharan ayam broiler?
d. Berapa Harga pakan yang dibeli ?
e. Obat-obatan apa saja yang diberikan pada ayam broiler?
f. Berapa harga obat-obatan yg diberikan?
Total biaya : Rp…………………….…………/Tahun..............................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
B. Saran Untuk Laboratorium

....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

Nastiti, R. (2012). Menjadi Milyader Budidaya Ayam Broiler. Yogyakarta:


Pustaka Baru Press
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................

Anda mungkin juga menyukai