Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

TATA NIAGA DAN HASIL TERNAK


ANALISIS TATA NIAGA TELUR AYAM RAS SISTEM KEMITRAAN

Oleh :

Yanu Aditya Irawan


1910515310012

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2021
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI.............................................................................................................i

BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan............................................................................................2

BAB II. MATERI DAN METODE PENELITIAN.................................................3


2.1 Materi.............................................................................................................3
2.2 Metode penelitian...........................................................................................4

BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................5


3.1 Hasil dan pembahasan....................................................................................5

BAB IV. KESIMPULAN........................................................................................7


4.1 Kesimpulan.....................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Industri perunggasan nasional merupakan salah satu andalan subsektor

peternakan yang mempunyai peranan besar dalam perekonomian negara terutama

sebagai penghasil bahan makanan protein tinggi, menyediakan lapangan kerja dan

meningkatkan nilai tambah hasil pertanian yang sangat signifikan. Subsektor

Peternakan sebagai salah satu dari bidang pertanian diharapkan mampu memenuhi

kebutuhan hidup masyarakat Indonesia, terutama dalam konsumsi kebutuhan

protein dalam rangka mendapatkan hidup yang berkualitas melalui pemenuhan

gizi yang seimbang. Hal tersebut yang mendorong pembangunan sub sektor

peternakan diperlukan, sehingga pada masa yang akan datang diharapkan dapat

memberikan kontribusi yang nyata dalam pembangunan (Safitri, 2009).Statistik

peternakan dan kesehatan hewan yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal

Peternakan dan Kesehatan Hewan (2013), bahwa dari tahun 2009 sampai 2013

produksi telur di Indonesia semakin meningkat. Berbagai daerah di Jawa Timur

yang memproduksi telur ayam ras terbanyak ada di kabupaten Blitar (Dinas

Peternakan Jawa Timur, 2010).

Ayam ras petelur merupakan salah satu jenis ayam komersial yang sangat

efisien dalam menghasilkan telur. Bangsa ayam yang termasuk kelas ini dapat

dikenal karena ayam itu mempunyai ukuran badan yang kecil dan aktif, mudah

terkejut, cepat dewasa dan tidak memiliki sifat mengeram, kebanyakan atau

hampir semuanya mempunyai kaki yang bersih (tidak berbulu) dan cuping

telinganya berwarna putih. Adapun penelitian tentang tata niaga telur ayam yang
2

dilakukan sebagai salah satu dasar untuk menentukan kebijaksanaan di sub sektor

peternakan. Kondisi yang demikian perlu adanya suatu analisis tata niaga telur

ayam ras petelur ini dilakukan guna mengetahui struktur dan saluran pemasaran

telur ayam ras. Perusahaan yang menerapkan sistem kemitraan dilihat dari margin

pemasaran, farmer’s share serta keuntungan dan biaya pemasaran.

Soepranianondo dkk., (2013) menyatakan bahwa pemasaran adalah analisis,

perencanaan, implementasi, dan pengendalian dari program pertukaran nilai

dengan target pasar untuk mencapai tujuan organisasi dengan harga, komunikasi,

dan distribusi yang efektif.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi struktur pemasaran dan saluran

pemasaran telur ayam ras (layer) sistem kemitraan

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

1. Mengidentifikasi struktur pemasaran dan saluran pemasaran telur ayam

ras (layer) sistem kemitraan.

2. Menganalisis efisiensi saluran pemasaran telur ayam ras (layer) sistem

kemitraan
3

BAB II
MATERI DAN METODE PENELITIAN

2.1 Materi

Penelitian dilaksanakan di UD. Jatinom Indah yang merupakan salah satu

perusahan di bidang peternakan ayam petelur yang menerapkan sistem kemitraan di

desa Jatinom kecamatan Kanigoro kabupaten Blitar provinsi Jawa Timur. Pemilihan

lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive sampling) yaitu di UD. Jatinom

Indah dan salah satu plasma dengan pertimbangan bahwa perusahaan tersebut

merupakan perusahaan di bidang peternakan ayam petelur yang menggunakan sistem

kemitraan di kabupaten Blitar. Metode penelitian yang digunakan adalah metode

survei sehingga mendapatkan data primer dan data sekunder.

Sesuai dengan Singarimbun dan Effendi (1995) menyatakan metode survei

merupakan metode penelitian yang mengambil sampel dari beberapa populasi dan

menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data yang pokok (data primer).
4

2.2 Metode penelitian

Penggunaan metode penelitian yaitu dengan metode data dan informasi yang

telah dikumpulkan kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk deskriptif, gambar

dan tabulasi. Data kualitatif digunakan untuk menjelaskan dan menggambarkan

keadaan objek penelitian. Data kuantitatif digunakan untuk menggambarkan

perhitungan margin pemasaran, farmer’s share serta keutungan dan biaya pemasaran.

Pada Rasuli, dkk (2007) menghitung margin pemasaran, biaya pemasaran,

keuntungan dan efisiensi, dengan menggunakan rumus (Rasyaf, 1995) sebagai

berikut :

M = He- Hp
Keterangan M : Margin pemasaran
Hp : Harga pada produsen
He : Harga eceran

Secara matematik menghitung farmer’s share dirumuskan sebagai berikut:


p
FS= x100%.
k

Keterangan FS : Farmer’s Share (100%)

P : Harga ditingkat peternak (Rp/kg)

K : Harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir (Rp/kg)


Keuntungan dan biaya pada masing-masing lembaga pemasaran dapat

dirumuskan sebagai berikut:

Keuntungan peternak : Harga Jual - BEP

Keuntungan lembaga lain : Harga jual - (biaya pemasaran+harga beli)


BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil dan pembahasan

Struktur pasar yang terjadi pada daerah penelitian berbeda-beda karena jumlah

lembaga pemasaran yang terlibat, keadaan produk, dan hambatan serta informasi

pasar berupa biaya, harga dan kondisi pasar setiap peternak itu berbeda. Pada UD.

Jatinom Indah memiliki struktur pemasaran telur sendiri, yaitu telur dari plasma

dan peternakan milik sendiri didistribusikan kepada pembeli. Lembaga pemasaran

yang berperan adalah peternak plasma, UD. Jatinom Indah, dan pembeli tetap

yang ada di Surabaya.

Farmer’s share merupakan perbandingan antara harga yang diterima oleh

peternak dengan harga yang dibayarkan oleh konsumen, dan pada umumnya

dinyatakan dalam persentase.

Harga telur yang setiap harinya berubah menjadikan margin dan farmer’s

share yang terjadi juga berubah-ubah. Menurut peternak, harga telur biasanya naik

pada hari raya Idul Fitri dan lebaran haji. Harga telur memang sudah dapat

diprediksikan, seperti pada prediksi harga telur oleh Kementrian Pertanian yang

ada dalam buletin Analisis Perkembangan Harga Komoditas Pertanian yang terbit

setiap bulan yang tentunya tidaklah selalu tepat. Berdasarkan data dari Pusat Data

dan Sistem Informasi Pertanian (Kementan, Desember 2013) perkembangan harga

rata-rata telur ayam ras di tingkat nasional selama tahun 2010–November 2013
6

berfluktuasi namun cenderung meningkat setiap tahunnya. Ciri pasar pada produk

pertanian yang biasanya peternak hanya sebagai “price taker” bukan “price

maker” menjadikan rendahnya harga yang diterima oleh petani dan pada saat yang

bersamaan meningkatkan bagian yang diterima lembaga pemasaran sementara.

Biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran

dalam menyalurkan telur ayam ras dari peternak ke pembeli dalam rupiah per

kilogram. Keuntungan lembaga pemasaran merupakan selisih antara BEP dengan

harga penjualan. Dalam pemasaran hasil produksi, peternakan inti mengeluarkan

biaya yang besar untuk memasarkan produknya, sedangkan peternakan plasma

tidak mengeluarkan biaya sama sekali untuk pemasaran karena telur dari plasma

diambil oleh inti yaitu UD. Jatinom Indah.

Dilihat dari efisiensi operasional pemasaran telur dari peternak UD. Jatinom

Indah sangat singkat jika sampai ke pembeli tetap yang berada di Surabaya.

Efisiensi harga telur dari UD. Jatinom Indah cukup baik margin pemasaran

menunjukkan bahwa telur produksi dari peternakan plasma dihargai cukup baik

oleh inti, farmer’s share yang diterima peternak juga persentasenya tinggi.
7
BAB IV
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah penelitian ini yaitu:

1. Ada 3 Saluran Pemasaran, antara lain: 1). adalah peternak → pedagang

grosir → pedagang pengecer → konsumen, 2). adalah peternak →

pedagang pengecer → konsumen dan 3). adalah peternak → konsumen.

2. struktur dan saluran pemasaran telur ayam ras (layer) di UD. Jatinom

Indah dengan sistem kemitraan terdiri dari peternak plasma, UD. Jatinom

Indah, dan pembeli sehingga membentuk saluran pemasaran dari ketiga

lembaga tersebut. Harga telur mengalami kenaikan setiap tahunnya dan

menunjukkan grafik yang fluktuatif.

3. Hasil analisis menunjukkan bahwa pemasaran di UD. Jatianom Indah

mulai dari peternak plasma ke UD. Jatinom Indah yang kemudian

telurnya dijual ke pembeli sudah efisien. Efisiensi dapat dilihat dari

margin pemasaran rendah, persentase farmer’s share yang tinggi, dan

adanya keuntungan bagi lembaga yang terlibat yaitu peternak inti maupun

plasma, bahkan peternak plasma tidak mengeluarkan biaya pemasaran


DAFTAR PUSTAKA

Dinas Peternakan. 2010. Statistik Produksi Hasil Peternakan. Dinas Peternakan


Jawa Timur. Surabaya.

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2013. Statistik Peternakan


dan Kesehatan Hewan 2013. Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan
Hewan Kementerian Pertanian RI. Jakarta.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. 2013. Buletin Analisis Perkembangan
Harga Komoditas Pertanian Desember 2013. Pusat Data dan Sistem
Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian. Jakarta.

Rasuli, N., M.A. Saade dan K. Ekasari. 2007. Analisis Margin Pemasaran Telur
Itik di Kelurahan Borongloe, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa.
Agrisistem, Vol. 3 No. 1.

Safitri, B. 2009. Analisis Tataniaga Telur Ayam Kampung (Studi Kasus :


Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) [Skripsi]. Departemen Agribisnis
Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Singarimbun, M. dan S. Effendi. 1995. Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta.

Soepranianondo, K., R. Sidik, D.S. Nazar, S. Hidanah, Pratisto dan S.H. Warsito.
2013. Buku Ajar Kewirausahaan. Pusat Penerbitan dan Percetakan
Uneversitas Airlangga. Surabaya

Anda mungkin juga menyukai