Anda di halaman 1dari 3

Review Jurnal

Judul : ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI DALAM PENETAPAN HARGA JUAL KONSENTRAT (Studi Kasus
di Unit Pengolahan Pakan (UPP) Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan Jawa Barat)

Nama Jurnal :

Volume dan Halaman :

Tahun :

Penulis: Faradilla Anggraeni, Dadi Suryadi, dan Anita Fitriani

Reviewer : Alvin Kurniawati

Tanggal Review : 26 Mei 2022

Latar Belakang : Keberhasilan usaha peternakan sapi perah bergantung terhadap input produksi yang
digunakan, salah satunya dalam penggunaan pakan konsentrat. Konsentrat dapat dikatakan sebagai
pakan pelengkap bagi sapi perah karena mampu memenuhi gizi yang tidak terkandung dalam hijauan.
Demgan menggunakan konsentart makasih hasil produksi lebih menguntungkan. Hal ini
mengindikasikan bahwa adanya industri pakan yang khusus memproduksi konsentrat dapat membantu
pengembangan industri persusuan.Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) sebagai suatu lembaga
koperasimemiliki peran untuk memberikan pelayanan bagi peternak anggotanya. Salah satu bentuk
pelayanannya yaitu dalam pengadaan kebutuhan pakan ternak yang ditujukan untuk anggotanya di
wilayah Pangalengan dan sekitarnya.KPBS memfasilitasi peternak dengan menyediakan pakan
konsentrat melalui pendirian Unit Pengolahan Pakan (UPP). Agar dapat berproduksi, UPP memerlukan
faktor produksi untuk diolah. Namun dalam penyediaannya, UPP dihadapkan pada kendala harga input
dan output produk. Pada satu sisi input bahan pembuat konsentrat dibeli sesuai dengan harga pasar,
dan pada sisi lain UPP KPBS harus menjual output konsentrat siap konsumsi pada harga yang disesuaikan
dengan kemampuan peternak. Maka dari itu UPP KPBS harus mampu menyiasati kendala yang ada
sehingga kedua belah pihak dapat saling mendukung satu sama lain demi terjalinnya kerjasama yang
baik dalam mencapai kesejahteraan bersama.

Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui harga pokok produksi dan strategi
penetapan harga jual konsentrat pada UPP KPBS Pangalengan.

Permasalahan :memiliki strategi yang baik dalam menetapkanharga jual konsentrat agar koperasi dapat
memberikan pelayanan optimal dalam rangka membangun industri persusuan berkelanjutan dengan
risiko usaha sekecil mungkin

Metode Penelitian :metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Studi kasus adalah pengujian
secara rinci terhadap satu latar atau satu orang subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau
satu peristiwa tertentu. Yang mana responden dalam penelitian ini adalah pengelola UPP KPBS
Pangalengan. Pengambilan responden untuk pengelola UPP KPBS dilakukan dengan cara purposive
sampling yang merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu, responden yang
dipilih adalah manajer, staf bagian keuangan dan bagian distribusi. Dalam penilitian ini menggunakan
dua jenis data yaitu primier dan sekunder. Setelah memperoleh data maka dilakukan analisis dengan
menggunakanmetode full-costing untuk menghitung harga pokok produksi dan analisis deskriptif untuk
mengetahui strategi penetapan harga jualnya.

Hasil Penelitian : KPBS mempunyai sebuah Unit Pengolahan Pakan (UPP) sebagai salah satu bentuk
pelayanan koperasi terhadap anggotanya dalam memenuhi kebutuhan pakan ternak sapi perah milik
anggota. Awalnya UPP ini bernama Pabrik Makanan Ternak (PMT) yang terletak di Kota Cirebon. UPP
merupakan salah satu unit usaha dari delapan unit usaha yang dimiliki KPBS PangalenganUPP tetap
berada dalam pengawasan pengurus KPBS yang dipilih dalam rapat anggotatahunan, sedangkan sistem
operasionalisasi produksinya bersifat semi otonom yang dilakukan oleh manajer bersama staf UPP. UPP
dipimpin oleh seorang manajer yang dibantu oleh konsultan dalam melaksanakan tugasnya.Kegiatan
produksi konsentrat di UPP terdiri dari tiga tahap proses pembuatan yaitu persiapan bahan baku,
pencampuran bahan baku dan pengemasan.

Dalam manajemen pengendalian bahan baku UPP menggunakan sistem first in first out (FIFO) sehingga
penyusutan bahan baku dapat diminimalisir. UPP juga menggunakan metode first in first out (FIFO)
dalam menentukan harga pokok bahan baku.Karyawan yang menjadi tenaga kerja langsung di UPP
adalah karyawan bagian produksi yang terdiri dari pekerja harian, operator mesin dan maintenance
service. Pada periode produksi Maret 2014 kegiatan produksi melibatkan 43 orang pekerja harian, 2
orang operator mesin, dan 3 orang maintenance service. Maka total biaya yang dikeluarkan UPP untuk
seluruh tenaga kerja langsung adalah Rp 41.045.500,-/bulan.

Biaya overhead pabrik adalah biaya selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung yang
digunakan dalam proses produksi. Yang terdiri dari bangunan, mesin produksi, peralatan produksi,
kendaraan, tenaga kerja tidak langsung. Selain itu juga terdapat biaya overhead pabrik yang bersifat
variabel yaitu bahan tambahan dan rekening listrik

Harga jual yang ditetapkan UPP KPBS untuk produk RC Regular adalah Rp 2.200,-per kilogram.
Berdasarkan hasil dari seluruh perhitungan harga pokok produksi dengan metode full-costing diperoleh
nilai harga pokok produksi sebesar Rp 2.390,- per kilogram, ini berarti nilai harga jual lebih kecil dari
pada nilai harga pokok produksi yang ada dengan selisih Rp 190,- per kilogram. Dengan kata lain, UPP
mengalami kerugian sebesar Rp 190,-per kilogram karena nilai harga jual lebih kecil dari harga pokok
produksi. Meskipun demikian, UPP tidak dapat merubah harga jual yang sudah ada karena harga jual
produk konsentrat merupakan ketetapan yang sudah ditetapkan oleh koperasi dalam periode
tertentu,sehingga dalam menjual hasil konsentrat tidak ditentukan oleh besarnya keuntungan yang
diinginkan. Penetapan harga jual dilakukan pada waktu diadakannya Rapat Anggota Tahunan ( RAT).
Dalam Hasil dari RAT tahun 2013 memutuskan bahwa untuk menanggulangi permasalahan yang ada
berkaita dengan harga jual konsentrat, pihak koperasi memberikan bantuan berupa subsidi sebesar
Rp_300,- untuk setiap kilogram RC Regular. Subsidi tersebut berupa subsidi silang dari Sisa Hasil Usaha
(SHU) unit usaha KPBS lainnya. Permasalahan yang umum terjadi dan sangat berpengaruh terhadap
harga jual konsentrat adalah harga bahan baku yang tidak tetap (fluktuatif) karena harga bahan baku
mengambil bagian yang besar dalam penetapan harga pokok produksi. Jika diperoleh harga bahan baku
yang cukup tinggi pada periode tertentu maka hal tersebut akan berakibat adanya kenaikan harga jual
konsentrat. Apabila harga jual konsentrat seharusnya naik, maka hal ini berakibat terhadap nilai subsidi.
Jika dalam satu periode mengalami kerugian kurang dari Rp.300.- maka koperasi akan memberikan
subsidi. Apabila nilai kerugian diatas Rp_300,-per kilogram maka pihak koperasi harus memperbesar
nilai subsidi dan hal tersebut dapat mengurangi nilai sisa hasil usaha koperasi dan apabila hal ini terjadi
secara terus menerus maka ada kemungkinan salah satu unit usaha KPBS yaitu UPP tidak akan bertahan
lama.

Kelebihan : Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, pembahasan terperinci,dan terdapat sifat
koperasi meskipun terselebung

Kekurangan : Belum terdapat Vol, belum terdapat tahun penelitian,dan belum terdaftar di jurnal
Indonesia

Anda mungkin juga menyukai