Anda di halaman 1dari 5

Review artikel

Latar belakang kenapa memilih perusahaan ini:

Potensi perikanan budidaya di Kabupaten Malang terdiri dari budidaya ikan di air tawar
dan budidaya ikan di air payau/tambak. Potensi budidaya ikan di air tawar menyebar di hampir
semua wilayah kecamatan dengan komoditas utama jenis ikan nila, lele dan mas. Usaha
budidaya ikan air tawar banyak dilakukan di jaring sekat, kolam, minapadi dan minamendong,
sedangkan budidaya ikan air payau diusahakan di tambak. (Dinas Perikanan Kabupaten Malang,
2017). Budidaya perikanan air tawar yang ada di daerah Kabupaten Malang, salah satunya
terdapat di Kecamatan Ngajum, tepatnya di Desa Maguan yang bergerak di sektor budidaya pada
sub-bidang pembenihan ikan lele. Salah satu usaha pembenihan ikan lele yang berada di Desa
Maguan yaitu usaha pembenihan ikan lele UMKM Basori. Usaha pembenihan ikan lele UMKM
Basori pada Desa Maguan ini tergabung dalam kelompok pembenihan yaitu UPR Mulyorejo I
(Unit Pembenihan Rakyat Mulyorejo I). Usaha pembenihan ikan lele pada UMKM “Basori”
belum melakukan analisis dan perencanaan keuangan secara mendalam penulis menggunakan
Cost-Volume-Profit Analysis untuk mengetahui alternatif penjualan terbaik untuk mencapai
target laba pada UMKM “Basori”.

Perhitungan CVP Analysis:


Tabel 12 telah menunjukkan alternatif CVP yang dipilih akan menghasilkan perolehan laba dan
kondisi breakeven point yang berbeda-beda. Hasil olahan ketiga alternatif tersebut adalah
sebagai berikut:

1. Meningkatkan volume penjualan produk sebesar 2%, sedangkan biaya variabel terpilih
tetap dan harga jual tetap. Alternatif pertama diharapkan dapat memperoleh laba yang
maksimal dengan meningkatkan volume penjualan produk sebesar 2%. Peningkatan
volume produk pun masih rasional karena memperhitungkan perkembangan kuantitas
produk yang dibeli pelanggan selama periode yang ada dan peramalan pada periode
berikutnya. Alternatif CVP ini menghasilkan perolehan laba sebesar Rp 15.222.642
dengan kondisi BEP pada Rp 4.465.945. Alternatif ini menghasilkan laba yang telah
memenuhi target laba yang diinginkan yaitu sebesar Rp 15.032.979, akan tetapi
menghasilkan kondisi BEP yang lebih tinggi daripada alternatif lainnya.
2. Mengurangi biaya variabel terpilih sebesar 5%, sedangkan volume penjualan produk dan
harga jual tetap. Alternatif ini melakukan pengurangan pada biaya pemasaran dan biaya
kualitas yang termasuk dalam biaya variabel UMKM Basori. Berdasarkan simulasi
alternatif pertama ini, perolehan laba yang dihasilkan adalah Rp 14.894.749, dengan
kondisi BEP pada Rp 4.453.450. Berdasarkan hasil tersebut, laba yang dihasilkan belum
memenuhi target laba yang diinginkan yaitu sebesar Rp 15.032.979 meskipun alternatif
ini menghasilkan kondisi BEP yang lebih rendah dari alternatif yang pertama, sehingga
alternatif ini masih kurang baik.
3. Meningkatkan volume penjualan produk harian sebesar 2%, mengurangi biaya variabel
terpilih 5%, dan harga jual tetap. Alternatif CVP ini merupakan simulasi kombinasi dari
altenatif pertama dan kedua. Berdasarkan analisis yang dilakukan, laba yang dihasilkan
adalah Rp 15.233.994, dengan kondisi BEP pada Rp 4.463.340. Alternatif ini merupakan
pilihan yang terbaik karena menghasilkan perolehan laba yang tertinggi dari semua
alternatif dengan kondisi BEP yang terendah pula. Hal ini mengindikasikan bahwa
UMKM Basori sangat potensial untuk meningkatkan volume penjualan produknya,
namun tetap memperhatikan pengeluaran biaya operasionalnya.

Phenomena:

The potential of aquaculture in Malang Regency consists of fish farming in freshwater


and fish farming in brackish water/ponds. The potential for freshwater fish farming is spread in
almost all subdistricts with tilapia, catfish and goldfish as the main commodities. Many
freshwater fish farming businesses are carried out in bulkhead nets, ponds, minapadi and
minamendong, while brackish water fish farming is practiced in ponds. (Malang District
Fisheries Service, 2017). One of the freshwater aquaculture farms in Malang Regency is in
Ngajum Subdistrict, precisely in Maguan Village, which is engaged in the cultivation sector in
the catfish hatchery sub-field. One of the catfish hatchery businesses in Maguan Village is the
UMKM Basori catfish hatchery business. The catfish hatchery business of UMKM Basori in
Maguan Village is part of a hatchery group, namely UPR Mulyorejo I (People's Hatchery Unit
Mulyorejo I). The catfish hatchery business at UMKM "Basori" has not conducted in-depth
financial analysis and planning. The author uses Cost-Volume-Profit Analysis to determine the
best sales alternative to achieve the profit target at UMKM "Basori".
Table 12 shows that the CVP alternatives chosen will result in different profit gains and
breakeven point conditions. The processed products of the three alternatives are as follows:

1. Increase product sales volume by 2%, while selected variable costs are fixed and selling
prices are fixed. The first alternative is expected to obtain maximum profit by increasing
product sales volume by 2%. Increasing product volume is still rational because it takes
into account the development of the quantity of products purchased by customers during
the existing period and forecasting in the next period. This CVP alternative resulted in a
profit of Rp 15,222,642 with BEP condition at Rp 4,465,945. This alternative generates a
profit that has met the desired profit target of Rp 15,032,979, but results in a higher BEP
condition than other alternatives.
2. Reduce selected variable costs by 5%, while product sales volume and selling price are
fixed. This alternative makes reductions in marketing costs and quality costs which are
included in the variable costs of Basori MSMEs. Based on this first alternative
simulation, the profit generated was IDR 14,894,749, with BEP conditions at IDR
4,453,450. Based on these results, the profit generated has not met the desired profit
target of IDR 15,032,979 even though it is alternative although this alternative results in
lower BEP conditions than the first alternative, so this alternative is still not good.
3. Increase daily product sales volume by 2%, reduce selected variable costs by 5%, and
fixed selling prices. This CVP alternative is a combination simulation of the first and
second alternatives. Based on the analysis conducted, the profit generated was IDR
15,233,994, with BEP conditions at IDR 4,463,340. This alternative is the best choice
because it produces the highest profit of all alternatives with the lowest BEP conditions.
This indicates that Basori MSMEs have the potential to increase the sales volume of their
products, but still pay attention to their operational costs.

Anda mungkin juga menyukai