Anda di halaman 1dari 17

Proposal Business Plan

“FAN BANANA CRISPY”

Dosen Pengampu: Fahmi Arifan, S.T., M.Eng.


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kewirausahaan

Disusun oleh:

Viona Syifa 40040120650074

KELAS B

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI

SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2022
BAB I
ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

Dalam pendirian usaha fan banana crispy memiliki banyak peluang karena termasuk
usaha baru, sehingga memiliki sedikit pesaing. Selain itu, bahan baku dalam pembuatan fan
banana crispy sangat mudah di dapat dan harganya pun murah. Buah pisang dari petani yang
hanya dijual murah, sehingga perlu pengembangan produk dari dan meningkatkan harga.
Pengolahan buah labu pisang yang mudah, serta kandungan gizi yang tinggi maka membuat
produk yang dihasilkan berkualitas. Masyarakat Indonesia yang konsumtif memugkinkan
penjualan produk yang tinggi. Sistem promosi menggunakan pamflet, papan nama, media
sosial, dan gratis untuk produk tertentu dalam waktu satu minggu. Usaha ini ditujukan untuk
seluruh kalangan masyarakat, seperti mahasiswa, pelajar, pekerja dan masyarakat umum
lainya.

2.1 Daya serap pasar dan (segmentasi, targeting, postioning)


Daya serap pasar merupakan peluang pasar yang dapat dimanfaatkan dalam hasil
produksi dari usaha ini. Daerah Kajen yang umumnya banyak pelajar ataupun masyarakat
usia muda, sangat cocok untuk didirikan usaha ini. Daya beli masyarakat Indonesia yang
tinggi dan sangat konsumtif cocok untuk dikembangkan. Selain itu buah pisang yang diolah
disesuaikan dengan keinginan pasar dan cita rasanya pun disesuaikan dengan daerah sekitar,
tetapi memiliki cita rasa yang berbeda dari makanan biasa.

Segmentasi demografis pelanggan potensial yang usaha ini pilih yaitu usia lima tahun
keatas. Usaha memilih usia lima tahun keatas karena usia lima tahun adalah usia minimal
seorang anak makan camilan atau bisa dibilang sebagai segmen keluarga. Lalu satu segmen
lagi adalah usia 16 tahun atau remaja, pada umumnya sudah memiliki kemampuan untuk
mengambil keputusan membeli produk dan umumnya lebih bebas menggunakan uang saku.

Targeting adalah keputusan dimana setelah segmen pasar diidentifikasikan maka


perusahaan menggabungkan beberapa variabel dalam usahanya mengidentifikasi sasaran yang
lebih kecil dan didefinisasikan dengan lebih baik. Target utama adalah anak muda atau
remaja. Positioning adalah tindakan merancang penawaran atau citra perusahaan agar
mendapatkan tempat khusus dalam pikiran sasaran, tujuannya adalah menempatkan merek
dalam pikiran konsumen untuk memaksimalkan manfaat potensial bagi perusahaan.
Tabel 1. Perkiraan permintaan
Tahun Jumlah Permintaan Peningkatan (%)
2015 176.497 x 40% = 70598,80 -
2016 202.972 x 40% = 81188,62 ± 15%
2017 206.943 x 40% = 82777,09 ± 15%

2.2 Kondisi Pasar


Meninjau adanya usaha yang tiap tahun semakin menjamur di berbagai wilayah,
disinilah terdapat peluang besar dengan mendirikan fan banana crispy. Rantai pemasaran
dalam penjualan produk pisang langsung kepada konsumaen, sehingga margin (keuntungan)
yang diterima cukup besar. Selain itu fan banana cirspy juga melayani pemesanan dalam
jumlah banyak, sehingga tidak menutup kemungkinan adanya rantai baru kepada konsumen.
2.3 Penetapan Harga
Fan Banana Crispy memiliki beberapa menu
1. Level 1 (Harga Rp5.000)  Terdiri dari 2 varian
2. Level 2 (Harga Rp7.000)  Terdiri dari 3 varian
3. Level 3 (Harga Rp10.000)  Terdiri dari 4 varian
2.4 Anggaran Biaya Produksi
Penetapan harga melalui perhitungan komponen biaya dihitung melalui seluruh biaya
(total cost) yang dibebankan untuk produksi tersebut. Untuk menentukan biaya dari produk
yang dihasilkan dapat dihitung dari 3 jenis biaya, antara lain:
a. Biaya bahan baku
Biaya bahan baku adalah biaya bahan yang dikeluarkan untuk memproduksi produk
sesuai dengan jumlah produksi yang direncanakan dalam waktu satu bulan.
b. Biaya tenaga kerja langsung
Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang dikeluarkan terhadap tenaga kerja
yang langsung berhubungan dengan produksi. Perhitungan upah dan gaji dihitung
berdasarkan jam kerja karyawan.
c. Biaya overhead
Biaya overhead terdiri dari biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya penyusutan,
biaya pemeliharaan, biaya asuransi, dan biaya lainnya.
2.5 Sistem Pembayaran dan Biaya Pemasaran
Sistem pembayaran produk dilakukan secara cash, yaitu pelanggan yang datang akan
memilih menu dan langsung melakukan pembayaran. Lalu pelanggan akan diarahkan ke
meja yang kosong oleh kasir dan pesanan pelanggan akan diantar oleh pelayan. Biaya
pemasaran seperti biaya transportasi, biaya pajak, dan pungutan lainya akan dibebankan
kepada pelanggan.

2.6 Program Pemasaran


Berdasarkan uraian diatas, harga produk dsesuaikan dengan pasar yang dituju yaitu
hanya berkisar antara Rp5.000 sampai Rp10.000. Bahan baku utama produk diperoleh dari
daerah Paninggaran, karena harga lebih murah dari para petani langsung dan jarak antara
tempat produksi tidak terlalu jauh. Sistem pembayaran dilakukan secara langsung dan biaya
overhead ditanggungkan kepada konsumen.

2.7 Faktor persaingan

Usaha ini mungkin akan memiliki pesaing. Namun, dengan keunikan produk yang
belum ada, maka kemungkinan kecil untuk pesaingnya. Selain itu usaha ini berusaha untuk
memberikan pelayanan terbaik dengan adanya layanan complain pelanggan, sehingga dapat
mempertahankan pelanggan dan meningkatkan kualitas.
BAB II
ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGI

Pada aspek teknis, hal yang dikaji adalah perancangan jasa layanan, perencanaan
kapasitas layanan dan rencana produksi. Perancangan jasa layanan diambil berdasarkan
rancangan kerja yang diinginkan agar dapat memuaskan konsumen pada saat pelayanan.
Prosedur pelayanan kerja dibuat dalam bentuk Standard Operational Procedure (SOP) agar
setiap pengerjaannya akan memenuhi standar yang telah dibuat Analisis Kelayakan Usaha
fan banana crispy.

Perencanaan kapasitas layanan dipengaruhi dari waktu proses rata-rata setiap produk.
Sedangkan target layanan yang akan dipenuhi adalah 3924 konsumen dalam satu bulannya,
besarnya target layanan didasarkan terhadap target pasar yang diambil. Perencanaan kapasitas
layanan ini dipengaruhi juga oleh faktor lainnya seperti jam operasional dan banyaknya
stasiun kerja. Waktu proses pembuatan produk didapat dari perhitungan menggunakan
manual dengan menggunakan alat bantu stopwatch.
3.1 Lokasi Usaha
Lokasi usaha akan didirikan di daerah Kajen karena merupakan daerah maju dan
cocok untuk usaha ini. Daerah Kajen merupakan daerah yang strategis karena merupakan
ibukota kabupaten. Selain itu, bahan baku utama akan lebih murah dan mudah untuk didapat.
Tersedianya berbagai fasilitas seperti listrik dan air yang memadai, beberapa fasilitas
pendukung lainnya. Sehinggga memungkinkan bertambahnya pelanggan, Karena
bertambahnya berbagai fasilitas seperti jalan raya, sekolah, pabrik, dan transportasi umum.

3.2 Daerah Pemasaran

Daerah pemasaran produk yang terus berkembang, serta lokasi usaha yang lebih
mudah untuk memperoleh bahan baku dalam jumlah banyak dengan harga murah. Kebijakan
untuk menyedikan jasa delivery order juga akan memperluas daerah pemasapan serta
promosi.
3.3 Tenaga kerja

Tenaga kerja akan diambil dari penduduk sekitar sehingga tidak membutuhkan biaya
transportasi yang tinggi. Selain itu suplay tenaga kerja dirasa cukup karena usaha tidak terlalu
membutuhkan jumlah tenaga kerja yang banyak. Dalam mencari tenaga kerja, menggunakan
sistem rekrutmen terbuka dengan cara membuat iklan di Koran lokal ataupun media social
dan mengirimkan surat lamaran langsung ke administrasi.
3.4 Mesin dan Peralatan Pengolahan
Pada bagian ini akan menjelaskan tentang perencanaan mesin dan peralatan yang akan
digunakan secara jelas, sesuai dengan kebutuhan usaha, kompetensi, dan kelayakan usaha.
Dalam penggunaan peralatan tidak terlalu membutukan alat yang canggih, tetapi digunakan
alat seperti peralatan rumah tangga lainya yang dijaga kehigenisanya.

3.5 Proses

Untuk proses, dalam menyampaikan produk, pengunjung diberikan menu terlebih dulu,
lalu kita memberikan penawaran terhadap paket yang dipilih, selanjutnya pengunjung
membayar pada kasir.

a) Proses pembuatan makanan dan minuman ini, dibuat sesuai dengan SOP yang
diterapkan. Dalam penyajian ditekankan cita rasa yang jelas dan khas, serta
kandungan gizinya.
b) Dalam proses kebersihan dan kehigienisan selalu dijaga sehingga setelah pelanggan
pergi meja akan langsung dibersihkan oleh pelayan. Selain itu dalam area dapur juga
selalu dikontrol kebersihanya.
BAB IV
ASPEK ORGANISASI DAN MANAGEMENT

4.1 Pengorganisasian
Fan banana crispy menggunakan struktur organisasi fungsional, dimana pemilik atau
direktur memiliki wewenang kepada pelayan/kasir, koki, dan cleaning service. Fan banana
crispy memakai struktur organisasi ini karena bentuk usahanya masih baru dan jumlah
karyawannya pun tidak banyak.

Tabel 2.2 Kegiatan Pra Operasi dan Jadwal Pelaksanaan

Jadwal Pelaksanaan (dalam minggu)


No Kegiatan Maret 2023 April 2023 Mei 2023 Juni 2023
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Survey pasar dan
1 tempat usaha

Menyusun
2 rencana kegiatan

3 Cek bahan baku


Survey mesin
4 dan

Peralatan
pemasangan
5 sarana penunjang

Perekrutan
dan
pengarahan
6
kariyawan
Uji coba tempat
7 dan pelayanan
8 Grand opening

4.2 Legal dan Lingkungan


Pada aspek legal dan lingkungan, hal yang dikaji adalah identifikasi badan hukum,
identifikasi legal investasi, analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL). Limbah yang
dihasilkan oleh perusahaan ada 2 jenis, yaitu limbah organik dan limbah non-organik.
Dimana limbah organik adalah limbah yang dihasilkan dari sisa-sisa bahan baku. Sedangkan
untuk limbah non-organik itu sendiri dihasilkan dari packaging makanan. Untuk pengolahan
limbah yang dihasilkan cukup sederhana, yaitu dengan mengumpulkan limbah tersebut ke
dalam trash bag yang kemudian nantinya dibuang ke tempat penampungan sampah sementara
di daerah sekitar tempat berdagang.

4.3 Pengarahan dan Pengawasan


Dalam pengarahan karyawan dilakukan pada awal/kegiatan pra operasi, hal ini
dilakukan untuk mempermudah koordinasi dan menjalankan tugas masing-masing.
Pengarahan dilakukan oleh pmpinan agar karyawan melakukan tugas dan tangung jawabnya
dengan sesuai. Dalam hal ini hubungan karyawan dan pimpinan harus terjalin secara baik,
oleh karena itu dilakukan system organisasi fungsional sehingga karyawan dapat memberi
masukan pemimpinnya. Pengawasan dilakukan secara langsung terhadap kegiatan usaha
secara berkala. Sasaran pengawasan meliputi jumlah produksi, kualitas produk, kebersihan
dan kerapian, serta management keuangan.
BAB V

ASPEK EKONOMI DAN KEUANGAN

Pada aspek ekonomi biaya investasi yang digunakan untuk sewa tempat, pembelian
peralatan, biaya dekorasi tempat dan biaya feasibility study. Modal kerja yang digunakan
setelah pra operasi telah dilakukan. Modal kerja terdiri dari biaya tetap (fixed cost) dan biaya
tidak tetap (variable cost).
5.1 Dana Investasi

Dana investasi disesuaikan dengan jumlah dana yang dibutuhkan. Pada aspek
financial kelayakan dinilai berdasarkan tingkat investasi, perhitungan rugi laba dan arus
kas selama periode penelitian. Diperinci sebagai berikut:
Tabel 3. Dana investasi
No Jenis Investasi Biaya (Rp) Keterangan
1 Sewa Tempat 13.000.000 Sewa tempat berupa tanah dengan

bangunanya yang sesuai.


2 Mesin dan Peralatan 10.000.000 Peralatan dapur

3 Biaya Transportasi 10.000.000 Berupa kendaraan roda dua untuk

mengantar pesanan.
4 Biaya dekorasi tempat 4.000.000 Dekorasi tempat disesuaikan.

5 Feasibility study dan 1.000.000 Digunakan untuk mencari prospek

biaya survey pasar


Total Biaya 38.000.000 Keseluruhan biaya investasi
5.2 Biaya Modal Kerja
Biaya modal kerja terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak tetap.
1. Biaya Tetap
Tabel 4. Biaya tenaga kerja
No Jenis Pekerja Gaji (Rp)
1 Koki 1.600.000
2 Kasir 1.100.000
3 Pelayan 1.300.000
4 Cleaning Service 1.000.000
Total biaya tenaga kerja tidak langsung 5.000.000

Tabel 5. Rencana Produksi


Tahun produksi jml jam penyusutan
1 10% 5000 Rp 500.000
2 15% 7500 Rp 750.000
3 20% 10000 Rp 1.000.000
4 25% 12500 Rp 1.250.000
5 30% 15000 Rp 1.500.000
Total 100% 50000 Rp 5.000.000

Tabel 6. Jadwal Penyusutan dengan Metode Jam Kerja


Akhir Jumlah
Penyusutan nilai buku
tahun penyusutan
0 - - 10000000
1 500000 500000 9500000
2 750000 1250000 8750000
3 1000000 2250000 7750000
4 1250000 3500000 6500000
5 1500000 5000000 5000000

2. Biaya tidak tetap

Tabel 7. Biaya lain lain

No Alat/ bahan Jumlah Harga satuan Total

(Rp. 000)
1 Listrik 1 lot Rp. 200000 200
2 Air 1 lot RP. 200000 200
Total 400
5.3 Keuntungan

Dalam penjualan diperkirakan pada pproduk makanan diperoleh keuntungan Rp 4.000,-


per produk dengan penjualan perhari sebanyak 259 produk.
Tabel 8. Perkiraan keuntungan
Jenis Produk Keuntungan Jumlah Produksi Total 30 Hari
Makanan 4000 216 864.000
Total 25.920.000
BAB VI
ASPEK KRITERIA INVESTASI

Perhitungan kriteria investasi untuk mengetahui sejauh mana gagasan usaha pendirian
yang direncanakan akan memberikan manfaat (benefit), baik secara financial benefit maupun
social benefit. Hasil perhitungan kriteria investasi merupakan indikator dari modal yang
diinvestasikan, yaitu perbandingan antara jumlah benefit yang diterima dengan biaya yang
dikeluarkan dalam bentuk present value.
6.1 Perhitungan Kriteria Investai

a) Net Present Value

Net Present Value (NPV) adalah kriteria investasi yang banyak digunakan dalam
mengukur apakah suatu proyek feasible atau tidak. Perhitungan NPV merupakan net
benefit yang telah didiscont factor dengan menggunakan social opportunity cost of
capital (SOCC) sebagai discont factor.
Tabel 9. Net Present Value
Biaya
Investa Oprasion Total Benef Net D.F Present
Bln si al Cost it Benefi . Value B (RP) C (Rp)
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) t (Rp) 1% (Rp)

0 38.000.0 - 38.000.0 - - 1 - - 38.000.00


00 00 38.000.000 38.000.00 0
0

1 22.000.0 - 22.000.0 - - 1 - - 21.782.20


00 00 22.000.000 21.782.20 0
0

2 - 13.000.0 13.000.0 26.000.0 13.000.000 1 12.743.90 25.487.80 12.743.90


00 00 00 0 0 0

3 - 13.000.0 13.000.0 27.000.0 14.000.000 1 13.588.26 26.205.93 12.617.67


00 00 00 0 0 0

4 - 14.000.0 14.000.0 30.000.0 16.000.000 1 15.375.68 28.829.40 13.453.72


00 00 00 0 0 0

5 - 15.000.0 15.000.0 34.000.0 19.000.000 1 18.077.93 32.349.98 14.272.05


00 00 00 0 0 0

6 - 15.000.0 15.000.0 36.000.0 21.000.000 1 19.783.05 33.913.80 14.130.75


00 00 00 0 0 0

7 - 16.000.0 16.000.0 40.000.0 24.000.000 1 22.385.28 37.308.80 14.923.52


00 00 00 0 0 0

8 - 19.000.0 19.000.0 42.000.0 23.000.000 1 21.240.04 38.786.16 17.546.12


00 00 00 0 0 0

9 - 20.000.0 20.000.0 46.000.0 26.000.000 1 23.772.84 42.059.64 18.286.80


00 00 00 0 0 0

10 - 21.000.0 21.000.0 50.000.0 29.000.000 1 26.253.41 45.264.50 19.011.09


00 00 00 0 0 0

Jumla 113.438.19 310.206.0 196.767.8


h 0 10 20

NPV= 310.206.010 - 196.767.820

NPV= Rp 113.438.190

Perhitungan nilai NPV diatas diperoleh dari pengurangan antara total benefit
senilai Rp 310.206.010 dengan total cost yang telah didiscont factor sebesar Rp
113.438.190. Hasil perhitungan menunjukan NPV > 0 (nol) yaitu sebesar Rp
113.438.190, ini berarti gagasan usaha tersebut layak (fesible) untuk diusahakan.

b) Internal Rate of Return

IRR yang merupakan indikator tingkat efisiensi dari suatu investasi. Suatu
proyek/investasi dapat dilakukan apabila laju pengembaliannya (rate of return) lebih
besar dari pada laju pengembalian apabila melakukan investasi di tempat lain (bunga
deposito bank, reksadana dan lain-lain).

Tabel 10. Internal Rate of Return


Bln net benefit D.F. 1% Present Value D.F. 3% Present Value
Rp Rp
0 1 Rp
(38.000.000) (38.000.000)
1 (38.000.00
0)
Rp Rp
1 0,9901 (21.782.200) Rp
(22.000.000)
0,9709 (21.359.80
0)
Rp Rp
2 0,9803 12.743.900 Rp
13.000.000
0,9426 12.253.80
0
Rp Rp
3 0,97059 13.588.260 Rp
14.000.000
0,9151 12.811.40
0
Rp Rp
4 0,96098 15.375.680 Rp
16.000.000
0,8885 14.216.00
0
Rp Rp
5 0,95147 18.077.930 Rp
19.000.000
0,8626 16.389.40
0
Rp Rp
6 0,94205 19.783.050 Rp
21.000.000
0,8375 17.587.50
0
Rp Rp
7 0,93272 22.385.280 Rp
24.000.000
0,8131 19.514.40
0
Rp Rp
8 0,92348 21.240.040 Rp
23.000.000
0,7894 18.156.20
0
Rp Rp
9 0,91434 23.772.840 Rp
26.000.000
0,7664 19.926.40
0
Rp Rp
10 0,90529 26.253.410 Rp
29.000.000
0,7441 21.578.90
0

Rp
Rp
93.074.20
113.438.19
NPV 0
0

Dari analisis dengan bunga / nilai discount factor yang lebih tinggi usaha ini juga
layak untuk dilaksanakan.

c) Provitability Ratio

Probability ratio merupakan suatu rasio perbandingan antara selisih benefit


biaya operasi dan pemeliharaan dibanding dengan jumlahinvestasi. Nilai dari masing-
masing variabel dalam bentuk present value atau nilai yang telah di discont factor dari
SOCC.

Tabel 11. Provitability Ratio


Biaya
Investa operasion Benef D.F
Bl si al it . I (Rp) OM (Rp) B (Rp)
n (Rp) (Rp) (Rp) 1%

- 38.000.00 1 (38.000.00
0 0)

PR= (Rp 310.206.010 - Rp 136.985.620) / Rp (59.782.200)

PR= 2,8

d) Pay back Period

Payback period dari suatu investasi menggambarkan panjang waktu yang


diperlukan agar dana yang tertanam pada suatu investasi dapat diperoleh kembali
seluruhnya. Analisis payback period dalam studi kelayakan perlu juga ditampilkan untuk
mengetahui seberapa lama usaha/proyek yang dikerjakan baru dapat mengembalikan
investasi. Metode payback period akan dengan mudah dan sederhana bisa di hitung untuk
mennentukan lamanya waktu pengembalian dana investasi. Juga dapat digunakan sebagai
alat pertimbangan resiko karena semakin pendek payback periodnya maka semakin
pendek pula resiko kerugiannya.

PBP= 4 + (Rp (59.782.200 ) - Rp51.693.730) / Rp 28.829.400 = 4,281

PBP= 4 bulan 8 hari

Nilai pay back period kurang dari 5 tahun sehingga layak untuk diusahakan. Dana
yang tertanam dalam aktiva sebesar Rp 59.782.200 akan dapat diperoleh kembali dalam
jangka waktu 4 bulan 8 hari.
e) Break Event Point

Break event point adalah suatu keadaan dimana dalam suatu operasi perusahaan
tidak mendapat untung maupun rugi/ impas (penghasilan = total biaya).

BEP= 7+ ((Rp196.767.820 - Rp184.095.710)/ Rp38.786.160) = 7,327 =7 bulan 9


hari

Anda mungkin juga menyukai