Anda di halaman 1dari 9

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1. Analisis Situasi

Kegiatan berwirausaha yang dilakukan masyarakat merupakan kegiatan yang


mengarah kepada kemandirian suatu bangsa. Semakin banyak wirausaha yang
kompeten dalam suatu negara, maka tingkat kemandirian bangsa akan semakin tinggi
dan tidak harus tergantung dengan lowongan pekerjaan yang disediakan oleh pihak
pemerintah ataupun swasta. Namun dalam praktiknya, selalu banyak kendala dalam
menjalankan sebuah usaha untuk bisa sukses dan berkembang. Tingginya tingkat
persaingan antara produk barang dan jasa yang sama maupun dengan produk
subtitusinya di pasaran, menuntut para pengusaha untuk kreatif dan memiliki strategi
yang tepat untuk mempertahankan daya saing usahanya agar dapat bertahan dan
berkembang, menghasilkan laba dan memberikan kontribusi bagi kemajuan
perekonomian.
Usaha makanan merupakan salah satu usaha yang dapat mendukung program
pariwisata yang dijalankan pemerintah. Penelitian Boyne dkk pada tahun 2002 dalam
Aruman (2014) menunjukkan bahwa wisatawan menghabiskan hampir 40% dari
anggaran mereka pada makanan saat bepergian. Saat ini di kota Pekanbaru Provinsi
Riau, sebagian besar produk makanan berasal dari usaha kecil atau usaha rumahan.
Diharapkan usaha-usaha yang dimulai dari bawah ini dapat berkembang dan mampu
bersaing dengan produk-produk dari perusahaan besar.
Mitra dari kegiatan pengabdian ini adalah Usaha Kerupuk CM, merupakan
usaha dalam skala Industri Rumah Tangga (IRT) yang dirintis oleh seorang wirausaha
perempuan yang bernama Ibu Citra Dewi sejak tahun 2015, dengan dibantu 4 orang
karyawan. Saat ini produk yang dijual adalah kerupuk kentang dan kerupuk opak pedas
manis dan sudah memiliki Nomor Izin Usaha Rumah Tangga (No.PIRT/ Depkes) dan
belum memiliki sertifikat halal MUI. Produk ini dijual dengan cara promosi dari mulut
kemulut, promosi melalui media sosial online, mengikuti bazar, dan dititipkan di
beberapa tempat seperti supermarket dan pasar wisata di kota Pekanbaru.

Gambar 1.1.
Produk dari Kerupuk CM
Usaha ini mengalami perkembangan yang cukup baik dan produktif secara
ekonomi. Produk yang dijual, digemari oleh konsumen dan cukup banyak pembeli yang
memesan dari luar kota Pekanbaru, melalui pemesanan online. Hanya saja pengiriman
keluar daerah saat ini tidak lagi diterima. Menurut pemilik usaha, kerupuk ada yang
remuk pada saat proses pengiriman sehingga mengakibatkan konsumen menjadi
kecewa. Selain itu proses pengepakan kerupuk dan pengirimannya membutuhkan waktu
yang lama.
Dari hasil kunjungan awal yang dilakukan, diketahui bahwa setiap karyawan
dapat mengerjakan pekerjaan secara random dan belum memiliki pertanggungjawaban
terhadap setiap kegiatan yang mereka kerjakan, seperti pekerjaan pengupasan dan
pengirisan kentang, penggorengan,dan pengemasan. Pada kegiatan produksi belum
adanya prosedur kerja / Standar Operasional Procedure (SOP) secara tertulis sebagai
acuan karyawan dalam bekerja, sehingga kegiatan yang dilakukan kurang efisien dan
memakan waktu yang lama. Berdasarkan wawancara dengan pemilik usaha, terus-
menerus mengingatkan karyawan agar pekerjaan dilakukan dengan baik, seperti
pengirisan kentang tidak terlalu tipis, penggorengan kerupuk tidak terlalu lama,
ataupun pengemasan yang cepat dan rapi, karena jika terlalu lama kerupuk akan
menjadi lembek.
Dalam usaha ini juga belum memiliki model pencatatan keuangan yang jelas,
tidak terpisah antara keuangan pribadi dan keuangan usaha. Selama ini pencatatan
hanya dilakukan oleh pemilik usaha berdasarkan perkiraan uang masuk dan keluar saja.
Menurut Magginson et al, (2017), Informasi Akuntansi mempunyai pengaruh sangat
penting bagi pencapaian keberhasilan usaha, termasuk bagi usaha kecil. Dengan
memiliki laporan keuangan sederhana, Industri Rumah Tangga akan mampu mengukur
kinerja dan target yang sudah dicapai.
Usaha ini kedepannya layak sebagai usaha oleh- oleh makanan karena
produk kerupuknya yang rasanya enak dan disukai oleh banyak kalangan termasuk dari
luar kota Pekanbaru. Oleh karena itu masih banyak pembenahan yang perlu dilakukan
dalam usaha ini agar dapat berkembang dan kedepannya dapat menjadi usaha yang
besar dan sebagai salah satu asset dalam meningkatkan kemandirian bangsa.

1.2 Permasalahan Mitra

Berdasarkan ditemukan permasalahan utama yang dihadapi oleh pengusaha makanan


adalah manajemen usaha, diantaranya manajemen operasional, manajemen keuangan,
manajemen pemasaran, dan manajemen SDM. Namun dalam kegiatan pengabdian ini ada
beberapa masalah yang di prioritaskan untuk diselesaikan. Adapun permasalahan yang
diprioritaskan tersebut antara lain :

1. Usaha ini belum memiliki Standar Operational Procedure (SOP) dalam kegiatan
produksi sehingga waktunya tidak efisien dan pekerjaan tidak optimal
2. Kemasan Produk kurang menarik dan bervariasi, hanya ada kemasan plastik. Hal ini
berdampak pada ketahanan produk kerupuk yang mudah hancur ketika mengirim kerupuk
keluar daerah Pekanbaru.
3. Usaha ini belum memiliki pencatatan keuangan yang jelas, belum terpisah antara
keuangan pribadi dan keuangan usaha.
4. Produk belum memiliki sertifikat Halal MUI sehingga konsumen tidak mendapatkan
jaminan apakah produk ini halal atau tidak sesuai dengan syariah Islam
BAB 2. SOLUSI PERMASALAHAN

Pada pengabdian ini, kami menawarkan solusi dari permasalahan yang dihadapi yaitu:
1. Membuat draft dan bagan prosedur kerja (Standar Operational Procedure) dari
masing-masing jenis produk yaitu SOP untuk kerupuk opak pedas manis dan SOP
untuk kerupuk Kentang.
2. Menambah model kemasan lain yang membuat kerupuk tidak mudah remuk yaitu
kemasan botol plastik ditambah dengan model stikernya yang mampu menarik minat
pembeli. Model dan warna kemasan harus mengacu pada tujuan menarik minat
konsumen untuk membeli produk.
3. Memberikan pelatihan membuat laporan keuangan sederhana sesuai dengan model
usaha Industri Rumah Tangga dengan menggunakan software Bee Accounting.
Dengan pencatatan keuangan yang jelas akan memudahkan pemilik usaha untuk
menghitung biaya yang tepat, harga pokok produksi, dan menentukan nilai laba yang
bisa didapatkan.
4. Membantu dan memfasilitasi pemilik usaha untuk membuat sertifikat halal MUI
untuk kedua jenis produk.

BAB 3. METODE PELAKSANAAN

1. Membuat draft dan bagan prosedur kerja (Standar Operational Procedure)


a. Tim Pengabdian ikut dalam kegiatan produksi selama 1-2 hari kerja
b. Tim berdiskusi dengan pemilik usaha untuk menentukan bagian-bagian pekerjaan,
alur pekerjaan dan waktu pelaksanaan yang tepat.
c. Membuat draft dan bagan prosedur kerja produk kerupuk kentang dan kerupuk opak
pedas manis berdasarkan beberapa bagian kerja, alur pekerjaan yang berurutan dan
memiliki standar waktu pengerjaan.
d. Evaluasi hasil
2. Menambah Model Kemasan
a. Tim berdiskusi dengan pemilik usaha/ karyawan untuk menentukan model kemasan
yang sesuai dengan berat kerupuk, harga yang ditetapkan, dan ukuran karton
pengiriman barang yang akan digunakan,
b. Menentukan model kemasan dengan ukuran dan warna yang tepat memenuhi unsur
komunikasi pemasarannya
c. Produk kerupuk menggunakan kemasan botol plastik
d. Evaluasi hasil
3. Pelatihan Laporan Keuangan
a. Tim pengabdian memberikan pelatihan membuat laporan keuangan sederhana
menggunakan software akuntansi kepada pemilik usaha /karyawan
b. Pemilik usaha/ Karyawan mampu memahami dan membuat laporan keuangan dengan
menggunakan software akuntansi
c. Evaluasi hasil
4. Membuat Sertifikat Halal MUI
a. Pemilik usaha melengkapi persyaratan berkas pengajuan sertifikasi halal MUI
b. Tim pengabdian memfasilitasi dan membantu pemilik usaha/ karyawan dalam
mengikuti alur mendapatkan setifikat halal MUI

Gambar 2
Proses Pendaftaran Sertifikasi Halal MUI
Sumber : www.halalmui.org

BAB IV

KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI

4.1. Kinerja LPPM dalam Bidang Pengabdian Kepada Masyarakat

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lancang


Kuning telah melalukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dan cukup mendapat respon
yang positif dari masyarakat, kalangan industri dan kelompok sosial.. LPPM Universitas
Lancang Kuning sudah memiliki website yaitu http://lppm.unilak.ac.id/ yang aktif digunakan
untuk memfasilitasi kegiatan penelitian dan pengabdian dosen secara internal. Kinerja lembaga
pengabdian kepada masyarakat Perguruan Tinggi dalam bidang Kewirausahaan dan
Penerapan Ipteks ke masyarakat dapat dilihat pada Tabel 3.:

Tabel 3. Kinerja LPPM Universitas Lancang Kuning 2017

Jenis Kegiatan PKM IbW-PT PPDM Univ. Fakultas Total


Jumlah 16 1 1 41 15 74

Sumber dana Dikti Dikti Dikti APBU APBF FE

Sumber: LPPM UNILAK (2018) Unilak Unilak

4.2. Personalia Kegiatan

Dalam kegiatan ini melibatkan personil yang terdiri dari seorang koordinator pelaksana dan dua
orang anggota. Personil tim pelaksana berasal dari Fakultas Ekonomi Universitas Lancang
Kuning.

Tabel 4.2. Kualifikasi Tim Pelaksana

L Bidang Keahlian dan Tugas Alokasi


Nama dalam kegiatan waktu
Pendidikan Unit
/
No P jam/minggu
Terakhir Kerja
1. Zulia P Manajemen Pemasaran bertugas S2 12 Fekon
Khairani
Merancang kemasan dan stiker
yang memenuhi unsur Unilak
komunikasi pemasaran
2. Faizah P Akuntansi bertugas memberikan S2 12 Fekon
Kamilah pelatihan membuat laporan
keuangan sederhana menggunakan Unilak
3. Aznuriyandi L software
Manajemenakuntansi
Sumber Daya Manusia S2 12 Fekon
bertugas membuat draft dan bagan
SOP
4.3. Fasilitas Pendukung yang Tersedia di Perguruan Tinggi

Fasilitas pendukung yang tersedia di Universitas Lancang Kuning adalah ruangan diskusi
yang layak, ruang dosen untuk bekerja, labor computer yang bisa digunakan untuk
merancang modul dan pengembangan website dan software keuangan, wi-fi yang bisa
digunakan untuk mencari informasi yang diperlukan, lap-top dan in-focus yang bisa
digunakaan untuk pelatihan.

1. Bagaimana meningkatkan produktifitas kerja karyawan sehingga hasil kerja


menjadi lebih optimal dengan waktu yang efisien
2. Bagaimana menjaga ketahanan produk sehingga tidak mudah hancur sewaktu
dikirim keluar daerah?
3. Bagaimana cara membuat laporan keuangan sederhana untuk usaha kecil?
4. Bagaimana cara pengurusan sertifikat halal MUI?

8
9

Anda mungkin juga menyukai