SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020
I. TUJUAN
Mahasiswa mampu mengetahui cara membuat minyak kelapa murni (VCO) dengan
menggunakan metode fermentasi
1.2.Tujuan Khusus
Bagian-bagian dari buah kelapa menurut (Andaka and Sentani, 2016), yaitu:
Gambar 2. Bagian-Bagian Buah Kelapa
Epicarp atau kulit luar kelapa adalah kulit bagian luar yang berwarna hijau,
kuning, atau jingga yang memiliki permukaan licin, agak keras dan tebalnya sekitar
0,14 mm.
b. Mesocarp (sabut)
Sabut kelapa adalah kulit bagian tengah yang memiliki tebal 3-5 mm terdiri dari
bagian berserat.
c. Endocarp (Tempurung)
Tempurung kelapa adalah bagian yang keras dan memiliki ketebalan sekitar 3-5
mm, bagian dalam tempurung ini melekat pada kulit luar biji.
Endosperm atau daging buah kelapa adalah bagian yang berwarna putih dan
lunak yang memiliki ketebalan sekitar 8-10 mm.
Testa atau kulit daging buah yaitu terdapat pada bagian dari warna kuning
sampai coklat.
f. Air kelapa
Air kelapa yaitu bagian yang berasa manis serta terdapat kandungan mineral 4%,
gula 2%, dan air.
Daging buah kelapa matang dapat digunakan sebagai bahan makanan yang dapat
langsung dimakan. Daging buah kelapa sebagai sumber protein yang penting dan mudah
dicerna bagi tubuh manusia. Sedangkan, kandungan kimia yang lainnya dalam buah kelapa
dipengaruhi oleh umur kematangan buah kelapa.
Banyak manfaat yang dapat diperoleh ketika mengkonsumsi VCO (Virgin Coconut
Oil) atau minyak kelapa murni terutama dalam bidang kesehatan, yaitu dapat menjaga
kekebalan tubuh karena mengandung anti oksidan bebas, membantu mencegah penyakit
kanker, membantu menurunkan berat badan, menjaga stamina tubuh, memelihara
kesehatan kulit dan rambut, keputihan, ambeien, amandel, kelebihan berat badan dan HIV
(Simangunsong et al., 2016).
Metode-metode dalam pembuatan VCO menurut (Fithriyatul and Evi, 2021) terbagi
menjadi 5, yaitu:
a) Metode Fermentasi
Pembuatan VCO dengan menggunakan metode fermentasi pada prinsipnya yaitu
terjadinya pengrusakan protein atau memutus ikatan protein dengan lemak
menggunakan bantuan enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme. Kelebihan yang
diperoleh ketika menggunakan metode fermentasi yaitu pengolahannya lebih seerhana
dan memiliki daya simpan yang lebih lama. Sedangkan kekurangnya membutuhkan
waktu yang lama sekitar 24 jam untuk menunggu mikroorganisme berkembang biak.
b) Metode Enzimatis
Pembuatan VCO dengan metode enzimatis mengganti proses pemanasan dengan
bantuan enzim. Enzim ini bekerja dengan menghidrolisa ikatan peptida menjadi
senyawa yang lebih sederhana. Contoh enzimyang digunakan yaitu enzim bromelin dan
papain. Kelebihan dari metode ini yaitu minyak yang diperoleh tidak mudah tengik dan
biaya yang dibutuhkan tidak begitu mahal. Sedangkan kelemahannya prosesnya
membutuhkan waktu yang lama.
c) Metode Pengasaman
Pembuatan VCO dengan metode pengasaman sesuai dengan namanya yaitu
dengan membuat suasana asam pada emulsi. Suasana asam mampu memutus ikatan
lemak dan protein dengan cara mengikat senyawa yang melekat dengan lemak.
Kelebihan metode ini yaitu kandungan asam lemak serta antioksida tidak banyak
berubah dan biaya yang dibutuhkan tidak mahal karena bias menggunakan asam cuka.
Sedangkan kekurangannya yaitu tidak dapat diformulasikan secara pasti karena factor
pH mempengaruhi dan harus sesuai dengan kondisi pH optimumnya yaitu sekitar 4,3.
d) Metode Sentrifugasi
Pembuatan VCO dengan metode sentrifugasi yaitu dengan dimasukkan ke dalam
kuvet yang kemudian diputar. Pemutaran tersebut bertujuan untuk memutus ikatan
lemak protein pada santan berdasarkan perbedaan berat jenisnya. Kelebihan dari metode
ini yaitu proses pembuatannya berlangsung dengan cepat dan memiliki daya simpan
yang lama. Namun, untuk kekurangannya adalah membutuhkan biaya yang mahal
karena untuk membeli alat sentrifugasinya dan juga membutuhkan tenaga listrik yang
cukup tinggi.
e) Metode Pemanasan
Pembuatan VCO dengan metode pemanasan yaitu dengan cara dipanaskan hingga
memperoleh minyak. Kelebihannya prosesnya berlangsung dengan cepat, alat yang
dibutuhkan sederhana, dan dapat dilakukan dirumah. Sedangkan, kekurangannya adalah
tidak diperoleh minya dengan warna yang bening dan minyak cepat tengik.
Reaksi pembentukan VCO berasal dari triglyceride yang diberi alkohol dengan
bantuan katalis basa menjadi fatty acid gliserin dan glycerin.
2.8. Standar Mutu VCO
Tabel 3. Standar Mutu VCO (SNI 7381:2008) (BSN, 2008)
2.11.1. Mikroba
Semakin meningkatnya jumlah mikroba yang memfermentasi sustrat maka
akan semakin banyak asam laktat dan energi
2.11.2. Waktu Fermentasi
Semakin lama fermentasi maka bakteri pembentuk asam laktat bertambah dan
asam laktat yang dihasilkan meningkat.
2.11.3. Penambahan Garam
Penambahan garam berfungsi untuk menghambat selektif mikroba dan
menghambat pertumbuhan mikroba. Semakin meningkatnya konsentrasi garam
dapat meningkatkan jumlah total bakteri asam laktat.
2.11.4. pH
pada pH asam, bakteri asam laktat (tumbuh pada pH 2) akan bertambah
sehingga dapat menaikkan total asam laktat yang dihasilkan.
2.11.5. Suhu
Suhu yang lebih tinggi dari 40°C pada umumnya menurunkan kecepatan
pertumbuhan dan pembentukan asam oleh bakteri asam laktat, kecuali kultur yang
digunakan dalam pembuatan yoghurt yaitu L.bulgaricus dan S.thermophilus
memiliki suhu optimum 40 – 45°C
2.11.6. Oksigen/Aerasi
Tersedianya oksigen dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme.
Jamur bersifat aerobik (memerlukan oksigen) sedangkan khamir dapat bersifat
aerobik atau anaerobik tergantung pada kondisinya.
2.11.7. Nutrisi
Nutrisi diperlukan untuk tambahan makanan dalam pertumbuhan yeast
2.11.8. Kadar Gula
Semakin tinggi konsentrasi gula maka akan berpengaruh negative pada yeast
dan berpengaruh baik pada fermentasi. Kadar glukosa yang baik 10-18%.
2.11.9. Substrat
Mikroba membutuhkan substrat yang kaya akan potensi nutrisi untuk
bertahan hidup
(Nurfuzianti et al., 2021)
Kapang Jamur
Multiseluler Uniseluler
Berbetuk filamen yang disebut hifa. Berbentuk ovoid atau spheroid, kadang
Kumpulan hifa disebut miselium dapat membentuk miselium semu
Mikroskopis Makroskopis
Ragi merupakan inoculum atau starter untuk melakukan fermentasi dalam pembuatan
produk tertentu. Ragi atau yeast merupakan bahan pengembang yang berasal dari spesies
jamur, ragi mempunyai nama latin Saccharomyces cerevisiae. Ragi memiliki kandungan
karbondioksida yang menyebabkan adonan mengembang dan terbentuk pori-pori (Berlian
et al., 2016).
Inkubasi merupakan masa antara inokulasi atau infeksi sampai pertumbuhan koloni
yang karakteristik atau sampai terjadinya gejala penyakit yang khas yang ditimbulkan oleh
jasad renik patogen.(Sulistyarsi & Ardhi, 2016)
Inokulasi merupakan suatu teknik memindahkan bakteri dari medium yang lam ke
medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Dengan demikian akan diperoleh
biakan mikroorganisme yang dapat digunakan untuk pembelajaran mikrobiologi.
(Istikhara, 2014)
2.17.1. VCO
Sifat Fisika
Densitas yaitu 909,3 kg/m3
Viskositas sebesar 26,2094 mm2/s (40˚C)
Titik cair : 20-250C
Titik didih : 2250C
Berupa minyak tidak berwarna atau jernih
Sifat Kimia
Beraroma khas Minyak
Tidak berbau tengik
(Sciences, 2016)
2.17.2. Aquadest
Sifat Fisika
Berbentuk Cairan
Tidak berbau
Berat molekul 18,02 g/mol
Titik didih 100oC
Tekanan uap 2,3 kPa
Sifat Kimia
Tidak dapat terbakar
Memiliki pH=7
Merupakan produk stabil
Tidak bersifat korosif
Tidak beracun
(Utara, 2018)