Revolusi per Menit (RPM) adalah suatu alat kendali yang digunakan untuk
mengontrol perputaran suatu sistem yang dinyatakan dalam putaran per menit. Di masa
pandemi ini, praktikum pengendalian RPM sangat penting untuk terus dikembangkan
mengingat begitu efektif dan efisien prosesnya. Adanya sistem kendali otomatis ini sangat
dibutuhkan untuk menjaga proses produksi terus berjalan. Alat kendali ini dapat dikerjakan
secara otomatis dan jarak jauh, sehingga dapat dengan mudah memantau parameter
prosesnya.
1.2.1 Apa yang dimaksud alat pengendali putaran motor atau RPM ?
1.2.3 Bagaimana prinsip kerja dari alat pengendali putaran motor atau RPM?
1.3.1.1 Mahasiswa dapat mengetahui cara mengontrol melalui sistem sehingga dapat
mengurangi resiko kecelakaan kerja
1.3.1.3 Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja dari alat kendali putaran motor
Pengendali RPM adalah suatu alat untuk mengendalikan atau mengontrol kecepatan putaran
per menit pada suatu ala atau system sesuai dengan set point. (Parhan, 2014)(Darmana &
Sya’ban, 2015)
2.5.1 Alat kendali RPM dapat diaplikasikan pada perangkat telepon pintar berbasis Internet
Of Things (IoT)
2.5.2 Alat kendali RPM diaplikasikan pada kipas untuk engatur putran kipas sehingga dapat
dimanfaatkan untuk menstabilkan suhu ruangan.
2.5.3 Alat kendali RPM diaplikasikan pada fermentor berpengaduk untuk mengatur
kecepatan putar Pengaduk pada fermentor
2.5.4 Alat kendali RPM diaplikasikan untuk menggerakan motor pada Unnamed Ground
Vichicle untuk diaplikasikan di industry pertanian. (Primadi et al., 2019)
Jika resultan pada suatu benda = 0, maka benda akan tetap diam dan benda yang bergerak
akan tetap gerak dengan kecepatan tetap. Hukum I Newton disebut juha hukum inersia atau
hukum kelembaman.(Romney & Steinbart, 2018)
Momen Inersia adalah ukuran nilai kecendrungan berotasi yang ditentukan oleh keadaan
benda / partikel penyusunnya. Kecenderungan tersebut berperan mempertahankan suatu
keadaan diam atau bergerak lurus beraturan. Secara matematis, momen inersia partikel
dirumuskan sebagai berikut :
I= mr2
Keterangan :
I = momen inersia
m = massa partikel
(Effendi, 2013)
Hukum II Newton yaitu Percepatan (Perubahan dari kecepatan) gerak benda selalu
berbanding lurus dengan resultan gaya yang bekerja pada suatu benda dan selalu berbanding
terbalik dengan massa benda.(Romney & Steinbart, 2018)
Gerak melingkar adalah gerak benda pada lintasan melingkar mengelilingi suatu titik tetap.
Rumus pada gerak melingkar yaitu :
V
W=
r
Keterangan :
W=Kecepatan sudut
V=kecepatan linier
r= jari-jari lintasan
Sistem batch adalah suatu sistem proses dimana selama proses berlangsung tidak ada
masukkan (input) maupun keluaran (output). Sejumlah perangkat tiap input pada proses
diterima tumpukan dan beberapa operasi dilakukan pada tumpukan untuk menghasilkan
produk setengah jadi yang harus diproses lagi
Sistem continue adalah suatu sistem proses dimana selama proses berlangsung terdapat
masukkan dan keluaran. Proses dimana bahan dasar masuk dan poduk yang deselesaikan
keluar dari ujung system yang lain, system atau proses continue ini terjadi terus menerus.
Kekurangan Kelebihan
-Perlu biaya tambahan untuk menambah -hasil Analisa dapat terpantau dengan baik
karyawan
-waktu proses lama -tidak ada pengaruh reaktan
-hanya bisa digunakan pada industry kecil -lebih teliti dalam menghasilkan suatu
produk
Kekurangan kelebihan
-beberapa alat pengedalian harganya mahal -kapasitas produksi lebih besar
-modaal awal lebih besar -pengendalian dilakukan otomatis
-membutuhkan quality control -kondisi proses telah konstan
(Utomo et al., 2009)
2.8 Respon
2.8.1 Pengertian
Hasil atau kesan yang didapat dari pengamatan tentang subjek, peristiwa atau hubungan yang
diperoleh dengan mengumpulkan informal
- Respon Undamped
Proses variable berisolasi dengan amplitudo yang semakin besar
(Budiani, 2015)
2.9 Fluida
2.9.1 Pengertian
Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena
tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antar molekul kecil dari
pada benda padat dan molekul-molekulnya lebih bebas bergerak, dengan demikian fluida
lebih mudah terdeformasi.
2.9.2 macam macam aliran fluida
2.9.2.1 Aliran steady dan Unsteady
A). Aliran fluida steady (stabil) adalah aliran yang kondisi kecepatan,tekanan,dan
penampung dapat bervariasi, tapi tidak berubah seiring waktu.
B). Aliran fluida unsteady (tidak stabil) adalah aliran pada suatu titik fluida dimana
kondisinya berubah seiring waktu.
2.9.2.2 Aliran Uniform dan non-uniform
A). Aliran fluida uniform, aliran jika parameter aliran tetap konstan dengan jarak sepanjang
jalur aliran
B). Aliran fluida non-uniform, aliran yang terjadi jika parameter aliran berubah dan
divariasikan pada titik yang berbeda pada jalur aliran fluida
2.9.2.3 Dimensi Aliran
Fluida mengalir pada bentuk 3 dimensi , istilah dimensi 1,2,3 mengacu pada jumlah
ruang terkoordinasi yang diperlukan, untuk menggambarkan aliran
2.9.2.4 Aliran Rotasional dan irrasonal
a). Aliran fluida rotasional : jenis fluida dimana partikel fluida juga berputar pada
porosnya sendiri saat mengalir di sepanjang garis aliran
b). Aliran fluida irrasional : jenis fluida dimana partikel fluida tidak berputar pada
porosnya sendiri saat mengalir di sepanjang garis aliran
2.9.2.5 Aliran fluida Laminar dan Turbulen
a). Aliran Laminar : jenis aliran dimana partikel fluida bergerak disepanjang jalur
b). Aliran Turbulen : jenis aliran dimana partikel fluida bergerak secara acak
2.9.2.6 Aliran Comprossible dan Incomprossible
a). Aliran fluida Comprossible ( terkomprosi) : fluida yang ukuran/volumenya dapat
dimampatkan
b). Aliran fluida Incomprossible (tidak terkompresi) : jenis aliran direncana massa jenis
atau kepadatan aliran fluida konstan.
(Chaniadi, 2016)
2.10 Error
Selisih antara proses variabel dan set point dinyatakan dengan error
Ketika set point lebih besar daripada proses variabel, maka memiliki nilai error yang positif
atau sudah diperlukan proses kalibrasi dan sebaliknya.
Suatu komponen besaran variabel proses yang dikehendaki suatu controller akan selalu
berusaha meyamakan variabel terkendali terhadap set point. Set point yaitu berupa nilai yang
digunakan untuk membantu operator dalam menghitung eror yang ditimbulkan oleh suatu
alat kendali.
(Triyani, 2018)
2.12 Kalibrasi
Suatu kegiatan untuk menentukan kekasaran konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan
bahan ukur yang akan di kalibrasi terhadap standar ukurannya standar nasional dan standar
internasional. Tujuan kalibrasi yaitu untuk menunjukkan akurasi penunjukkan alat,
memenuhi kualifikasi alat, serta untuk menghindari resiko berbahaya dan meminimalisir
kecelakaan kerja. Sedangkan, manfaat dari kalibrasi yaitu untuk menjamin hasil produk
sesuai dengan standar, untuk mengetahui perbedaan perhitungan alat ukur dengan standar
nasional/ atau internasional, dan menjaga alat-alat ukur supaya sesuai spesifikasi.
(Azharul, 2021)
2.13 Sensor
2.13.1 Pengertian
Suatu alat yang digunakan untuk mengukur, menganalisa, dan mendeteksi adanya
perubahan lingkungan fisik ataupun kimia. Variable keluaran dari sensor yang di ubah
menjadi listrik disebut transmitter.
(Nurpriyanti, 2020)
Sensor cahaya adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk memberikan perubahan
besaran elektrik pada saat terjadi perubahan intensitas cahaya yang diterima oleh sensor
cahaya.
Sensor suhu adalah komponen yang dapat mengubah besaran panas menjadi besaran listrik
sehingga dapat mendeteksi gejala perubahan suhu pada obyek tertentu, sehingga berfungsi
untuk mengetahui atau mendeteksi gejala perubahan-perubahan suhu dalam bentuk output
Analog maupun Digital.
Sensor tekanan adalah komponen yang dapat mengubah besaran tekanan menjadi besaran
listrik sehingga dapat mendeteksi gejala perubahan tekanan pada obyek tertentu, sehingga
berfungsi untuk mengetahui atau mendeteksi gejala perubahan-perubahan tekanan dalam
bentuk output analog maupun digital.
Tangki fermentor berpengaduk merupakan alat yang digunakan untuk melakukan proses
fermentasi. Dalam proses pengadukan fermentor dilengkapi dengan peralatan mekanik dan
elektrik. Selain itu, untuk menjaga sistem dibutuhkan sistem control untuk mengontrol faktor-
faktor berupa variabel yang berpengaruh pada susunan akhir fermentasi atau berhubungan
dengan terjadinya pertumbuhan mikroba. Fermentor berpengaduk berupa agitator yang
digunakan untuk mengatur laju pertumbuhan sel atau untuk mancampurkan adonan ke
seluruh bagian fermentor.
Azharul, F. (2021). Rancang Bangun Alat Kalibrasi Pengukur Suhu Berbasis Digital
Temperature Controller Design and Development of Temperature Calibration. 8, 109–
116.
Budiani, R. A. (2015). Uji Alat Dinamika Proses Dengan Variabel Orde Dua Non Interacting.
Laporan AKhir, 1, 1–476.
http://repository.potensi-utama.ac.id/jspui/bitstream/123456789/2990/6/BAB II.pdf
Chaniadi, C. (2016). Perancangan Sistem Perpipaan Air Untuk Penyiraman Tanaman Kebun
Vertikal Skala Laboratorium. Tugas Akhir, 4–22.
Darmana, T., & Sya’ban, W. (2015). Rancang Bangun Alat Ukur Kecepatan Putaran Motor.
7(1), 71–76.
Effendi, A. (MT). (2013). Momen Inersia dalam Gerak Rotasi. Momen Inersia, 1–16.
https://sisfo.itp.ac.id/bahanajar/BahanAjar/Asnal/Fisika/BAB 13 Momen Inersia.pdf
Lukman, M. P., . J., & Rieuwpassa, Y. F. Y. (2018). Sistem Lampu Otomatis Dengan Sensor
Gerak, Sensor Suhu Dan Sensor Suara Berbasis Mikrokontroler. Jurnal RESISTOR
(Rekayasa Sistem Komputer), 1(2), 100–108.
https://doi.org/10.31598/jurnalresistor.v1i2.305
Primadi, U. R., Studi, P., Elektro, T., Teknik, F., & Surakarta, U. M. (2019). -Sistem
Monitoring Rpm Motor Listrik Melalui.
Romney & Steinbart. (2018). Bab Ii Landasan Teori. Journal of Chemical Information and
Modeling, 53(9), 8–24.
Sarlinda, F., Sarto, S., & Hidayat, M. (2018). Kinerja dan kinetika produksi biohidrogen
secara batch dari sampah buah melon dalam reaktor tangki berpengaduk. Jurnal
Rekayasa Proses, 12(1), 32. https://doi.org/10.22146/jrekpros.33611
Triyani, S. (2018). Kendali Kecepatan Motor DC Berbasis Fuzzy Setting Point pada
Labview. Journal of Applied Electrical Engineering, 2(1), 6–11.
https://doi.org/10.30871/jaee.v2i1.1076
Utomo, P., Ragil, L. C., Kimia, J. T., Teknik, F., Diponegoro, U., Soedarto, J. P., Fax, T., &
Buchori, P. L. (2009). Secara Batch Dan Kontinyu Dengan Adsorbent Tepung Jagung.
1–6.