Anda di halaman 1dari 14

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Revolusi per Menit (RPM) adalah suatu alat kendali yang digunakan untuk
mengontrol perputaran suatu sistem yang dinyatakan dalam putaran per menit. Di masa
pandemi ini, praktikum pengendalian RPM sangat penting untuk terus dikembangkan
mengingat begitu efektif dan efisien prosesnya. Adanya sistem kendali otomatis ini sangat
dibutuhkan untuk menjaga proses produksi terus berjalan. Alat kendali ini dapat dikerjakan
secara otomatis dan jarak jauh, sehingga dapat dengan mudah memantau parameter
prosesnya.

Pada praktikum pengendalian RPM kali ini diaplikasikan pada fermentor


berpengaduk yang hubungannya untuk mengendalikan putaran motor atau RPM secara
otomatis untuk menentukan temperature ke seluruh bagian fermentor. Dengan demikian,
dapat meminimalisir kecelakaan kerja dan dapat menunjang pembelajaran di masa sekarang.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa yang dimaksud alat pengendali putaran motor atau RPM ?

1.2.2 Bagaimana cara mengoperasikan alat kendali RPM ?

1.2.3 Bagaimana prinsip kerja dari alat pengendali putaran motor atau RPM?

1.3 Tujuan Praktikum

1.3.1 Tujuan Umum

1.3.1.1 Mahasiswa dapat mengetahui cara mengontrol melalui sistem sehingga dapat
mengurangi resiko kecelakaan kerja

1.3.1.2 Mahasiswa dapat mengetahui alat peraba putaran motor (RPM)

1.3.1.3 Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja dari alat kendali putaran motor

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Mahasiswa dapat mengetahui pengertian sistem kendali

1.3.2.2 Mahasiswa dapat mengetahui tipe system kendali

1.3.2.3 Mahasiswa dapat mengetahui pengertian pengendalian proses


1.3.2.4 Mahasiswa dapat mengetahui prinsip pengendalian proses

1.3.2.5 Mahasiswa dapat mengetahui pengertian Kecepatan Putar Spindle

1.3.2.6 Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja Kecepatan Putar Spindle

1.3.2.7 Mahasiswa dapat mengetahui pengendali RPM

1.3.2.8 Mahasiswa dapat mengetahui aplikasi alat kendali RPM

1.3.2.9 Mahasiswa dapat mengetahui hukum-hukum yang melandasi kecepatan putar

1.3.2.10 Mahasiswa dapat mengetahui sistem batch dan continue

1.3.2.11 Mahasiswa dapat mengetahui pengertian respon

1.3.2.12 Mahasiswa dapat mengetahui macam-macam respon

1.3.2.13 Mahasiswa dapat mengetahui pengertian fluida

1.3.2.14 Mahasiswa dapat mengetahui macam-macam aliran fluida

1.3.2.15 Mahasiswa dapat mengetahui pengertian error

1.3.2.16 Mahasiswa dapat mengetahui pengertian set point

1.3.2.17 Mahasiswa dapat mengetahui pengertian kalibrasi

1.3.2.18 Mahasiswa dapat mengetahui tujuan dan manfaat kalibrasi

1.3.2.19 Mahasiswa dapat mengetahui pengertian sensor

1.3.2.20 Mahasiswa dapat mengetahui macam-macam sensor

1.3.2.21 Mahasiswa dapat mengetahui pengertian tangki fermentor berpengaduk


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sistem Kendali


2.1.1. Pengertian
Sistem kendali atau sistem control adalah proses pengaturan atau pengendalian
terhadap alat atau kumpulan alat untuk mengendalikan suatu sistem. Sistem kendali
bisa dikatakan sebagai hubungan antara komponen sistem, yang akan
menghasilkan tanggapan sistem yang diharapkan (Hidayah, 2012).

2.1.2. Tipe Sistem Kendali


a. Sistem Kendali Terbuka (Open-loop Control System)
Sistem kendali lup terbuka adalah sistem kendali yang keluarannya tidak
berpengaruh pada aksi pengontrolan, jadi keluarannya tidak diukur atau
diumpan balikan untuk dibandingkan dengan masukan. Kelebihannya adalah
konstruksi sederhana, perawatan mudah, lebih murah, tidak ada masalah
kestabilan berkaitan dengan penyimpangan output yang menjauh dari set point.
Kekurangannya adalah gangguan dan perubahan kalibrasi (Hidayah, 2012).
Contoh: mesin cuci, oven listrik, eskalator

Gambar 1. Sistem Kendali Terbuka

b. Sistem Kendali Tertutup


Sistem Kendali Tertutup merupakan sistem kendali yang sinyal keluarannya
mempunyai pengaruh langsung pada aksi pengontrolan. Kelebihannya adalah
mudah mengendalikan gangguan yang tidak terduga. Kekurangannya adalah
kurang stabil dan jumlah komponen banyak (Hidayah, 2012).
Contoh: lemari es, AC
Gambar 2. Sistem Kendali Tertutup

2.2. Pengendalian Proses


2.2.1. Pengertian
Sistem pengendalian proses ialah sistem pengendalian suatu parameter dari
berbagai proses, dimana di dalam suatu proses banyak parameter yang harus
dikendalikan. Diantaranya suhu (temperature), aliran (flow), tekanan (pressure),
dsb (Heriyanto, 2012).

2.2.2. Prinsip Pengendalian Proses


Menurut (Heriyanto, 2012) Dalam mengendalikan suatu proses, operator harus
melakukan 4 langkah pengendalian, yaitu mengukur, membandingkan,
menghitung, dan mengoreksi.
a. Mengukur
Sensor mengukur variable proses terukur (output) kemudian dikirim oleh
transmitter dan diumpankan balik ke pengendali
b. Membandingkan
Sinyal pengukuran yang diumpanbalikkan dikurangkan dari set point untuk
menghasilkan error
c. Menghitung
Pengendali error dihitung melalui algoritma tertentu untuk menghasilkan sinyal
kendali
d. Mengoreksi
Sistem kendali dipakai untuk melakukan aksi mekanik kendali yang akan
mengubah manipulated variable dan adanya penambahan gangguan.

2.3. Kecepatan Putar Spindle (RPM)


2.3.1. Pengertian
Kecepatan putar (speed) selalu dihubungkan dengan spindle (sumbu utama),
kecepatan putar dinyatakan sebagai putaran per menit (revolutions per menit,
RPM) yang menggambarkan kecepatan putarnya. Kecepatan putar spindle adalah
frekuensi rotasi spindle pada mesin yang diukur dalam putaran per menit (Farokhi,
2017).
2.3.2. Prinsip Kerja Kecepatan Putar Spindle
Suatu poros/object yang berputar pada suatu generator akan menghasilkan suatu
tegangan yang sebanding dengan kecepatan putaran object. Kecepatan putar sering
diukur dengan sensor yang mengindera induksi yang timbul saat medan magnetis
terjadi (Fatmawati, 2014).

2.4 Pengendali RPM

Pengendali RPM adalah suatu alat untuk mengendalikan atau mengontrol kecepatan putaran
per menit pada suatu ala atau system sesuai dengan set point. (Parhan, 2014)(Darmana &
Sya’ban, 2015)

2.5 Aplikasi Alat Kendali RPM

2.5.1 Alat kendali RPM dapat diaplikasikan pada perangkat telepon pintar berbasis Internet
Of Things (IoT)

2.5.2 Alat kendali RPM diaplikasikan pada kipas untuk engatur putran kipas sehingga dapat
dimanfaatkan untuk menstabilkan suhu ruangan.

2.5.3 Alat kendali RPM diaplikasikan pada fermentor berpengaduk untuk mengatur
kecepatan putar Pengaduk pada fermentor

2.5.4 Alat kendali RPM diaplikasikan untuk menggerakan motor pada Unnamed Ground
Vichicle untuk diaplikasikan di industry pertanian. (Primadi et al., 2019)

2.6 Hukum-hukum yang mendasari Kecepatan Putar

2.6.1 Hukum I Newton

Jika resultan pada suatu benda = 0, maka benda akan tetap diam dan benda yang bergerak
akan tetap gerak dengan kecepatan tetap. Hukum I Newton disebut juha hukum inersia atau
hukum kelembaman.(Romney & Steinbart, 2018)

2.6.1.1 Momen Inersia

Momen Inersia adalah ukuran nilai kecendrungan berotasi yang ditentukan oleh keadaan
benda / partikel penyusunnya. Kecenderungan tersebut berperan mempertahankan suatu
keadaan diam atau bergerak lurus beraturan. Secara matematis, momen inersia partikel
dirumuskan sebagai berikut :

I= mr2

Keterangan :

I = momen inersia

m = massa partikel

r = jarak partikel dari sumbu rotasi

(Effendi, 2013)

2.6.2 Hukum II Newton

Hukum II Newton yaitu Percepatan (Perubahan dari kecepatan) gerak benda selalu
berbanding lurus dengan resultan gaya yang bekerja pada suatu benda dan selalu berbanding
terbalik dengan massa benda.(Romney & Steinbart, 2018)

2.6.2.1 Gerak Melingkar

Gerak melingkar adalah gerak benda pada lintasan melingkar mengelilingi suatu titik tetap.
Rumus pada gerak melingkar yaitu :

V
W=
r

Keterangan :

W=Kecepatan sudut

V=kecepatan linier

r= jari-jari lintasan

(Romney & Steinbart, 2018)

2.7 Sistem Batch dan Continue

2.7.1 Pengertian Sistem Batch

Sistem batch adalah  suatu sistem proses dimana selama proses berlangsung tidak ada
masukkan (input) maupun keluaran (output). Sejumlah perangkat tiap input pada proses
diterima tumpukan dan beberapa operasi dilakukan pada tumpukan untuk menghasilkan
produk setengah jadi yang harus diproses lagi

2.7.2 Pengertian Sistem Continue

Sistem continue adalah suatu sistem proses dimana selama proses berlangsung terdapat
masukkan dan keluaran. Proses dimana bahan dasar masuk dan poduk yang deselesaikan
keluar dari ujung system yang lain, system atau proses continue ini terjadi terus menerus.

2.7.3 Kelebihan dan kekurangan Sistem Batch dan Continue

2.7.3.1 Sistem Batch

Kekurangan Kelebihan
-Perlu biaya tambahan untuk menambah -hasil Analisa dapat terpantau dengan baik
karyawan
-waktu proses lama -tidak ada pengaruh reaktan
-hanya bisa digunakan pada industry kecil -lebih teliti dalam menghasilkan suatu
produk

2.7.3.2 Sistem continue

Kekurangan kelebihan
-beberapa alat pengedalian harganya mahal -kapasitas produksi lebih besar
-modaal awal lebih besar -pengendalian dilakukan otomatis
-membutuhkan quality control -kondisi proses telah konstan
(Utomo et al., 2009)

2.8 Respon

2.8.1 Pengertian

Hasil atau kesan yang didapat dari pengamatan tentang subjek, peristiwa atau hubungan yang
diperoleh dengan mengumpulkan informal

2.8.2 Macam-Macam Respon

2.8.2.1 Respon Stabil

Dikatakan stabil apabila nilai proses variable mendekati set point


- Respon Overdamped
Respon yang berjalan lambat untuk mendekati set point

Proses variable = garis vertikal


- Respon Underdamped
Respon yang berjalan cepat untuk mencapai set point

Proses variable = garis vertikal


2.8.2.2 Respon Tidak Stabil
Merupakan respon yang tidak mencapai set point
- Respon Sustained ascillation
Proses variable tidak pernah sama dengan set point

- Respon Undamped
Proses variable berisolasi dengan amplitudo yang semakin besar
(Budiani, 2015)

2.9 Fluida
2.9.1 Pengertian
Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena
tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antar molekul kecil dari
pada benda padat dan molekul-molekulnya lebih bebas bergerak, dengan demikian fluida
lebih mudah terdeformasi.
2.9.2 macam macam aliran fluida
2.9.2.1 Aliran steady dan Unsteady
A). Aliran fluida steady (stabil) adalah aliran yang kondisi kecepatan,tekanan,dan
penampung dapat bervariasi, tapi tidak berubah seiring waktu.
B). Aliran fluida unsteady (tidak stabil) adalah aliran pada suatu titik fluida dimana
kondisinya berubah seiring waktu.
2.9.2.2 Aliran Uniform dan non-uniform
A). Aliran fluida uniform, aliran jika parameter aliran tetap konstan dengan jarak sepanjang
jalur aliran
B). Aliran fluida non-uniform, aliran yang terjadi jika parameter aliran berubah dan
divariasikan pada titik yang berbeda pada jalur aliran fluida
2.9.2.3 Dimensi Aliran
Fluida mengalir pada bentuk 3 dimensi , istilah dimensi 1,2,3 mengacu pada jumlah
ruang terkoordinasi yang diperlukan, untuk menggambarkan aliran
2.9.2.4 Aliran Rotasional dan irrasonal
a). Aliran fluida rotasional : jenis fluida dimana partikel fluida juga berputar pada
porosnya sendiri saat mengalir di sepanjang garis aliran
b). Aliran fluida irrasional : jenis fluida dimana partikel fluida tidak berputar pada
porosnya sendiri saat mengalir di sepanjang garis aliran
2.9.2.5 Aliran fluida Laminar dan Turbulen
a). Aliran Laminar : jenis aliran dimana partikel fluida bergerak disepanjang jalur
b). Aliran Turbulen : jenis aliran dimana partikel fluida bergerak secara acak
2.9.2.6 Aliran Comprossible dan Incomprossible
a). Aliran fluida Comprossible ( terkomprosi) : fluida yang ukuran/volumenya dapat
dimampatkan
b). Aliran fluida Incomprossible (tidak terkompresi) : jenis aliran direncana massa jenis
atau kepadatan aliran fluida konstan.
(Chaniadi, 2016)

2.10 Error

Selisih antara proses variabel dan set point dinyatakan dengan error

Error = set point – proses variabel

Ketika set point lebih besar daripada proses variabel, maka memiliki nilai error yang positif
atau sudah diperlukan proses kalibrasi dan sebaliknya.

(Putra et al., 2021)

2.11 Set point

Suatu komponen besaran variabel proses yang dikehendaki suatu controller akan selalu
berusaha meyamakan variabel terkendali terhadap set point. Set point yaitu berupa nilai yang
digunakan untuk membantu operator dalam menghitung eror yang ditimbulkan oleh suatu
alat kendali.

(Triyani, 2018)

2.12 Kalibrasi

Suatu kegiatan untuk menentukan kekasaran konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan
bahan ukur yang akan di kalibrasi terhadap standar ukurannya standar nasional dan standar
internasional. Tujuan kalibrasi yaitu untuk menunjukkan akurasi penunjukkan alat,
memenuhi kualifikasi alat, serta untuk menghindari resiko berbahaya dan meminimalisir
kecelakaan kerja. Sedangkan, manfaat dari kalibrasi yaitu untuk menjamin hasil produk
sesuai dengan standar, untuk mengetahui perbedaan perhitungan alat ukur dengan standar
nasional/ atau internasional, dan menjaga alat-alat ukur supaya sesuai spesifikasi.
(Azharul, 2021)

2.13 Sensor

2.13.1 Pengertian

Suatu alat yang digunakan untuk mengukur, menganalisa, dan mendeteksi adanya
perubahan lingkungan fisik ataupun kimia. Variable keluaran dari sensor yang di ubah
menjadi listrik disebut transmitter.

(Nurpriyanti, 2020)

2.13.2 Macam-macam sensor

Sensor kelembaban adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk memberikan


perubahan besaran elektrik pada saat terjadi perubahan intensitas kelembaban yang diterima
oleh sensor kelembaban.

Sensor cahaya adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk memberikan perubahan
besaran elektrik pada saat terjadi perubahan intensitas cahaya yang diterima oleh sensor
cahaya.

Sensor suhu adalah komponen yang dapat mengubah besaran panas menjadi besaran listrik
sehingga dapat mendeteksi gejala perubahan suhu pada obyek tertentu, sehingga berfungsi
untuk mengetahui atau mendeteksi gejala perubahan-perubahan suhu dalam bentuk output
Analog maupun Digital.

Sensor tekanan adalah komponen yang dapat mengubah besaran tekanan menjadi besaran
listrik sehingga dapat mendeteksi gejala perubahan tekanan pada obyek tertentu, sehingga
berfungsi untuk mengetahui atau mendeteksi gejala perubahan-perubahan tekanan dalam
bentuk output analog maupun digital.

(Lukman et al., 2018)

2.14 Tangki fermentor berpengaduk

Tangki fermentor berpengaduk merupakan alat yang digunakan untuk melakukan proses
fermentasi. Dalam proses pengadukan fermentor dilengkapi dengan peralatan mekanik dan
elektrik. Selain itu, untuk menjaga sistem dibutuhkan sistem control untuk mengontrol faktor-
faktor berupa variabel yang berpengaruh pada susunan akhir fermentasi atau berhubungan
dengan terjadinya pertumbuhan mikroba. Fermentor berpengaduk berupa agitator yang
digunakan untuk mengatur laju pertumbuhan sel atau untuk mancampurkan adonan ke
seluruh bagian fermentor.

(Sarlinda et al., 2018)


DAFTAR PUSTAKA

Azharul, F. (2021). Rancang Bangun Alat Kalibrasi Pengukur Suhu Berbasis Digital
Temperature Controller Design and Development of Temperature Calibration. 8, 109–
116.

Budiani, R. A. (2015). Uji Alat Dinamika Proses Dengan Variabel Orde Dua Non Interacting.
Laporan AKhir, 1, 1–476.
http://repository.potensi-utama.ac.id/jspui/bitstream/123456789/2990/6/BAB II.pdf

Chaniadi, C. (2016). Perancangan Sistem Perpipaan Air Untuk Penyiraman Tanaman Kebun
Vertikal Skala Laboratorium. Tugas Akhir, 4–22.

Darmana, T., & Sya’ban, W. (2015). Rancang Bangun Alat Ukur Kecepatan Putaran Motor.
7(1), 71–76.

Effendi, A. (MT). (2013). Momen Inersia dalam Gerak Rotasi. Momen Inersia, 1–16.
https://sisfo.itp.ac.id/bahanajar/BahanAjar/Asnal/Fisika/BAB 13 Momen Inersia.pdf

Lukman, M. P., . J., & Rieuwpassa, Y. F. Y. (2018). Sistem Lampu Otomatis Dengan Sensor
Gerak, Sensor Suhu Dan Sensor Suara Berbasis Mikrokontroler. Jurnal RESISTOR
(Rekayasa Sistem Komputer), 1(2), 100–108.
https://doi.org/10.31598/jurnalresistor.v1i2.305

Nurpriyanti, I. (2020). … Pada Hidroponik Berbasis Arduino Uno R3 Untuk Tanaman


Kangkung: Automation Sensor Dhtii As Temperature And Humadity Sensor At
Hidroponik By Arduino Uno …. Jurnal Teknologi Dan Terapan Bisnis, 3(1).

Parhan, A. (2014). RANCANG BANGUN ALAT DESTILASI OLI BEKAS (PROSES


PEMBUATAN) Laporan. Politeknik Negeri Sriwijaya.

Primadi, U. R., Studi, P., Elektro, T., Teknik, F., & Surakarta, U. M. (2019). -Sistem
Monitoring Rpm Motor Listrik Melalui.

Putra, R. A. B. S., Al Tahtawi, A. R., & Wijayanto, K. (2021). Pengendalian Kecepatan


Motor DC Menggunakan Metode Fuzzy Integral Controller. Prosiding Industrial
Research Workshop and National Seminar, 12, 52–56.
https://doi.org/10.35313/irwns.v12i0.2657

Romney & Steinbart. (2018). Bab Ii Landasan Teori. Journal of Chemical Information and
Modeling, 53(9), 8–24.

Sarlinda, F., Sarto, S., & Hidayat, M. (2018). Kinerja dan kinetika produksi biohidrogen
secara batch dari sampah buah melon dalam reaktor tangki berpengaduk. Jurnal
Rekayasa Proses, 12(1), 32. https://doi.org/10.22146/jrekpros.33611

Triyani, S. (2018). Kendali Kecepatan Motor DC Berbasis Fuzzy Setting Point pada
Labview. Journal of Applied Electrical Engineering, 2(1), 6–11.
https://doi.org/10.30871/jaee.v2i1.1076

Utomo, P., Ragil, L. C., Kimia, J. T., Teknik, F., Diponegoro, U., Soedarto, J. P., Fax, T., &
Buchori, P. L. (2009). Secara Batch Dan Kontinyu Dengan Adsorbent Tepung Jagung.
1–6.

Anda mungkin juga menyukai