Anda di halaman 1dari 8

TUGAS UAS TAKE HOME “ MANAJEMEN OPERASI 2 ”

DOSEN PENGAMPU :

Drs. KOSASIH, M.Sc., APT.

Oleh :

CHARLES
NIM 5417221063

UNIVERSITAS PANCASILA
PROGRAM MAGISTER ILMU KEFARMASIAN
BISNIS FARMASI 31
2019
PROGRAM MAGISTER ILMU KEFARMASIAN
UNIVERSITAS PANCASILA

UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2018 / 2019

Nama Mata Kuliah : Manajemen Operasi 2


Hari / Tanggal : Jumat, 16 Agustus 2019 (Waktu Pengumpulan)
Dosen Pengampu : Drs. Kosasih, M.Sc., Apt.

=====================================================================

Jawablah soal – soal berikut ini dengan tepat dan jelas.

1. Tujuan manajemen persediaan pada akhirnya adalah efisiensi dan efektivitas dalam
pembiayaan. Jelaskan maksud pernyataan tersebut!

2. Forecasting dapat dilakukan dengan berbagai metode. Jelaskan metode-metode yang dapat
digunakan serta contoh aplikasinya!

3. Supply chain telah diterapkan di industry farmasi. Jelaskan manfaat dan kendala yang
dihadapinya!

Dikumpulkan paling lambat: Jumat tanggal 16 Agustus 2019 jam 15.30


Di Sekretariat Magif Fakultas Farmasi Universitas Pancasila

------------------------------------------Selamat Mengerjakan ---------------------------------------------


1. Manajemen persediaan pada akhirnya adalah efisiensi dan efektivitas dalam
pembiayaan,
Efektivitas adalah pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan-tujuan yang
tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan cara dan menentukan pilihan dari beberapa
pilihan lainnya, kalau pilihannya salah sudah tentu akan mempengaruhi dari hasil akhir
yang di inginkan, Merencanakan jumlah persediaan untuk di simpan di gudang hingga
melakukan pengontrolan terhadap barang persediaan yang akan digunakan harus dapat
di atur dengan baik sehingga tujuan dapat tercapai. Kalau manajemen
persediaan dilakukan dengan efektif maka dapat mengantisipasi resiko keterlambatan
datangnya barang, mengantisipasi pesanan bahan tidak sesuai dengan apa yang
diperlukan oleh perusahaan sehingga harus dilakukan return, hingga untuk menjamin
lancarnya proses produksi. Tetapi, tujuan utama dari pengelolaan persediaan adalah
menjaga keseimbangan antara jumlah stock barang agar berada pada level aman dan
kemampuan memastikan barang yang tersedia di gudang akan sampai ke pelanggan
dalam keadaan baik.
Efisiensi adalah penggunaan sumber daya secara minimum guna pencapaian hasil yang
optimum yang berkaitan dengan biaya, jika persediaan terlalu banyak maka biaya
penyimpanan dan pemeliharaan pun akan meningkat dan resiko kerusakan pun akan
meningkat sehingga menyebabkan kualitas barang akan menurun. Dan jika jumlah
persediaan terlalu sedikit maka akan menyebabkan proses produksi dapat terganggu dan
pesanan tidak dapat terpenuhi
Kemampuan menjaga keseimbangan persediaan yang efektif ini penting, karena jika
persediaan di gudang berlebihan akan berdampak pada cost yang tinggi sehingga
menjadi tidak efisien. Antara lain biaya penyimpanan, beban biaya bunga, dan tingginya
resiko kesrusakan barang. Sementara itu, jika persediaan terlalu sedikit berisiko pada
terhambatnya pengiriman barang ke pelanggan. Ini berarti ada potensi kehilangan
penjualan (lost sales) dan ketidakpuasan pelanggan karena barang yang diterima tidak
tepat waktu.
Sebaliknya, jika stock di gudang selalu terjaga (buffer stock) sehingga kebutuhan
pelanggan bisa terpenuhi dengan baik, maka risiko lost sales bisa dihindari, dan biaya
persediaan akan menjadi kecil. Selain itu, persediaan yang cukup juga akan mengurangi
risiko switching barrier, yaitu kemungkinan pelanggan berpindah ke produk kompetitor.

2. Metode forecasting dibagi menjadi dua:


a. Forecasting Kuantitatif
b. Forecasting Kualitatif
Forecast kuantitatif yaitu forecast yang berkaitan dengan hitungan matematis.
Sementara Forecasting kualitatif adalah Forecast yang menggunakan pendapat dan
analisis yang deskriptif
a. Metode Forecasting Kuantitatif
Berikut merupakan beberapa metode peramalan yang sering digunakan. Adapun yang
berikut merupakan kelompok metode peramalan kuantitatif:
 Time Series
Metode time series atau deret waktu merupakan metode peramalan yang
menghubungkan keterkaitan antara variabel dependen (variabel yang dicari) dengan
variabel independen atau variabel yang mempengaruhinya kemudian dihubungkan
dengan waktu, mingguan, bulan atau tahun. Jadi di dalam metode deret waktu,
variabel yang dicari berupa waktu. Untuk menggunakan metode peramalan ini, Anda
dapat menghitungnya menggunakan metode smoothing, metode box jenkins, atau
metode proyeksi trend dengan regresi
 Metode Kausal (Sebab Akibat)
Metode peramalan kuantitatif yang kedua yaitu metode kasual (casual methods) atau
metode sebab akibat. Metode ini didasarkan pada keterkaitan antara variabel yang
diperkirakan dengan variabel lain yang mempengaruhinya. Namun, variabel nya
bukan dalam bentuk waktu. Untuk menghitung atau meramalnya, Anda dapat
menggunakan metode regresi dan korelase, metode input output, atau metode
ekonometri
b. Metode Forecasting Kualitatif
Metode peramalan kualitatif ini sifatnya lebih subjektif dibandingkan dengan
kuantitatif. Hal ini karena metode peramalan kualitatif dipengaruhi oleh emosi,
pendidikan, intuisi, pengalaman si peramalan sehingga hasil setiap orang akan
berbeda. Meskipun begitu metode kualitatif mendekati tingkat akurasi data aktual
jika dibandingkan dengan metode lain. Adapun teknik atau metode peramalan
kualitatif sebagai berikut:
 Survei pasar
Metode ini dilakukan dengan cara mencari masukan atau pendapat dari konsumen
yang berpengaruh terhadap rencana pembelian pada saat periode pengamatan.
Survei dapat dilakukan dengan menyebar kuesioner, wawancara langsung atau
telepon.
 Juri dari opini eksekutif
Untuk melakukan metode ini caranya dengan meminta opini atau pendapat dari
kelompok kecil yang terdiri atas manajer pemasaran, manajer produksi, manajer
teknik, manajer keuangan dan manajer logistik dan hasilnya kemudian digabungkan
dengan model statistik.
 Gabungan tenaga penjualan
Seperti namanya metode ini menggabungkan setiap penjual kemudian mereka
meramalkan tingkat penjualan di daerah masing-masing yang pada akhirnya
digabungkan di tingkat provinsi dan nasional.
 Metode delphi
Metode delphi sebenarnya mirip dengan metode kuisioner, untuk melakukan metode
ini perlu menyebar kuesioner tetapi jawaban dari kuesioner yang terkumpul
disederhanakan terlebih dahulu sebelum diberikan kepada ahli untuk peramalannya.
Kelebihan dari metode ini adalah hasilnya yang akurat dan profesional, sedangkan
kelemahannya adalah membutuhkan waktu yang cukup banyak karena harus
membuat kuesioner sampai merangkum hasilnya.
Itulah beberapa metode forecasting yang dapat Anda pakai. Forecasting atau
peramalan sangat penting untuk merencanakan dan mengawasi kegiatan produksi
baik produk maupun jasa. Sehingga bisnis Anda akan lebih mudah untuk maju. Untuk
memudahkan Anda dalam mengelola stok barang, Jurnal memiliki fitur Inventori.
Fitur Inventori pada Jurnal memberikan kemudahan dalam mengelola stok, mulai dari
menyimpan daftar stok, hingga menghitung stok secara tepat dengan data
yang realtime. Dengan Jurnal, Anda juga akan mendapatkan pemberitahuan ketika
stok akan segera habis, sehingga pemesanan stok dapat dilakukan tepat waktu. Anda
juga dapat dengan mudah mengetahui stok barang terlaris dan paling diminati.
Sehingga, Anda tidak akan salah dalam melakukan pemesanan barang
3. Supply chain telah diterapkan di industry farmasi, manfaat dan kendala yang dihadapi
Manfaat Supply Chain
a. Manfaat secara tidak langsung
Kepuasan pelanggan, meningkatkan pendapatan, menurunnya biaya, pemanfaatan
asset yang semakin tinggi, peningkatan laba, dan perusahaan semakin besar.
1. Kepuasan pelanggan. Konsumen atau pengguna produk merupakan target utama
dari aktivitas proses produksi setiap produk yang dihasilkan perusahaan. Konsumen
atau pengguna yang dimaksud dalam konteks ini tentunya konsumen yang setia
dalam jangka waktu yang panjang. Untuk menjadikan konsumen setia, maka terlebih
dahulu konsumen harus puas dengan pelayanan yang disampaikan oleh perusahaan.
2. Meningkatkan pendapatan. Semakin banyak konsumen yang setia dan menjadi
mitra perusahaan berarti akan turut pula meningkatkan pendapatan perusahaan,
sehingga produk-produk yang dihasilkan perusahaan tidak akan ‘terbuang’ percuma,
karena diminati konsumen.
3. Menurunnya biaya. Pengintegrasian aliran produk dari perusahan kepada
konsumen akhir berarti pula mengurangi biaya-biaya pada jalur distribusi.
4. Pemanfaatan asset semakin tinggi. Aset terutama faktor manusia akan semakin
terlatih dan terampil baik dari segi pengetahuan maupun keterampilan. Tenaga
manusia akan mampu memberdayakan penggunaan teknologi tinggi sebagaimana
yang dituntut dalam pelaksanaan SCM.
5. Peningkatan laba. Dengan semakin meningkatnya jumlah konsumen yang setia
dan menjadi pengguna produk, pada gilirannya akan meningkatkan laba perusahaan.
6. Perusahaan semakin besar. Perusahaan yang mendapat keuntungan dari segi
proses distribusi produknya lambat laun akan menjadi besar, dan tumbuh lebih kuat
b. Manfaat secara tidak langsung
1. SCM secara fisik dapat mengkonversi bahan baku menjadi produk jadi dan
mengantarkannya kepada konsumen akhir. Manfaat ini menekankan pada fungsi
produksi dan operasi dalam sebuah perusahaan. Dalam fungsi ini dilakukan
penggunaan dari seluruh sumber daya yang dimilki dalam sebuah proses
transformasi yang terkendali, untuk memberikan nilai pada produk yang dihasilkan
sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan dan mendistribusikannya kepada
konsumen yang dibidik.
2. SCM berfungsi sebagai mediasi pasar, yaitu memastikan apa yang dipasok oleh
rantai suplai mencerminkan aspirasi pelanggan atau konsumen akhir tersebut. Dalam
hal ini fungsi pemasaran yang akan berperan. Melalui pelaksanaan SCM, pemasaran
dapat mengidentifikasi produk dengan karakteristik yang diminati konsumen.
Selanjutnya fungsi ini harus mampu mengidentifikasi seluruh atribut produk yang
diharapkan konsumen tersebut dan mengkomunikasikan kepada perancang produk.
Apabila seleksi rancangan produk sudah dilakukan dan dilakukan pengujian maka
produk dapat diproduksi

Kendala Supply
SCM merupakan sesuatu yang sangat kompleks sekali, dimana banyak hambatan
yang dihadapi dalam implementasinya, sehingga dalam implementasinya memang
membutuhkan tahapan mulai tahap perancangan sampai tahap evaluasi dan
continuous improvement. Selain itu implementasi SCM membutuhkan dukungan dari
berbagai pihak mulai dari internal dalam hal ini seluruh manajemen puncak dan
eksternal, dalam hal ini seluruh partner yang ada. Berikut ini merupakan hambatan-
hambatan yang akan dialami dalam implementasi SCM yang semakin menguatkan
argument bahwa implementasi SCM memang membutuhkan dukungan berbagai pihak:
1. Incerasing Variety of Products. Sekarang konsumen seakan dimanjakan oleh
produsen, hal ini kita lihat semakin beragamnya jenis produk yang ada di pasaran. Hal
ini juga kita lihat strategi perusahan yang selalu berfokus pada pelanggan (customer
oriented). Jika dahulu produsen melakukan strategi dengan melakukan pembagian
segmen pada pelanggan, maka sekarang konsumen lebih dimanjakan lagi dengan
pelemparan produk menurut keinginan setiap individu bukan menurut keinginan
segment tertentu. Banyaknya jenis produk dan jumlah dari yang tidak menentu dari
masing-masing produk membuat produsen semakin kewalahan dalam memuaskan
keinginan dari konsumen.
2. Decreasing Product Life Cycles. Menurunnya daur hidup sebuah produk membuat
perusahan semakin kerepotan dalam mengatur strategi pasokan barang, karena untuk
mengatur pasokan barang tertentu maka perusahaan membutuhkan waktu yang
tertentu juga. Daur hidup produk diartikan sebagai umur produk tersebut dipasaran.
3. Increasingly Demand Customer. Supply chain management berusaha mengatur
(manage) peningkatan permintaan secara cepat, karena sekarang customer semakin
menuntut pemenuhan permintaan yang secara cepat walaupun permintaan itu sangat
mendadak dan bukan produk yang standart (customize).
4. Fragmentation of Supply Chain Ownership. Hal ini menggambarkan supply chain itu
melibatkan banyak pihak yang mempunyai masing-masing kepentingan, sehingga hal ini
mebuat Supply chain mangement semakin rumit dan kompleks.
5. Globalization. Globalisasi membuat supply chain semakin rumit dan kompleks karena
pihak-pihak yang terlibat dalam supply chain tersebut mencakup pihak-pihak di
berbagai negara yang mungkin mempunyai lokasi diberbagai pelosok dunia.
6. Bullwhip Effect
Bullwhip effect merupakan istilah yang digunakan dalam dunia inventory yang
mendifinisikan bagaimana pergerakan demand dalam supply chain. Bullwhip yaitu
cambuk, alat untuk mengendalikan sapi atau banteng. Konsepnya adalah adalah suatu
keadaan yang terjadi dalam supply chain, dimana permintaan dari customer mengalami
perubahan, baik semakin banyak atau semakin sedikit, perubahan ini menyebabkan
distorsi permintaan dari setiap stage supply chain. Distorsi tersebut menimbulkan efek
bagi keseluruhan stage supply chain yaitu permintaan yang tidak akurat.
Bullwhip effect adalah adalah suatu fenomena dimana satu lonjakan kecil di level
konsumen akan mengakibatkan lonjakan yang sangat tajam di level yang jauh dari
konsumen. Efek dari kondisi ini adalah semakin tidak akuratnya data permintaan.

Anda mungkin juga menyukai