Jl. Dipatiukur No. 112-116, Jl. Dago No. 160-162, Bandung, Jawa Barat 40132
E-mail : fannypaisalakbar@gmail.com1, serieid@yahoo.com2
ABSTRAK
Kata Kunci : Supply Chain Management, single
PT. ISAM adalah perusahaan yang bergerak exponential smoothing, Safety Stock, Sistem
dalam pengolah susu yang sahamnya dimiliki oleh Informasi.
Gabungan Koperasi Susu (GKSI) Jawa Barat. .
Proses pengadaan dilakukan dengan cara intuisi atau 1. PENDAHULUAN
tidak diperkirakan jumlah pastinya. hal ini PT. ISAM adalah perusahaan yang bergerak
disebabkan karena ketidakpastian pemesanan dari dalam pengolah susu yang sahamnya dimiliki oleh
pelanggan, terkadang permintaan pelanggan Gabungan Koperasi Susu (GKSI) Jawa Barat. PT.
meningkat dan terkadang menurun. Pada saat ISAM memiliki gudang untuk penyimpanan bahan
pemesanan dari pelanggan meningkat dapat terjadi baku yaitu 2 tanki untuk menyimpan bahan baku
kekurangan stok produk sebaliknya pada saat susu dari supplier. PT ISAM bekerja sama dengan
permintaan pelanggan menurun dapat menyebabkan beberapa supplier, diantaranya supplier susu,
kelebihan stok produk, kelebihan stok produk di supplier gula, supplier air, supplier coklat, supplier
gudang mengakibatkan produk mengalami botol plastik dan supplier label, dalam memlih
kadaluarsa, karena gudang produk dalam lemari supplier bahan baku, manager pengadaan
pendingin hanya dapat bertahan selama 3 hari. mendahulukan kualitas terbaik lalu harga termurah
Proses pendistribusian dilakukan dalam waktu dan dari supplier berdasarkan sampel yang diberikan
jumlah yang berbeda di setiap periodenya, sehingga oleh supplier.. Susu coklat kemasan 90ml
kepala bagian pemasaran kesulitan dalam merupakan produk unggulan dari PT. ISAM, karena
menentukan rute terdekat dari pelanggan, hal ini merupakan produk yang paling banyak dipesan oleh
dapat menyebabkan proses pendistribusian pelanggan. Berdasarkan uraian tersebut strategi
terhambat. Berdasarkan permasalahan yang telah supply chain management perusahaan menggunakan
diuraikan, maka solusi yang diusulkan adalah pendekatan push supply chain (make to stok). Dalam
dengan membangun Penerapan Sistem Informasi model make to stok perusahaan mengembangkan
Supply Chain Management (SCM) di PT Industri produk di gudang ke titik yang telah di tetapkan
Susu Alam Murni. Tujuanya adalah membantu terlebih dahulu, tanpa mengetahui berapa
Manajer Pengadaan dalam merencanakan pengadaan permintaan pelanggan.
bahan baku ke supplier agar permintaan pelanggan Berdasarkan wawancara dengan Manajer
terpenuhi, serta menghindari kelebihan dan Pengadaan beliau menjelaskan bahwa pengadaan
kekurangan stok bahan baku dan membantu Manajer bahan baku ke supplier dilakukan setiap hari. Proses
Penjualan dalam menentukan kapasitas keandaraan pengadaan dilakukan dengan cara intuisi atau tidak
dan rute terdekat saat pengiriman agar pengiriman diperkirakan jumlah pastinya. Berdasarkan data
produk tidak terhambat. Metode peramalan yang penjualan susu cokelat kemasan 90ml periode Juli
digunakan dalam penelitian adalah Single 2017 – Desember 2017 (Lampiran A-1) bahwa data
Exponential Smoothing dengan Mean Square Error, penjualan mengalami naik turun atau fluktuatif, hal
metode pengendalian persediaan produk di gudang ini disebabkan karena ketidakpastian pemesanan dari
menggunakan Safety Stock, metode penentuan rute pelanggan. Hal ini berdampak kepada pengadaan
terdekat menggunakan metode Savings Matrix. bahan baku,yaitu kesulitan dalam menentukan
Berdasarkan hasil pengujian, dapat disimpulkan jumlah bahan baku yang harus dipesan ke supplier
bahwa sistem ini telah membantu Manajer Gudang setiap harinya agar permintaan pelanggan dapat
dalam merencanakan pengadaan Bahan Baku ke terpenuhi.
supplier, tetapi dalam menentukan rute terdekat Berdasarkan wawancara dengan Manajer
dalam sistem belum bekerja secara baik. Penjualan beliau memaparkan proses pemesanan
dari pelanggan dilakukan melalui telepon atau
datang langsung ke PT ISAM, untuk pembayaran
dari pelanggan dilakukan sebelum barang di kirim keahlian penilaian, yang ada pada gilirannya
ke pelanggan. Proses pengiriman produk kepada didasarkan pada data historis dan pengalaman.
pelanggan dilakukan pada hari itu juga setelah Klasifikasi peramalan merupakan identitas dari
pelanggan melakukan pemesanan. Proses peramalan itu sendiri. Peramalan memiliki dua
pengiriman di PT. Industri Susu Alam Murni klasifikasi peramalan di antaranya sebagai berikut
menggunakan kendaraan Truk Fuso Box. Manajer [4]:
penujualan sering mengalami kesulitan dalam 1. Peramalan berdasarkan teknik penyelesaiannya
mengoptimalkan kapasitas kendaraan dan jumlah antara lain:
pemesanan produk yang akan dikirim ke pelanggan, a. Teknik Peramalan Secara Kualitatif
selain itu perusahaan kesulitan dalam melakukan Peramalan yang melibatkan pendapat
rute saat pengiriman, hal ini menyebabkan pribadi, pendapat ahli, metode Delphi penelitian
terhambatnya proses pengiriman kepada pelanggan. pasar dan lain-lain. Bertujuan untuk
Dari permasalahan diatas dapat disimpulkan menggabungkan seluruh informasi yang
bahawa jika terjadi masalah dalam persediaan diperoleh secara logika, unbased & sistematis
produk dapat menyebabkan proses pengiriman yang dihubungkan dengan faktor interest
terhambat dan permintaan pelanggan tidak pengambil keputusan.
terpenuhi. Permasalahan tersebut dapat diatasi b. Peramalan Secara Kuantitatif
dengan sistem supply chain management, supply Peramalan kuantitatif digunakan pada saat
chain management itu sendiri adalah pengolahan data masa lalu cukup tersedia. Beberapa teknik
rantai siklus yang lengkap mulai dari para supplier, kuantitatif yang sering dipergunakan seperti
kegiatan operasional diperusahaan, berlanjut ke Time Series Model dan Causal Model.
distribusi sampai pengguna akhir. Tujuannya adalah 2. Peramalan Berdasarkan Pengelompokan
agar manajement aliran produk atau bahan baku dan Horizon Waktu
aliran informasi yang ada di perusahaan, mulai dari a. Peramalan Jangka Panjang
penerimaan pemesanan dari pelanggan, pengadaan Peramalan yang jangka waktu peramalan
produk, penerimaan produk sampai pengiriman lebih dari 24 bulan, misalnya peramalan yang
produk kepada pelanggan akan menciptakan diperlukan dalam kaitannya dengan anggaran
sinkronisasi dan konsistensi. produksi.
b. Peramalan jangka menengah
2. ISI PENELITIAN Peramalan yang jangka waktu peramalan
2.1 Sistem Informasi antara 3-24 bulan, misalnya peramalan untuk
Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam perencanaan penjualan, perencanaan dan
suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan anggaran produksi.
pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, c. Peramalan Jangka Pendek
bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu Peramalan yang jangka waktu peramalan
organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu kurang dari 3 bulan, misalnya peramalan dalam
dengan laporan-laporan yang diperlukan [1]. hubungannya dengan perencanaan pembelian
material, penjadwalan kerja dan penugasan.
2.2 Supply Chain Management
Supply Chain Management adalah metode atau 2.3.1 Single Exponential Smoothing
pendekatan integratif untuk mengelola aliran Metode Single Exponential Smoothing dipakai
produk, informasi, dan uang secara terintegrasi yang pada kondisi dimana bobot data pada periode yang
melibatkan pihak-pihak mulai dari hulu ke hilir. satu berbeda dengan data pada periode sebelumnya
Prinsip penting dalam supply chain management dan membentuk fungsi Exponential. Metode ini
adalah transparansi informasi dan kolaborasi antara banyak mengurangi masalah penyimpangan data
fungsi internal perusahaan maupun dengan pihak- karena tidak perlu lagi menyimpan data historis.
pihak diperusahaan disepanjang supply chain. Pengaruh besar kecilnya α berlawanan arah dengan
Dalam kegiatan supply chain management pengaruh memasukan jumlah pengamatan. Metode
mencakup pengembangan produk pengendalian ini selalu mengikuti setiap trend dalam data
material dan komponen, perencanaan produks, sebenarnya karena yang dapat dilakukannya tidak
pengendalian persediaan, produksi, dan distribusi/ lebih dari mengatur ramalan mendatang dengan
transportasi [2]. suatu persentase dari kesalahan terakhir.
Menentukan α mendekati optimal memerlukan
2.3 Peramalan beberapa kali percobaan [4].
Menurut Spyros Makridakis [4] “Peramalan Jika suatu deret data historis Xt untuk t =
(forecasting) merupakan prediksi nilai-nilai sebuah 1,2,3,…,N maka data ramalan exponential untuk
variabel berdasarkan kepada nilai yang diketahui data waktu t adalah Ft. Metode Exponential
dari variabel tersebut atau variabel yang smoothing yang sederhana dikembangkan dari
berhubungan. Meramal juga dapat didasarkan pada metode rata-rata bergerak. Jika terdapat data dari t
pengamatan makan nilai ramalan pada waktu t + 1
dapat dihitung dengan persamaan (2.1) dan (2.2) 2.4 Monitoring
sementara untuk perhitungan Exponential untuk N Monitoring adalah pengumpulan informasi
dapat dilihat di persamaan (2.3). secara terus menerus dan teratur yang akan
𝑥1+𝑥2+⋯+𝑥𝑇 1
𝐹t+1= = ∑𝑇1 =1x1 (2.1) membantu menjawab pertanyaan mengenai proyek
𝑇 𝑇
atau kegiatan. Monitoring membantu mengingatkan
ketika terjadi sesuatu yang salah dan membantu agar
1 pekerjaan tetap pada jalurnya [5].
𝐹t+2 = 𝐹t+1 + = (𝑋𝑇−1 − 1) (2.2)
𝑇
Metode Exponential untuk N pengamatan adalah 2.5 Safety Stock
sebagai berikut :
Pemesanan suatu barang sampai barang tersebut
𝑋𝑡 Xt−N itu datang diperlukan jangka waktu yang bervariasi
𝐹t+2 = 𝐹t+1 ( − ) (2.3) dari beberapa jam sampai bulan. Perbedaan waktu
𝑁 N
antara saat memesan sampai barang tersebut datang
Misalkan observasi yang lama 𝑋𝑡−𝑁 tak tersedia dikenal dengan istilah waktu tenggang (Lead Time).
sehingga harus digantikan dengan suatu nilai Waktu tenggang dipengaruhi oleh ketersediaan
pendekatan (aproksimasi). Salah satu pengganti barang yang dipesan dan jarak lokasi antara
yang mungkin adalah nilai ramalan periode pemesan dan penyedia barang. Waktu tenggang
sebelumnya 𝐹𝑡 sehingga dapat dihitung dengan yang tidak menentu mengakibatkan terjadinya
persamaan (2.4) dan (2.5). kekurangan barang misalnya disebabkan
𝑋𝑡 Ft penggunaan barang yang lebih besar dari perkiraan
𝐹𝑡+1 = 𝐹𝑡 + ( − ) (2.4)
𝑁 N sebelumnya, maka dari itu dibutuhkan suatu
1 1 persediaaan pengaman (safety stock) [6].
𝐹𝑡+1 = ( ) 𝑋𝑡 + (1 − ) 𝐹𝑡 (2.5) Apabila Safety Stock ditetapkan terlalu rendah,
𝑁 𝑁
persediaan akan habis sebelum persediaan pengganti
Jadi nilai ramalan pada waktu t+1 tergantung diterima sehingga produksi dapat terganggu atau
1
pada pembobotan nilai observasi saat t, yaitu dan permintaan pelanggan tidak dapat dipenuhi.
𝑁
1 Rumus persediaan pengaman (safety stock) dapat
pada pembobotan nilai ramalan yaitu 1 − bernilai dihitung dengan persamaan (2.13).
𝑁
antara 0 dan 1. Bila 1/N = a, maka dapat dihitung 𝑆𝑆 = 𝑃𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚𝑛𝑦𝑎 𝑥 𝐿𝑇
dengan persamaan (2.6). (2.13)
𝐹𝑡−1 = 𝑎𝑋𝑡 + (1 − 𝑎)𝐹𝑡 (2.6)
Keterangan :
Keterangan SS = Safety Stock
𝐹𝑡+1 = Hasil forecast untuk periode t+1
LT = Lead Time (pengadaan Produk dari supplier
𝑎 = Konstanta pemulusan
sampai ke perusahaan)
𝑋𝑡 = Data demand aktual untuk periode t
𝐹𝑡 = Forecast pada periode t
2.6 Manajemen Transportasi dan Distribusi
Data metode Exponential smoothing nilai 𝑎 bisa
ditentukan secara bebas, artinya tidak ada suatu cara Salah satu keputusan operasional yang sangat
yang pasti untuk mendapatkan nilai 𝑎 yang optimal. penting dalam management distribusi adalah
Maka pemilihan nilai 𝑎 dilakukan dengan cara trial penentuan jadwal dan rute pengiriman dari lokasi
dan error. Besarnya 𝑎 terletak antara 0 dan 1. satu ke beberapa lokasi tujuan. Keputusan ini sangat
penting untuk pengiriman produk dari lokasi ke
berbagai took yang tersebar di sebuah kota. Untuk
2.3.2 Mean Square Error (MSE)
meminimumkan jarak pengiriman dilakukan
Mean Squared Error (MSE) yaitu rata-rata dari pengurutan tujuan pengiriman dengan jarak terdekat.
kesalahan forecasting dikuadratkan dan dapat dilihat
pada persamaan (2.11). 2.7 Entity Relationship Diagram (ERD)
∑(𝑋𝑡−𝐹𝑡)2 ERD merupakan notasi grafis dalam pemodelan
𝑀𝑆𝐸 = (2.11) data konseptual yang mendeskripsikan hubungan
𝑛
antara penyimpanan (tabel) [9]. ERD digunakan
Keterangan untuk memodelkan struktur data dan hubungan antar
𝑋𝑡 = Data aktual pada periode t data, kita dapat menguji data dengan mengabaikan
𝐹𝑡 = Data ramalan dari model yang digunakan proses yang harus dilakukan serta bisa mengetahui
pada periode t data apa yang kita perlukan, serta bagaimana data-
n = Banyak data hasil ramalan data tersebut bisa saling berhubungan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] M. P. Jogiyanto HM., Analisis & Desain
Sistem Informasi Pendekatan Terstruktur
Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis, Yogyakarta
: Andi, 2005.
[2] Pujawan, I Nyoman 2010. Supply Chain
Management Edisi Kedua. Surabaya: Guna
Widya
[3] S. Choper and P. Meindel. 2007. Supply Chain
Management: Strategy, Planning, and
Operation, New Jersey: Pearsin Prentice Hall