Anda di halaman 1dari 8

PENERAPAN SISTEM INFORMASI SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

(SCM) DI PT INDUSTRI SUSU ALAM MURNI

Fanny Paisal Akbar1, Sri Nurhayati, S.Si., M.T.2

Teknik Informatika – Universitas Komputer Indonesia


1,2

Jl. Dipatiukur No. 112-116, Jl. Dago No. 160-162, Bandung, Jawa Barat 40132
E-mail : fannypaisalakbar@gmail.com1, serieid@yahoo.com2

ABSTRAK
Kata Kunci : Supply Chain Management, single
PT. ISAM adalah perusahaan yang bergerak exponential smoothing, Safety Stock, Sistem
dalam pengolah susu yang sahamnya dimiliki oleh Informasi.
Gabungan Koperasi Susu (GKSI) Jawa Barat. .
Proses pengadaan dilakukan dengan cara intuisi atau 1. PENDAHULUAN
tidak diperkirakan jumlah pastinya. hal ini PT. ISAM adalah perusahaan yang bergerak
disebabkan karena ketidakpastian pemesanan dari dalam pengolah susu yang sahamnya dimiliki oleh
pelanggan, terkadang permintaan pelanggan Gabungan Koperasi Susu (GKSI) Jawa Barat. PT.
meningkat dan terkadang menurun. Pada saat ISAM memiliki gudang untuk penyimpanan bahan
pemesanan dari pelanggan meningkat dapat terjadi baku yaitu 2 tanki untuk menyimpan bahan baku
kekurangan stok produk sebaliknya pada saat susu dari supplier. PT ISAM bekerja sama dengan
permintaan pelanggan menurun dapat menyebabkan beberapa supplier, diantaranya supplier susu,
kelebihan stok produk, kelebihan stok produk di supplier gula, supplier air, supplier coklat, supplier
gudang mengakibatkan produk mengalami botol plastik dan supplier label, dalam memlih
kadaluarsa, karena gudang produk dalam lemari supplier bahan baku, manager pengadaan
pendingin hanya dapat bertahan selama 3 hari. mendahulukan kualitas terbaik lalu harga termurah
Proses pendistribusian dilakukan dalam waktu dan dari supplier berdasarkan sampel yang diberikan
jumlah yang berbeda di setiap periodenya, sehingga oleh supplier.. Susu coklat kemasan 90ml
kepala bagian pemasaran kesulitan dalam merupakan produk unggulan dari PT. ISAM, karena
menentukan rute terdekat dari pelanggan, hal ini merupakan produk yang paling banyak dipesan oleh
dapat menyebabkan proses pendistribusian pelanggan. Berdasarkan uraian tersebut strategi
terhambat. Berdasarkan permasalahan yang telah supply chain management perusahaan menggunakan
diuraikan, maka solusi yang diusulkan adalah pendekatan push supply chain (make to stok). Dalam
dengan membangun Penerapan Sistem Informasi model make to stok perusahaan mengembangkan
Supply Chain Management (SCM) di PT Industri produk di gudang ke titik yang telah di tetapkan
Susu Alam Murni. Tujuanya adalah membantu terlebih dahulu, tanpa mengetahui berapa
Manajer Pengadaan dalam merencanakan pengadaan permintaan pelanggan.
bahan baku ke supplier agar permintaan pelanggan Berdasarkan wawancara dengan Manajer
terpenuhi, serta menghindari kelebihan dan Pengadaan beliau menjelaskan bahwa pengadaan
kekurangan stok bahan baku dan membantu Manajer bahan baku ke supplier dilakukan setiap hari. Proses
Penjualan dalam menentukan kapasitas keandaraan pengadaan dilakukan dengan cara intuisi atau tidak
dan rute terdekat saat pengiriman agar pengiriman diperkirakan jumlah pastinya. Berdasarkan data
produk tidak terhambat. Metode peramalan yang penjualan susu cokelat kemasan 90ml periode Juli
digunakan dalam penelitian adalah Single 2017 – Desember 2017 (Lampiran A-1) bahwa data
Exponential Smoothing dengan Mean Square Error, penjualan mengalami naik turun atau fluktuatif, hal
metode pengendalian persediaan produk di gudang ini disebabkan karena ketidakpastian pemesanan dari
menggunakan Safety Stock, metode penentuan rute pelanggan. Hal ini berdampak kepada pengadaan
terdekat menggunakan metode Savings Matrix. bahan baku,yaitu kesulitan dalam menentukan
Berdasarkan hasil pengujian, dapat disimpulkan jumlah bahan baku yang harus dipesan ke supplier
bahwa sistem ini telah membantu Manajer Gudang setiap harinya agar permintaan pelanggan dapat
dalam merencanakan pengadaan Bahan Baku ke terpenuhi.
supplier, tetapi dalam menentukan rute terdekat Berdasarkan wawancara dengan Manajer
dalam sistem belum bekerja secara baik. Penjualan beliau memaparkan proses pemesanan
dari pelanggan dilakukan melalui telepon atau
datang langsung ke PT ISAM, untuk pembayaran
dari pelanggan dilakukan sebelum barang di kirim keahlian penilaian, yang ada pada gilirannya
ke pelanggan. Proses pengiriman produk kepada didasarkan pada data historis dan pengalaman.
pelanggan dilakukan pada hari itu juga setelah Klasifikasi peramalan merupakan identitas dari
pelanggan melakukan pemesanan. Proses peramalan itu sendiri. Peramalan memiliki dua
pengiriman di PT. Industri Susu Alam Murni klasifikasi peramalan di antaranya sebagai berikut
menggunakan kendaraan Truk Fuso Box. Manajer [4]:
penujualan sering mengalami kesulitan dalam 1. Peramalan berdasarkan teknik penyelesaiannya
mengoptimalkan kapasitas kendaraan dan jumlah antara lain:
pemesanan produk yang akan dikirim ke pelanggan, a. Teknik Peramalan Secara Kualitatif
selain itu perusahaan kesulitan dalam melakukan Peramalan yang melibatkan pendapat
rute saat pengiriman, hal ini menyebabkan pribadi, pendapat ahli, metode Delphi penelitian
terhambatnya proses pengiriman kepada pelanggan. pasar dan lain-lain. Bertujuan untuk
Dari permasalahan diatas dapat disimpulkan menggabungkan seluruh informasi yang
bahawa jika terjadi masalah dalam persediaan diperoleh secara logika, unbased & sistematis
produk dapat menyebabkan proses pengiriman yang dihubungkan dengan faktor interest
terhambat dan permintaan pelanggan tidak pengambil keputusan.
terpenuhi. Permasalahan tersebut dapat diatasi b. Peramalan Secara Kuantitatif
dengan sistem supply chain management, supply Peramalan kuantitatif digunakan pada saat
chain management itu sendiri adalah pengolahan data masa lalu cukup tersedia. Beberapa teknik
rantai siklus yang lengkap mulai dari para supplier, kuantitatif yang sering dipergunakan seperti
kegiatan operasional diperusahaan, berlanjut ke Time Series Model dan Causal Model.
distribusi sampai pengguna akhir. Tujuannya adalah 2. Peramalan Berdasarkan Pengelompokan
agar manajement aliran produk atau bahan baku dan Horizon Waktu
aliran informasi yang ada di perusahaan, mulai dari a. Peramalan Jangka Panjang
penerimaan pemesanan dari pelanggan, pengadaan Peramalan yang jangka waktu peramalan
produk, penerimaan produk sampai pengiriman lebih dari 24 bulan, misalnya peramalan yang
produk kepada pelanggan akan menciptakan diperlukan dalam kaitannya dengan anggaran
sinkronisasi dan konsistensi. produksi.
b. Peramalan jangka menengah
2. ISI PENELITIAN Peramalan yang jangka waktu peramalan
2.1 Sistem Informasi antara 3-24 bulan, misalnya peramalan untuk
Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam perencanaan penjualan, perencanaan dan
suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan anggaran produksi.
pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, c. Peramalan Jangka Pendek
bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu Peramalan yang jangka waktu peramalan
organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu kurang dari 3 bulan, misalnya peramalan dalam
dengan laporan-laporan yang diperlukan [1]. hubungannya dengan perencanaan pembelian
material, penjadwalan kerja dan penugasan.
2.2 Supply Chain Management
Supply Chain Management adalah metode atau 2.3.1 Single Exponential Smoothing
pendekatan integratif untuk mengelola aliran Metode Single Exponential Smoothing dipakai
produk, informasi, dan uang secara terintegrasi yang pada kondisi dimana bobot data pada periode yang
melibatkan pihak-pihak mulai dari hulu ke hilir. satu berbeda dengan data pada periode sebelumnya
Prinsip penting dalam supply chain management dan membentuk fungsi Exponential. Metode ini
adalah transparansi informasi dan kolaborasi antara banyak mengurangi masalah penyimpangan data
fungsi internal perusahaan maupun dengan pihak- karena tidak perlu lagi menyimpan data historis.
pihak diperusahaan disepanjang supply chain. Pengaruh besar kecilnya α berlawanan arah dengan
Dalam kegiatan supply chain management pengaruh memasukan jumlah pengamatan. Metode
mencakup pengembangan produk pengendalian ini selalu mengikuti setiap trend dalam data
material dan komponen, perencanaan produks, sebenarnya karena yang dapat dilakukannya tidak
pengendalian persediaan, produksi, dan distribusi/ lebih dari mengatur ramalan mendatang dengan
transportasi [2]. suatu persentase dari kesalahan terakhir.
Menentukan α mendekati optimal memerlukan
2.3 Peramalan beberapa kali percobaan [4].
Menurut Spyros Makridakis [4] “Peramalan Jika suatu deret data historis Xt untuk t =
(forecasting) merupakan prediksi nilai-nilai sebuah 1,2,3,…,N maka data ramalan exponential untuk
variabel berdasarkan kepada nilai yang diketahui data waktu t adalah Ft. Metode Exponential
dari variabel tersebut atau variabel yang smoothing yang sederhana dikembangkan dari
berhubungan. Meramal juga dapat didasarkan pada metode rata-rata bergerak. Jika terdapat data dari t
pengamatan makan nilai ramalan pada waktu t + 1
dapat dihitung dengan persamaan (2.1) dan (2.2) 2.4 Monitoring
sementara untuk perhitungan Exponential untuk N Monitoring adalah pengumpulan informasi
dapat dilihat di persamaan (2.3). secara terus menerus dan teratur yang akan
𝑥1+𝑥2+⋯+𝑥𝑇 1
𝐹t+1= = ∑𝑇1 =1x1 (2.1) membantu menjawab pertanyaan mengenai proyek
𝑇 𝑇
atau kegiatan. Monitoring membantu mengingatkan
ketika terjadi sesuatu yang salah dan membantu agar
1 pekerjaan tetap pada jalurnya [5].
𝐹t+2 = 𝐹t+1 + = (𝑋𝑇−1 − 1) (2.2)
𝑇
Metode Exponential untuk N pengamatan adalah 2.5 Safety Stock
sebagai berikut :
Pemesanan suatu barang sampai barang tersebut
𝑋𝑡 Xt−N itu datang diperlukan jangka waktu yang bervariasi
𝐹t+2 = 𝐹t+1 ( − ) (2.3) dari beberapa jam sampai bulan. Perbedaan waktu
𝑁 N
antara saat memesan sampai barang tersebut datang
Misalkan observasi yang lama 𝑋𝑡−𝑁 tak tersedia dikenal dengan istilah waktu tenggang (Lead Time).
sehingga harus digantikan dengan suatu nilai Waktu tenggang dipengaruhi oleh ketersediaan
pendekatan (aproksimasi). Salah satu pengganti barang yang dipesan dan jarak lokasi antara
yang mungkin adalah nilai ramalan periode pemesan dan penyedia barang. Waktu tenggang
sebelumnya 𝐹𝑡 sehingga dapat dihitung dengan yang tidak menentu mengakibatkan terjadinya
persamaan (2.4) dan (2.5). kekurangan barang misalnya disebabkan
𝑋𝑡 Ft penggunaan barang yang lebih besar dari perkiraan
𝐹𝑡+1 = 𝐹𝑡 + ( − ) (2.4)
𝑁 N sebelumnya, maka dari itu dibutuhkan suatu
1 1 persediaaan pengaman (safety stock) [6].
𝐹𝑡+1 = ( ) 𝑋𝑡 + (1 − ) 𝐹𝑡 (2.5) Apabila Safety Stock ditetapkan terlalu rendah,
𝑁 𝑁
persediaan akan habis sebelum persediaan pengganti
Jadi nilai ramalan pada waktu t+1 tergantung diterima sehingga produksi dapat terganggu atau
1
pada pembobotan nilai observasi saat t, yaitu dan permintaan pelanggan tidak dapat dipenuhi.
𝑁
1 Rumus persediaan pengaman (safety stock) dapat
pada pembobotan nilai ramalan yaitu 1 − bernilai dihitung dengan persamaan (2.13).
𝑁
antara 0 dan 1. Bila 1/N = a, maka dapat dihitung 𝑆𝑆 = 𝑃𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚𝑛𝑦𝑎 𝑥 𝐿𝑇
dengan persamaan (2.6). (2.13)
𝐹𝑡−1 = 𝑎𝑋𝑡 + (1 − 𝑎)𝐹𝑡 (2.6)
Keterangan :
Keterangan SS = Safety Stock
𝐹𝑡+1 = Hasil forecast untuk periode t+1
LT = Lead Time (pengadaan Produk dari supplier
𝑎 = Konstanta pemulusan
sampai ke perusahaan)
𝑋𝑡 = Data demand aktual untuk periode t
𝐹𝑡 = Forecast pada periode t
2.6 Manajemen Transportasi dan Distribusi
Data metode Exponential smoothing nilai 𝑎 bisa
ditentukan secara bebas, artinya tidak ada suatu cara Salah satu keputusan operasional yang sangat
yang pasti untuk mendapatkan nilai 𝑎 yang optimal. penting dalam management distribusi adalah
Maka pemilihan nilai 𝑎 dilakukan dengan cara trial penentuan jadwal dan rute pengiriman dari lokasi
dan error. Besarnya 𝑎 terletak antara 0 dan 1. satu ke beberapa lokasi tujuan. Keputusan ini sangat
penting untuk pengiriman produk dari lokasi ke
berbagai took yang tersebar di sebuah kota. Untuk
2.3.2 Mean Square Error (MSE)
meminimumkan jarak pengiriman dilakukan
Mean Squared Error (MSE) yaitu rata-rata dari pengurutan tujuan pengiriman dengan jarak terdekat.
kesalahan forecasting dikuadratkan dan dapat dilihat
pada persamaan (2.11). 2.7 Entity Relationship Diagram (ERD)
∑(𝑋𝑡−𝐹𝑡)2 ERD merupakan notasi grafis dalam pemodelan
𝑀𝑆𝐸 = (2.11) data konseptual yang mendeskripsikan hubungan
𝑛
antara penyimpanan (tabel) [9]. ERD digunakan
Keterangan untuk memodelkan struktur data dan hubungan antar
𝑋𝑡 = Data aktual pada periode t data, kita dapat menguji data dengan mengabaikan
𝐹𝑡 = Data ramalan dari model yang digunakan proses yang harus dilakukan serta bisa mengetahui
pada periode t data apa yang kita perlukan, serta bagaimana data-
n = Banyak data hasil ramalan data tersebut bisa saling berhubungan.

2.8 Data Flow Diagram (DFD)


Data Flow Diagram atau yang sering disebut
dengan Diagram Arus Data, merupakan suatu model
logika data atau proses yang dibuat untuk menggunakan metode peramalan agar perkiraan
menggambarkan dari mana asal data dan kemana jumlah produk yang akan dipesan tidak terlalu
tujuan data yang keluar dari sistem, dari mana data meleset dan permintaan produk dari pelanggan
disimpan, proses apa yang menghasilkan data terpenuhi.
tersebut dan interaksi antara data yang tersimpan dan Berdasarkan uraian mengenai aliran – aliran dan
proses yang dikenakan pada data tersebut [12]. sistem yang dimiliki di PT. ISAM, maka dapat
DFD menggambarkan secara rinci urut-urutan diusulkan penggunaan metode supply chain
langkah dari masing masing proses yang menegement pada sistem yang akan dibuat. Pada
digambarkan dalam diagram arus data. DFD sinonim metode supply chain management memiliki
dengan bubble chart, transformation graph, dan pemetaan dan kerangka kerja yang merupakan
process model. komponen pembangun pada sistem yang akan
dibuat. Adapun pemetaan Supply Chain
2.9 Analisis Masalah Management di PT. ISAM dapat dilihat pada
Masalah yang ada pada PT. Industri Susu Alam Gambar 1.
Murni antara lain :
1. Ketidakpastian pemesanan produk dari
pelanggan mengakibatkan Manajer Pengadaan
kesulitan dalam menentukan jumlah bahan baju
yang harus di pesan ke supplier.
2. Manajer Penjualan kesulitan dalam
mengoptimalkan kapasitas kendaraan dan jumlah
pemesanan produk yang akan dikirim ke
pelanggan,serta menentukan rute terdekat saat
pengiriman, sehingga dapat menyebabkan
terhambatnya proses pengiriman kepada
pelanggan.

2.9 Analisis Supply Chain Management


Supply Chain Management (SCM) yang
digunakan oleh PT. ISAM adalah Push-based supply Gambar 1. Pemetaan Supply Chain Management di
chain. Push based Supply chain adalah sistem PT. ISAM
dimana perusahaan menentukan produk yang akan
dihasilkan sebelum adanya pesanan, sehingga Adapun sistem informasi strategi pendekatan
perusahaan melakukan pemesanan terhadap supplier Supply Chain Management yang akan dibangun di
atau dapat disebut juga make to stock untuk PT. ISAM terdiri dari beberapa tahapan yang dapat
memenuhi kebutuhan pelanggan tanpa mengetahui dilihat pada gambar 2
berapa besar kebutuhan pelanggan.
Terdapat dua aliran yang terjadi di PT. ISAM
yaitu aliran informasi dan aliran keuangan. Dalam
aliran informasi terdapat aliran pemesanan dari PT.
ISAM kepada supplier untuk pemesanan pengadaan
produk dan aliran informasi pemesanan produk dari
pelanggan kepada PT. ISAM. Selain itu dalam aliran
informasi juga terdapat aliran pengiriman atau
distribusi produk dari PT. ISAM ke pelanggan dan
aliran pengiriman atau distribusi produk dari
supplier ke PT. ISAM. Dalam lingkup ini PT. ISAM
melakukan monitoring persediaan produk untuk
mengetahui batas aman jumlah produk di gudang,
pengendalian persediaan agar tidak terjadi
kekurangan atau kekosongan stok, monitoring status
pesanan agar Manajer Produksi dapat mengetahui
status pesanan yang diterima atau ditolak oleh
Manajer Penjualan, dan monitoring status distribusi
agar Manajer Produksi mengetahui apakah produk .
masih dalam pengiriman atau sudah diterima Gambar 2. Tahapan Supply Chain Management di
pelanggan. Tahapan monitoring persedian produk PT. ISAM
digudang yaitu menggunakan metode safety stock Berdasarkan gambar 2 mengenai tahapan
untuk mengetahui batas aman yang harus tersedia di supply chain management di PT. ISAM, maka dapat
gudang. Adapun aliran informasi pengadaan yaitu dilakukan analisis terhadap setiap tahapan-tahapan
Supply Chain Management di perusahaan PT. ISAM Oktober 782215
yakni sebagai berikut:
1. Tahapan peramalan Penjualan Produk November 735941
Perusahaan mengelola data penjualan produk Desember 763960
yang dipesan oleh pelanggan dan perusahaan
meramalkan untuk pengadaan produk diperiode
Misalnya akan dilakukan perhitungan bulan
selanjutnya dari data penjualan produk periode
Agustus 2017, maka minimal data yang dimasukan
sebelumnya yang dimana membutuhkan data
adalah data bulan Juli 2017. Peramalan dilakukan
penjualan produk, metode peramalan yang akan
dengan mengambil contoh data penjualan produk
digunakan yaitu dengan metode Single
Susu cokelat 90ml PT. Industri Susu Alam Murni
Exponential Smoothing.
bulan Juli 2017 sampai dengan bulan Desember
2. Tahapan monitoring persediaan produk
2017 dapat dilihat pada tabel 3.2. Langkah pertama
Setelah melakukan tahapan peramalan,
yang harus dilakukan untuk menghitung metode
perusahaan melakukan monitoring persediaan
peramalan Single Exponential Smoothing yaitu
produk digudang dan menentukan berapa batas
menentukan nilai konstanta alpa= 0.1 dan
aman produk yang harus tersedia digudang
meramalkan permintaan untuk periode ke-2. Adapun
menggunakan metode Safety Stock.
nilai-nilai variabel diambil dari data penjualan
2. Tahapan Pengadaan Produk
produk pada tabel 3.2, kemudian distribusikan nilai-
Setelah proses peramalan dan monitoring
nilai tersebut kedalam rumus (2.6) maka akan
produk kemudian perusahaan melakukan proses
didapatkan perhitungan seperti dibawah ini:
pengadaan kepada supplier, perusahaan melihat
Perhitungan peramalan untuk α=0.1:
terlebih dahulu batas aman persediaan produk di
Berdasarkan data penjualan produk Susu cokelat
gudang dan melakukan pengadaan produk
90ml pada Tabel 3.2 dan rumus perhitungan
dengan jumlah pengadaan dari perhitungan
peramalan (2.6) di bab 2, hitunglah peramalan
peramalan dikurangi sisa stok produk di
penjualan untuk bulan Juli 2017. Diketahui bahwa:
gudang.
Penjualan produk Susu cokelat 90ml di bulan
3. Tahapan pengiriman (distribusi) ke pelanggan
Agustus tahun 2017 (Xt)= 860210 kemasan dan
Perusahaan menentukan jenis kendaraan serta
hasil peramalan bulan Juli tahun 2017 (Ft)=860210
petugas yang mengirimnya dan menyesuaikan
kemasan,
pesanan dari pelanggan yang akan dikirim
Sehingga berdasarkan rumus (2.6) di bab 2
dengan jarak yang terdekat, sampai pada
didapatkan perhitungan seperti dibawah ini :
akhirnya pelanggan menerima produk sesuai
Fjuli = (0.1 *860210) + (1 – 0.1) * 860210
dengan pesanan. Metode penentuan rute
= (86021) + (774189)
terdekat menggunakan metode Nearest
= 860210 pcs
Neighbor.
Fagustus = (0.1 *802199)+(1– 0.1) * 860210
2.9.1 Tahapan Peramalan Penjualan Produk
= (80219,9) + (774189)
Dalam meramalkan penjualan produk, ada
= 854408,9 pcs
beberapa tahapan yang harus dilakukan, yaitu seperti
berikut:
Setelah didapatkan hasil peramalan, langkah
1. Menyiapkan data penjualan dari periode
selanjutnya adalah melihat keakuratan dalam
sebelumnya untuk diolah sebagai data masukan.
meramalkan yang telah dilakukan sebelumnya. Ada
2. Menghitung nilai ramalan pada data penjualan
beberapa metode untuk menghitung keakuratan
dengan menggunakan metode atau teknik single
tingkat kesalahan. Salah satunya yang digunakan
exponential smoothing.
pada penelitian ini adalah metode MSE (Mean
3. Mencari nilai MSE untuk mengetahui hasil
Square Error) dengan rumus (2.11) yang telah di
terkecil.
jelaskan di BAB2. Adapun hasil perhitungan MSE
4. Nilai MSE terkecil tersebut yang akan
untuk α = 0.1 adalah sebagai berikut:
digunakan sebagai hasil peramalan untuk ((860210 − 860210)2 + (860210 − 802199)2 + (854408,90 − 785168)2
periode berikutnya. +(847484,81 − 7782215)2 + (840957,83 − 735941)2
+(830456,15 − 763960)2 )
𝑀𝑆𝐸 =
Data rekapitulasi penjualan produk Susu cokelat 6

90ml bulan Juli 2017 sampai bulan Desember 2017 = 4644999712


dapat dilihat pada Tabel 1. Untuk perhitungan error alpha = 0,2 dan sampai
Tabel 1. Rekapitulasi Penjualan Produk Susu 0.9 dilakukan dengan cara yang sama.
Cokelat 90ml.
Bulan Jumlah Penjualan 2.9.2 Tahapan Monitoring Persediaan Produk
Setelah melakukan peramalan, tahap selanjutnya
Juli 860210 adalah melakukan monitoring persediaan untuk
Agustus 802199 memantau dan mengendalikan persediaan di gudang.
Untuk monitoring pengendalian persediaan yaitu
September 785168 dengan melihat data history persediaan setiap
bulannya. Fungsi monitoring agar menghindari berdasarkan hasil peramalan dan monitoring yang
terjadinya kekosongan dan kekurangan stok produk telah dilakukan.
Susu cokelat 90ml yang ada pada gudang. Berdasarkan monitoring persedian produk pada
Monitoring pengendalian persediaan ini memerlukan tabel 2. Apabila jumlah persedian produk memiliki
sebuah indikator untuk menentukan berapa batas status tidak aman, maka perusahaan melakukan
aman yang harus tersedia di gudang dengan pengadaan produk dengan jumlah sebagi berikut:
menggunakan metode safety stock. Jumlah pengadaan = (hasil peramalan
Penerapan metode safety stock yaitu proses penjualan + Safety Stok) – sisa stok
perhitungan batas aman persediaan yang harus Sehingga jumlah pengadaan untuk susu adalah
tersedia di gudang untuk periode selanjutnya dan sebagai berikut:
titik pemesanan kembali. Perhitungan safety stock Jumlah Pengadaan Susu
dapat dilihat pada persamaan (2.13) yang telah = (38081350+ 3696600) – 283921
dijelaskan pada bab 2. Berikut contoh perhitungan = 41494029 ml
dengan menggunakan safety stock. Sedangkan, apabila jumlah persedian produk
1. Perhitungan Safety Stock untuk Produk memiliki status aman, maka perusahaan melakukan
Susu cokelat 90ml pengadaan produk dengan jumlah sebagai berikut:
Berikut contoh perhitungan dengan metode Safety Jumlah pengadaan = Hasil peramalan
Stock untuk bulan januari 2018 (perhitungan safety Sehingga jumlah pengadaan untuk Susu adalah
stock dilakukan berdasarkan data penjualan bulan sebagai berikut:
terakhir) : Jumlah Pengadaan Susu = 41494029 ml
Diketahui bahwa:
Jumlah penjualan bulan Desember = 2.9.4 Tahapan Pendistribusian Produk
763960 Dalam supply chain terdapat kegiatan distribusi /
Jumlah hari pada bulan Januari = 31 hari pengiriman. Cakupan kegiatan antara lain
Lead Time pada pengadaan ke supplier = 3 monitoring status pengiriman, penjadwalan
hari pengiriman, kapasitas kendaraan yang akan
Penyelesaian : digunakan dalam pendistribusian, dan penentuan
rute pelanggan terdekat saat pendistribusian.
(763960) Monitoring distribusi dilakukan agar produk tersebut
𝑠𝑎𝑓𝑒𝑡𝑦 𝑠𝑡𝑜𝑐𝑘 = x3 = 73931,61
31 sampai di pelanggan pada waktu dan tempat yang
= 73932 tepat serta mengetahui status pengiriman. Jadwal
Berdasarkan perhitungan safety stock diatas, pendistribusian produk ke pelanggan dilakukan pada
maka PT. Industri Susu Alam Murni harus jadwal yang telah disepakati antara PT. Industri
meyediakan sebanyak 73932 pcs produk susu coklat Susu Alam Murni dengan pelanggan. Tahap pertama
kemasan 90ml untuk bulan Januari. Sehingga pada dalam pendistribusian produk yaitu mengetahui
saat stok produk kurang dari jumlah safety stock pemesanan produk yang dilakukan pelanggan,
maka sistem akan memberitahukan bahwa terdapat pemesanan produk dapat dilihat pada Tabel 3.12
stok tidak aman, tetapi karena PT. Industri Susu pada analisis pemesanan pelanggan. Tahap kedua
Alam Murni tidak menyimpan produk susu jadi di yaitu mengetahui pengemasan pemesanan produk
gudang, maka safety stock akan diubah menjadi yang akan didistribusikan kepada pelanggan,
beberapa bahan baku yang diperlukan untuk pengemasan pemesanan produk dapat dilihat pada
membuat susu coklat kemasan 90ml. Safety stock Tabel 3.13 dalam analisis pengemasan. Tahap ketiga
produk susu coklat 90ml dan bahan baku susu coklat yaitu perusahaan menentukan kendaraan untuk
90ml dapat dilihat pda tabel 2. distribusi, terdapat dua status kendaraan untuk
Tabel 2. Safety Stock Susu Coklat Kemasan 90ml distribusi yaitu tersedia dan pengiriman. Tersedia
Peramalan Safety
bahan Stock artinya kendaraan sedang ada di perusahaan dan
Safety Stock baku (susu Bahan
produk Susu Jenis Bahan Baku Coklat baku
Stockdi
Status dapat digunakan untuk pengiriman produk,
Gudang
Coklat 90ml 90ml) (susu
Coklat sedangkan pengiriman artinya kendaraan sedang
90ml)
tidak
dalam perjalanan mengirimkan pesanan pelanggan.
Susu (ml) 3696600 283921
38081350 aman Berikut jarak PT. ISAM dengan pelanggan dapat
Cokelat (gram)
7616270
739320 67510
tidak
aman
dilihat pada Tabel 3.
tidak
Gula (gram) 739320 58920
aman
73932
7616270
tidak
Tabel 3. Jarak PT. ISAM dengan Pelanggan
Air (ml) 739320 69821
7616270 aman Menggunakan Goggle Maps
Botol Plastik (pcs) 73932 71002
tidak Alamat PT. Nama Alamat Pelanggan Jarak
761627 aman
ISAM Pelanggan
Label Kemasan tidak
73932 69821
(pcs) 761627 aman
Jl. Otto Iskandar
Jl. Rumah
Toko Dinata No.435,
2.9.3 Tahapan Pengadaan Produk Sakit no. Rukun Ciateul, Regol, Kota 133
Pada Tahapan pengadaan produk ini Kepala 114, Ujung
Ihtiar Bandung km
Bagian Pengadaan melakukan pemesanan Toko Jl. Soekarno Hatta 6,8 km
Berung Sejahtera No.503, Cijagra, Diagram Konteks adalah diagram yang berfungsi
Bersama Lengkong, Kota
Bandung untuk menggambarkan aliran data antara sistem dan
Bandung
40601, Jawa Jl. Ahmad Yani No.99, entitas luar. Diagram konteks pada sistem ini dapat
Toko Dawuan Bar., dilihat pada Gambar 4.
Barat
Warga Cikampek, Kabupaten
Gresik Karawang 98 km

Setelah menentukan jenis kendaraan yang akan


digunakan dan mengetahui jarak pelanggan, sistem
yang akan dibangun akan menentukan rute
pengiriman menggunakan metode Nearest
Neighbour, berikut adalah penentuan
pengirimannya:
a. Jarak Gudang – Toko Rukun Ihtiar = 133 Km
b. Jarak Gudang – Toko Sejahtera Bersama = 6,8
Km
c. Jarak Gudang – Toko Warga Gresik = 98 Km
Gambar 4. Diagram Konteks Penerapan Sistem
Karena jarak minimum yang dihasilkan adalah
Informasi Supply Chain Management (SCM) Di PT
7.2 km maka yang akan dikunjungi terlebih dahulu
Industri Susu Alam Murni
adalah Toko Rukun Ihtiar. Kemudian dengan cara
yang sama ditentukan kunjungan kedua sebagai
2.12 Tabel Relasi
berikut:
a. Jarak Gudang – Toko Rukun Ihtiar – Toko Tabel Relasi bertujuan untuk Menggambarkan
Sejahtera Bersama = 133 Km + 6.8 Km = 139.8 keterhubungan tabel dalam sistem secara terperinci
Km atau jelas, maka digunakannya tabel relasi. Tabel
b. Jarak Gudang – Toko Rukun Ihtiar – Toko relasi akan dijelaskan pada gambar 5.
Warga Gresik = 133 Km + 98 Km = 231 Km
Didapatkan jarak minimum 139.8 Km, maka rute
pengiriman adalah Gudang – Toko Rukun Ihtiar –
Toko Sejahtera Bersama – Toko Warga Gresik
dengan total jarak yaitu 237.8 Km.
2.10 Entity Relationship Diagram (ERD)
Analisis data didapat dari data yang akan dipakai
dalam proses pembangunan sistem informasi
distribusi di PT. Industri Susu Alam Murni,
kemudian data yang telah di peroleh dibangun
sebuah desain basis data dengan menggunakan tools
Entity Relational Diagram (ERD) yang digunakan
untuk menjelaskan aliran data yang diproses
sehingga dapat menghasilkan informasi yang
dibutuhkan. Hubungan antar entitas ini dapat dilihat Gambar 5. Tabel Relasi
pada gambar 3. 2.13 Pengujian Sistem
Tahap Pengujian Sistem adalah tahapan yang
digunakan untuk menguji sistem yang dibangun
apakah telah sesuai. Pengujian Penerapan Sistem
Informasi Supply Chain Management (SCM) Di PT
Industri Susu Alam Murni akan diuji dengan dua
tahapan pengujian, yaitu pengujian alpha dan beta.
2.13.1 Kesimpulan pengujian alpha
Berdasarkan hasil pengujian dengan kasus
sample uji yang telah dilakukan memberikan
kesimpulan bahwa pada proses sudah benar.
Penyaringan kesalahan proses dalam bentuk arahan
tampilan halaman pesan sudah cukup maksimal.
Secara fungsional sistem sudah dapat menghasilkan
Gambar 3. Entity Relationship Diagram Penerapan output yang diharapkan.
Sistem Informasi Supply Chain Management (SCM)
Di PT Industri Susu Alam Murni

2.11 Diagram Konteks


2.13.2 Kesimpulan pengujian beta [4] S. Makridakis, S. C. Wheelwright and V. E.
Setelah dilakukan wawancara di PT. ISAM dapat McGree.1999.Metode dan Aplikasi Peramalan
diambil kesimpulan bahwa sistem informasi ini Jilid 1, Jakarta: Binarupa Aksara.
sudah membantu pihak PT. ISAM dalam mengelola [5] Taufik, Muh. 2010. Monitoring dan
perencanaan produk kepada supplier, mengelola data Evaluasi.Jakarta : PNPM-PPK.
pemesanan, melakukan peramalan, memantau [6] Nur Bahagia, senator. 2006. Sistem Inventori.
persediaan produk dan bahan baku, dan mengelola Bandung: Penerbit ITB
pengiriman dengan cukup baik, dari segi [7] Lerbin R, Aritonga R. 2009. Peramalan Bisnis
penggunaan bahasa yang digunakan sudah baik, Edisi Kedua. Jakarta: Ghalia Indonesia
mudah digunakan dan tampilan antarmuka sudah [8] Alma, Buchari. 2005. Manajemen Pemasaran
cukup baik. dan Pemasaran Jasa. Bandung: CV. Alfabeta
[9] Arief Ifandi, Utami Dewi Widianti,
1. PENUTUP “Pembangunan Sistem Informasi dengan
3.1 Kesimpulan menggunakan Pendekatan Supply Chain
Penerapan Sistem Informasi Supply Chain Management di Sentra Susu Cipageran”
Management (SCM) di PT. Industri Susu Alam Teknik Informatika,UNIKOM , 2017
Murni telah dibangun dan dilakukan pengujian [10] Gigin Saepul Rohman, Rani Susanto,
terhadap sistemnya sehingga dapat disimpulkan “Supply Chain Management di Koperasi
bahwa. Peternakan Bandung Selatan Pangalengan
Sistem informasi supply chain management ini (KPBS)” Teknik Informatika,UNIKOM ,
dapat mempermudah Manager Pengadaan dalam 2017
merencanakan pengadaan produk ke supplier agar
permintaan pemesanan produk dari pelanggan
terpenuhi.
Sistem informasi supply chain management
dapat membantu Manajer Penjualan menentukan
rute terdekat dari pelanggan saat proses
pendistribusian, dikarenakan dari hasil kesimpulan
pengujian alfa dan beta sistem yang dibangun masih
dapat menentukan rute terdekat dari pelanggan.
3.2 Saran
Penerapan Sistem Informasi Supply Chain
Management (SCM) di PT. Industri Susu Alam
Murni ini masih dapat dikembangkan lebih lanjut
lagi dengan spesifikasi sistem yang lebih tinggi dan
kinerja yang lebih baik lagi.
Berikut beberapa saran yang dapat digunakan
untuk pengembangan terhadap penelitian ini:
1. Penelitian selanjutnya diharapkan sistem yang
dibangun dapat melakukan Tracking ketika
pendistribusian agar penerapan Supply Chain
Management bisa lebih lengkap lagi.
2. Tampilan antar muka pada penelitian
selanjunya diharapkan lebih menarik lagi
untuk pengguna sistem.

DAFTAR PUSTAKA
[1] M. P. Jogiyanto HM., Analisis & Desain
Sistem Informasi Pendekatan Terstruktur
Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis, Yogyakarta
: Andi, 2005.
[2] Pujawan, I Nyoman 2010. Supply Chain
Management Edisi Kedua. Surabaya: Guna
Widya
[3] S. Choper and P. Meindel. 2007. Supply Chain
Management: Strategy, Planning, and
Operation, New Jersey: Pearsin Prentice Hall

Anda mungkin juga menyukai