minimum persediaan yang dibutuhkan. Dari masalah di dapat memenuhi kebutuhan konsumen dan ketidakpuasan
atas Apotek Bunda Farma Rawa Bening mendapatkan konsumen akan terjadi yang akan mengakibatkan
dampak yang negatif bahwa dengan adanya masalah terjadinya kehilangan kesempatan memperoleh keuntungan
tersebut tentu saja merugikan apotek baik dari segi yang seharusnya didapatkan. Untuk mengatasi hal tersebut,
pelayanan maupun segi keuangan. Oleh karena itu untuk salah satu caranya dengan merencanakan sebaik mungkin
mengatasi masalah diatas, penulis menuangkan sistem lot pengadaan obat yaitu dengan memperhatikan
ide untuk merancang sebuah sistem terkomputerisasi yang kondisi demand yang ada. Sehingga diperlukan suatu
didukung dengan metode penunjang yang dipilih dalam analisa dalam pemilihan model lot sizing yang tepat dalam
mengelola proses persediaan obat di Apotek Bunda Farma menentukan tingkat persediaan yang sesuai [6]. Dalam
Rawa Bening untuk memastikan agar persediaan dapat penelitian ini penulis akan menggunakan beberapa metode
memenuhi kebutuhan yang ada. Salah satu metode yang lot sizing, yaitu :
dapat digunakan dalam pengelolaan persediaan barang EOQ (Economic Order Quantity)
tersebut adalah metode pengelolaan rantai persediaan EOQ adalah metode yang digunakan untuk
(Supply Chain Management). Konsep SCM merupakan menentukan kuantitas pengadaan persediaan yang
mekanisme untuk meningkatkan produktivitas total meminimumkan biaya langsung penyimpanan persediaan
perusahaan dalam rantai suplai melalui optimalisasi waktu, dan biaya pemesanan persediaan. namun dalam periode
lokasi, dan aliran bahan. Dengan SCM, waktu pemesanan pemesanan yang berbeda. Metode ini dapat digunakan
akan lebih teratur setiap kali periode pemesanan, dan apabila pola permintaan kebutuhan bersifat terus menerus
keadaan persediaan yang akan habis lebih mudah dan tingkat kebutuhan yang konstan. [7]. Pada umumnya
diketahui. perusahaan menggunakan cara tradisional dalam
Menurut [3] SCM merupakan rangkaian kegiatan mengelola persediaan, yaitu dengan cara memiliki
perencanaan, koordinasi, dan pengendalian seluruh proses persediaan minimal untuk mendukung kelancaran proses
bisnis dan dan aktifitas dalam supply chain untuk produksi. Disamping itu perusahaan juga
menciptakan customer value terbaik dengan biaya efisien memperhitungkan biaya persediaan yang paling ekonomis
namun tetap memenuhi seluruh kebutuhan stakeholder lain yang dikenal dengan istilah Economic Order Quantity.
dalam supply chain. Supply Chain Management EOQ akan menjawab pertanyaan berapa banyak kuantitas
merupakan suatu konsep menyangkut pola pendistribusian bahan baku yang harus dipesan dan berapa biayanya yang
produk yang mampu menggantikan pola-pola paling murah dan paling ekonomis [7]. Persediaan bahan
pendistribusian produk secara optimal [4]. Berdasarkan baku, obat dalam proses, maupun persediaan obat jadi
penjelasan diatas maka pemanfaatan teknologi informasi harus dihitung tingkat perputarannya (turn over) tujuannya
untuk penguatan proses bisnis dapat menghemat waktu untuk pengendalian. Asumsi dalam kasus ini adalah :
dengan diarahkan pada sistem persediaan (stock systems) - Demand (permintaan) konstan dan diketahui
serta didesain dengan lebih efisien, sehingga dapat - Item diproduksi atau dibeli dalam lot (batch) dan
mengontrol persediaan serta dapat memenuhi kebutuhan tidak kontinyu
barang yang ada dan tepat waktu pada perusahaan. SCM - Order preparation costs dan inventory carrying
juga merupakan metode atau pendekatan integrative untuk costs konstan dan diketahui
mengelola aliran produk,informasi dan uang secara - Barang yang dipesan datang bersamaan
terintegrasi yang melibatkan pihak-pihak mulai dari hulu Rumus untuk menghitung EOQ :
ke hilir yang terdiri dari pemasok, pabrik, jaringan
distribusi maupun jasa-jasa logistik [5].
Keterangan :
II. METODOLOGI PENELITIAN - A = jumlah pemakaian (kebutuhan) per tahun
Metode Lot Sizing (unit)
Dalam proses pengendalian persediaan obat - S = Biaya pemesanan (Rp) setiap pemesanan
terdapat beberapa metode lotting yang dapat digunakan. - I = persentasi biaya penyimpanan per tahun dari
Proses lotting adalah suatu proses untuk menentukan nilai barang (%)
besarnya pesanan individu yang optimal berdasarkan pada - C = Biaya/ harga per unit (Rp)
hasil perhitungan kebutuhan bersih. Terdapat banyak - Q = Jumlah (kuantitas) pemesanan (unit)
alternative untuk menghitung ukuran lot. Beberapa teknik
diarahkan untuk menambahkan ongkos pesan dan ongkos Reorder Point (ROP)
simpan, ada juga bersifat sederhana dengan menggunakan Reorder point adalah sebuah titik dimana suatu
konsep jumlah pemesanan tetap atau dengan periode pesanan baru harus dilakukan (atau persiapan dimulai). Hal
pemesanan tetap. Dengan menentukan model lot sizing ini juga di pengaruhi oleh lead time, yaitu waktu yang
yang tidak tepat mengakibatkan jumlah persediaannya dibutuhkan untuk menerima kuantitas pesanan setelah
tidak sesuai dengan kebutuhan sebenarnya, kelebihan pesanan dilakukan atau persiapan dimulai.
persediaan akan berdampak pada meningkatnya biaya yang Berikut ini cara untuk mendapatkan nilai reorder point :
ditimbulkan akibat adanya jumlah obat yang tersimpan dan ROP = Q x Lt
mengurangi profitabilitas sebagai hasil dari penambahan Keterangan :
sejumlah pergudangan modal kerja, asuransi, pajak, dan Q = jumlah tingkat kebutuhan
keusangan. Kekurangan persediaan mengakibatkan tidak Lt = lead time
D-313
= 94
Halaman User